BAB I PENDAHULUAN. menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan dalam menyerap ilmu dalam jumlah yang banyak.

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tertuang dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersikap tenang dalam menghadapi ujian nasional. Orangtua dan

BAB I PENDAHULUAN. itu berlangsung seumur hidup dimulai dari keluarga kemudian di teruskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk manusia yang berkualitas, berkompeten, dan bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan diharapkan dapat mencetak

BAB I PENDAHULUAN. mendapat tempat terdepan dan terutama. Pendidikan merupakan faktor yang sangat esensial

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Manusia sebagai individu dibekali akal

I. PENDAHULUAN. masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. Tirtarahardja & La Sulo, ).

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bagi sebahagian besar orang pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. melakukan hal itu, sekolah-sekolah tidak akan bisa menghindari diri dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan,

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu faktor yang menentukan perkembangan suatu negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. warganya belajar dengan potensi untuk menjadi insan insan yang beradab, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia diberi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai pengaruh yang dinamis dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha mewujudkan suasana belajar bagi peserta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Hasil belajar merupakan bagian akhir dari proses belajar dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan

I. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, sehingga munculah berbagai alat sebagai hasil pemanfaatan ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dibutuhkan. pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kawan-kawan menjelaskan bahwa perubahan dibedakan menjadi empat lapis

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alvie Syarifah, Hubungan antara Dukungan Sosial Orang Tua dengan Komitmen

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan dilakukan untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB V PENUTUP. Dari hasil pengumpulan, pengolahan dan interpretasi data hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan profesionalisasi dan sistem menajemen tenaga kependidikan serta

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak sekali ditemukan permasalahan dalam belajar khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin maju menuntut dunia pendidikan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah upaya untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. baik, menghadapi segala tantangan dan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan memerankan peran yang sangat penting dalam membentuk

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan), dan mengembangkan kepada kondisi yang optimal apabila terjadi

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia harus terus ditingkatkan kualitas pribadi, kemampuan berkarya dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi yang ada pada diri manusia. Pendidikan mampu menyeimbangkan hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pendidikan dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB I PENDAHULUAN. teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, kepintaran, kemampuan berpikir seseorang atau kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat dilakukan di lingkungan mana saja baik di sekolah maupun di luar

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR. Dessy Mulyani 1)

BAB I PENDAHULUAN. keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. memahami materi pelajaran matematika hal ini dilihat dari hasil pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan aspek yang sangat penting,

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembang secara optimal dari segi kepribadiannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai usaha atau keinginan yang dilakukan dengan sengaja dan teratur

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dimaksudkan untuk membantu siswa tumbuh dan berkembang menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal, dalam berbagai aspek kepribadian untuk menjadi manusia yang dewasa dan mandiri di tengah-tengah masyarakat. Pendidikan dianggap berhasil apabila lulusannya mampu menempatkan dan mengembangkan dirinya, sesuai dengan potensi yang dimilikinya dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan layanan bimbingan konseling yang diselenggarakan dengan baik melalui kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di sekolah. Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional, pada pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Usaha sadar dan terencana tersebut terlaksana lewat pendidikan yang diperoleh di sekolah melalui kegiatan pembelajaran di kelas. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. Jika dalam satu proses belajar seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kemampuan baik kualitas maupun kuantitas, maka individu tersebut belum mengalami proses belajar yang baik atau dapat dikatakan individu tersebut mengalami kesulitan atau hambatan yang menggagalkan siswa.

Di dalam mencapai tujuan belajar, siswa mengalami banyak kesulitan selama masa pendidikan di sekolah sehingga prestasi belajarnya menurun. Kesulitan juga menggambarkan gejala dari hambatan-hambatan tertentu yang dialami oleh individu dalam kegiatan untuk mencapai tujuan belajarnya. Kesulitan belajar secara umum dapat diartikan sebagai suatu bentuk atau kejadian yang menunjukkan bahwa dalam mencapai tujuan pengajaran, sejumlah siswa mengalami hambatan atau dengan kata lain tidak dapat menyerap pelajaran sebagaimana mestinya. Hambatan itu bisa datang dari dirinya sendiri maupun di luar diri siswa. Menurut Sunarta (2006:7) yang dimaksud dengan kesulitan belajar adalah kesulitan yang dialami oleh siswa-siswi dalam kegiatan belajarnya, sehingga berakibat prestasi belajarnya rendah dan perubahan tingkah laku yang terjadi tidak sesuai dengan partisipasi yang diperoleh sebagaimana teman-teman kelasnya. Menurut Hallahan (2003:110), kesulitan belajar merupakan suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologi dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja dan berhitung. Kesulitan belajar Matematika adalah hambatan atau gangguan belajar pada siswa yang ditandai oleh ketidakmampuan siswa untuk mengekspresikan hubungan kuantitatif sehingga berdampak serius pada kemampuan dalam menerima pelajaran seperti kesulitan menghafal rumus dan tidak dapat menyelesaikan soal dengan benar. Secara umum, faktor kesulitan belajar dibedakan atas dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yang dimaksud adalah faktor yang berhubungan dengan keadaan dalam diri siswa sendiri baik fisik maupun psikis berupa; intelegensi, bakat,

motivasi, perhatian, kesehatan dan kelainan fisik siswa. Selanjutnya faktor ekstern yang dimaksud adalah faktor yang berhubungan dengan keadaan luar diri siswa seperti faktor keadaan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat. Bimbingan belajar adalah suatu proses bantuan yang diberikan oleh guru BK kepada siswa dalam mengatasi masalah belajar yang dihadapinya, serta dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat yang dimiliki. Tujuan bimbingan belajar yaitu membantu siswa untuk mendapatkan penyesuaian yang baik dalam situasi belajar, membantu siswa untuk mendapatkan cara- cara belajar secara efisien dan efektif, dan membantu siswa untuk mendapatkan kepandaian belajar sesuai dengan perencanaan jadwal belajar. Berkaitan dengan hal kesulitan belajar yang dialami oleh siswa siswi kelas XI IPS 6, menunjukkan bahwa ada gejala-gejala kesulitan belajar seperti siswa sukar menyesuaikan diri dalam belajar, siswa sering lupa mengerjakan tugas yang diberikan bapak ibu guru, siswa tidak konsentrasi saat menerima pelajaran, dan siswa jarang masuk sekolah. Fenomena kesulitan belajar perlu direspon oleh guru BK melalui tindak nyata pemberian layanan bimbingan belajar. Hal ini perlu dilakukan untuk membantu siswa mendapatkan penyesuaian yang baik dalam situasi belajar sehingga setiap siswa dapat belajar secara efisien sesuai dengan kemampuan dan mencapai perkembangan yang optimal khususnya dalam pelajaran Matematika. Berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan adanya gejala-gejala kesulitan belajar pada mata pelajaran Matematika yang terjadi pada siswa kelas XI IPS 6 tahun pelajaran 2015/2016 sebagai berikut: Kebiasaan belajar yang kurang baik misalnya sulit berkonsentrasi pada proses kegiatan belajar mengajar, sulit untuk mengingat tugas yang

diberikan guru, kurangnya bahan referensi yang berkaitan dengan pelajaran matematika, penggunaan waktu belajar yang tidak efisien misalnya sering menunda-nunda waktu sehingga waktu belajar yang ada sering digunakan untuk ribut, bercerita maupun bolos. Melihat gejala-gejala kesulitan belajar yang diuraikan pada latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk mendalaminya. Adapun penelitian yang akan dilaksanakan dengan judul Upaya guru BK Untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Dan Implikasinya Bagi Bimbingan Belajar (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 1 Kupang tahun Pelajaran 2015/2016). B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Masalah Umum Masalah umum dalam penelitian ini adalah bagaimana upaya yang dilakukan guru BK untuk mengatasi kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran Matematika dan implikasinya bagi bimbingan belajar? 2. Masalah Khusus Masalah khusus dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Jenis- jenis kesulitan belajar apakah yang dialami oleh siswa kelas XI IPS 6 SMA Negeri 1 Kupang pada mata pelajaran Matematika? b. Faktor apa sajakah yang menyebabkan adanya kesulitan belajar siswa kelas XI IPS 6 SMA Negeri 1 Kupang pada mata pelajaran Matematika? c. Bagaimana upaya yang dilakukan guru BK untuk mengatasi kesulitan belajar siswa kelas XI IPS 6 SMA Negeri 1 Kupang pada mata pelajaran Matematika?

d. Apa implikasinya bagi bimbingan belajar di SMA Negeri 1 Kupang? C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh guru BK dalam mengatasi kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran Matematika dan implikasinya bagi bimbingan belajar. b. Tujuan Khusus Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan khusus dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui jenis- jenis kesulitan belajar siswa kelas XI IPS 6 SMA Negeri 1 Kupang pada mata pelajaran Matematika. 2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa kelas XI IPS 6 SMA Negeri 1 Kupang pada mata pelajaran Matematika. 3) Untuk mengetahui upaya yang dilakukan guru BK dalam mengatasi kesulitan belajar siswa kelas XI IPS 6 SMA Negeri 1 Kupang pada mata pelajaran Matematika. 4) Untuk mengetahui implikasinya bagi bimbingan belajar terhadap siswa kelas XI IPS 6 SMA Negeri 1 Kupang yang mengalami kesulitan belajar pada mata pelajaran Matematika.

2. Manfaat Penelitian a. Bagi kepala sekolah Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi kepala sekolah sebagai pengelola dan penanggungjawab umum, agar mengkoordinir dan meningkatkan kerjasama dengan guru-guru, wali kelas, guru BK dan staf lainnya dalam upaya peningkatan prestasi belajar siswa. b. Bagi Guru Mata Pelajaran Matematika Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan informasi atau pedoman bagi guru untuk lebih memahami berbagai kesulitan atau hambatan yang dialami siswa dalam belajar. c. Bagi Siswa Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi siswa-siswi agar dapat memotivasi dirinya untuk lebih giat belajar serta mengubah kebiasaan-kebiasaan yang tidak mendukung dalam belajar. D. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian mengacu pada hal-hal yang menjadi titik perhatian dalam penelitian ini. Hal ini dimaksud agar penelitian ini lebih terfokus pada objek yang diteliti. Batasan lingkup penelitian ini mencakup : a. Fokus Penelitian Fokus penelitian ini adalah upaya guru BK untuk mengatasi kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran Matematika dan implikasinya bagi bimbingan belajar. b. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah guru BK SMA Negeri 1 Kupang tahun pelajaran 2015/2016. c. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kupang Jln. Cak Doko No. 59 Kelurahan Oetete, Kecamatan Oebobo. d. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama 5 bulan dari Juli sampai November 2015. E. Penegasan Konsep Penegasan konsep terkait topik penelitian ini dilakukan agar tidak terjadi penafsiran yang keliru atau berbeda-beda diantara pembaca. Adapun konsep-konsep penelitian yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut: 1. Kesulitan Belajar Kullase (1987:73) mengatakan bahwa kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dalam proses belajar yang mengalami hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai suatu tingkah laku yang berbentuk sikap, kebiasaan, pengetahuan, keterampilan, pemahaman dan perbuatan Burton (Jasman 1992:53) menyatakan bahwa kesulitan belajar dapat diartikan sebagai: a. Dalam waktu tertentu, individu tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau penguasaan. b. Tidak dapat mencapai prestasi yang semestinya berdasarkan ukuran yang dimiliki individu.

c. Tidak dapat menunjukkan tugas-tugas perkembangan d. Tidak dapat mencapai suatu tingkat penguasaan yang dibutuhkan sebagai persyaratan untuk kelanjutannya pada tingkat berikutnya. Dari kedua pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi dalam proses belajar dimana siswa mengalami hambatan-hambatan baik dalam bentuk sikap, kebiasaan, pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan perbuatan sehingga menyebabkan hasil belajar tidak dapat tercapai dengan baik. Kesulitan belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan yang dialami siswa kelas XI IPS 6 SMA Negeri 1 Kupang ketika mengikuti pelajaran matematika yang terdiri dari; kebiasaan belajar yang kurang baik, kemampuan mengingat yang rendah, kurangnya minat dari siswa terhadap belajar, penggunaan waktu belajar yang tidak efisien dan rendahnya daya ingat siswa sehingga menyebabkan siswa tidak dapat mencapai tujuan pengajaran secara baik. 2. Pengertian Implikasi Menurut Poerwadarminta (1999:374) implikasi berarti keterlibatan atau keadaan terlibat. Selanjutnya dikatakan pula bahwa dalam kehidupan sehari-hari istilah implikasi diartikan sebagai maksud yang terkandung dimana dapat menyebabkan pada hal-hal lain. Gunawan (1992:38) mengatakan bahwa implikasi adalah suatu prinsip yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk menunjukkan kreativitas dalam upaya memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa dalam proses belajarnya. Implikasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah keterlibatan dari seorang guru BK dalam memberikan layanan bimbingan belajar kepada siswa kelas XI IPS 6 SMA

Negeri 1 Kupang tahun Pelajaran 2015/2016 yang mengalami kesulitan belajar pada mata pelajaran Matematika. 3. Bimbingan Belajar Menurut Mungin (1997:3), Bimbingan belajar adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada individu (siswa) untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam belajar guna mencapai hasil belajar yang lebih baik sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat yang dimiliki. Menurut Ahmadi dan Supryono (2004:112), Bimbingan belajar adalah usaha untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan di dalam memasuki proses belajar dan situasi belajar yang dihadapi. Dari dua pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada individu (siswa) yang mengalami kesulitan dalam belajar guna mencapai hasil belajar yang lebih baik sesuai dengan kemampuan, minat dan bakat yang dimiliki. Bimbingan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bantuan yang diberikan oleh seorang guru BK untuk membantu siswa kelas XI IPS 6 SMA Negeri 1 Kupang tahun pelajaran 2015/2016 yang mengalami kesulitan belajar khususnya dalam mata pelajaran Matematika.