BAB 1 PENDAHULUAN. Konservasi naskah..., Yeni Budi Rachman, FIB UI, Universitas Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perpustakaan umum. Perpustakaan umum merupakan tempat atau lokasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dulu sampai saat ini. Warisan budaya berupa naskah tersebut bermacam-macam

BUDAYA PENYIMPANAN NASKAH KUNO DI RUANG PENYIMPANAN NASKAH KERATON: STUDI KASUS KERATON KASEPUHAN DAN KANOMAN, CIREBON

BAB 3 METODE PENELITIAN

By: Yuni Nurjanah 2010

BAB I PENDAHULUAN. (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya

Upaya Penanganan Kayu Secara Tradisional Studi Kasus: Tradisi Masyarakat Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

2016 TEKS NASKAH SAWER PANGANTEN: KRITIK, EDISI, DAN TINJAUAN FUNGSI

2014 SAJARAH CIJULANG

merupakan transpormasi dari naskah/kitab sastra, seeperti: kakawin, kidung dan sebagainya,

Arsip Nasional Republik Indonesia

RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT)

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PENDAFTARAN DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN NASKAH KUNO

KELEMBAGAAN PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM. Herbarium

SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini akan membahas tentang metode penelitian yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. manual yaitu menggunakan alat yang berasal dari kulit pelepah lontar atau kelapa

A. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengambil keputusan. Di dalam sebuah organisasi, arsip sangatlah penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM

PENGOLAHAN KEDELAI MENJADI TEMPE KEJO SECARA SEDERHANA

UNIVERSITAS INDONESIA PELESTARIAN NASKAH KERTAS EROPA DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA SKRIPSI

Pengertian 8/22/2015. Oleh Maria Etik Sulistiyani. Kerajinan

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan salah satu pengelola informasi yang. bertugas mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan merawat koleksi

Kunci Jawaban. Evaluasi Bab 2 A. Pilihan Ganda 2. d 8. a 4. a 10. c

Syarat daun pisang yang digunakan :

PROSES PENGAWETAN KAYU. 1. Persiapan Kayu untuk Diawetkan

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

NIASTr~ PRESERV ASI ARSIP ST A TIS INSTRUKSI KERJA UNIVERSITAS AIRLANGGA. Dr. M. Hadi Sl'(ubhan, SH.,M.H.,CN SISTEM MANAJEMEN MUTU

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

MENGAPA KITA MEMPELAJARI FILOLOGI???

BUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PERLENGKAPAN PEMUNGUTAN SUARA. 1. Bahan : HVS 80 gram 2. Bentuk : memanjang, horizontal atau vertikal

4 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

Arsip Puro Pakualaman Simpul Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta : Arsip Puro Perlu Perawatan Serius

BAB II TINJAUAN TEORITIS

KERAJINAN DARI BAHAN ALAM

BAB I PENDAHULUAN. seperti kebudayaan Minang, Sumba, Timor, Alor dan lain-lain). Dalam Ilmu

PENANGANAN LINEN KOTOR NON-INFEKSIUS DI RUANGAN KEPERAWATAN No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1. RS Siti Khodijah Pekalongan

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil

HERBARIUM. Purwanti widhy H 2012

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

CABE GILING DALAM KEMASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PELESTARIAN NASKAH DAERAH. Oleh : Jamiat,S.Sos Pusat Preservasi Bahan Perpustakaan Perpustakaan Nasional RI

ANALISIS POLA BUSANA Oleh: As-as Setiawati

MISYU CATUNG (Mistar Kayu Loncat Hitung)

PEMELIHARAAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI. Perpustakaan merupakan sumber belajar yang amat

PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

ALIH MEDIA SOLUSI PRESERVASI DAN KONSERVASI INFORMASI. Oleh : Maryono

Lampiran 1: Bentuk Pedoman Wawancara PEDOMAN WAWANCARA KEGIATAN PERAWATAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah

2016, No Sistem Identifikasi Teraan Sidik Jari atau Daktiloskopi (Staatsblad 1911 Nomor 234); 2. Besluit van den Gouveneur General Nederland I

A. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BAB II. Metodologi Perancangan

PENGARUH WAKTU PERENDAMAN SERAT KULIT POHON WARU (Hibiscus Tiliaceus) PADA AIR LAUT TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIK

BAB 2 DESKRIPSI NASKAH

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

DIREKTUR JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

CARA PENANGKAPAN IKAN HIAS YA NG RA MA H LINGKUNGA N

JENIS KEJU DAN PEMBUATAN KEJU

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori-teori yang relevan merupakan teori yang berhubungan dengan

PERFECT 2012 NAMA LENGKAP JURUSAN FEB - UB NAMA KELOMPOK (NO. KEL) FORMAT PAPAN NAMA PRIBADI. 19cm. 26cm NO URUT DLM KELOMPO K 3,5. 3 cm.

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi dan kejadian. 1 Atau

Siti Nurul Kamaliyah. SISTEM TIGA STRATA (Three Strata Farming System)

Kecap Asin/Manis CARA MEMBUAT:

putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Uji Efektifitas Teknik Pengolahan Batang Kayu Sawit untuk Produksi Papan Panil Komposit

IVAR PANDUAN PEMBELIAN. Solusi penyimpanan

Siapkan air hangat (tidak terlalu dingin atau panas)

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEMPE YANG TAHAN DISIMPAN. Disusun Oleh :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

sehari-hari. Daging buah asam jawa sangat populer dalam aneka bahan masakan

BAB II KAJIAN LITERATUR

Arsip Nasional Republik Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Serba Pepes dan Botok

BAB I PENDAHULUAN. mereka miliki. Bahan media tulis yang pernah digunakan di berbagai belahan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai indikator asam dan basa telah banyak digunakan seperti

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

Resep Makanan Bayi. (6-8 Bulan) Copyright TipsBayi.com & KartuBayi.com

Mutu dan Ukuran kayu bangunan

Tunjukkan rasa cinta dan kasih saying kepada keluarga, teman, tetangga, dan lingkunganmu.

BAB 2 DATA DAN ANALISA

UJI GLUKOSA DAN ORGANOLEPTIK KUE BOLU DARI PENAMBAHAN TEPUNG GAPLEK DAN BEKATUL SKRIPSI

KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konservasi (conservation) bermakna pengawetan atau perlindungan. Feather (1991, p. 2) mendefinisikan konservasi sebagai upaya pencegahan atau perbaikan materi atau bahan yang rusak untuk menjamin kelangsungan materi itu sendiri. Materi atau bahan di sini diartikan sebagai materi perpustakaan yang dapat berupa monograf, rekaman suara (sound recording), gambar bergerak (moving image) naskah kuno (manuscript), dan sebagainya. Pemahaman yang sama juga diungkapkan oleh Ritzenhaler (1993, p. 3), yang menyatakan bahwa konservasi adalah tindakan untuk mempertahankan bahan dalam bentuk aslinya melalui proses fisik dan kimiawi. Dari kedua pengertian ini dapat diambil kesimpulan bahwa konservasi adalah upaya untuk menjaga kondisi fisik bahan, baik melalui cara-cara tradisional dan modern guna memastikan materi atau bahan aman dari berbagai faktor perusak. Pada dasarnya, upaya konservasi bahan pustaka mencakup dua pokok utama. Pertama adalah untuk melestarikan isi intelektual dokumen dengan cara mengalihmediakan dokumen dari bentuk asli ke bentuk lainnya karena kondisinya yang memburuk, misalnya pengalih bentukkan kertas menjadi bentuk mikro. Kedua adalah untuk melestarikan bentuk asli dokumen dengan tindakan konservasi dan restorasi yang dilakukan secara hati-hati dan cukup memakan waktu. Berbicara mengenai konservasi seolah tidak dapat dipisahkan dari istilah lainnya yang juga penting, yaitu preservasi (preservation), yang berarti pelestarian. Sekilas keduanya memiliki persamaan, yaitu sama-sama menjaga dan melestarikan. Preservasi adalah suatu tindakan memelihara, melindungi, dan menjaga keamanan bahan pustaka atau arsip dari berbagai faktor perusak dan kehancuran (Ballofet, 2005, p. xvii). Preservasi tidak hanya mencakup perlindungan terhadap bahan secara fisik, tetapi juga melindungi isi informasi yang terkandung di dalamnya. Dengan kata lain, pengalihbentukkan, penempatan ulang, dan penggunaan wadah yang aman bagi dokumen harus diterapkan guna memperluas akses informasi yang mungkin saja hilang ketika dokumen asli rusak atau hancur. 1

2 Dalam upaya mengetahui kondisi dan mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan bahan, dan menentukan langkah-langkah konservasi dan preservasi bahan, maka diperlukan suatu tindakan survei atau pemeriksaan. Tindakan ini meliputi survei terhadap lingkungan tempat penyimpanan dan kondisi fisik bahan. Survei lingkungan mencakup pemeriksaan terhadap ruangan tempat penyimpanan bahan, sedangkan survei kondisi fisik adalah tindakan pemeriksaan terhadap kondisi fisik bahan. Feather (1991, p. 64) menyatakan bahwa survei terhadap kondisi fisik bahan hendaknya meliputi pemeriksaan terhadap jilidan, sampul, jenis kertas, keasaman kertas, noda jamur, noda air, noda api, kerusakan lainnya seperti sobekan, lipatan atau guntingan pada kertas. Berdasarkan penelitian naskah di Kabupaten Cirebon yang telah dilakukan oleh Tim dari Departemen Ilmu Perpustakaan FIB UI di tahun 2008 menunjukkan bahwa naskah daluang Cirebon yang ada pada masyarakat berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Sebagian besar naskah ditemukan mengalami banyak kerusakan. Penelitian ini merupakan penelitian yang berbasis pada upaya konservasi naskah. Fokus utama penelitian adalah naskah daluang di Cirebon. Kabupaten Cirebon adalah salah satu sumber naskah Sunda terbesar di daerah Jawa Barat. Jenis naskah yang ditemukan di Kabupaten Cirebon antara lain berupa naskah lontar, daluang, dan kertas Eropa. Naskah lontar termasuk salah satu jenis naskah yang langka di Cirebon. Naskah ini terbuat dari daun pohon siwalan. Pada umumnya panjang lembaran lontar dapat mencapai tiga puluh (30) cm. Naskah lontar berwarna kecokelat-cokelatan dengan lubang-lubang pada ujung kiri, tengah, dan kanan. Lubang ini berfungsi untuk mengikat lontar-lontar yang telah ditumpuk rapi untuk kemudian diikat dengan menggunakan akar pohon agar mudah diputar lembar perlembar untuk dibaca. Tulisan pada lontar dibuat dengan cara mengukir aksara pada lembaran-lembaran lontar dan menghitamkan ukiran itu dengan menggunakan kemiri yang dibakar (Pudjiastuti, 2006, p. 37). Naskah Daluang atau disebut juga Dluwang adalah kertas asli Indonesia yang terbuat dari kulit kayu pohon saeh. Kertas daluang mengandung serat yang cukup banyak. Selain digunakan sebagai media tulis, pada zaman dahulu daluang juga digunakan sebagai baju dan selimut. Proses pembuatan daluang cukup memakan waktu. Pertama-tama, pohon saeh ditebang dan dikuliti. Setelah itu,

3 kulit arinya dibuang sehingga akan terlihat kulit dalamnya yang berwarna putih. Kulit kayu kemudian dipotong-potong sesuai keinginan dan direndam dalam air selama kurang lebih satu malam. Semakin lama perendaman, maka akan semakin baik pula hasilnya. Setelah direndam, kulit kayu kemudian dikeprek-keprek hingga bentuknya melebar di atas balok kayu dengan menggunakan alat yang terbuat dari perunggu. Langkah selanjutnya adalah dengan mencelupkan kulit kayu tersebut ke dalam air lalu diperas dan kemudian diperam selama tiga hari dengan menggunakan daun pisang selama kurang lebih tiga hari. Setelah diperam, kulit kayu kemudian dijemur hingga kering dengan cara merekatkannya pada pohon pisang agar mengkilat. Langkah yang terakhir adalah melicinkan permukaan kertas dengan marmer. Salah satu jenis naskah lain yang banyak ditemukan di Cirebon adalah kertas Eropa. Kertas Eropa adalah salah satu jenis kertas modern yang digunakan sebagai media tulis pada zaman penjajahan Belanda di Indonesia. Pada umumnya, kertas ini diimpor dari negeri Belanda. Kertas Eropa biasanya bergaris-garis dan memiliki watermark atau tanda air pada tiap lembarannya. Kertas jenis ini banyak digunakan dalam kegiatan aktifitas pemerintahan pada masa itu (Pudjiastuti, 2006, p. 39). 1.2 Perumusan Masalah Naskah-naskah yang ditemukan di Kabupaten Cirebon pada umumnya berisikan naskah-naskah keagamaan, tata cara hidup, dan surat-surat perjanjian. Naskah-naskah ini pada umumnya menggunakan aksara Arab, Arab pegon, Latin, dan Jawa kuno. Hampir sebagian besar naskah, baik yang berada pada masyarakat umum maupun di Kasepuhan dan Kacirebonan berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Kerusakan naskah ini dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik, kimiawi, maupun lingkungan. Naskah perlu diberikan perlakuan konservasi untuk menjamin kandungan intelektual yang ada di dalamnya tidak hilang. Naskah berfungsi sebagai medium penyampai pesan dari masyarakat lampau ke masyarakat zaman ini. Naskah juga berfungsi sebagai identitas bangsa karena mengandung nilai-nilai budaya yang tinggi, tidak ternilai harganya. Penelitian mengenai naskah sebelumnya pernah dilakukan Titik Pudjiastuti pada tahun 1993, dan menghasilkan inventarisasi dan dokumentasi naskah-naskah

4 di Cirebon. Hasil penelitian yang Titik Pudjiastuti lakukan terbatas pada inventarisasi naskah dan isi naskah, belum menyentuh upaya preservasi maupun konservasi naskah. Penelitian ini bertujuan untuk mendata kembali penyebaran kantong-kantong naskah daluang di Cirebon, serta memeriksa sejauh manakah tingkat kerusakan yang ada pada naskah Cirebon yang sama sekali belum tercatat pada penelitian sebelumnya. Beberapa masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini antara lain: 1. Bagaimanakah kondisi naskah daluang yang ada di Kabupaten Cirebon? 2. Apakah penyebab kerusakan naskah daluang tersebut? 3. Bagaimanakah konservasi minimal yang dapat dilakukan? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Memberikan gambaran kondisi fisik naskah daluang yang ada pada masyarakat di Kabupaten Cirebon. 2. Mengidentifikasi faktor penyebab kerusakan naskah daluang yang ada di Cirebon. 3. Memaparkan usaha konservasi minimal yang dapat dilakukan dalam merawat naskah daluang. 1.4 Manfaat Penelitian Diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Memberikan masukan bagi masyarakat daerah Cirebon dalam melaksanakan preservasi dan konservasi minimal terhadap naskah daluang. 2. Sebagai masukan bagi Perpustakaan Nasional RI dan instansi terkait di Kabupaten Cirebon dalam upaya melaksanakan konservasi naskah daluang Cirebon. 3. Memperkaya penelitian dalam bidang ilmu perpustakaan sub bidang pelestarian khususnya pelestarian naskah daluang.

5 1.5 Kerangka Berpikir Naskah daluang Cirebon sebagai salah satu kertas tradisional Indonesia Kondisi naskah daluang Cirebon yang mengalami banyak kerusakan Identifikasi faktor-faktor penyebab kerusakan naskah daluang yang disebabkan oleh kondisi lingkungan, suhu, dan kelalaian pemilik naskah Usulan konservasi minimal yang dapat dilakukan untuk melestarikan naskah daluang Cirebon