II. TINJAUAN PUSTAKA. Regenerasi merupakan salah satu upaya mahluk hidup untuk. mempertahankan eksistensinya. Regenerasi tumbuhan dapat

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI 1 STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN I. PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)

Dalam suatu tumbuhan yang mengalami perkecambahan terdapat: Planula : ujung batang yang akan menjadi sepasang daun, daun lembaga kotiledon kotiledon

I. PENDAHULUAN. dan gajah yang keberadaannya sudah mulai langka. Taman Nasional. Bukit Barisan Selatan termasuk ke dalam taman nasional yang memiliki

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

TINJAUAN PUSTAKA. Sumatera dan Kalimantan, itu pun dalam jumlah sedikit (Sinar Harapan, 2003).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kayu afrika merupakan jenis pohon yang meranggas atau menggugurkan daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut

Pendahuluan. ACARA I Perkecambahan Benih. (eksternal). Faktor Dalam Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Asam jawa merupakan tanaman keras berumur panjang yang dapat mencapai

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Pokok Bahasan. Tambahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

BAGIAN-BAGIAN BUNGA DAN FUNGSINYA

I. Judul Pematahan Dormansi Biji II. Tujuan Untuk mengetahui pengaruh cara pematahan dormansi pada biji berkulit keras dengan fisik dan kimiawi.

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 21 hari setelah tanam. Sedangkan analisis pengaruh konsentrasi dan lama perendaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu mempunyai banyak nama daerah, di antaranya adalah ketela pohon,

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi dari tanaman Aren ( A. pinnata Merr ) adalah sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. (United States Department of Agriculture, 2011). vertikal dan horizontal. Bagian akar yang aktif adalah pada kedalaman cm,

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan

Tipe perkecambahan epigeal

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi dua yaitu mesophytes dan xerophytes. Mesophytes mempunyai banyak

XII biologi KTSP & K-13. Kelas PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN. A. Pengertian dan Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk serupa spiral pada

TINJAUAN PUSTAKA. Sirsak (AnnonamuricataLinn) berasal dari wilayah Amerika tropis,

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

II. TINJAUAN PUSTAKA. saat ini. Kedelai berasal dari Asia, diperkenalkan ke Amerika Utara, Eropa,

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di

II. TINJAUAN PUSTAK A. 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai

Gymnospermae, tentang keragaman struktur tumbuhan serta kaitanya dengan kondisi lingkungan.

Lampiran 4. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 HST

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Oksigen terhadap Kecepatan Pertumbuhan Kacang Hijau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan,

TINJAUAN PUSTAKA. kecoklatan, dan memiliki bintil akar berwarna merah muda segar dan sangat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Steenis (2006) Ki Hujan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Wijen secara Umum

I. PENDAHULUAN. Desa Serang merupakan salah satu desa di Kecamatan Karangreja,

TINJAUAN PUSTAKA Pembiakan Vegetatif Viabilitas dan Vigoritas

LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kaktus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

2014/10/27 O OH. S2-Kimia Institut Pertanian Bogor HERBISIDA. Company LOGO HERBISIDA PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 3. Tanaman tanpa GA 3 (a), Tanaman dengan perlakuan 200 ppm GA 3 (b)

I. PENDAHULUAN. multiguna karena hampir seluruh bagian pohonnya dapat dimanfaatkan.

PENGERTIAN. tanaman atau bagian tanaman akibat adanya

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN

MENGAMATI PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL 1 DAFTAR ISI 2

TEKNIK PEMBIBITAN MERBAU (Intsia bijuga) Oleh : Budi Budiman, S.Hut, M.Sc Penyuluh Kehutanan Pusat

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi botani tanaman palem botol adalah sebagai berikut:

SUPARMUJI, S.Pd NIP

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam

BAB II. PEMBENTUKAN DAN PERKEMBANGAN BENIH SECARA GENERATIF

1. Kecambah Normal. adalah kecambah yang menunjukkan kemampuan untuk berkembang menjadi tanaman normal jika ditanam dalam kondisi optimum.

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman sumber karbohidrat

Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang

Pertumbuhan dan Perkembangbiakan pada Tumbuhan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman rosela diklasifikasikan dengan kingdom Plantae, divisio

II. TINJAUAN PUSTAKA. ketinggian m dpl, pada tempat-tempat yang bervariasi keadaan

BAB I PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Pengaruh Pemberian Hormon Giberellin Terhadap Perkecambahan Benih Tanaman

Lampiran 1. Deskripsi kacang hijau varietas Camar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DUNIA TUMBUHAN. Plant 1. 1/24

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

PENGARUH SUHU TERHADAP PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU. Disusun oleh: Madania Asshagab Nur Fifa Rifa atus shalihah Sarinah Sri Rahmisari Rembulan

BAB I PENDAHULUAN. Kenari merupakan Family dari Burseraceae. Famili ini terdiri dari 16

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MAKALAH BIOLOGI PENGARUH JENIS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki batang berbentuk segi empat. Batang dan daunnya berwarna hijau

BIOTEKNOLOGI TERMINOLOGI DAN MACAM KULTUR JARINGAN

I. PENDAHULUAN. kandungan karbondioksida mengakibatkan semakin berkurangnya lahan. subur untuk pertanaman padi sawah (Effendi, 2008).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Genus Gladiolus yang tergolong dalam famili Iridaceae ini mempunyai 180 jenis

PEMATAHAN DORMANSI BENIH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Uji perkecambahan benih padi dengan menggunakan konsentrasi larutan Kalium Nitrat (KNO 3 ) 3%

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

Transkripsi:

6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Regenerasi Tumbuhan Regenerasi merupakan salah satu upaya mahluk hidup untuk mempertahankan eksistensinya. Regenerasi tumbuhan dapat dikelompokkan dalam dua cara, yaitu dengan cara generatif dan vegetatif. Regenerasi vegetatif adalah cara regenerasi dengan menggunakan bagianbagian dari tumbuhan seperti batang, umbi, akar, dan tunas sedangkan regenerasi secara generatif adalah regenerasi dengan menggunakan biji sebagai hasil dari penyerbukan dan pembuahan (Dwijoseputro, 1980). Keberhasilan regenerasi generatif tumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor luar dan faktor dalam. Faktor-faktor luar yang mempengaruhi regenerasi generatif adalah faktor lingkungan yang meliputi temperatur, cahaya, air, dan media tumbuh dan faktor-faktor dalam yang mempengaruhi regenerasi generatif meliputi hormon, gen, dormansi, tingkat kematangan benih, dan bentuk biji (Harjadi, 1996). Dalam konteks pelestarian keanekaragaman tumbuhan, regenerasi generatif secara alami dapat memperkaya keragaman gen pada masingmasing jenis. Hal ini dapat dipahami karena ketika terjadi proses

7 penyerbukan, maka akan terjadi pemisahan gen yang dikenal dengan pemisahan meiosis. Gen-gen yang telah terpisah dalam proses penyerbukan dan pembuahan akan membentuk pasangan baru yang sesuai, sehingga akan didapatkan biji-biji tumbuhan. Selanjutnya biji-biji tersebut akan tumbuh menjadi populasi tumbuhan baru yang lebih beragam (Jumin, 1994). B. Perkecambahan Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio pada tahap awal perkembangan tumbuhan, khususnya tanaman berbiji. Pada tahap ini embrio dalam biji yang awalnya dalam kondisi dorman mengalami pertumbuhan menjadi tumbuhan muda yang sering disebut dengan kecambah. Kuswanto (1996) menyatakan bahwa faktor penghambat perkecambahan benih dapat berupa kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya larutan dengan nilai osmotik yang tinggi serta bahan yang menghambat lintasan metabolik atau menghambat laju respirasi.

8 C. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan a. Faktor dalam 1. Gen Sel memiliki banyak gen pengatur sistem pembentukan tubuh baik pada tumbuhan maupun hewan, yang mempengaruhi pembentukan protein penyusun tubuh dan semua reaksi kimia di dalam sel (Pratiwi, 2006). 2. Tingkat kemasakaan benih Benih yang belum masak tidak memiliki viabilitas yang tinggi, dikarenakan benih tersebut tidak memiliki cadangan makanan yang cukup untuk melakukan metabolisme perkecambahan (Gardner, 1991). 3. Hormon Hormon merupakan stimultan dalam proses metabolisme termasuk perkecambahan, karena dengan adanya hormon yang cukup, dinding pada biji akan mengalami perkembangan sehingga dinding biji akan menjadi elastis. Elastisitas pada dinding biji sangatlah penting karena dengan bentuk yang elastis dinding biji dapat bersifat permeabel yang mempengaruhi proses imbibisi sehingga mempercepat perkecambahan (Utomo, 2006)

9 4. Ukuran dan kekerasaan biji Biji yang sudah masak didalamnya terdapat cadangan makanan yang cukup untuk metabolismenya, jadi semakain besar biji maka semakin banyak cadangan makanan yang terkandung didalamnya dibandingkan dengan biji yang berukuran kecil. Semakin keras kulit biji maka akan semakin lama terjadinya imbibisi untuk proses perkecambahan (Ashari, 1995). 5. Dormansi Pada setiap biji, masa dormansi yang dimiliki berbeda-beda dan dormansi mempengaruhi masa perkecambahan semakin lama masa dormansi suatu biji maka semakin lama terjadinya proses perkecambahan dan begitu juga sebaliknya (Gardner, 1991). b. Faktor luar 1. Air Air berfungsi sebagai pelarut cadangan makanan dalam biji, melunakkan kulit biji, dan bersama dengan hormon mengatur elurgansi (pemanjangan) dan pengembangan sel. Sehingga air sangat mempengaruhi dan mutlak pada proses perkecambahan (Pratiwi, 2006).

10 2. Temperatur Temperatur merupakan syarat penting yang mempengaruhi perkecambahan. Temperatur optimum merupakan temperatur yang paling menguntungkan bagi perkembangan dan pertumbuhan perkecambahan, pada temperatur yang optimum persentase perkecambahan berada pada tahap paling tinggi. Temperatur optimum yang sering dijumpai pada benih pada umumnya adalah F sampai dengan F ( C sampai C), bila biji berada pada temperatur di bawah atau di atas optimum maka akan terjadi kegagalan perkecambahan atau akan menyebabkan kerusakan biji sehingga biji akan menumbuhkan biji yang ubnormal (Gardner, 1991). 3. Oksigen Oksigen berfungsi untuk membantu proses respirasi pada biji dalam metabolismenya, maka adanya oksigen sangat mempengaruhi proses terjadinya perkecambahan. Tanpa adanya oksigen maka tidak akan terjadi proses respirasi dan tanpa respirasi maka biji tidak dapat melakukan metabolisme lainnya (Ashari, 1995).

11 4. Media Media yang baik untuk perkecambahan harus memiliki sifat fisik yang gembur, dapat menyimpan air dengan baik dan juga tehindar dari pengganggu. Medium sangat mempengaruhi perkecambahan karena pada medium yang keras maka biji akan sulit untuk menembus keluar medium (Mudiana, 2006). D. Tipe Perkecambahan a. Epigeal Menurut Sutopo (2002), tipe perkecambahan epigeal adalah dimana munculnya radikel diikuti dengan memanjangnya hipokotil secara keseluruhan dan membawa serta kotiledon dan plumula ke atas permukaan tanah. b. Hipogeal Hipogeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang teratas (epikotil) sehingga daun lembaga ikut tertarik ke atas tanah, tetapi kotiledon tetap di bawah tanah. Misalnya pada biji kacang kapri (Pisum sativum) (Pratiwi, 2006).

12 Gambar.1. Tipe perkecambahan (a) epigeal (b,c) hipogeal (Pratiwi, 2006) E. Bunga Bunga merupakan alat generatif pada tumbuhan berbunga, karena pada bunga terdapat alat reproduksi yaitu benang sari dan putik. Sebagai organ generatif, bunga memiliki peran penting pada suatu tumbuhan untuk melangsungkan siklus hidupnya. Pada masing-masing bunga memiliki fase perubahan bentuk bunga dari bentuk inisiasi, kuncup kecil, kuncup besar, bunga terbuka, dan fase perkembangan buah (Dafni, 1993). Fase perkembangan bunga terdiri dari fase inisiasi bunga, kuncup kecil, kuncup besar, bunga terbuka dan perkembangan buah. Inisiasi merupakan fase dimulai dari munculnya kuncup pada tangkai bunga sampai saat munculnya kuncup kecil pada tangkai yang ditandai dengan munculnya

13 struktur klaster, fase kuncup kecil adalah fase akhir dari fase inisiasi sampai menjelang mahkota bunga muncul dari bakal buah yang membungkusnya (awal fase kuncup besar). Fase kuncup besar dapat dilihat pada saat mulai keluarnya bakal mahkota bunga sampai awal membukanya mahkota bunga yang merupakan awal fase bunga terbuka. Fase bunga terbuka fase ini dapat terlihat dari awal terbukanya mahkota bunga hingga sampai awal pembentukan buah yang ditandai dengan gugurnya mahkota bunga. Fase pembentukan buah dimulai dari mulainya bergugurnya mahkota bunga sampai dengan masaknya biji secara fisiologis (Jamsari, 2007) F. Polinator Polinator atau enthomophily adalah serangga yang berperan dalam polinasi. Polinasi merupakan salah satu cara reproduksi seksual tanaman dengan cara pemindahan polen dari anther ke stigma. Tingkat polinasi yang kurang baik tidak hanya mengurangi hasil tanaman tetapi dapat menurunkan produksi tanaman dan tumbuhan (Abdurrahman dan Suherianto, 2008). Dalam proses penyerbukan harus terjalin hubungan timbal balik antara tanaman berbunga dengan polinatornya. Interaksi ini akan terbentuk jika tanaman berbunga dapat menyediakan apa yang dibutuhkan oleh polinator untuk kelangsungan hidupnya. Ketika polinator memperoleh banyak manfaat dari kontaknya dengan bunga, yang dapat berupa makanan, tempat berlindung dan membangun sarang atau tempat melakukan perkawinan maka kontak tersebut dapat menjadi bagian yang tetap dalam hidupnya

14 sehingga akan terbentuk interaksi yang konstan dengan tanaman tersebut (Griffin dan Sedgley, 1989). Tumbuhan berbunga harus mampu menarik polinatornya sehingga mendapatkan kunjungan secara kontinyu. Dengan demikian terdapat jaminan terjadinya transfer tepung sari yang mendukung pembuahan (Pacini, 2000). G. Jenis Invasif Secara ekologi, jenis invasif didefinisikan sebagai pergerakan suatu jenis dari suatu area dengan kondisi tertentu menuju area lain dengan kondisi yang berbeda kemudian secara perlahan jenis tersebut mendominasi habitat barunya. Jenis tersebut mampu melakukan invasi lingkungan apabila berasosiasi dengan baik di lingkungan yang baru sehingga akan menguntungkan pertumbuhannya tetapi merugikan bagi jenis lokal (Alpert et al.,2010). Jenis invasif adalah jenis yang muncul sebagai akibat dari aktivitas manusia yang dapat mengancam lingkungan, pertanian dan sumber daya yang lainnya dengan melampaui penyebaran normalnya. Jenis invasif dapat berupa seluruh kelompok taksonomi meliputi virus, cendawan, alga, lumut, paku-pakuan, tumbuhan tinggi, invertebrata, ikan, amfibi, reptil, burung, dan mamalia (Hossain, 2009)

15 Jenis invasif bukan hanya menjadi kompetitor dalam suatu populasi, tetapi juga menjadi predator, patogen, dan parasit. Keberadaan jenis invasif menjadi ancaman terhadap perbaikan ekosistem alami hutan karena dapat merambah seluruh ekosistem alami dan mengubah komposisi dan struktur alami suatu habitat, sehingga mengakibatkan punahnya jenis-jenis asli. Dalam jumlah yang besar keberadaan jenis invasif dapat merusak ekosistem dengan daya rusak yang cukup parah. Jenis invasif masuk ke dalam salah satu dari lima penyebab hilangnya keragaman hayati dan perubahan dalam fungsi ekosistem (Miththapala, 2008). H. Mantangan (Merremia peltata (L.) Merr.) Mantangan merupakan salah satu jenis liana berkayu, selain itu, mantangan di Indonesia merupakan tumbuhan liana yang tersebar di pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, Kepulauan Aru, Sulawesi, dan Papua (Staples, 2010). Mantangan masuk ke dalam salah satu anggota suku Convolvulaceae, dan merupakan tumbuhan yang dapat tumbuh dengan sangat pesat pada keadaan yang sesuai dengan fisiologi tubuhnya. Mantangan memiliki morfologi yang mirip dengan tanaman ubi jalar, memiliki daun yang lebar berbentuk seperti jantung membulat yang tersambung dengan tangkai pada tengah daunnya. Memiliki batang yang

16 memanjang, mengeluarkan cairan putih bila terluka, tubuhnya dapat memanjat atau melata hingga panjangnya dapat mencapai 20 m dan membelit pada tajuk di ujung tangkai dan batangnya (Stone, 1970). Mantangan merupakan tumbuhan merambat dengan akar di bawah tanah yang luas, memiliki permukaan batang yang halus dan panjangnya dapat mencapai lebih dari 20 m. Mantangan memiliki bunga berwarna putih dan kuning untuk wilayah Malaysia dan Indonesia sesuai dengan lokasinya (Van Oostrum dan Hoogland, 1953), sedangkan pada daerah pasifik selatan bunga mantangan berwarna putih krem (Waterhouse dan Norris, 1987). Distribusi mantangan tersebar dari Kepulauan Samudra Hindia dari Pemba, Madagasskar, Mauritius, Reunion, dan Seychelles hingga seluruh Maleisia, Australia Utara dan kearah timur menuju ke Polinesia dan Kepulauan Society (Smith,1991) Mantangan memiliki habitat dataran rendah sehingga dapat tersebar luas. Mantangan dapat menginvasi hingga setinggi 300 m dari permukaan air laut di Samoa (Meyer, 2000).