BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Risky Melinda, 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang paling berprestasi dan patut di pertahankan oleh diperusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan manusia dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok utama, sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari hari, manusia selalu mengadakan bermacammacam

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan ilmu pengetahuan ini, dituntut orang-orang yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu pemicu keberhasilan perusahaan dikarenakan oleh sumber

BAB I PENDAHULUAN. mengalami banyak perkembangan dalam berbagai bidang. Hal ini terutama

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi untuk jaman sekarang sangat dibutuhkan oleh setiap perorangan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat setiap orang berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha pada dewasa ini telah diwarnai oleh

BAB I PENDAHULUAN. sampai akhir hayat. Belajar bukan suatu kebutuhan, melainkan suatu. berkembang dan memaknai kehidupan. Manusia dapat memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. atau perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis, operasi fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat mengambil keputusan dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bisnis yang bergerak di bidang jasa adalah perbankan. Di era

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. membuat manusia dituntut untuk mengikuti segala perubahan yang terjadi dengan

ADVERSITY QUOTIENT PADA MAHASISWA BERPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda dalam hal apa yang dijual, namun sama-sama memiliki kesamaan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Untuk mencapai keberhasilan di Perguruan Tinggi, perlu didukung

BAB I PENDAHULUAN. tentunya fenomena ini harus disikapi dengan bijak oleh setiap elemen yang

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan nilai konsumen, sehingga konsumen puas diikuti pula dengan. yang memperhatikan kualitas produk dan layanan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan yang berkualitas yang disajikan. Kesuksesan dari perusahaan bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan organisasi haruslah sejalan dengan dinamika perubahan baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Arthur, 1994). Menurut Samad (2006) bahwa karakteristik pekerjaan

BAB II URAIAN TEORITIS. Sapto (2004) melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Atas. Pengakuan Pendapatan dan Beban Dalam Kaitannya Dengan PSAK No.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Dengan pendidikan. mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus-rumus matematika

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian target yang akan dicapai secara professional (Ismirani, 2011). pada perasaan tertekan atau stres (Badiah, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jaminan dan perlindungan berkaitan dengan semakin tingginya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara dengan populasi penduduk terbesar ke-4 di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

BAB I PENDAHULUAN. terus berubah dan meningkatkan kemampuan seiring dengan munculnya tantangan

BAB I PENDAHULUAN menjadi Rp 335 triliun di tahun Perkembangan lain yang menarik dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan saat ini masih banyak orang yang cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan setiap

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah merupakan bisnis yang menjanjikan dan semoga bukan

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu sekolah yang tidak lepas dari cita-cita mencetak

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap kompetisi didalamnya. Untuk dapat bertahan dalam persaingan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi membuat kehidupan segelintir masyarakat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. individu menjadi tenaga kerja ahli yang terampil dan berkualitas. Ketika

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) TERHADAP. PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (Persero) APJ DI SURAKARTA

Contoh Komitmen Karyawan terhadap Perusahaan / Organisasi di PT. Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah kota besar terdiri dari beberapa multi etnis baik yang pribumi maupun

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dengan adanya penanggulangan terhadap resiko-resiko seperti mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tidak hanya suami saja yang harus bekerja untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. banyak hal-hal yang tidak terduga seperti kecelakaan, bencana alam, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda-beda, antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomian, politik, sosial dan budaya. Bidang yang juga terkena dampak

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bisnis asuransi jiwa di Indonesia dalam beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sebuah perusahaan diantaranya bergantung pada faktor kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah keberhasilan perlu diperhatikan dalam upaya mengikuti perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa yang berfalsafah Pancasila bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Setiap perusahaan akan melakukan berbagai upaya dalam. sumber daya, seperti modal, material dan mesin.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha telah mencapai era globalisasi, dimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak terhadap bidang ekonomi, politik, sosial, budaya saja, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan jasa karena akan mempengaruhi kepuasan pelanggan. Tentu saja Indonesia menjadi pasar yang potensial bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi sebuah perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan daya saing di era perdagangan bebas menjadi salah satu kunci ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan yang terus berkembang membuat banyak teori-teori

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupan, manusia memerlukan berbagai jenis dan macam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi muda yang berperan sebagai penerus cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, berbagai sektor kehidupan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat biasanya mengartikan anak berbakat sebagai anak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun masyarakat sendiri. Kondisi seperti ini memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. juga dirasa sangat penting dalam kemajuan suatu negara karena berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis harus menghadapi tuntutan bisnis yang terus menerus mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara aktif dan integratif untuk mencapai suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha pada dewasa ini telah diwarnai oleh

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang

BAB I PENDAHULUAN. tantangan atau hambatan akan muncul dan mempengaruhi suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan medis (McGuire, Hasskarl, Bode, Klingmann, & Zahn, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

BAB 6 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada hakekatnya merupakan serangkaian

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang. memuaskan dibutuhkan suatu proses dalam belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini sangat banyak merek mobil yang digunakan di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan jasa di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kontribusi ini dilihat dari segi laba maupun kemampuannya menyerap sebagian besar pasokan tenaga kerja. Menurut Menteri Perdagangan Indonesia Gita Wirjawan dalam Indonesia Service Dialogue (Republika Online, 19 April 2013), bahwa lima puluh persen tenaga kerja di Indonesia berada pada sektor jasa. Selain itu sektor jasa telah menyumbang sekitar lima puluh persen produk domestik bruto. Salah satu perusahaan jasa di Indonesia yang mengalami kemajuan pesat adalah bidang jasa asuransi. Menurut Darmawi (2006: 1) kalangan masyarakat baik perorangan maupun dunia usaha telah menganggap penting kebutuhan akan jasa perasuransian. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi risiko yang mendasar seperti risiko kematian, atau dalam menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki. Demikian pula pada dunia usaha dalam menjalankan usahanya menghadapi berbagai risiko yang mungkin dapat mengganggu kesinambungan usaha tersebut. Asuransi pada dasarnya berusaha mengurangi berbagai konsekuensi yang tidak pasti dari suatu keadaan yang merugikan. Dengan jasa asuransi ini diharapkan menjadi sarana untuk menjamin kesejahteraan sosial, ekonomi, dan finansial masyarakat. Menurut Darmawi (2006: 188), produk asuransi adalah berupa janji pergantian kerugian kepada pihak tertanggung, yang biasa disebut sebagai polis. Karena produk asuransi tak berwujud maka metode pemasarannya pun berbeda dengan metode pemasaran produk berwujud. Selain itu Darmawi juga Risky Melinda, 2014 Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2 berpendapat bahwa perusahaan asuransi harus membangun sistem pemasaran yang menjadi alur penghubung antara perusahaan asuransi (produsen) dan pihak tertanggung (konsumen). Di dalam sistem tersebut terdapat agen asuransi yang merupakan basis pemasaran produk. Agen merupakan salah satu sumber daya manusia yang memiliki peranan penting bagi perusahaan asuransi, yaitu sebagai pihak yang memasarkan produk perusahaan. Para agen harus mencari calon nasabah yang dianggap prospektif untuk menggunakan salah satu produk asuransi perusahaannya. Kemudian calon nasabah tersebut oleh agen diajukan kepada perusahaan untuk dapat diproses lebih lanjut. Menurut Yudiani (2005: 59), pekerjaan sebagai agen asuransi itu bukan pekerjaan yang mudah. Mereka mempunyai beban psikologis yang berat karena harus bekerja sendiri dan seringkali ditekan oleh rasa penghinaan saat menghadapi berbagai macam penolakan calon nasabah. Selain itu profesi sebagai agen asuransi juga sering kali dipandang negatif oleh masyarakat. Hal ini ditunjukkan oleh fakta sulitnya mencari pekerjaan saat ini mengakibatkan agen asuransi dijadikan pekerjaan sementara sebelum mereka mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan. Bekerja di perusahaan asuransi juga harus siap dikejar-kejar target penjualan oleh perusahaan, sehingga apabila agen asuransi tidak mampu mencapai target, mereka harus keluar dari perusahaan. Berhasil atau tidaknya seorang agen dalam pekerjaannya sangat tergantung dari ketahanan dan daya juang agen dalam menghadapi hambatan, tantangan dan kegagalan, serta kemampuan agen menghadapi ketatnya persaingan di dunia kerja (Maryanti, 2007: 2). Sedangkan menurut pendapat Stoltz (2005: 81), bahwa keberhasilan atau kesuksesan seseorang ditentukan oleh cara ia menjelaskan atau merespons kesulitan atau tantangan kerja, sehingga dibutuhkan Adversity Quotient (AQ) dalam diri seorang agen. Adversity Quotient adalah kecerdasan dalam menghadapi rintangan atau kesulitan pekerjaan (Stoltz 2005: 8). Dikatakan pula bahwa Adversity Quotient berakar dari bagaimana seseorang dalam melihat dan mengubah tantangan atau hambatan menjadi sebuah peluang untuk meraih tujuan dan kesuksesan. Pada

3 umumnya kebanyakan orang berhenti berusaha sebelum tenaga dan batas kemampuan mereka benar-benar teruji (Stoltz, 2005: 70). Oleh karena itu setiap orang harus menemukan bagaimana caranya mendapatkan kekuatan yang diperlukan untuk memperbaiki kemampuan dalam mengatasi kesulitan tersebut. Jika orang tersebut mampu bertahan menghadapi kesulitan dan mampu mengatasi kesulitan, maka akan mencapai keberhasilan atau kesuksesan. Menurut Stoltz (2005: 329), visi dan misi organisasi akan berhasil apabila ditunjang dengan para pekerja yang berkualitas dan terampil di bidangnya, serta memiliki Inteligence Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), dan Adversity Quotient (AQ) yang bagus. Tidak cukup hanya berbekal keceradasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ) untuk meraih sukses. Kecerdasan dalam menghadapi kesulitan (AQ) juga harus dimiliki, karena orang yang cerdas dan memiliki emosional yang baik terkadang tidak mendapat kesuksesan dalam hidupnya. Mereka akan mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan ataupun kegagalan. Akhirnya mereka berhenti berusaha dan menyia-nyiakan potensi dan kecerdasan emosi yang dimilikinya. Tanpa adanya usaha dan daya juang yang tinggi, maka IQ dan EQ yang tinggi akan menjadi sia-sia. Adversity Quotient dapat menjadi jembatan antara IQ dan EQ pada seseorang. Dengan begitu, peran IQ dan EQ dapat menjadi maksimal dengan adanya AQ. Kecerdasan dalam menghadapi kesulitan dapat membuat seseorang keluar dari berbagai situasi yang tidak menyenangkan karena individu tersebut tidak akan mudah menyerah dan memiliki motivasi untuk menghadapi kesulitan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jason Satterfield dan Martin Seligman (dalam Stoltz, 2005: 94), individu yang memiliki Adversity Quotient tinggi dianggap sebagai orang-orang yang paling memiliki motivasi. Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas arah dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan (McClelland dalam Robbins, 2010: 109). Motivasi ini mengarahkan pegawai dalam suatu perusahaan agar mau bekerja sama dalam rangka pencapaian keberhasilan perusahaan. Kinlaw (1981: 171) mengemukakan pendapat bahwa pekerja yang memiliki motivasi yang tinggi akan selalu mencoba melakukan yang terbaik serta bersedia meluangkan waktu dan

4 upaya ekstra untuk melakukan pekerjaannya. Sebaliknya apabila seseorang yang memiliki motivasi yang rendah, mereka sering kali tidak mau melakukan yang terbaik serta jarang meluangkan waktu dan upaya ekstra untuk melakukan pekerjaannya. Motivasi yang tinggi merupakan hal yang sangat penting dimiliki oleh seorang agen asuransi dalam melakukan pekerjaannya. Seorang agen harus berusaha memunculkan motivasi dalam dirinya untuk melakukan pekerjaan secara optimal. Selain itu, mengingat peran agen juga sangat penting bagi perusahaan asuransi, perusahaan juga harus turut memberikan dukungan dan penghargaan kepada agen untuk memotivasi mereka agar dapat memberikan hasil terbaik dalam pekerjaannya. Pemberian motivasi yang sering dilakukan oleh perusahaan asuransi kepada agennya adalah berupa penghargaan, bonus uang, karir yang menjanjikan, serta berpergian keliling Indonesia bahkan sampai ke luar negeri. Iming-iming yang menggiurkan itu tidaklah mudah diperoleh oleh agen asuransi yang mudah menyerah pada kegagalan dan sedikit upaya untuk meraih prestasi dan kesuksesan. Hal ini diharapkan menjadi daya pendorong yang dapat mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara perilaku para pegawai agar bersedia bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan (Suwatno, 2011: 170). Begitu pula yang terjadi di salah satu perusahaan asuransi jiwa terkemuka di Indonesia, PT. Prudential Life Assurance. Di tengah-tengah persaingan kompetitif yang terjadi di pasar global, PT. Prudential Life Assurance mendapatkan penghargaan khusus Star Award 2013 dari Majalah Investor (Juli, 2013) karena berhasil mempertahankan posisi terbaik selama 11 tahun berturutturut. Pencapaian prestasi tersebut tentunya tidak terlepas dari peranan agen asuransi. Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan antara Adversity Quotient dengan Motivasi (Studi korelasional antara Adversity Quotient dengan Motivasi Berprestasi, Motivasi Berafiliasi, dan Motivasi Berkuasa pada Agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung).

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan diteliti yaitu mengenai adversity quotient dan motivasi, maka penulis mengidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran umum adversity quotient yang dimiliki oleh agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung? 2. Bagaimana gambaran umum motivasi yang dimiliki oleh agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung? a. Bagaimana gambaran umum motivasi berprestasi yang dimiliki oleh agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung? b. Bagaimana gambaran umum motivasi berafiliasi yang dimiliki oleh agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung? c. Bagaimana gambaran umum motivasi berkuasa yang dimiliki oleh agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung? 3. Apakah terdapat hubungan antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi pada agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung? a. Apakah terdapat hubungan antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi pada agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung? b. Apakah terdapat hubungan antara adversity quotient dengan motivasi berafiliasi pada agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung? c. Apakah terdapat hubungan antara adversity quotient dengan motivasi berkuasa pada agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung? C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini, yaitu: 1. Untuk mengetahui gambaran umum adversity quotient yang dimiliki oleh agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung. 2. Untuk mengetahui gambaran umum motivasi yang dimiliki oleh agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung. 3. Untuk mengetahui gambaran umum motivasi berprestasi yang dimiliki oleh agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung.

6 4. Untuk mengetahui gambaran umum motivasi berafiliasi yang dimiliki oleh agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung. 5. Untuk mengetahui gambaran umum motivasi berkuasa yang dimiliki oleh agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung. 6. Untuk mengetahui hubungan antara adversity quotient dengan motivasi pada agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung. 7. Untuk mengetahui hubungan antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi pada agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung. 8. Untuk mengetahui hubungan antara adversity quotient dengan motivasi berafiliasi pada agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung. 9. Untuk mengetahui hubungan antara adversity quotient dengan motivasi berkuasa pada agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung. D. Kegunaan Penelitian Secara teoritis dan ilmu pengetahuan, penelitian ini memiliki kegunaan untuk memberikan sumbangan informasi dan ilmu pengetahuan dalam bidang Psikologi, khususnya Psikologi Industri dan Organisasi mengenai hubungan antara adversity quotient dengan motivasi pada karyawan. Secara praktis, kegunaan penelitian ini dibagi kedalam dua aspek. Kedua aspek adalah sebagai berikut: a) Bagi Perusahaan Penelitian ini memiliki kegunaan sebagai bahan pertimbangan atau informasi yang bermanfaat bagi perusahaan, khususnya PT. Prudential Life Assurance Cabang Achmad Yani Bandung, berkaitan dengan hal peningkatan Adverity Quotient dan motivasi. b) Bagi Agen Perusahaan Bagi agen perusahaan asuransi, diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai Adversity Quotient dan motivasi, untuk meningkatkan kinerja dan membantu perusahaan mencapai tujuan.

7 E. Struktur Organisasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN Bab I berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan struktur organisasi skripsi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Bab II berisi mengenai teori-teori yang berkaitan dengan pembahasan dari penelitian ini, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab III berisi berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian serta langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV berisi pengolahan data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian serta pembahasannya. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V berisi mengenai kesimpulan dari hasil penelitian secara keseluruhan dan saran untuk pihak terkait.