MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Kelinci Penelitian

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

MATERI DAN METODE. Metode

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Maret Juni Lokasi penelitian di kandang

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang dan Peralatan Ransum

KECERNAAN NUTRIEN PADA KELINCI PERANAKAN

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Prosedur

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

METODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011)

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. minggu dengan bobot badan rata-rata gram dan koefisien variasi 9.05%

BAB III MATERI DAN METODE. pollard) terhadap respon fisiologi kelinci NZW betina dilaksanakan pada bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Ternak Kerbau yang Digunakan Dalam Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penyediaan Pakan Pemeliharaan Hewan Uji

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 24 Juli 2014 di kandang

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. konversi pakan ayam arab (Gallus turcicus) ini bersifat eksperimental dengan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jantan dengan bobot badan rata-rata 29,66 ± 2,74 kg sebanyak 20 ekor dan umur

BAHAN DAN METODE. Tabel 7 Karakteristik sapi dara No Kode ternak Umur (bulan) Lingkar dada (cm) Bobot Badan (kg) 1.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2016 di Kandang Domba

BAB III MATERI DAN METODE. Diponegoro, Semarang. Kegiatan penelitian berlangsung dari bulan Mei hingga

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Percobaan Kandang Bahan dan Alat Prosedur Persiapan Bahan Pakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kadar Kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Agustus 2016 di kandang domba

BAB III METODE PENELITIAN. selatan kota Gorontalo. Penelitian berlangsung selama dua bulan mulai dari bulan

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kandang Hewan Percobaan, Laboratorium fisiologi dan biokimia, Fakultas

Keterangan: * = berbeda nyata (P<0,05)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni September 2015 di Laboratorium

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

BAB III MATERI DAN METODE. ransum terhadap profil kolesterol darah ayam broiler dilaksanakan pada bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

METODE. Materi. Metode

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda terhadap tingkah laku burung puyuh petelur, dilaksanakan pada bulan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2016 Agustus 2016 di Mateseh,

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

Transkripsi:

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Ternak Ruminansia Kecil (Kandang B), Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Analisis pakan dan analisis feses dilakukan di laboratorium Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor Penelitian ini dilakukan selama 2 (dua) bulan yaitu bulan November 2011 sampai Januari 2012. Materi Alat dan Bahan Ternak. Penelitian ini menggunakan 20 ekor kelinci peranakan New Zaeland White jantan periode lepas sapih umur 4 bulan, dengan bobot hidup rata-rata sekitar 1807± 255,87 g/ekor g/ekor. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011) Kandang dan Peralatan. Kandang yang digunakan adalah kandang individu yang terbuat dari besi, sebanyak 20 buah dengan ukuran panjang 50 cm, lebar 50 cm dan tinggi 50 cm. Setiap kandang dilengkapi dengan tempat pakan dan minum. Masingmasing kandang ditempati seekor kelinci. Ransum Penelitian. Ransum penelitian yang digunakan adalah pelet ransum komplit dengan sumber hijauan daun I. zollingeriana dan L. Leucocephala sebagai perlakuan. Bahan lain adalah jagung, dedak padi, CGM, bungkil kedelai, bungkil kelapa, CaCO 3, premix, DCP, NaCl dan tepung ikan. Ransum komplit diformulasikan sesuai dengan kebutuhan kelinci periode pertumbuhan berdasarkan NRC (1977)

dengan menggunakan Winfeed 2.8. Susunan ransum berdasarkan perlakuan yang diberikan terdapat pada Tabel 3. Komposisi nutrien pellet ransum komplit yang diberikan selama penelitian berdasarkan analisis laboratorium terdapat pada Tabel 4. Tabel 3. Susunan Ransum Penelitian (%BK) Taraf Pemberian (%) Bahan Pakan R0 1 R1 R2 R3 R4 Ransum komersil 100 - - - - Daun I. zollingeriana - 0 10 20 30 Daun Lamtoro - 30 20 10 0 Jagung - 30 30 30 30 Dedak padi - 20 20 20 20 Bungkil kedelai - 11 11 11 11 Bungkil Kelapa - 5 5 5 5 Tepung ikan - 1 1 1 1 CGM - 1 1 1 1 CaCO 3-0,5 0,5 0,5 0,5 DCP - 0,5 0,5 0,5 0,5 NaCl - 0,5 0,5 0,5 0,5 Premix - 0,5 0,5 0,5 0,5 Jumlah (%) 100 100 100 100 100 Keterangan : 1 Komposisi bahan pakan dirahasiakan (Pellet ransum komersil) Persiapan Hijauan Metode Hijauan yang digunakan sebagai bahan pakan ransum komplit adalah daun I. zollingeriana dan lamtoro. Hijauan dikeringkan dengan cara dijemur dibawah sinar matahari selama ± 3 hari hingga kadar air bahan mencapai ± 12 %. Hijauan dipisahkan antara ranting dan daunnya sebelum digiling halus dengan ukuran gilingan 2 mm hingga berbentuk tepung. Pembuatan Pelet Ransum Komplit Bahan hijauan yang telah digiling dan berbentuk tepung dicampur dengan bahan pakan (Jagung, Dedak padi, CGM, Bungkil kedelai, Bungkil kelapa, CaCO 3, DCP, NaCl, Premix dan Tepung ikan) sesuai dengan formula pada Tabel 3. Bahan 14

campuran tersebut dimasukkan ke dalam mesin pengaduk atau mixer agar semua bahan tersebut tercampur dengan rata. Tahap selanjutnya adalah pelleting yakni memasukan semua bahan yang telah tercampur ke dalam mesin pellet dengan ukuran 3 mm. Pellet yang akan dihasilkan selanjutnya diangin-anginkan dan dimasukkan ke dalam karung sesuai dengan perlakuan. Tabel 4: Komposisi Nutrien Ransum Penelitian Bahan pakan Kandungan Nutrien (%BK) R0 R1 R2 R3 R4 Abu 10,25 8,07 8,40 8,63 8,63 Protein Kasar 15,74 17,90 18,95 21,06 19 Lemak Kasar 6,68 6,46 6,79 7,07 5,29 Serat Kasar 9,76 8,16 7,60 8,45 8,11 BETN 57,57 59,40 58,26 54,78 58,97 TDN a 62,87 68,26 69,70 68.81 66,99 Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, IPB (2011); berdasarkan Rumus Hartadi et al., (1980), %TDN = 22,822 1,44 (SK) 2,875 (LK) + 0,655 (BeTN) + 0,863 (PK) + 0,02 (SK) 2 0,078(LK) 2 + 0,018 (SK)(LK) + 0,045 (LK)(BeTN) 0,085 (LK)(PK) + 0,02 (LK) 2 (PK) Keterangan : R0 = pellet comersial, R1 = pellet ransum komplit 0% I. zollingeriana dan 30% lamtoro, R2 = pellet ransum komplit mengandung 10% I. zollingeriana dan 20% lamtoro, R3 = pellet ransum komplit mengandung 20% I. zollingeriana dan 10% lamtoro, R4 = pellet ransum mengandung 30% I. zollingeriana dan 0% lamtoro. Gambar 5. Pellet Ransum Komplit Perlakuan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011) 15

Pellet komersil (R0) memiliki warna kuning kecoklatan sedangkan ransum perlakuan memiliki warna hitam kehijau-hijauan (Gambar 5). Pellet ransum komplit yang mengandung I. zollingerian dan L. leucocephala (R1, R2, R3 dan R4) memiliki aroma khas hijauan I. zollingerian dan L. leucocephala sedangkan pellet komersil beraroma jagung. Pellet komersil lebih rapuh dibandingkan pellet ransum komplit yang mengandung I. zollingeriana dan L. leucocephala. Prosedur Kerja Persiapan Kandang Kandang sebanyak 20 buah sebelum digunakan dibersihkan terlebih dahulu dengan desinfektan, kemudian dijemur. Kandang didiamkan selama satu minggu setelah didesinfektan. Kandang dilengkapi tempat pakan dari keramik dan tempat minum dari botol minum khusus. Pemeliharaan Ternak dipelihara dalam kandang individu selama 8 minggu. Dua minggu pertama sebagai masa adaptasi pakan (preliminary). Adaptasi pakan dilakukan hingga kelinci mampu mengkonsumsi pakan yang akan diuji cobakan hingga 100 % (tidak ada sisa) tanpa mengalami penurunan konsumsi dan bobot badan. Kemudian minggu ke-3 sampai ke-8 dilakukan pengamatan dan pengambilan data. Gambar 6. Pemeliharaan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011) Pakan dan air minum diberikan ad libitum. Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari, pada pagi hari pukul 06.00 07.00 WIB dan sore hari pada pukul 17.00 18.00 WIB. Gambar 6 menunjukkan sistem pemeliharaan selama penelitian. 16

Koleksi Feses Pengambilan contoh feses dilakukan pada tiga hari terakhir penelitian selama 3x24 jam dengan metode koleksi total (Perez et al., 1995). Seluruh feses yang tertampung (tiap perlakuan) ditimbang sebagai berat feses total, kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari selama 24 jam. Feses yang telah kering kemudian digiling dan dicampur pada masing-masing perlakuan. Feses yang baru keluar segera ditampung agar tidak tercampur dengan urin. Feses yang terkumpul selama 24 jam ditimbang sebagai bobot feses segar, kemudian sampel feses dikeringkan matahari untuk mendapatkan berat feses kering matahari. Sampel yang sudah kering matahari langsung dimasukkan dalam oven 60ºC, kemudian sampel dihaluskan dan dikomposit. Sampel yang sudah dikomposit selanjutnya diambil 10% dari setiap perlakuan dan ulangan, lalu dilakukan analisa proksimat untuk mengetahui kandungan nutrien pakan dan feses (AOAC, 2000). Skema pengambilan feses ditunjukkan oleh gambar 7. Feses diambil pada tiga hari terakhir penelitian Timbang sebagai berat feses (g) Kering udara Analisis bahan kering, bahan organik, protein kasar, lemak kasar dan serat kasar Pengambilan feses ± 3-5 gram untuk sampel Gambar 7. Skema Koleksi Feses Penggilingan feses Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 4 kelompok. Kelompok dalam percobaan ini adalah bobot badan kelinci New Zealand White jantan yang dibagi menjadi empat kelompok. Lima ulangan adalah jumlah kelinci untuk masing-masing perlakuan yang merupakan perwakilan dari tiap kelompok. Masing-masing perlakuan terdiri atas empat ulangan. Perlakuan tersebut adalah sebagai berikut: R0 = Pellet komersil 17

R1 R2 R3 R4 = Pellet Ransum komplit dengan 30% lamtoro dan 0% I. Zollingeriana. = Pellet Ransum komplit dengan 20% lamtoro dan 10% I. Zollingeriana. = Pellet Ransum komplit dengan 10% lamtoro dan 20% I. zollingeriana. = Pellet Ransum komplit dengan 0% lamtoro dan 30% I. Zollingeriana Model matematika rancangan tersebut adalah sebagai berikut: Keterangan: = rataan umum Analisis Data i = efek perlakuan ke-i ß j = efek kelompok ke-j Y ij = µ + τ i + ß j + ε ij ij = eror perlakuan ke-i dan ulangan ke-j Data yang diperoleh dianalisa statistik dengan sidik ragam (ANOVA) dan apabila terdapat perbedaan yang signifikan dilanjutkan dengan uji kontras orthogonal (Steel dan Torrie, 1993). Peubah yang diukur dalam penelitian ini adalah kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik, kecernaan protein kasar, kecernaan lemak kasar dan kecernaan serat kasar,serta konsumsi bahan kering, bahan organik, protein kasar, serat kasar dan lemak kasar pada kelinci peranakan New Zealand white jantan dengan rumus kecernaan berdasarkan metode Chruch (1991) sebagai berikut: Kecernaan BK (%) = Konsumsi BK Ransum (g) BK feses (g) x 100 % Konsumsi BK Ransum (g) Kecernaan BO (%) = Konsumsi BO Ransum (g) BK Feses (g) x 100% Konsumsi BO Ransum (g) Kecernaan PK (%) = Konsumsi PK Ransum (g) PK Feses (g) x 100% Konsumsi PK Ransum (g) Kecernaan LK (%) = Konsumsi LK Ransum (g) LK Feses (g) x 100% Konsumsi LK Ransum (g) Kecernaan SK (%) = Konsumsi SK Ransum (g) SK Feses (g) x 100% Konsumsi SK Ransum (g) Konsumsi BK (gr/ekor/hari) = Konsumsi (gr/ekor/hari) %BK pakan Konsumsi BO (gr/ekor/hari) = Konsumsi (gr/ekor/hari) %BO pakan Konsumsi PK (gr/ekor/hari) = Konsumsi (gr/ekor/hari) %PK pakan Konsumsi LK (gr/ekor/hari) = Konsumsi (gr/ekor/hari) %LK pakan 18

Konsumsi SK (gr/ekor/hari) = Konsumsi (gr/ekor/hari) %SK pakan Keterangan : BK Feses (g) = Feses yang keluar (g/ekor/hari) x % BK Feses BO Feses (g) = Feses yang keluar (g) x % BO Feses PK Feses (g) = Feses yang keluar (g/ekor/hari) x % PK Feses SK Feses (g) = Feses yang keluar (g) x % SK Feses 19