Oleh I Ketut Nentra. Kata kunci: tingkat pendidikan, pelatihan, pengalaman mengajar, kualitas pengelolaan proses pembelajaran guru bahasa Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 3, Nomor 1, Maret 2014

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I, Prof. Dr. Djam an Satori, MA. NIP Pembimbing II,

KONTRIBUSI SIKAP PROFESIONAL GURU, IKLIM KERJA SEKOLAH DAN PENGALAMAN KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU PADA SMA NEGERI DI KABUPATEN BADUNG

ABSTRAK PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA KERJA DAN KOMITMEN KERJA TERHADAP PROFESIONALISME GURU. Oleh. Suwandi

HUBUNGAN ANTARA CARA BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel Skripsi) Oleh Imam Basuki

Oleh I Ketut Ardiatmika Adnyana

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU

DETERMINASI SUPERVISI PENGAWAS, GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP KINERJA GURU SMP DI KECAMATAN TEMBUKU

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah

DETERMINASI LINGKUNGAN KERJA, IKLIM ORGANISASI, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU-GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS VI KECAMATAN GEROKGAK

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KABUPATEN SLEMAN

Kontribusi Pengalaman Diklat, Motivasi Kerja, Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Terhadap Profesionalisme Guru SMPN di Kabupaten Morowali.

ABSTRAK. Kaca kunci: lesson study, profesionalisme guru

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan oleh guru dalam

Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. & ABSTRACT

kata kunci: hasil belajar, kemandirian belajar, sikap belajar.

DETERMINASI KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH, IKLIM KERJA DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU SMP NEGERI 3 BANGLI

ABSTRAK. Kata kunci : Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional, dan Hasil Belajar

TESIS. Diajukan kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Penyusunan Tesis

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU. Oleh Ida Efiana

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

SRI WINARNI Q

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 3, Nomor 1, Maret 2014

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 5 Tahun 2014)

PENGARUH PENDIDIKAN GURU PELATIHAN PEMBELAJARAN DAN INTENSITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP PRESTASI SEKOLAH

: FETI UTAMININGSIH NIMK

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar. Magister Pendidikan. Oleh: HERU MURSITI Q

Ardika Agus Tirani Program Studi Pendidikan Matemtika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Journal of Physical Education and Sports

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

Perbedaan Persepsi Antara Siswa Sekolah Negeri Dan Swasta Terhadap Pembelajaran Guru Pendidikan Jasmani

ISSN: Vol. 3, No. 1, MARET 2016

KONTRIBUSI STRATEGI MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI ALINEA BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT. Oleh R U S T O N BP. 99.

KOMPARASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKUNTANSI YANG SUDAH DAN BELUM MENGIKUTI SERTIFIKASI. Oleh : Wilis Puspita Dewi ABSTRACT

PENGARUH SELF-EFFICACY, LATAR BELAKANG ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR TERHADAP MINAT SISWA SMK BERWIRAUSAHA BIDANG AGRONOMI DI KABUPATEN TANAH BUMBU

PENGARUH DISIPLIN DAN FASILITAS SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA N 10 SIJUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama

Ni Made Ayu Dwi Anggreni, Made Yudana,, Wayan Lasmawan

ARTIKEL MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAK BOLA. Oleh I Made Dwi Ariyuda NIM

Nyom. Martini, Md. Yudana, Nym. Natajaya

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

PENGARUH KOMPENSASI, KEPEMIMPINAN, PROMOSI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. BALI INTERCONT CARGO DENPASAR

HUBUNGAN PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, ETOS KERJA GURU DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR

KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MOTIVASI BELAJAR

KOMPETENSI MENGAJAR MATEMATIKA OLEH MAHASISWA PPL FKIP UNIVERSITAS ABULYATAMA Oleh: Sofyan Ibrahim, Ellianti dan M.Nasri Noor

Program Studi Administrasi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh NISFILAILI A

NI NYOMAN SUTRISNAWATI NIM:

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,Indonesia

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU

Artikel Jurnal. Oleh : Diaz Wiryawan NIM

Ni Wayan Ariani, I Made Yudana, Nengah Bawa Atmadja.

M U S L I K H NIM: S

Luh Ketut Dewi Puspawati, I Nyoman Natajaya, Nengah Bawa Atmaja

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI

PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN BAGIAN DEPARTEMEN PERSONALIA PADA HOTEL PURI BAGUS CANDIDASA KARANGASEM

PENGARUH MOTIVASI PRAKTIK DAN KELAYAKAN FASILITAS BENGKEL PEMESINAN TERHADAP PRESTASI PRAKTIK PEMBUBUTAN

KONTRIBUSI EKSPEKTASI KARIER, MOTIVASI KERJA, DAN PENGALAMAN KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 2 SERIRIT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 1. Oleh

HUBUNGAN KETERAMPILAN HITUNG, PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN GURU MENGAJAR, CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016

HUBUNGAN METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2013)

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Economic Education Analysis Journal

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 01 LIWA

(Efforts To Increase Teachers Discipline In The Classroom through the Principal Waskat at SMP Negeri 4 Rimba Melintang Rokan Hilir) Oleh: Sariana *)

KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH SMP NEGERI 2 KALIWUNGU KENDAL T E S I S

STUDI HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPETENSI PROFESIONAL, DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI 1 BANGLI

PENDAHULUAN. : Puput Kartika Pratiwi (Universitas Negeri Yogyakarta)

Oleh: ZAMZAM ZAWAWI FIRDAUS NIM:

Dewa Ayu Oka Sri Astuti, I Nyoman Natajaya, I Made Yudana

ABSTRAK. Kata kunci: nilai ujian nasional, nilai tes prestasi akademik, nilai rapor, prestasi belajar. ABSTRACT

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

JURNAL SKRIPSI. Disusun oleh : Taufiana C. Muna. Bambang Sutjiroso PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK SPIL DAN PERENCANAAN

PENGARUH IMPLEMENTASI INOVASI PENDIDIKAN DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH (Studi pada SMP di Kabupaten Ciamis)

KINERJA GURU SMPN KOTA SURAKARTA

TINGKAT PENGUASAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD DI

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DAN INFORMASI KERJA DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK JURUSAN TEKNIK MESIN DI KABUPATEN SLEMAN

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM

KUALITAS PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI PENGALAMAN MENGAJAR, BEBAN KERJA DAN KESEJAHTERAAN GURU SMP NEGERI DI KABUPATEN BANGLI

Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior

: NOVITA TYAS SUVIANA NIM K

ABSTRAK. Supervisi pengajaran, Pelatihan, Pengalaman kerja, Kualitas. pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya teknologi. Diantara

KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, SIKAP PROFESIONAL GURU DAN KESEJAHTERAAN GURU TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN SUSUT BANGLI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

PENGARUH PERTUMBUHAN KREDIT DAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA OPERASIONAL PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Index Card Match dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran KKPI

Kadek Suciningsih, I Wayan Bagia, Wayan Cipta. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

KONTRIBUSI ETOS KERJA ISLAMI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA GURU MADRASAH TSANAWIYAH SWASTA (MTSS) SE-KOTA PADANG PANJANG

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN SIKAP SISWA, MELALUI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR. (Artikel) Oleh: SIS SUBAGYO SAMPUR PRASETYO ( )

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, baik ekonomi, Iptek, sosial, maupun budaya.

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Transkripsi:

KONTRIBUSI TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENGALAMAN MENGAJAR TERHADAP KUALITAS PENGELOLAAN PROSES PEMBELAJARAN GURU BAHASA INDONESIA SMP NEGERI DI KABUPATEN GIANYAR Oleh I Ketut Nentra ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi tingkat pendidikan, pelatihan, dan pengalaman mengajar secara bersama-sama terhadap kualitas pengelolaan proses pembelajaran guru bahasa Indonesia SMP Negeri di kabupaten Gianyar secara terpisah maupun simultan. Penelitian ini melibatkan 84 orang guru bahasa Indonesia SMP Negeri di Kabupaten Gianyar sebagai subjek penelitian. Data dikumpulkan dengan lembar observasi dan studi dokumentasi. Data dianalisis dengan analisis regresi dan korelasi. Hasil analisis menunjukkan ada kontribusi yang signifikan tingkat pendidikan, pelatihan, dan pengalaman mengajar secara bersama-sama terhadap kualitas pengelolaan proses pembelajaran guru bahasa Indonesia SMP Negeri di kabupaten Gianyar secara terpisah maupun simultan. Kata kunci: tingkat pendidikan, pelatihan, pengalaman mengajar, kualitas pengelolaan proses pembelajaran guru bahasa Indonesia THE CONTRIBUTION OF THE LEVEL OF EDUCATION, TRAINING, AND TEACHING EXPERIENCES TOWARD THE QUALITY OF LEARNING PROCESS MANAGEMENT OF BAHASA INDONESIA TEACHERS IN THE STATE JUNIOR HIGH SCHOOL IN GIANYAR REGENCY ABSTRACT This study aimed at finding out the contribution of the level of education, training and teaching experiences toward the quality of learning process management of Bahasa Indonesia teachers either desprerately or simultaneously. This research involved 84 Bahasa Indonesia teachers of state junior high school in Gianyar regency. This research used an ex post facto design. Data were collected through observation sheets and documentation study. Data were analyzed by using regression and correlation analysis. Based on the result above, it can be concluded that there was a significant contribution between the level of education, training and teaching experiences toward the quality of learning process management of Bahasa Indonesia teachers separately or simultaneously in the state junior high school in Gianyar regency. Key words: the level of education, training, teaching experiences, the quality of learning process management of Bahasa Indonesia teachers. 1

1. Pendahuluan Dewasa ini telah banyak referensi atau kebijakan pemerintah yang dapat dijadikan pedoman bagi guru, khususnya guru bahasa Indonesia dalam menciptakan pembelajaran yang bermakna. Salah satunya adalah petunjuk pelatihan terintegrasi guru bahasa Indonesia, di dalamnya disebutkan bahwa belajar bermakna adalah proses belajar yang mengarahkan seseorang untuk menghubungkan informasi atau pengetahuan baru dengan struktur informasi atau pengetahuan yang telah dimiliki. Selain itu, kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang dikembangkan menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) juga memberikan peluang yang luas bagi guru untuk mengembangkan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Fakta empiris di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak guru yang belum mampu memanfaatkan referensi atau kebijakan pemerintah untuk menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya siswa yang belum mampu memecahkan masalah terkait dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan mereka sehari-hari. Melihat kenyataan tersebut di Kabupaten Gianyar, banyak siswa SMP Negeri yang belum mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan mereka sehari-hari. Sehingga SMP Negeri di Kabupaten Gianyar belum banyak yang mampu menembus prestasi ke tingkat provinsi. Di tingkat kabupaten pun banyak siswa dari kecamatan yang belum mampu memperoleh prestasi maksimal. Hal ini tentu dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki oleh guru dalam mengelola pembelajaran. Faktor yang tidak dapat diabaikan adalah tentang pengalaman kerja guru, yang selanjutnya disebut dengan pengalaman mengajar. Pengalaman mengajar ini penting bagi seorang guru dalam hal membentuk kematangan dan kemantapan prilaku guru. Semakin lama pengalaman mengajar seorang guru maka semakin mantap pula kematangan pribadinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dipercayakan kepadanya. 2

Setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda satu dengan yang lain. Hal ini disebabkan karena perbedaan latar belakang, masa hidup serta profesi yang beragam. Semakin lama seseorang hidup maka semakin menumpuk pengalamannya dan kemungkinan perbedaan pengalaman dengan orang lain akan semakin besar. Perbedaan dalam hal pengalaman menunjukkan kemampuan seseorang dalam mengelola konflik dan permasalahan dalam pembelajaran. Menurut Sugita (2009:9) guru yang lebih tua dan berpengalaman lebih berhasil mengelola konflik atau permasalahan dibandingkan dengan guru yang masih muda yang minim pengalaman. Sugita mengatakan faktor yang menyebabkan kegagalan yang dialami oleh guru muda dan kurang pengalaman dalam memecahkan konflik dan permasalahan dalam tugas adalah guru muda terlalu emosional-agresif. Berbagai hasil penelitian tentang pentingnya pengalaman kerja bagi seseorang telah memberikan gambaran bagi guru bahwa pengalaman mengajar ikut menentukan keberhasilan guru dalam menjalankan tugas kesehariannya mengajar di sekolah. Peningkatan kualifikasi akademik bagi guru ini tentunya tidak terlepas dari tujuan untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (pasal 4, PP No. 19 Tahun 2005). Tetapi dari data yang diperoleh dari Balitbang Depdiknas (2004). yaitu masih sangat banyak jumlah guru yang kualifikasi pendidikannya belum setara D-IV atau SI. Dalam usaha peningkatan profesionalisme mengajar guru, pemerintah terkait memberikan perhatian lebih kepada guru melalui jalur pelatihan-pelatihan bidang profesi yang diajarkan, serta kegiatan lain yang sifatnya meningkatkan mutu kemampuan mengajar guru yang selama ini dipandang masih kurang memadai. Pelatihan bagi guru sering kali kita kenal dengan nama pelatihan kerja yaitu kegiatan yang dilakukan dengan sadar untuk menyajikan materi, menyamakan persepsi, menggali wawasan pengetahuan baru untuk meningkatkan kualitas diri dalam pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk pelaksanaan tugastugasnya. 2

Pendidikan dan pelatihan sesungguhnya tidak sama, walaupun ada persamaannya yaitu keduanya berhubungan dengan pemberian bantuan kepada pegawai, agar pegawai tersebut dapat berkembang ke tingkat kecerdasan, pengetahuan, dan kemampuan yang lebih tinggi. Pendidikan sifatnya lebih teoretis, sedangkan pelatihan lebih bersifat penerapan segera daripada pengetahuan dan keahlian yang sifatnya praktis (Manullang, 1994). Upaya untuk meningkatkan pengelolaan proses pembelajaran, salah satu diantaranya adalah dengan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan bagi guru yang bersangkutan. Mengenai materi yang dipelatihkan dapat mencangkup substansi bidang profesi yang diajarkan, pengelolaan kelas, serta model atau strategi pembelajaran. Di Kabupaten Gianyar masih banyak guru yang belum pernah mengikuti pelatihan. Khusus untuk guru bahasa Indonesia di Gianyar banyak yang belum terjangkau pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah, hal ini terkait dengan jumlah guru yang tidak sesuai dengan kapasitas/daya tampung pelatihan yang diselenggarakan. Misalnya satu pelatihan memiliki daya tampung 40 orang, tetapi jumlah guru bahasa Indonesia di Kabupaten Gianyar adalah 141 orang, ini berarti 101 orang guru tidak mengikuti pelatihan. Selain masalah daya tampung pemerataan guru yang mengikuti pelatihan juga menjadi kendala. Dalam satu sekolah yang mengikuti pelatihan hanya guru itu saja, tidak pernah bergantian dengan rekan guru lain di sekolah tersebut. Padahal seperti yang kita ketahui pelatihan bagi guru berdampak terhadap sikapnya, penambah pengetahuan, dan keterampilan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengelolaan proses pembelajaran sehari-hari. Menyadari betapa pentingnya kualitas pengelolaan proses pembelajaran, tingkat pendidikan, pelatihan, dan pengalaman mengajar para guru, agar tercapai unjuk kerja yang optimal sehingga kualitas pendidikan meningkat, maka dirasa perlu dalam penelitian ini mengkaji masalah-masalah yang berhubungan dengan hal-hal tersebut di atas. Dengan demikian, maka judul tesis ini secara lengkap adalah: " Kontribusi Tingkat Pendidikan, Pelatihan, dan Pengalaman Mengajar Terhadap Kualitas Pengelolaan Proses Pembelajaran Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri di Kabupaten Gianyar". 3

2. Metode Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh guru Bahasa Indonesia SMP di Kabupaten Gianyar yang berjumlah 84 orang. Semua populasi dijadikan subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan rancangan ex-post facto. Data dikumpulkan dengan lembar observasi dan studi dokumentasi. Data dianalisis dengan analisis regresi dan korelasi. Dalam penelitian ini dilibatkan satu variabel terikat (kriterium) sebagai fokus penelitian dan tiga variabel bebas sebagai prediktornya. Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas pengelolaan pembelajaran Sedangkan tiga variabel bebas sebagai prediktornya masing-masing adalah: tingkat pendidikan, pelatihan, dan pengalaman mengajar. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Temuan pertama menunjukkan bahwa ada kontribusi yang signifikan tingkat pendidikan guru terhadap kualitas pengelolaan proses pembelajaran bahasa Indonesia melalui persamaan garis regresi Y = 34,243 + 0,315X1 dengan Freg = 9,041 (p<0,05). Dalam penelitian ini ditemukan korelasi positif yang signifikan antara tingkat pendidikan guru dengan kualitas pengelolaan proses pembelajaran bahasa Indonesia sebesar 0,315 dengan p< 0,05. Variabel tingkat pendidikan guru dapat menjelaskan makin tingginya kualitas pengelolaan proses pembelajaran bahasa Indonesia sebesar 9,90%. Bila dilihat dari kontribusi murni, setelah dikendalikan oleh variabel pelatihan guru dan pengalaman mengajar guru maka kontribusi tingkat pendidikan guru sebesar 5,615% terhadap kualitas pengelolaan proses pembelajaran bahasa Indonesia. Bila dikaitkan dengan dengan sumbangan efektif, maka tingkat pendidikan guru memberikan sumbangan efektif sebesar 6,00% terhadap kualitas pengelolaan proses pembelajaran bahasa Indonesia SMP Negeri di Kabupaten Gianyar. Dari hasil temuan seperti dipaparkan di atas, mengisyaratkan bahwa tingkat pendidikan memiliki kontribusi yang berarti terhadap kualitas pengelolaan proses pembelajaran bahasa Indonesia SMP Negeri di Kabupaten Gianyar. Dengan kata lain, guru yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi akan mempunyai wawasan dan 4

kemampuan yang lebih luas yang nantinya akan tampak pada hasil kerja yang telah dilaksanakan, yakni kualitas pengelolaan proses pembelajaran bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan yang dinyatakan Allen & Meyer (1997) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah karakteristik pribadi individu, karakteristik organisasi, dan pengalaman selama berorganisasi Yang termasuk ke dalam karakteristik organisasi adalah struktur organisasi, desain kebijaksanaan dalam organisasi, dan bagaimana kebijaksanaan organisasi tersebut disosialisasikan. Karakteristik pribadi terbagi ke dalam dua variabel, yaitu variabel demografis; dan variabel disposisional. Variabel demografis mencakup gender, usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, dan lamanya seseorang bekerja pada suatu organisasi. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan tidak hannya menambah pengetahuan, akan tetapi juga meningkatkan keterampilan bekerja, dengan demikian meningkatkan kinerja seseorang. Hubungan pendidikan dengan kinerja seseorang dapat tercermin dalam tingkat penghasilan dan kualitas kinerja seseorang. Pendidikan yang lebih tinggi mengakibatkan produktivitas kerja yang lebih tinggi dan oleh sebab itu memungkinkan penghasilan yang lebih tinggi juga (Simanjuntak, 1990:40). tingkat pendidikan guru adalah kualifikasi akademik yang dimiliki guru yang diperoleh dari pendidikan formal seperti: diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselengarakan oleh perguruan tinggi dalam bentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas yang dibuktikan oleh adanya ijazah. Dalam suatu proses pendidikan, peserta dibekali kemampuan akademik, keterampilan dan sikap sehingga nantinya dapat dipakai setelah menyelesaikan pendidikan. Dengan demikian makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin baik kualitas kinerjanya. Bila guru memiliki pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya, maka kinerjanya juga makin baik. Temuan kedua meunjukkan bahwa ada kontribusi yang signifikan pelatihan guru terhadap peningkatan kualitas pengelolaan proses pembelajaran bahasa Indonesia melalui persamaan garis regresi: Y = 24,247+ 0,515X2 dengan Freg = 29,606 (p<0,05). Dalam penelitian ini ditemukan korelasi positif yang signifikan 5

antara pelatihan guru dengan peningkatan kualitas pengelolaan proses pembelajaran bahasa Indonesia sebesar 0,515 (p < 0,05) dengan kontribusi sebesar 26,50% dan sumbangan efektif sebesar 19,60%. Ini berarti, makin baik pelatihan guru, maka makin baik pula kualitas pengelolaan proses pembelajaran bahasa Indonesia. Variabel pelatihan guru dapat menjelaskan makin tingginya kualitas pengelolaan proses pembelajaran bahasa Indonesia sebesar 26,50%, ini dapat dijadikan suatu indikasi bahwa pelatihan guru berkontribusi terhadap peningkatan [kualitas pengelolaan proses pembelajaran bahasa Indonesia SMP Negeri di Kabupaten Gianyar Hasil penelitian ini berkaitan dengan apa yang dikatakan Simamora (1995:49) bahwa program pelatihan dan pengembangan merupakan serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap dan kinerja individu, kelompok atau seluruh organisasi. Selain itu dikatakan pula bahwa aktivitas pelatihan dan pengembangan ditujukan untuk membantu guru mempelajari keahlian baru atau memperbaiki keahlian yang sudah ada. Hal senada diungkapkan oleh Mathis dan Jackson (2002:13) bahwa pelatihan kerja-ketrampilan (job-skill trainning) adalah bagian dari pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, pelatihan yang berkesinambungan diperlukan untuk tanggap pada perubahan teknologi dan tantangan ke depan. Kemudian Vroom dalam Westerman dan Donoghue (1992:138) menjelaskan pencapaian kinerja (dalam hal ini kualitas pengelolaan pembelajaran) dapat ditentukan oleh peningkatan kemampuan mengelola pembelajaran melalui pelatihan dan juga oleh sikap manajemen dalam mendorong pencapaian kinerja. Ketiga pendapat di atas mengisyaratkan bahwa pengalaman dalam pelatihan pada intinya adalah penambahan pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai penunjang dalam melaksanakan tugas-tugas kepala sekolah termasuk di dalamnya tentang pengetahuan pembelajaran bahasa Indonesia. Bila dikaitkan dengan kualitas pengelolaan pembelajaran, pengalaman dalam pelatihan akan memberikan pengetahuan baru terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap guru sehingga guru lebih paham tentang kompetensi pedagogic dan profesional sehingga berdampak positif terhadap kualitas pengelolaan pembelajaran bahasa Indonesia. 6

Penelitian ini juga sesuai dengan apa yang dikatakan Amstrong (1990: 209) bahwa tujuan pendidikan dan pelatihan adalah untuk memperoleh tingkat kemampuan yang diperlukan dalam pekerjaan mereka dengan cepat dan ekonomis dan mengembangkan kemampuan-kemampuan dari staf yang ada sehingga prestasi mereka pada jabatan-jabatan yang sekarang ditingkatkan dan mereka dipersiapkan untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar di masa yang akan datang. Siswanto (1989: 139) mengatakan pendidikan dan pelatihan dimaksudkan untuk memperoleh nilai tambah tenaga kerja yang bersangkutan, terutama yang berhubungan dengan meningkatnya dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan keterampilan tenaga kerja yang bersangkutan. Pendidikan dan pelatihan dimaksudkan untuk mempertinggi kerja karyawan dengan mengembangkan cara-cara berpikir dan bertindak yang tepat serta pengetahuan tentang tugas pekerjaan (As ad, 1987: 64). Dari pendapat ini juga mengisyaratkan bahwa pengalaman dalam pelatihan dapat meningkatkan kualitas kinerja seseorang. Agus Dharma (2002:2) mengemukakan bahwa pendidikan dan pelatihan yang sistematis akan sangat membantu untuk menjadi guru yang efektif. Temuan ketiga menunjukkan bahwa ada kontribusi yang signifikan pengalaman mengajar guru terhadap peningkatan kualitas pengelolaan proses pembelajaran bahasa Indonesia melalui persamaan garis regresi Y = 25,706+ 0,486X3 dengan Freg = 25,340 (p<0,05). Dalam penelitian ini ditemukan korelasi positif yang signifikan antara pengalaman mengajar guru dengan kualitas pengelolaan proses pembelajaran bahasa Indonesia sebesar 0,486 (p < 0,05) dengan kontribusi sebesar 23,60% dan sumbangan efektif sebesar 17,60%. Variabel pengalaman mengajar guru dapat menjelaskan makin tingginya peningkatan kualitas pengelolaan proses pembelajaran bahasa Indonesia sebesar 33,063%, ini dapat dijadikan sebagai indikasi bahwa pengalaman mengajar guru determinan terhadap peningkatan kualitas pengelolaan proses pembelajaran bahasa Indonesia SMP Negeri di Kabupaten Gianyar. Setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda satu dengan yang lain. Hal ini disebabkan karena perbedaan latar belakang, masa hidup serta profesi yang beragam. 7

Semakin lama seseorang hidup maka semakin menumpuk pengalamannya dan kemungkinan perbedaan pengalaman dengan orang lain akan semakin besar. Perbedaan dalam hal pengalaman menunjukkan kemampuan seseorang dalam mengelola konflik dan permasalahan dalam pembelajaran. Menurut Sugita (2009:9) guru yang lebih tua dan berpengalaman lebih berhasil mengelola konflik atau permasalahan dibandingkan dengan guru yang masih muda yang minim pengalaman. Sugita mengatakan faktor yang menyebabkan kegagalan yang dialami oleh guru muda dan kurang pengalaman dalam memecahkan konflik dan permasalahan dalam tugas adalah guru muda terlalu emosional-agresif. Berbagai hasil penelitian tentang pentingnya pengalaman kerja bagi seseorang telah memberikan gambaran bagi guru bahwa pengalaman mengajar ikut menentukan keberhasilan guru dalam menjalankan tugas kesehariannya mengajar di sekolah. Menurut Soekamto (1999) dinyatakan bahwa, semakin seseorang mengulang sesuatu, semakin bertambah kecepatan dan pengetahuannya terhadap hal tersebut. Mengenai faktor pengalaman kerja, hal yang tidak jauh berbeda juga dikemukakan oleh Kusmintardjo (1996) yang menyatakan bahwa pengalaman adalah pekerjaan yang akan menghasilkan perubahan kearah kematangan tingkah laku, pertambahan pengertian, dan pengayaan informasi. Perubahan kearah yang semakin baik ini diakibatkan adanya proses belajar lewat pengalaman. Ditambahkan pula oleh Walker (Kusmintardjo, 1996) yang mengemukakan bahwa belajar adalah perbuatan sebagai akibat dari pengalaman. Dapat dikatakan bahwa semakin banyak pengalaman kerja dalam melaksanakan tugasnya, maka semakin banyak belajar dan pengalaman. Sebagai guru pengalaman penting untuk mengembangkan tugas profesi, karena keberhasilan dari seorang siswa dalam belajar sangat tergantung dari kinerja gurunya yang diperoleh dari pengalaman kerja. Semakin banyak pengalaman kerja dari seorang guru, maka tingkat kinerjanya bertambah baik dilihat dari kemampuan, pengetahuan dan sikap terhadap tugasnya. Pengalaman kerja dari guru dapat dilihat dari masa kerja dalam melaksanakan tugas sebagai guru. Guru dengan masa kerja lama dengan banyak pengalaman biasanya diikuti dengan sikap yang profesional dalam melaksanakan tugas keguruannya. 8

Temuan keempat menunjukkan bahwa, ada kontribusi yang signifikan secara bersama-sama tingkat pendidikan guru, pelatihan guru, dan pengalaman mengajar guru terhadap peningkatan kualitas pengelolaan proses pembelajaran bahasa Indonesia melalui persamaan garis regresi Y = 36,33+ 0,189X1 + 0,376X2 + 0,362X3 dengan Freg = 20,054 (p<0,05). Ini berarti secara bersama-sama variabel tingkat pendidikan guru, pelatihan guru, dan pengalaman mengajar guru dapat menjelaskan tingkat kecenderungan peningkatan kualitas pengelolaan proses pembelajaran bahasa Indonesia SMP Negeri di Kabupaten Gianyar. Dengan kata lain bahwa tingkat pendidikan guru, pelatihan guru, dan pengalaman mengajar guru berfungsi determinan terhadap peningkatan kualitas pengelolaan proses pembelajaran bahasa Indonesia SMP Negeri di Kabupaten Gianyar. Dari hasil analisis juga diperoleh koefisien korelasi ganda sebesar 0,655 dengan p<0,05. Ini berarti, secara bersamasama tingkat pendidikan guru, pelatihan guru, dan pengalaman mengajar guru berkorelasi positif dan signifikan dengan peningkatan kualitas pengelolaan proses pembelajaran bahasa Indonesia SMP Negeri di Kabupaten Gianyar sebesar 42,90%. Makin baik tingkat pendidikan guru, makin baik pelatihan guru, dan makin tinggi pengalaman mengajar guru, makin baik pula kualitas pengelolaan proses pembelajaran bahasa Indonesia. Bila dilihat koefisien kontribusi ketiga variabel tersebut, tidak sepenuhnya bahwa variabel-variabel tersebut dapat memprediksikan kualitas pengelolaan proses pembelajaran bahasa Indonesia. Peningkatan persyaratan kualifikasi akademik bagi guru ini bertolak dari suatu pemikiran bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seorang guru maka pengetahuan dan wawasannya akan semakin luas, dan dari situ akan makin meningkat pula kemampuannya dalam meningkatkan kualitas pengelolaan proses pembelajaran. Selain itu, pelatihan bagi guru berdampak terhadap sikapnya, penambah pengatahuan, dan keterampilan, maka dapat diduga bahwa pelatihan dapat meningkatkan kualitas pengelolaan proses pembelajaran sehari-hari, dengan kata lain dapat diduga, bahwa pelatihan memberikan hasil positif dalam peningkatan kualitas pengelolaan proses pembelajaran guru. 9

Menurut Soekamto (1999) dinyatakan bahwa, semakin seseorang mengulang sesuatu, semakin bertambah kecepatan dan pengetahuannya terhadap hal tersebut. Mengenai faktor pengalaman kerja, hal yang tidak jauh berbeda juga dikemukakan oleh Kusmintardjo (1996) yang menyatakan bahwa pengalaman adalah pekerjaan yang akan menghasilkan perubahan kearah kematangan tingkah laku, pertambahan pengertian, dan pengayaan informasi. Perubahan kearah yang semakin baik ini diakibatkan adanya proses belajar lewat pengalaman. Ditambahkan pula oleh Walker (Kusmintardjo, 1996) yang mengemukakan bahwa belajar adalah perbuatan sebagai akibat dari pengalaman. Dapat dikatakan bahwa semakin banyak pengalaman kerja dalam melaksanakan tugasnya, maka semakin banyak belajar dan pengalaman. Sebagai guru pengalaman penting untuk mengembangkan tugas profesi, karena keberhasilan dari seorang siswa dalam belajar sangat tergantung dari kinerja gurunya yang diperoleh dari pengalaman kerja. Berdasarkan paparan di atas, tampak dengan jelas bahwa dengan tingkat pendidikan guru yang tinggi, pelatihan guru yang baik, serta diimbangi dengan pengalaman mengajar guru yang tinggi maka kualitas pengelolaan proses pembelajaran bahasa Indonesia dapat dioptimalkan. Dengan demikian dugaan yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan guru, pelatihan guru, dan pengalaman mengajar guru berkontribusi terhadap kualitas pengelolaan proses pembelajaran bahasa Indonesia telah terbukti secara empirik dalam penelitian ini. 4. Penutup Hasil temuan menunjukkan bahwa tingkat pendidikan guru, pengalaman mengajar guru dan kualitas pengelolaan proses pembelajaran bahasa Indonesia SMP Negeri di Kabupaten Gianyar belum optimal (berada pada kategori cukup). Oleh karena itu, beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru SMP Negeri di Kabupaten Gianyar adalah: (1) berusaha secara maksimal meningkatkan kompetensi dalam bidang pembelajaran melalui membaca, mengikuti pelatihan, dan studi lanjut, (2) meningkatkan keterampilan teknis dalam bidang pembelajaran seperti: keterampilan dalam mengembangkan model-model pembelajaran inovatif, keterampilan dalam 10

mengembangkan model-model asesmen otentik, dan keterampilan bertanya (3) berkolaborasi dengan perguruan tinggi dalam merancang pembelajaran melalui mentoring maupun choacing, (4) meletakkan perbaikan pembelajaran sebagai prioritas dalam meningkatkan kualitas pembelajaran guru terutama membudayakan melakukan penelitian tindakan kelas maupun membuat karya inovatif lainnya, (5) bersedia menerima kritik dari berbagai pihak guna meningkatkan kualitas pengelolaan pembelajara seperti membiasakan memberikan kesempatan pada siswa memberikan penilaian terhadap pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru melalui refleksi pada setiap akhir pembelajaran. DAFTAR RUJUKAN Aan Komariah & Cepi Triatna. 2004. Visionary Leadership (Menuju Sekolah Efektif). Jakarta: PT. Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta : Bumi Aksara Aris Suparni, Nyoman. 2008. Kontribusi Kompetensi, Kesejahteraan, dan Disiplin Terhadap Kualitas Layanan Guru Dalam Proses Pembelajaran Dapa SMK Negeri di Kota Denpasar. Tesis: Progam Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Axinn, N.et.al. 1976. Non Formal Education and Rular Development, monograf, Michigan State University. Candiasa, Made. 2007. Statistik Multivariat, disertai petunjuk analisis dengan SPSS. Singaraja: Progam Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Dahama, O.P. and Bhatnagar, O.P. 1980. Educational and Communication for Development. Oxford: Universitas Press. Djamarah, Syaiful Bahari. 2002. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional. Gorda, I Gusti Ngurah. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Denpasar: Astabrata Bali. Londo, F.J. 2001. Korelasi antar Latar Belakang Pengalaman Kerja dan Motivasi Berprestasi dengan Komitmen Kerja Guru Sekolah Dasar Katolik di Kota Manado. Tesis: Universitas Negeri Malang. 11