BAB I PENDAHULUAN. salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Selama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kopi Indonesia merupakan salah satu komoditas perkebunan yang telah di ekspor

I. PENDAHULUAN. penyerapan tenaga kerja dengan melibatkan banyak sektor, karena

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Indonesia

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. maupun luar negeri. Sebagian besar produksi kopi di Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perkebunan merupakan sektor yang berperan sebagai penghasil devisa

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. Gaya hidup pada zaman modern ini menuntun masyarakat untuk mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan Negara Agraris. Hal ini dapat

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.

ANALISIS POSISI EKSPOR KOPI INDONESIA DI PASAR DUNIA EXPORT POSITION ANALYSIS OF COFFEE INDONESIA IN THE WORLD MARKET

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, dalam kata lain cadangan migas Indonesia akan semakin menipis.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas unggulan dari sub sektor perkebunan di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

I. PENDAHULUAN. Peran ekspor non migas sebagai penggerak roda perekonomian. komoditas perkebunan yang mempunyai peran cukup besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dikembangkannya tanaman kelapa sawit di Indonesia pada tahun 60-an,

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu negara dan diyakini merupakan lokomotif penggerak dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. ternak. Penanaman tanaman dengan sistem agroforestri ini dapat meningkatkan

I. PENDAHULUAN. penyumbang devisa, kakao (Theobroma cacao) juga merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

BAB I PENDAHULUAN. tropis yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat tempat yang terlalu tinggi

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN. Kopi menjadi komoditi penting dan merupakan komoditi paling besar

Kata Kunci: Nilai Ekspor, GDP Amerika Serikat, Kurs Nominal, Surpus Konsumen, Surplus Produsen

BAB I PENDAHULUAN. opportunity cost. Perbedaan opportunity cost suatu produk antara suatu negara

KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dan termasuk dalam kelompok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai peluang yang cukup besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. terjadi apabila barang yang dihasilkan oleh suatu negara dijual ke negara lain

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian, Semester I 2014 Ekspor Impor Neraca

I. PENDAHULUAN. Untuk tingkat produktivitas rata-rata kopi Indonesia saat ini sebesar 792 kg/ha

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

BAB I PENDAHULUAN. jenis tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur atau juga diolah

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KINERJA EKSPOR 5 KOMODITAS PERKEBUNAN UNGGULAN INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang

I. PENDAHULUAN. bersaing dari negara lain yaitu tanaman kopi. Dari 10 negara penghasil kopi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan

PENDAHULUAN. daratan menjadi objek dan terbukti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. penduduk Indonesia masing menggantungkan hidupnya di sektor ini. Sektor

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan

I. PENDAHULUAN. menjadi pemasok hasil pertanian yang beranekaragam yaitu rempah-rempah

Pusat Wisata Kopi Sidikalang BAB 1 PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12.

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang saling membutuhkan satu sama lain. Kegiatan ini diperlukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima

I. PENDAHULUAN. melimpah, menjadikan negara ini sebagai penghasil produk-produk dari alam

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Perkebunan Dunia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca

ANALISIS PERKEMBANGAN KAKAO RAKYAT PADA TIGA KABUPATEN SENTRA PRODUKSI DI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Teh merupakan salah satu komoditas ekspor utama sektor perkebunan.

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN APRIL 2017

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai Ekspor Sepuluh Komoditas Rempah Unggulan Indonesia

V. GAMBARAN UMUM. sebagai produsen utama dalam perkakaoan dunia. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab

3.2. Jenis dan Sumber Data

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2016

BAB V GAMBARAN UMUM PRODUK PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk kemudian didatangkan ke negara tersebut dengan tujuan untuk memenuhi

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi dalam perdagangan dan investasi menawarkan banyak peluang dan tantangan bagi agribisnis perkebunan di Indonesia. Kopi merupakan salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Selama ini di Indonesia lebih dikenal sebagai penghasil Kopi Robusta terbesar didunia, meskipun kontribusi Kopi Arabika Indonesia dalam perdagangan kopi dunia secara kuantitatif kecil namun secara kualitatif sangat disukai konsumen dengan keanekaragaman jenis serta cita rasa yang spesifik (Purba,2010). Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan (2000) menginformasikan adanya perkembangan produksi yang cukup signifikan dari lima komoditi utama perkebunan, yakni karet, kelapa sawit, kakao, kopi dan teh. Komoditas kopi mengalami peningkatan volume ekspor yang cukup tinggi. Peningkatan volume ekspor ini diduga terutama dipacu oleh permintaan dalam negeri, permintaan luar negeri terhadap produk kopi Sumatera Utara yang pada akhirnya mendorong peningkatan produksi sehingga penawaran kopi Sumatera Utara keluar negeri semakin meningkat. Peningkatan ekspor kopi Sumatera Utara juga diduga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti jumlah produksi, jumlah penduduk negara tujuan, harga kopi di pasar internasional. Kopi Indonesia sangat dikenal dunia dan begitu berperan dalam kegiatan perdagangan internasional. Indonesia termasuk dalam produsen ketiga besar di 1

2 dunia saat ini di bawah Brazil dan Vietnam (ICO,2012). Berikut data negaranegara produsen kopi di dunia berserta share dari total dunia. Tabel 1.1 Negara Produsen Kopi 10 Besar Dunia Tahun 2011/2012 No. Negara Produksi (000 ton) Share (%) 1. Brazil 48.095 35,8 2. Vietnam 19.467 14,5 3. Indonesia 9.129 6,8 4. Colombia 8.523 6,4 5. Ethiopia 7.500 5,6 6. India 5.033 3,8 7. Mexico 4.850 3,6 8. Honduras 4.326 3,2 9. Peru 3.976 3 10. Guatemala 3.950 2,9 Sumber: International Coffee Organization, (2012) 40 35 30 25 20 Share (%) 15 10 5 0 Brazil Vietnam Indonesia Colombia Ethiopia India Mexico Honduras Peru Guatemala Gambar 1.1 Negara Produsen Kopi 10 Besar Dunia Tahun 2011/2012 Berdasarkan Tabel di atas, Brazil masih mendominasi produksi kopi dunia sekaligus sebagai penyumbang terbesar kopi dunia sebesar 35,8 persen dari total produksi dunia. Kemudian diikuti Vietnam yang menyuplai 14,5 persen dari total produksi kopi dunia. Dan di bawahnya Indonesia dan Colombia yang menyumbang masing-masing 6,8 persen dan 6,4 persen dari produksi kopi dunia.

3 Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi alam cukup baik dalam menghasilkan produksi hasil perkebunan, terutama pada komoditi biji kopi. Adapun daerah-daerah yang menghasilkan biji kopi diantaranya yaitu Kabupaten Tapanuli Utara, Toba Samosir, Samosir, Humbang Hasundutan, Simalungun, Dairi, Karo, Mandailing dan Tapanuli Selatan. Dengan banyaknya daerah yang sangat berpotensi menghasilkan biji kopi di Provinsi Sumatera Utara, ini mendorong pada kegiatan ekspor kopi dalam negeri ke luar negeri dalam proses perdagangan internasional demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada khususnya. Menurut Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara (2012) kopi Sumatera Utara merupakan salah satu komoditas unggulan yang mempunyai peluang cukup besar di pasar internasional. Kopi yang dihasilkan petani Sumatera Utara telah dikenal dan diakui kualitasnya di negara-negara dunia. Provinsi Sumatera Utara merupakan daerah produsen kopi di tanah air dan merupakan sentra produksi kopi terbesar di Indonesia. Kopi yang dihasilkan adalah jenis kopi Arabika dan Robusta, dan terus mengalami perkembangan melalui intensifikasi perluasan lahan. Kopi dalam bahasa latin disebut dengan coffea. Kopi (coffea) yang dihasilkan adalah Kopi Arabika (coffea arabica) dan Kopi Robusta (coffea robusta). Kabupaten yang paling banyak menghasilkan kopi adalah Kabupaten Dairi khususnya untuk Kopi Arabika (coffea arabica). Di Sumatera Utara perkebunan kopi banyak di pegunungan Lintong sampai sekitar daerah Danau Toba. Kopi Sumatera Utara yang terkenal adalah dengan nama Mandaeling. Kopi Lintong dan Mandaeling terkenal di dunia, terutama jenis Kopi Arabika (coffea arabica). Kopi

4 Lintong ditanam di Kecamatan Lintongnihuta yang berada di Barat Daya Danau Toba yang berada di wilayah Kabupaten Dairi (Widayanti, 2009). Menurut Data BPS (2010) Kabupaten Dairi merupakan daerah dengan total produksi paling besar untuk Kopi Arabika (coffea arabica). Tanaman Kopi Arabika (coffea arabica) dapat dengan mudah dijumpai hampir di seluruh daerah di Kabupaten Dairi. Sebagian besar penduduk yang ada di Kabupaten Dairi memiliki areal penanaman kopi di areal pemukimannya. Luas tanam masingmasing petani kopi bervariasi. Kopi Arabika (coffea arabica) termasuk yang dominan selain Kopi Robusta (coffea robusta). Petani banyak menanam Kopi Arabika (coffea arabica) karena umur produksinya yang relatif cepat, kemudian dapat dijual dalam bentuk gelondong merah (cherry red). Akan tetapi, jenis kopi robusta (coffea robusta) juga tetap dihasilkan di beberapa daerah di povinsi Sumatera Utara. Indonesia merupakan negara penghasil kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brasil dan Vietnam (Kementrian Perindustrian,2013). Kopi (coffea) Sumatera Utara yang dihasilkan oleh beberapa daerah potensi menunjukkan angka yang sangat tinggi untuk tujuan ekspor ke negara-negara maju di dunia, diantaranya Amerika Serikat, Jerman dan Jepang yang merupakan tiga negara terbesar dalam mengkonsumsi kopi Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2012). Oleh sebab itu, ketiga negara tersebut memiliki jumlah permintaan yang banyak untuk kopi (coffea) Indonesia dalam memenuhi kebutuhan konsumsi mereka. Tanpa perlu dilakukan penawaran negara-negara tersebut cenderung mengimpor hasil perkebunan yang satu ini, yaitu kopi (coffea) Indonesia.

5 Industri kopi (coffea) di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir terus bergairah dengan semakin bertambah dan meningkatnya produksi kopi olahan yang dihasilkan oleh industri pengolahan kopi, sebab kopi yang diekspor keluar negeri dalam bentuk selain biji kopi kering juga kopi olahan. Peningkatan konsumsi kopi domestik Indonesia dan di pasar dunia selain didukung dengan pola sosial masyarakat dalam mengkonsumsi kopi juga ditunjang dengan keragaman rasa citarasa yang sesuai dengan selera konsumen (Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia/AEKI,2012). Berikut data negara tujuan ekspor kopi (coffea) Sumatera Utara periode 2008 sampai dengan 2012. Pada Tabel 1.2 terlihat bahwa nilai ekspor kopi terbanyak adalah ke negara Amerika Serikat lalu kemudian disusul oleh Jerman, Jepang, Italia, Inggris dan Singapura. Masing-masing negara mempunyai kebutuhan akan kopi Indonesia yang berbeda-beda sehingga menunjukkan angka yang bervariasi. Tabel 1.2 Nilai f.o.b Ekspor Kopi Menurut Negara Tujuan (000 US$) Tahun 2008-2012 Tahun Amerika Serikat Jerman Jepang Italia Inggris Singapura 2008 173.404,4 123.781,4 173.955,1 60.613,9 29.016,7 17.447,3 2009 161.240,2 98.123,8 109.408,4 53.102,4 24.359,6 12.788,8 2010 176.360,6 118.889,8 107.943,4 43.225,7 39.136,3 9.568,3 2011 274.491,0 174.712,2 70.517,4 57.757,9 38.801,3 15.055,7 2012 330.814,7 145.733,9 116.879,3 64.636,3 39.233,4 32.310,4 Sumber: Badan Pusat Statistik, (2012) Di samping itu dengan kualitas kopi yang sudah dikenal dunia, Indonesia terus meluaskan target pasar dunia dalam kegiatan ekspornya. Kopi (coffea) Sumatera Utara diharapkan terus meluas tidak hanya di beberapa negara di dunia saja sebagai konsumen tetap yang menjadikan kopi Indonesia untuk bahan baku. Singapura, Inggris dan Italia merupakan tiga negara maju di dunia yang menjadi

6 target pasar untuk tujuan ekspor kopi Sumatera Utara di pasar internasional karena masih berkebutuhan konsumsi rendah pada komoditi perkebunan kopi (coffea). Pertumbuhan ekonomi suatu negara yang baik dapat mendukung perluasan ekspor Indonesia melalui komoditi kopi (coffea) Sumatera Utara. 350.000,00 300.000,00 250.000,00 200.000,00 150.000,00 100.000,00 2008 2009 2010 2011 2012 50.000,00 0,00 Amerika Serikat Jerman Jepang Italia Inggris Singapura Gambar 1.2 Ekspor Kopi Menurut Negara Tujuan (000 US$) Tahun 2008-2012 Menurut Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 pasal 9 ayat (1) bahwa kopi yang diekspor wajib sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan Menteri Perdagangan dan harus disertai dengan Surat Keterangan Asal (SKA) Form ICO (International Coffee Organization) sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Perdagangan mengenai Penerbitan Surat Keterangan Asal (certificate of origin) untuk barang ekspor Indonesia. Tidak semua pengusaha kopi dapat dengan mudah melakukan ekspor sebab dibatasi oleh standar tersebut. Sehingga ini memungkinkan untuk membatasi kopi dalam negeri meluas ke negara-negara yang terlibat dalam transaksi perdagangan internasional di pasar dunia.

Kegiatan perdagangan internasional terdapat proteksi yang melindungi sejumlah sektor perekonomian dari persaingan asing seperti tarif, subsidi ekspor dan kuota (Case dan Fair,2004). Dalam hal ini, proteksi dilakukan pemerintah dengan menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) tersebut pada setiap hasil produksi kopi di dalam negeri. Sehingga tidak semua kopi dapat langsung diekspor keluar negeri. Ini kemungkinan membatasi akses perdagangan petani kopi lokal untuk langsung mengeksporkan hasil kebun mereka. Menurut Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 pasal 6 ayat (1) bahwa setiap eksportir kopi untuk mendapatkan Surat Persetujuan Ekspor Kopi (SPEK) terlebih dahulu membayar iuran kepada Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) dengan menunjukkan bukti asli. AEKI merupakan lembaga swasta menyangkut eksportir kopi Indonesia. Sehingga untuk melakukan ekspor diharapkan para eksportir melakukan pembayaran kepada pihak AEKI sebagai salah satu persyaratan tahapan dalam melakukan ekspor kopi tersebut keluar negeri. Tabel 1.3 Nilai f.o.b Ekspor Kopi Menurut Tiga Negara Tujuan (000 US$) Tahun 2000-2012 Tahun Singapura Inggris Italia 2000 16.900,00 8.700,00 16.700,00 2001 10.800,00 3.900,00 7.600,00 2002 8.800,00 5.300,00 9.000,00 2003 6.690,80 7.569,70 17.825,00 2004 8.186,00 6.843,70 15.256,50 2005 20.269,40 15.358,70 27.652,60 2006 24.649,90 15.270,50 34.206,00 2007 28.073,50 16.283,70 34.770,10 2008 17.447,30 29.016,70 60.613,90 2009 12.788,80 24.359,60 53.102,40 2010 9.568,30 39.136,30 43.225,70 2011 15.055,70 38.801,30 57.757,90 2012 32.310,40 39.233,40 64.636,30 Sumber: Badan Pusat Statistik, (2012) 7

8 Pada Tabel 1.3 menunjukkan data ekspor kopi (coffea) Sumatera Utara menurut negara tujuan berdasarkan nilai f.o.b (free on board) dari tahun 2000 sampai dengan 2012. Angka ekspor kopi Sumatera Utara ketiga negara tujuan tersebut terlihat berfluktuasi dimana berdasarkan data per tahun negara Italia menunjukkan angka tertinggi yang kemudian disusul oleh Inggris dan Singapura. Angka yang ditunjukkan oleh ketiga negara tersebut masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan negara-negara yang menjadi tujuan utama ekspor kopi Sumatera Utara. 70.000,00 60.000,00 50.000,00 40.000,00 30.000,00 20.000,00 10.000,00 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 0,00 Singapura Inggris Italia Gambar 1.3 Ekspor Kopi Menurut Tiga Negara Tujuan (000 US$) Tahun 2000-2012 Pada tahun 1980-an pemerintah mengeluarkan regulasi kuota ekspor dunia terhadap komoditi kopi dalam negeri sehingga ekspor kopi hanya bisa dilakukan oleh perusahaan eksportir terdaftar yang ditetapkan oleh Departemen Perdagangan dan Perindustrian (Pustaka Dunia,2012). Hal ini kemungkinan mengakibatkan perusahaan-perusahaan eksportir kopi dalam negeri mengalami kesulitan untuk

9 masuk ke pasar dunia dalam menawarkan produk mereka. Terbatasnya akses perdagangan internasional mengakibatkan terbatasnya pula jumlah komoditi kopi dalam negeri keluar pasar di beberapa negara di dunia. International Coffee Organization (ICO) pada mulanya bermanfaat bagi Indonesia sebab dirasakan sangat membantu dalam menstabilkan harga kopi melalui sistem kuota sesuai ketentuan ekonomis dalam Kesepakatan Kopi Internasional tahun 1984. Namun sejak tahun 1989 sistem kuota mengalami pembekuan dan bersamaan dengan itu dunia mulai memasuki era pasar bebas dan segera setelah itu serta merta harga kopi di pasar internasional jatuh. ICO mencoba merumuskan fungsi lembaga setelah sistem kuota ditiadakan dengan melaksanakan: pertama, pembentukan Forum Private Sector Consultative Board (PSCB). Kedua, program peningkatan mutu kopi (Coffee Quality Improvement Programme). Ketiga, Penyempurnaan Data Statistik Kopi dan keempat, rencana Penyelenggaraan Internasional Coffee Conference (ICO,2006). Dalam perdagangan internasional terutama pada kegiatan ekspor, salah satu yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya nilai ekspor kopi Sumatera Utara yaitu harga. Harga yang berlaku di pasar internasional mempunyai pengaruh dalam tolak ukur daya beli penduduk dunia dalam mengkonsumsi kopi. Selain itu, teh sebagai barang substitusi dari kopi (coffea) juga dapat mempengaruhi keinginan penduduk dunia dalam memilih barang yang akan dikonsumsi. Berdasarkan Tabel 1.4 terlihat data harga kopi internasional dan harga teh internasional. Dimana harga kopi (coffea) internasional menunjukkan angka yang semakin meningkat dari tahun ke tahun sedangkan harga teh internasional menunjukkan angka yang sangat berfluktuasi. Dan secara keseluruhan harga kopi

10 (coffea) internasional menunjukkan angka yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan harga teh internasional dari tahun 2000 sampai dengan 2012. Tabel 1.4 Harga Kopi Internasional dan Harga Teh Internasional, Tahun 2000-2012 (dalam US$) Tahun Harga Kopi Internasional Harga Teh Internasional 2000 76.042.992 63.831.600 2001 68.103.000 69.552.000 2002 76.191.023 48.033.000 2003 82.247.601 40.780.138 2004 85.437.520 38.375.442 2005 91.358.293 51.283.406 2006 95.118.924 48.029.362 2007 98.092.115 52.437.498 2008 108.520.041 49.014.518 2009 116.443.261 46.179.965 2010 117.810.260 45.168.642 2011 207.529.397 48.062.054 2012 208.310.217 50.574.877 Sumber: Badan Pusat Statistik, (2012) 450.000.000 400.000.000 350.000.000 300.000.000 250.000.000 200.000.000 Harga Kopi Internasional Harga Teh Internasional 150.000.000 100.000.000 50.000.000 0 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 Gambar 1.4 Harga Kopi Internasional dan Harga Teh Internasional (dalam US$) Tahun 2000-2012

11 Tabel 1.5 Kurs Mata Uang Negara Tujuan Ekspor Terhadap US Dollar, Tahun 2000-2012 Tahun Singapura ($/US$) Inggris ( /US$) Italia (Lit/US$) 2000 1,724000 0,660700 2.100,22 2001 1,791900 0,694200 2.162,06 2002 1,790400 0,666300 2.054,07 2003 1,742400 0,612200 1.714,04 2004 1,690400 0,546000 1.558,65 2005 1,664200 0,550000 1.557,56 2006 1,589100 0,543500 1.543,03 2007 1,506900 0,499800 1.414,86 2008 1,415200 0,544800 1.323,08 2009 1,454100 0,641000 1.392,28 2010 1,363300 0,647400 1.461,42 2011 1,257000 0,623600 1.391,91 2012 1,249600 0,631100 1.506,72 Rata-Rata 1,542875 0,604662 1.629,22 Sumber: http://usd.kurs24.com (2012) 3 2,5 2 1,5 Singapura Inggris 1 0,5 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Gambar 1.5 Kurs Mata Uang Negara Tujuan Ekspor Singapura dan Inggris Terhadap US Dollar Tahun 2000-2012

12 2.500,00 2.000,00 1.500,00 1.000,00 500,00 0,00 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Italia Gambar 1.6 Kurs Mata Uang Negara Tujuan Ekspor Italia Terhadap US Dollar Tahun 2000-2012 Berkaitan dengan data Organisasi Kopi Internasional (2013) Indonesia adalah negara pengekspor komoditi kopi (coffea) lima besar dunia yang bertujuan memenuhi kebutuhan kopi di pasar dunia dalam kegiatan perdagangan internasional antar negara di dunia. Komoditi kopi (coffea) tersebut banyak dihasilkan dan berasal dari pulau Sumatera Indonesia yakni terutama di provinsi Sumatera Utara. Dengan semakin berkembangnya suatu wilayah maka mendorong tingkat produksi kopi (coffea) terutama di provinsi Sumatera Utara yang memiliki banyak daerah penghasil komoditi perkebunan kopi. Produksi yang tinggi dapat meningkatkan penawaran ekspor kopi ke negara lain. Peran serta ICO dalam kegiatan perdagangan internasional yang sudah meniadakan sistem kuota setelah tahun 1989 sangat mendukung ekspor kopi Sumatera Utara untuk lebih meluas ke negara-negara di dunia, sehingga dapat meningkatkan perekonomian dalam negeri. Akan tetapi pada kenyataannya, jumlah negara pengimpor kopi (coffea)

13 Sumatera Utara masih terbatas mengingat negara-negara tujuan lain yang masih berkebutuhan konsumsi rendah terhadap kopi (coffea) Sumatera Utara. Oleh sebab itu perlu dilakukan penawaran kepada beberapa negara yang berkebutuhan konsumsi kopi (coffea). Karena fenomena tersebut dan berkaitan dengan regulasi pemerintah di dalam negeri tentang ekspor kopi Indonesia, maka penulis tertarik untuk meneliti permasalahan ini yang dituangkan dalam karya ilmiah berjudul Analisis Ekspor Kopi Di Provinsi Sumatera Utara. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah harga kopi internasional berpengaruh terhadap ekspor kopi di provinsi Sumatera Utara? 2. Apakah harga teh internasional berpengaruh terhadap ekspor kopi di provinsi Sumatera Utara? 3. Apakah jumlah produksi kopi berpengaruh terhadap ekspor kopi di provinsi Sumatera Utara? 4. Apakah jumlah penduduk negara tujuan ekspor berpengaruh terhadap ekspor kopi di provinsi Sumatera Utara? 5. Apakah kurs mata uang negara tujuan ekspor terhadap US dollar berpengaruh terhadap ekspor kopi di provinsi Sumatera Utara? 6. Apakah harga kopi internasional, harga teh internasional, jumlah produksi kopi, jumlah penduduk negara tujuan ekspor dan kurs mata uang negara tujuan ekspor terhadap US dollar berpengaruh terhadap ekspor kopi di provinsi Sumatera Utara?

14 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis pengaruh harga kopi internasional terhadap ekspor kopi di provinsi Sumatera Utara. 2. Menganalisis pengaruh harga teh internasional terhadap ekspor kopi di provinsi Sumatera Utara. 3. Menganalisis pengaruh jumlah produksi kopi terhadap ekspor kopi di provinsi Sumatera Utara. 4. Menganalisis pengaruh jumlah penduduk negara tujuan ekspor terhadap ekspor kopi di provinsi Sumatera Utara. 5. Menganalisis pengaruh kurs mata uang negara tujuan ekspor terhadap US dollar terhadap ekspor kopi di provinsi Sumatera Utara. 6. Menganalisis pengaruh harga kopi internasional, harga teh internasional, jumlah produksi kopi, jumlah penduduk negara tujuan ekspor dan kurs mata uang negara tujuan ekspor terhadap US dollar terhadap ekspor kopi di provinsi Sumatera Utara. 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian tersebut maka diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi berbagai pihak, antara lain: 1. Dapat menjadi masukan bagi petani kopi lokal dalam meningkatkan produksi hasil tanam setiap tahun.

15 2. Dapat menjadi masukan bagi pengusaha dalam negeri dan atau eksportir untuk meningkatkan produk kopi terutama untuk kebutuhan konsumsi di dalam dan luar negeri. 3. Dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam menerapkan kebijakan untuk meningkatkan kualitas biji kopi yang lebih memenuhi standar dunia perdagangan internasional. 4. Bagi penulis, sebagai informasi ilmiah dan wawasan ilmu pengetahuan mengenai Analisis Ekspor Kopi di Provinsi Sumatera Utara. Selain itu menambah pengetahuan penulis mengenai metode analisis data dalam penelitian ini sehingga dari pengetahuan-pengetahuan yang penulis peroleh diharapkan dapat diaplikasikan dalam kegiatan penulis selanjutnya. 5. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lainnya untuk menganalisis hal-hal yang berkenaan dengan ekspor kopi di provinsi Sumatera Utara.