Pemberlakuan Undang-Undang R.I. No.22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang R.I. No.25 tahun 1999 tentang pengembangan keuangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian permintaan (demand) tidak terpisah dari arti kebutuhan (need)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

PEDOMAN PENGAJUAN PENUGASAN KLINIS BAGI DOKTER GIGI DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi (Notoadmodjo, 2012).

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1019/MENKES/SK/VII/2000 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA PERAWAT GIGI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tindakan perawatan dalam bidang kedokteran gigi yang paling sering

KATA PENGANTAR. Penyusun

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1392/Menkes/SK/XII/2001 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA PERAWAT GIGI

BAB 1 PENDAHULUAN. Mulut yang merupakan pusat rujukan, pendidikan dan penelitian (Peraturan

PERMENKES 340/2010 NOVOTEL, 2-3 SEPTEMBER Ketua ARSGMPI

GARIS GARIS BESAR PROGRAM PENGAKARAN (Rencana Kegiatan Belajar Mengajar)

NASKAH AKADEMIK PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (PENDIDIKAN) Konsil Kedokteran Gigi Konsil Kedokteran Indonesia Bogor, September 2010

BAB I PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang

Sistem Rujukan (ASKEB ANAK) MIRA MELIYANTI, SST

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gigi penting dilakukan (Depkes RI, 1999). Hasil laporan morbiditas 2001,

KEBIJAKAN PELAYANAN DOKTER GIGI KELUARGA (DOKTER GIGI SEBAGAI LAYANAN PRIMER) L A E L I A D W I A N G G R A I N I

URAIAN PROGRAM PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

WALIKOTA TANGERANG SELATAN. Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang kesehatan pada. dasarnya ditujukan untuk peningkatan

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan masalah global yang sering dihadapi di dunia baik di

Cara menghitung unit cost bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1173/MENKES/PER/X/2004 TENTANG RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK TERAPIS GIGI DAN MULUT

BAB I PENDAHULUAN. profesi medik disini adalah mencakup Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI),

Perbedaan jenis pelayanan pada:

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA BENGKULU TENTANG SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN.

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

PERAN GURU DALAM KEBERHASILAN PROGRAM UKGS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan terkait penghematan biaya. Manfaat dari utilization review

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 11TAHUN 2011 TENTANG PROGRAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) DI KABUPATEN BLITAR

Perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 4 Tahun 2006 TANGGAL : 10 Agustus 2006 TARIF PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 66 TAHUN 2007 TENTANG

SAHIRA Htl, Sept 2010

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI 2PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

Tugas Akhir 138 Rumah Sakit Gigi dan Mulut di Semarang BAB I PENDAHULUAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM RUJUKAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 06 TAHUN 2007 TENTANG PEMBEBASAN RETRIBUSI BIAYA PELAYANAN KESEHATAN DASAR BUPATI SUKAMARA

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

SEMILOKA NASIONAL PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DAN PERAN DOKTER LAYANAN PRIMER

d. Sumber Data Laporan Puskesmas. Laporan Dinas Kesehatan Kab/Kota

Standard Operating Procedure PENDIDIKAN AKHIR PROFESI DOKTER GIGI

BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam

KOMPETENSI & KUALIFIKASI TAMBAHAN DALAM PRAKTEK KEDOKTERAN GIGI. Drg. Farichah Hanum, MKes Ketua Umum PB PDGI

a. Perawat Gigi Pelaksana Pemula :

KONSULTASI & RUJUKAN DALAM PRAKTEK DOKTER KELUARGA

GUBERNUR SULAWESI BARAT

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN STANDAR PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN RI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai

PERNYATAAN RESPONDEN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

STANDART PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

perlunya dilakukan : Usaha-Usaha Pencegahan Penyakit Gingiva dan Periodontal baik di klinik/tempat praktek maupun di masyarakat.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

- 1 - GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

I. PENDAHULUAN. Sejak pertama kali berdirinya suatu negara, pemerintah dan masyarakat

BAB 2 EKSTRAKSI GIGI. Ekstraksi gigi adalah proses pencabutan gigi dari dalam soket dari tulang

Pelayanan Gigi & Prothesa Gigi Bagi Peserta JKN

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, penduduk Indonesia

SISTEM PELAYANAN KESEHATAN & SISTEM RUJUKAN. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.KES

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN DI PROVINSI BANTEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan yang semakin muncul di permukaan. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal

PELAYANAN SPECIAL DENTAL CARE DI BAGIAN BEDAH MULUT FKG UNPAD / PERJAN RS. DR. HASAN SADIKIN BANDUNG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh pemerintah adalah dengan pendekatan, pemeliharaan, peningkatan

A. KOMITE MEDIK Susunan Komite Medik terdiri diri dari : a. Ketua, b. Wakil Ketua, c. Sekretaris d. Anggota

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI WILAYAH PUSKESMAS POLONIA KECAMATAN MEDAN POLONIA TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan.

menjelaskan poliklinik apa saja yang terdapat di rumah sakit serta memperlihatkan beberapa gambar dari pelayanan poliklinik.

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan penyakit (preventif), peningkatan kesehatan (promotif), penyembuhan

PENDATAAN PUSKESMAS TAHUN 2006

TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK

No. Dokumen : C. KEBIJAKAN Puskesmas Gedongan mengatur tata cara melakukan konsultasi gizi kepada pasien

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. izin penyelenggaraan Rumah Sakit Khusus Pemerintah dari Gubernur Jawa

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MODEL YANKES GIGI BERDASARKAN LEVEL OF CARE SIMSON DAMANIK Staff Pengajar Departemen IKGP/KGM Fakultas Kedokteran Gigi USU

Latar Belakang Tujuan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia sehat 200 mengacu pada Undang-Undang R.I. No.23 tahun 992 tentang kesehatan, adlah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh wilayah Republik Indonesia.

Pemberlakuan Undang-Undang R.I. No.22 tahun 999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang R.I. No.25 tahun 999 tentang pengembangan keuangan antara Pusat dan Daerah akan sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan kesehatan dan UU No. 28 tahun 999 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari KKN. Desentralisasi upaya kesehatan memberi wewenang kepada kabupaten dan kota untuk menentukan sendiri prioritas pembangunan kesehatan daerahnya sesuai dengan kemampuan, kondisi dan kebutuhan setempat dengan sendirinya keberhasilan pembangunan kesehatan dimasa mendatang sangat tergantung kepada kemampuan sumber daya yang ada didaerah.

. Tujuan : Meningkatkan pemerataan, efisiensi dan kualitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut dipelbagai jenjang pelayanan kesehatan melalui : Standarisasi dan Akreditasi upaya kesehatan gigi mulut. Kerjasamalintas sektoral / program. Kemandirian masyarakat dan kemitraan swasta Terciptanya perilaku dan lingkungan hidup sehat. Dengan menerapkan manajemen pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk mencapai derajat kesehatan gigi yang optimal.

2. Sasaran : Meningkatnya secara bermakna pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi : Seluruh masyarakat meliputi : individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Sarana / Institusi pelayanan kesehatan gigi medik dasar samapai dengan medik gigi spesialistik.

POLA YANKESGIMUL RUJUKAN PRIMARY HEALTH CARE LEVEL OF CARE BASIC EMERGENCY CARE () PREVENTIVE CARE (2) SIMPLE CARE (3) Komunitas Kelompok Perorangan MODERATE CARE (4) COMPLEX CARE (5)

Pendekatan PHC pada YanKes Gimul berdasarkan lapis pelayanan (Level of Care) : Complex Care Moderate Care Peningkatan lapis Pel layanan Preventive Care Community Group Individual / Self Care Basic Emergency Simple Care Peningkatan Sumber Daya

POLA PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT. Pelayanan Darurat (Basic Emergency Care) Pelayanan pada lapis pertama adalah pelayanan pertolongan pertama untuk mengurangi rasa sakit. Seyogyanya pelayanan darurat ini dapat diterapkan pada berbagai jenjang pelayanan kesehatan gigi dan mulut. 2. Pelayanan Pencegahan (Preventive Care) a. Pelayanan Pencegahan. Fluoridasi air minum 2. Pemasaran pasta gigi berfluor 3. Pemasyarakatan kesehatan gigi melalui media massa untuk memperbaiki kesadaran, pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat.

b. Pelayanan pencegahan Kelompok melalui :. Promosi program pendidikan 2. Program pemberian tablet fluor, kumur-kumr dengan fluor, dan gerakan sikat gigi massal. 3. Pemberian fluorida secara topical, fissure sealant, pembuangan karang gigi. c. Pelayanan pencegahan Perorangan melalui :. Pemeriksaan mulut dan gigi 2. Nasihat dan petunjuk dan pemeriksaan diri sendiri dan mencari pengobatan yang tepat sedini mungkin. 3. Menghindari kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik. 4. Aplikasi fluorida topikal, fissure sealants, dan pembuangan karang gigi, serta deteksi dini dan penumpatan dengan ART.

3. Pelayanan Medik Gigi Dasar (simple Care). Pembuangan karang gigi. 2. Ekstraksi tanpa komplikasi. 3. Penumpatan gigi. 4. Tindakan orthodontik dan Interseptik. 5. Rujukan untuk pelayanan selain dari yang tersebut diatas. 4. Pelayanan Medik Gigi Khusus (Moderate Care). Adalah suatu pelayanan profesional yang lebih advanceatau Pelayanan Medik Gigi Dasar Khusus, seperti tindakan spesilirtik kedokteran gigi, meliputi :. Terapi penyakit periodontal yang moderat. 2. Ekstraksi. 3. Pengobatan endodontik untuk gigi yang berakar satu. 4. Restorasi lebih dari satu permukaan (multi surface restorations). 5. Protesa cekat 6. Protesa lepasan

7. Tindakan Orthodontik 8. Fraktur gigi 9. Lesi selaput lendir mulut 0. Rujukan kepada spesialis jika diperlukan 5. Pelayanan Medik Gigi Spesialistik (Complex Care) Adalah suatu pelayanan profesional oleh tenaga spesialis baik sendiri maupun tim, pelayanan ini meliputi :. Terapi penyakit periodontal yang kompleks 2. Ekstraksi dengan komplikasi. 3. Tindakan Endodontik gigi berakar lebih dari satu. 4. Pelayanan prostetik yang kompleks 5. Tindakan orthodontik korektif. 6. Perawatan trauma muka dan rahang 7. Pengobatan lesi selaput lendir mulut 8. Terapi disfungsi sendi temporo-mandibulan 9. Tindakan pada pasien-pasien yang mempunyai penyakit lain tertentu (medically compromised patients)

Pola Pelayanan Medik Gigi Kewenangan, Tenaga, Sumber Dana Berdasarkan Sarana, POLA SARANA KEWENANGAN PELAYANAN TENAGA SUMBER DANA I. Darurat Dasar. Posyandu -Mengurangi rasa sakit -Kader -Bidan -Perawat - APBD 2. Sekolah dgn UKGS -Mengurangi rasa sakit - Ekstraksi gigi sulung goyang -Guru -PRG -APBD 3. Polindes -Mengurangi rasa sakit - Ekstraksi gigi sulung goyang -Bidan -APBD 4. Pustu/PKM -Mengurangi rasa sakit -PRG -APBD 5. Puskesmas -Mengurangi rasa sakit -Pembersihan karang gigi -Penambalan sementara -Ekstraksi gigi -Perawat -APBD

POLA SARANA KEWENANGAN PELAYANAN 6. R.S Kls D -Mengurangi rasa sakit -Pembersihan karang gigi -Penambalan sementara -Ekstraksi gigi -Reposisi Fraktur Rahang 7. R.S Kls C -Mengurangi rasa sakit -Pembersihan karang gigi -Penambalan sementara -Ekstraksi gigi -Perawatan trauma gigi -Reposisi Fraktur Rahang 8. R.S Kls B -Mengurangi rasa sakit -Pembersihan karang gigi -non -Penambalan sementara Pendidikan -Ekstraksi gigi -Pendidik -Perawatan trauma gigi -Reposisi Fraktur Rahang 9. R.S Kls A -Mengurangi rasa sakit -Pembersihan karang gigi -Penambalan sementara -Ekstraksi gigi -Perawatan trauma gigi -Reposisi Fraktur Rahang TENAGA -PRG + + + -SP SUMBER DANA - APBD - APBD - APBD

POLA SARANA KEWENANGAN PELAYANAN TENAGA SUMBER DANA II.Pencegahan. Posyandu -DHE / KIE -Bidan -Perawat -Kader - APBD 2. Sekolah dgn UKGS -DHE / KIE -Sikat gigi massal -Fissure Sealant / ART -Fluoridasi -Ekstraksi gigi goyang -Guru -PRG -APBD 3. Polindes - DHE / KIE -Bidan -APBD 4. Pustu/PKM Tanpa Yan. Kes Gi.Mul - DHE / KIE -Perawat -APBD 5. Puskesmas dgn Yan.Kes. Gi.Mul -DHE / KIE -Fissure Sealant / ART -Fluoridasi -Ekstraksi gigi goyang -Pembersihan karang gigi -PRG -APBD

POLA SARANA KEWENANGAN PELAYANAN TENAGA SUMBER DANA II.Pencegahan 6. R.S Kls D -PKMRS -Serial Ekstraksi -Pembersihan karang gigi -PRG - APBD 7. R.S Kls C -PKMRS -Serial Ekstraksi -Pembersihan karang gigi -PRG -APBD 8. R.S Kls B -PKMRS -Serial Ekstraksi -Pembersihan karang gigi -PRG -APBD 9. R.S Kls A -PKMRS -Serial Ekstraksi -Pembersihan karang gigi -PRG -APBD -Swadaya

POLA SARANA KEWENANGAN PELAYANAN TENAGA SUMBER DANA III.Medik Gigi Dasar. Puskesmas -Penambalan --Ekstraksi - APBD 2. R>S Klas D -Penambalan --Ekstraksi --Pengobatan pulpa -PRG -APBD 3. R.S Kls C -Penambalan --Ekstraksi --Pengobatan pulpa -PRG -APBD 4. R.S Kls B -Penambalan --Ekstraksi --Pengobatan pulpa -PRG -APBD 5. R.S Kls A -Penambalan --Ekstraksi --Pengobatan pulpa -APBD

POLA IV.Medik Gigi Khusus SARANA KEWENANGAN PELAYANAN. Puskesmas - TindakanYan Bedah Mulut - Ekstraksi gigi/ Fraktur gigi - Curatase - Insisi/drainace - Odontektomi - Frenektomi - Eskposure mahkt gigi terpendam - Alveolektomi - Exisi torus platinus - Exisi denture hyperplasia - Apeks reseksi - Ginggivectomi -Pembedahan gingival dgn flap -Tekn. Penggunaan gingival graf - Enukleasi kista kecil - Marsupialisasi - Mucocel - Reposisi reduksi tertutup TENAGA + SUMBER DANA - APBD

POLA IV.Medik Gigi Khusus SARANA KEWENANGAN PELAYANAN. Puskesmas - Debrideman - Penjahitan intra oral - Implantasi gigi - Pheriperal Neurotomy Mentalis - Kontrol pasca bedah - Reposisi dan fiksasi - Debridement - Perdarahan - Penjahitan - Drainaga - Pemberian obat-obatan obatan - Tindakan Yan Pedodonsi - anterior cross bt - space maintainer (Fixed) - Perawatan Endodontik - Afeksifikasi - Insisi ringan - Ginggivitis Krn. Factor sisitemis - Penanganan anak cacat TENAGA + SUMBER DANA - APBD

POLA IV.Medik Gigi Khusus SARANA KEWENANGAN PELAYANAN. Puskesmas - Persiapan pasien OP. Jantung - Tindakan Yan. Rehabilitasi (Periodontologi, prosto- donsi, konservarsi) - rootplaning - Kuret - Ginggivektomi - Operasi flat - Ginggivoplasiti - Edodonsi - satu kunjungan - Aspektomi & PSA - Afekseseksi - Obturator (baby) - Obturator - Obturator Prothesa - Pasak logam + inti - Mahkota Akrilik - Mahkota Porselen - Dental X ray photo TENAGA + SUMBER DANA - APBD

POLA IV.Medik Gigi Khusus SARANA KEWENANGAN PELAYANAN. Puskesmas - Tindakan Yan Orthodontik - Malokalusi KL I, tanpa Ekstraksi - Malokusi KL I, dengan Ekstraksi - Pemindahan akar < 3 mm - Malokusi KL II dan KL II - Malokusi KL I dng, Kel. Dentofaceal. - Parah dng surgey - Sesuai SK. Kewenangan Drg+ TENAGA + SUMBER DANA - APBD 2. R.S Kls B SDA -Drg + - APBD 3. R.S Kls A SDA - Drg + - APBD

POLA V.Medik Gigi Spesialis SARANA. R.S Kls B Non Pendidikan KEWENANGAN PELAYANAN a. Tindakan : - Endo akar lebih dari satu - Lesi selaput lendir mulut b. Tindakan : - Pelayanan 3 bidang Spesialis - BM,Prostodonsi, Orthodonsi TENAGA SP SUMBER DANA - APBD 2. R.S Kls B Non Pendidikan a. Pelayanan 7 bidang Spesialis - Bedah Mulut, Prostodonsi, Orthodonsi, Pedodonsi, Periodonsi, Endodonsi, Oral Medicine 3. R.S Kls A a. Pelayanan 7 bidang Spesialis - Bedah Mulut, Prostodonsi, Orthodonsi, Pedodonsi, Periodonsi, Endodonsi, Oral Medicine -Drg SP - Drg SP - APBD - APBD

SUMBER DAYA A. Sumber daya tenaga kesehatan gigi tingkat puskesmas Ratio dokter gigi / perawat gigi dengan puskesmas sebagai berikut : Untuk daerah Pertokoan = :, daerah Kabupaten = : 3. Sumber daya tenaga kesehatan gigi menurut Klas Rumah Sakit adalah sebagai berikut : Kelas RSU Tenaga D C B (P) B (N.P) A Dokter gigi Dokter gigi spesialis 0 2 0 3 2 4 2 2 9 Perawat gigi Teknisi gigi 0 2 3 2 4 2 0 4 B. Sumber daya sarana pelayanan kesehatan gigi tingkat puskesmas : Alat standar kedokteran gigi minimal set puskesmas

Sumber Daya Sarana NO 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 JENIS SARANA Alat Standar K.G Bedah Mulut Minor Bedah Mulut Orthodonti Pedodonti Prostodonsi Endodonti Periodonti Lab. Penyakit mulut Dental Ro. Standar Cephalometri- Panoramic Peralatan Lab. Teknik Gigi Dasar (Akrilik, mahkota, Jembatan) Peralatan Lab. Tehnik Gigi Kerangka logam & porselen KELAS RUMAH SAKIT D C B (P) B (N.P) dan A - - - - - - - - - - - 2 *) - - - 6 2-6 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2

MONITORING DAN EVALUASI. PENGETIAN a. MONITORING Adalah proses pengamatan yang berkesinambungan untuk melihat kesenjangan antara target dan pencapaian hasil upaya kesehatan gigi mulut dalam jangka waktu tertentu (satu bulan,enam bulan), sehingga dapat segera mengambil tindakan perbaikan secara khusus dengan cepat pada institusi itu sendiri. b. EVALUASI Adalah proses untuk melihat efektifitas dan efisiensi serta dampak dari upaya kesehatan gigi mulut yang dilakukan setelah jangka waktu tertentu

2. PERAN DAN FUNGSINYA MATRIX MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN TINGKAT PUSAT PROPINSI KABUPATEN/ KOTA PUSKESMAS/ BALKES/ RUMAH SAKIT PEMANTAUAN -Upaya Kes.gi mul - 2 x / Th 4 x / Th 2 x / Th EVALUASI -Status Kes. Gi. Mul -Upaya Kes.gi. Mul x /5 Th x / Th - x / Th - x/ Th - x / Th

RS Dep Lain RS BUMN RS Swasta Klinik FKG Lab Klinik Swasta Lab Teknik Gigi Swasta Bagan Alur Rujukan Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut RS A Termasuk Lab Klinik + Lab. Teknik Gigi RS B Pendidikan Termasuk Lab Klinik + Lab. Teknik Gigi RS B Termasuk Lab Klinik + Lab. Teknik Gigi RS Khusus (pemerintah dan Swasta Klinik Gigi Sp Drg Sp RS C RS D Pustu/Puskesmas dengan pelayanan Kesehatan Gigi Balkesmas Klinik Gigi Dokter Gigi Pustu/Puskesmas tanpa pelayanan Kesehatan Gigi Polindes Posyandu Sekolah Keluarga/Masyarakat

Lampiran : NAMA PUSKESMAS / RUMAH SAKIT Alamat :. Tanggal : Kepada Yth. Laboratorium Tehnik Gigi.. Di- Bersama ini kami kirimkan cetakan model dari : Nama Penderita : Umur : Jenis Kelamin :.. Alamat : Jenis Pekerjaan INLAY UPLAY ONLAY MAHKOTA (termasuk mahkota sementara) JEMBATAN PROTESA SEBAGIAN / PENUH PLAT ORTHODONTI STEEL FRAME DENTURE Warna gigi :. Elemen gigi yang dibuat protesa : Bahan elemen protesa : Akrilik Porselen Keterangan Lain-lain :.. Catatan : Tanda Tangan Petugas Nomenklatur yang dipakai berdasarkan WHO yang mengirim Contoh : l = 2l = 3l = 4l = (.)

Lampiran 2 : Tanggal : Kepada Yth. Ka.Puskesmas U.p.Ka.BP Gigi Poliklinik Gigi Di NAMA POSYANDU / SEKOLAH / POLINDES Alamat : Bersama ini kami kirim penderita Nama Umur Jenis Kelamin Nama orang tua / wali Alamat Dengan gejala keluhan :.. :.. :.. :.. : : Nasehat / Pengobatan / Perawatan yang sudah diberikan :.. Atas bantuan dan perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Nama Posyandu / Sekolah / Polindes Petugas yang mengirim Tanda tangan (.)

Lampiran 3 : CATATAN PENGIRIMAN PENDERITA DARI POSYANDU / SEKOLAH / POLINDES Nama Posyandu / Sekolah /Polindes :... Keluran / Desa : RW :.. Kecamatan : TGL NAMA UMUR Jenis Keluhan TGL Kelami dan tindakan Pengiriman n Pengobatan Kembali Nasehat/ Tindakan Yang masih Perlu diberikan

Lampiran 4 : BUKU CATATAN PENERIMAAN BANTUAN Nama Posyandu / Sekolah / Polindes :. Kelurahan / Desa :. RW :. Kecamatan :. Tanggal Penerimaan Bantuan dari : Jenis Bantuan *) Jumlah Yang diterima Keterangan () (2) (3) (4) (5)

Lampiran 5 : BUKU CATATAN KUNJUNGAN TENAGA KESEHATAN GIGI Nama Posyandu / sekolah / Polindes :.... Kelurahan / Desa :.... RW :. Kecamatan :.... TGL YANG BERKUNJUNG *) KEGIATAN SASARAN JUMLAH () (2) (3) (4) (5)

Lampiran 6 : NAMA PUSKESMAS Alamat :. Tanggal : Kepada Yth..... Di Bersama ini kami kirimkan kembali penderita Nama Umur Alamat :.. :.. : Pengobatan / tindakan yang sudah dilakukan :.. Pesan Tindakan yang masih perlu dilakukan :. Atas bantuan dan perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih. A.n Kepala Puskesmas. Ka. BP Gigi Tanda tangan (.)

Lampiran 7 : NAMA PUSKESMAS / RUMAH SAKIT Alamat : Tanggal :.. Kepada Yth. TS Dokter Gigi Poliklinik Puskesmas / RS... Di Mohon konsul pemeriksaan, pengobatan perawatan dari pasien : Nama :.. Umur :.. Jenis Kelamin : Dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut : Anamnesa :.. Pemeriksaan fisik :. Dianogsa sementara :.. Obat dan tindakan yang diberikan :. Atas bantuan dan perhatian Sejawat, kami ucapkan terima kasih. Dokter / Dokter Gigi Puskesmas / Rumah Sakit Tanda tangan (.)

Lampiran 8 : Nama Puskesmas :.. Alamat :.. Buku Register Pengiriman Pasien Tanggal Nama Jenis Kel. Umur Diagnosa Pengobatan Dirujuk ke Tanggal Kembali () (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Lampiran 9 : NAMA PUSKESMAS / RUMAH SAKIT Alamat : Tanggal :.. Kepada Yth. Puskesmas / Rumah Sakit.... di Mengenai rujukan sejawat atas Penderita : Nama :.. Umur :.. Jenis Kelamin : Alamat :.. Dapat kami sampaikan sebagai berikut :. Anamnesa :.. 2. Pemeriksaan fisik :. 3. Dianogsa :.. 4. Pengobatan :. 5. Anjuran :. Dokter / Dokter Gigi yang memeriksa Tanda tangan (.)

Lampiran 0 : BUKU REGISTER PENERIMAAN PASIEN RUJUKAN Nama Puskesmas / Rumah Sakit :. ALAMAT :. Tanggal Diterima Nama Pasien Umur Jenis Kel. Dirujuk Oleh Diagnosa Tgl. Dikirim Kembali Pesan () (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Lampiran : GIGI TERLATIH / DOKTER GIGI RESIDEN KARTU CATATAN KUNJUNGAN DOKTER GIGI SPESIALIS / DOKTER Nama Puskesmas : Alamat : Tanggal Kunjungan Yang Berkunjung : Drg.Sp. Drg.+ / Drg. Residen *) Topik Alih Pengetahuan Jumlah Staf yang Mengikuti Lama Kunjungan () (2) (3) (4) (5)

Lampiran 2 : BUKU CATATAN PENERIMAAN BANTUAN Nama Puskesmas / Rumah sakit :. Alamat :. Tanggal Penerimaan Bantuan dari : Jenis Bantuan Jumlah yang Diterima Keterangan () (2) (3) (4) (5)