BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Fauzi Sya bana, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan teknologi informasi yang semakin maju mengubah

BAB I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Teknologi komputer dapat di gunakan sebagi alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi diantara sesamanya,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik serta psikologis siswa (Peraturan Pemerintah, 2005).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bahan ajar inovatif dan interaktif dibutuhkan oleh siswa dan guru agar

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu lingkungan belajar. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pera Agustiyani Rahayu, 2013

Web Internet Intranet Ekstranet. Materi Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. tahunan UNESCO Education For All Global Monitoring Report 2012.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pert 11 DASAR-DASAR WEB DESIGN

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

PENGEMBANGAN COURSEWARE

DASAR-DASAR WEB DESIGN

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan yang modern ditandai dengan semakin majunya teknologi yang

I. PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

2015 PENGEMBANGAN COURSEWARE MULTIMED IA INTERAKTIF D ENGAN TAHAPAN PEMBELAJARAN 5M PAD A MATERI PENGGOLONGAN D AN TATA NAMA SENYAWA HID ROKARBON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Siti Fatimah Siregar, 2015

RPP DAN MATERI PKGD. Prodi PGSD Penjas FIK UNY Wawan S. Suherman, M.Ed.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan penelitian ilmu pendidikan mengisyaratkan bahwa proses

BAB I PENDAHULUAN. beraneka sumber belajar dengan mudah diakses di seluruh pelosok tanah air kapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya

Pembelajaran Remedial

Transformasi Nilai Kepahlawanan dalam Membagun Nasionalisme

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. model dalam pembelajaran pun dikembangkan agar dapat lebih menarik minat,

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar terutama didalam kelas, guru mengajar dengan

BAB II LANDASAN TEORI. Perangkat lunak atau Software adalah perintah (program komputer) yang dieksekusi

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang membosankan dan bahkan ada yang sampai membenci. Hal ini,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lingtang Ratri Prastika, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Nisfa Rahadiani Sajdah, 2013

KISI-KISI MATERI UJIAN SEKOLAH 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi semakin pesat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan jenjang sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. Internet merupakan media informasi terkini dan paling up to date

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia, memiliki peranan penting guna meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada saat ini sangat diperlukan, guna untuk memberikan

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 25 B. TUJUAN 25 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 25 D. UNSUR YANG TERLIBAT 26 E. REFERENSI 26 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 26

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berkualitas menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh setiap

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, sikap dan prilakunya. Eun dan Young (2010) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 5 Latar Belakang Permasalahan

2015 PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL BERBASIS FILM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Swie Indarti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran fisika seringkali dianggap susah oleh siswa karena cara

PENGERTIAN WEBSITE DAN FUNGSINYA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana untuk pengembangan diri. Dalam undang undang RI No. 32

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software), hampir sebagian

BAB I PENDAHULUAN. akan peneliti sajikan pada bab ini adalah latar belakang masalah, identifikasi dan

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 25 B. TUJUAN 25 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 25 D. UNSUR YANG TERLIBAT 26 E. REFERENSI 26 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 26

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Juta Pengguna

I. PENDAHULUAN. yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam. menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi. Untuk mendapatkan dan menghasilkan informasi,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada siswa di semua jenjang pendidikan. Siswa dituntut untuk

VOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol. 2, No. 1, April 2017, 11-16

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah REZA FAUZI, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa

IMPLEMENTASI STANDAR PROSES PADA PEMBUATAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAGI PARA GURU DI GUGUS III CAKRANEGARA

BAB I PENDAHULUAN. dan peserta didik melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan kompleksnya tingkat berpikir siswa,

BAB I PENDAHULUAN. komponen, antara lain: siswa, guru, kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan.

BROWSER INTERNET UHRIA. Abstrak. Pendahuluan. Pembahasan.

BAB II LANDASAN TEORI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran/ Kompetensi Sasaran : Pemrograman Web Dasar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Widhi Anugrah Sukma Gemilang, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian pengembangan, berupa

Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan. RPP Terintegrasi TIK di Portal Rumah Belajar

BAB II LANDASAN TEORI. prosedur-prosedur yang saling berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:

Untuk siswa Kelas X TKJ SMK Negeri 3 Balikpapan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

APLIKASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL PADA SMA NEGERI 5 BINJAI TUGAS AKHIR FATIMAH

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sangatlah pesat, salah satu perkembangan tersebut adalah internet. Internet, singkatan dari interconnection and networking, adalah jaringan informasi global, yaitu The largest global network of computers, that enables people throughout the world to connect with each other (Rusman, 2012). Internet secara fisik terdiri atas komputer-komputer yang terhubung satu sama lain melalui kanal komunikasi elektris kabel (wired) maupun non kabel (wireless). Selain aspek fisik, bagian penting dari jaringan internet adalah kandungan informasi yang bisa saling dipertukarkan di antara komputer-komputer yang terhubung dalam jaringan tersebut. Informasi yang saling dipertukarkan dalam jaringan internet merupakan isyarat elektris dalam bentuk digital (Kemendiknas, 2010b). Pengguna internet di dunia sangat banyak, termasuk di Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan pengguna internet terbesar keempat di Asia, setelah Cina, India, dan Jepang (http://www.internetworldstats.com/). Menurut situs tersebut, per 30 Juni 2012, pengguna internet di Indonesia adalah sebanyak 55.000.000 orang. Pengguna internet ini berasal dari berbagai kalangan, tidak mengenal jenis kelamin, usia, etnis, maupun agama dan tentu saja para siswa pun telah banyak yang menggunakannya. Dengan banyaknya pengguna internet maka semakin banyak pula informasi yang dapat dipertukarkan. Layanan internet yang paling dikenal dan paling cepat perkembangan teknologinya adalah World Wide Web (WWW) atau biasa disebut dengan web. Layanan ini menggunakan link hypertext yang disebut hyperlink untuk merujuk dan mengambil halaman-halaman web dari server. Halaman web dapat berisi suara, gambar, animasi, teks, dan program perangkat lunak yang menyusunnya menjadi dokumen yang dinamis. Pengguna dapat melihat web dari sebuah browser yaitu program yang dapat menampilkan data dalam format HTML (skrip halaman

2 web) (Kristianto, 2002). Layanan internet inilah yang dimanfaatkan di bidang pendidikan dengan adanya bahan ajar berbasis web. Dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa pendidik diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Salah satu elemen dalam RPP adalah sumber belajar. Dengan demikian, pendidik diharapkan untuk mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar (Kemendiknas, 2010a). Merujuk pada esensi dari KTSP serta anjuran para pakar pendidikan, dalam pelaksanaan pembelajaran sebaiknya pendidik menggunakan lebih dari satu media secara lengkap (multimedia), sesuai dengan keperluan dan yang menyentuh semua aspek. Hal ini sejalan dengan prinsip pembelajaran pada satuan pendidikan yang harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Flemming dan Levie memberikan petunjuk tentang penggunaan multimedia dalam pembelajaran seperti berikut: Apabila pembelajaran dilaksanakan dengan hanya menggunakan satu media maka rangsangan yang diperlukan untuk belajar sangat terbatas. Suatu pembelajaran seharusnya menggunakan multimedia agar rangsangan yang diperlukan untuk belajar menjadi lengkap karena telah meliputi rangsangan yang disebabkan oleh penggabungan audio dan visual. Oleh karena itu penggunaan bahan ajar berbasis web sebagai bahan ajar multimedia menjadi salah satu pilihan yang baik untuk pelaksanaan pembelajaran (Kemendiknas, 2010a). Hasil survei mengenai materi yang cocok dijadikan bahan ajar berbasis web terhadap beberapa guru kimia Sekolah Menengah Atas (SMA) di kota Bandung dan sekitarnya, memunculkan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Materi larutan elektrolit dan nonelektrolit cocok untuk dijadikan web, karena dalam

3 bahan ajar web yang merupakan bahan ajar multimedia dapat ditampilkan berbagai media, baik itu audio, visual, maupun audio visual. Materi larutan elektrolit yang bersifat abstrak, seperti proses pelarutan zat terlarut dapat ditampilkan dalam animasi. Materi larutan elektrolit dan nonelektrolit yang lain, seperti uji daya hantar listrik larutan akan lebih mudah dipahami jika menggunakan media audio visual seperti video bernarasi. Selain lebih mudah dipahami, dengan menggunakan video bernarasi tidak akan perlu dilakukan percobaan sehingga lebih menghemat bahan. Selain itu, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (PUSTEKKOM KEMDIKBUD) pun belum mengembangkan bahan ajar berbasis web untuk materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Oleh karena alasan-alasan di atas, maka peneliti mengembangkan bahan ajar berbasis web untuk materi ini. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana bahan ajar kimia berbasis web yang dikembangkan pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit? Untuk lebih memperjelas masalah maka dirumuskan sub-masalah sebagai berikut: 1. Apakah web yang dikembangkan pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit sudah memenuhi kualitas sebagai bahan ajar? 2. Bagaimana tanggapan guru terhadap bahan ajar kimia berbasis web yang dikembangkan pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit? 3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap bahan ajar kimia berbasis web yang dikembangkan pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit? C. Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi sampai pengujian terbatas keterpakaian bahan ajar kimia berbasis web pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit di kelas X semester 2 Sekolah Menengah Atas.

4 D. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar kimia berbasis web pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit yang teruji kualitasnya secara empiris. E. Manfaat Penelitian Manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Bagi Siswa Bahan ajar kimia berbasis web yang dikembangkan pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit diharapkan dapat membantu siswa dalam mempelajari materi ini dan memberikan kesempatan untuk belajar secara mandiri. 2. Bagi Guru Bahan ajar kimia berbasis web yang dikembangkan pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit diharapkan dapat membantu guru sebagai bahan ajar utama ataupun bahan ajar tambahan dalam pembelajaran. 3. Bagi Peneliti Dengan dilaksanakannya penelitian ini, peneliti dapat mengembangkan bahan ajar kimia berbasis web yang benar secara pedagogi. F. Definisi Operasional 1. Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan sesuatu (KBBI, 2003). 2. Bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran (Depdiknas, 2008). 3. World Wide Web (WWW) adalah layanan internet yang paling banyak dikenal dan paling cepat perkembangan teknologinya. Layanan ini menggunakan link hypertext yang disebut hyperlink untuk merujuk dan mengambil halaman-halaman web dari server. Halaman web dapat berisi

5 suara, gambar, animasi, teks, dan program perangkat lunak yang menyusunnya menjadi dokumen yang dinamis. Pengguna dapat melihat web dari sebuah browser yaitu program yang dapat menampilkan data dalam format HTML (skrip halaman web) (Kristianto, 2002).