I. PENDAHULUAN. demokrasi. Hal ini dipertegas oleh Pasal 1 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan menurut UUD. Dalam perubahan tersebut bermakna bahwa

UNDANG UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan demokrasi

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

III. METODE PENELITIAN. pemahaman yang mendalam dan rinci berkaitan dengan suatu peristiwa atau

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

Pembaruan Parpol Lewat UU

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semarak dinamika politik di Indonesia dapat dilihat dari pesta demokrasi

I. PENDAHULUAN. sistem dan mekanisme pemerintahan serta norma sosial masing-masing. Inilah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

I. PENDAHULUAN. pedesaan di masa demokrasi saat ini, terutama bagi pihak-pihak yang. motor penggerak bagi kesejahteraan masyarakatnya.

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh organisasi politik memiliki strategi yang berbeda-beda.

INTERAKSI SOSIAL PADA AKTIVIS IMM DAN KAMMI. Skripsi

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. bentuk perwujudan dan bentuk partisipasi bagi rakyat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikelola salah satunya dengan mengimplementasikan nilai-nilai demokrasi

2015 HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KAMPANYE DI MEDIA MASSA DENGAN PARTISIPASI POLITIK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tertinggi, mempunyai perspektif luas untuk bergerak diseluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut ( Dalam prakteknya secara teknis yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Mahasiswa dikenal sebagai agen of change yaitu mahasiswa sebagai

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

RINGKASAN PUTUSAN. 2. Materi pasal yang diuji: a. Nomor 51/PUU-VI/2008: Pasal 9

PEMILUKADA PASCA REFORMASI DI INDONESIA. Oleh : Muhammad Afied Hambali Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta. Abstrack

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sunatra dalam Pendidikan Politik Kewarganegaraan (2016), suatu bangsa akan

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 35/PUU-XII/2014 Sistem Proporsional Terbuka

2015 PERAN SOSIALISASI POLITIK ORGANISASI KEMAHASISWAAN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLIITK MAHASISWA

ANGGARAN DASAR Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

Dibacakan oleh: Dr. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. Nomor Anggota : A-183 FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

HASIL PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU TAHUN 2009 PARTAI POLITIK (DPR RI)

BAB IV KESIMPULAN. diharapkan untuk meningkatkan kualitas politik dan kehidupan demokrasi bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

Berdasarkan Pasal 22E ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pemilu dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya pemilihan umum yang telah diselenggarakan pada

I.PENDAHULUAN. kedudukan resmi di lingkungan perguruan tinggi yang diatur dalam surat

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 7 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu kelompok yang memiliki kepentingan yang sama serta cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kepentingan rakyat harus didasarkan pada kedaulatan rakyat. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

I. PENDAHULUAN. dimana warga negara memiliki hak untuk ikut serta dalam pengawasan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Peran. Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan (status)

BAB I PENDAHULUAN. Presiden dan kepala daerah Pilihan Rakyat. Pilihan ini diambil sebagai. menunjukkan eksistensi sebagai individu yang merdeka.

1. PENDAHULUNAN. Kedaulatan berada di tangan raknyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang

GARIS-GARIS BESAR PEDOMAN KERJA ORGANISASI PEMERINTAHAN MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2016 (GBPK OPM FT UM 2016)

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum di Indonesia sebagai salah satu upaya mewujudkan negara

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Tentang Sejarah Organisasi Kemahasiswaan di Indonesia

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

I. PENDAHULUAN. akuntabilitas bagi mereka yang menjalankan kekuasaan. Hal ini juga

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR,

Pimpinan dan anggota pansus serta hadirin yang kami hormati,

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) merupakan sarana pesta demokrasi dalam suatu

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.

PARTISIPASI PEMUDA DALAM MENGAWAL DEMOKRASI DI KALBAR

HASIL PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU TAHUN 2009 PARTAI POLITIK (DPR RI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. oleh masyarakat menunjukkan bahwa Indonesia sudah menjadi negara yang telah

BAB V PENUTUP. dipilih melalui pemilihan umum. DPR memegang kekuasaan membentuk. undang-undang. Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

-2- demokrasi serta menyerap dan memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah sesuai dengan tuntutan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Mesk

Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH

PENINGKATAN NILAI PARTISIPASI PEMILIH

JAKARTA, 11 Juli 2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mungkin belum sepenuhnya dimengerti dan dihayati sehingga perbincangan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah suatu sarana yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sistem politik-demokratik modern. Pemilu bahkan telah menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

I. PENDAHULUAN. sebuah tujuan bersama dan cita-cita bersama yang telah disepakati oleh

HASIL PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU TAHUN 2009 PARTAI POLITIK (DPR RI)

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

I. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah suatu sarana demokrasi yang digunakan untuk memilih

BAB I PENDAHULUAN. sebuah organisasi yang tidak berpenghasilan tetapi justru mengeluarkan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan, bahwa Negara Republik Indonesia adalah negara yang berkedaulatan rakyat atau negara demokrasi. Hal ini dipertegas oleh Pasal 1 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi bahwa kedaulatan adalah ditangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Majelis ini terdiri dari anggota - anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ditambah dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Dengan demikian rakyatlah yang berdaulat, yang memegang kekuasaan tertinggi dalam negara untuk menentukan cara bagaimana ia harus diperintah. Pelaksanaan pemerintah dari, oleh, dan untuk rakyat yang dilakukan dengan kedaulatan rakyat itu dilimpahkan kepada DPR yang menjadi inti dari MPR. Demokrasi berarti bahwa kekuasaan tertinggi terletak ditangan rakyat. Oleh karena itu di Indonesia, terdapat sarana untuk menyalurkan kehendak rakyat yang disebut pemilihan umum. Pemilihan umum (Pemilu) adalah salah satu bentuk pemenuhan hak asasi warga negara di bidang politik. Pemilu dilaksanakan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat. (Haryatmoko, 2003:22)

2 Pemilu adalah sarana demokrasi untuk membentuk sistem kekuasaan negara yang berkedaulatan rakyat dan permusyawaratan perwakilan. Kekuasaan yang lahir melalui pemilu adalah kekuasaan yang lahir menurut kehendak rakyat. Pemilu mengimplikasikan terselenggaranya mekanisme pemerintahan secara tertib, teratur, dan damai serta lahirnya masyarakat yang dapat menghormati opini orang lain. Di samping itu lebih lanjut, akan lahir suatu masyarakat yang mempunyai daya kritis yang tinggi, dalam arti memilih yang terbaik menurut keyakinannya. Pelaksanaan kedaulatan rakyat tidak dapat dilepaskan dari pemilu karena pemilu merupakan konsekuensi logis dianutnya prinsip kedaulatan rakyat (demokrasi) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Prinsip dasar kehidupan kenegaraan yang demokratis adalah setiap warga negara berhak ikut aktif dalam proses politik. Di Indonesia, dalam sistem pemerintahan yang demokratis harus diatur sedemikian rupa, sehingga rakyatnya ikut serta dalam pemerintahan negara baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan adanya pemilu, rakyat memiliki hak untuk ikut serta atau berpartisipasi memilih atau dipilih dalam pemilu. (Dahlan, 1993:94) Hak warga negara untuk ikut serta dalam pemilu disebut hak pilih. Hak pilih di negara Indonesia terbagi atas dua yaitu hak pilih aktif (memilih) dan hak pilih pasif (dipilih). Di Indonesia hak memilih diberikan kepada warga negaranya yang telah memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan Undang- Undang Pemilu. (Kansil, 1986:3)

3 Pemilu mengandung nilai-nilai demokrasi. Implementasi nilai-nilai demokrasi dalam pemilu yaitu mencerminkan nilai kebebasan, nilai kejujuran, nilai keadilan dan nilai keterwakilan. Dimana pemilih diberi kebebasan penuh untuk memilih dan mendukung calon yang diinginkan sesuai dengan hati nuraninya, diberikan hak yang adil untuk mengikuti proses pemilu dan hasil akhir dari pemilu adalah terwujudnya keterwakilan dari orang-orang yang pro rakyat. (musniumar.wordpres.com, akses 13/03/2015 Pukul 20:57) Pemilu sebagai mekanisme demokrasi dalam memilih pemimpin saat ini sudah menjadi tradisi dalam kehidupan organisasi maupun masyarakat, termasuk dalam kehidupan organisasi mahasiswa. Di Universitas Lampung (Unila), pemilu yang lebih dikenal dengan Pemilihan Raya (Pemira) diasumsikan sebagai sistem politik mahasiswa. Pemira di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) merupakan pesta demokrasi yang diadakan setiap tahun. Pemira bertujuan untuk memilih sosok yang akan memimpin mahasiswa di FISIP. Organisasi yang melakukan Pemira adalah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). BEM sebagai organisasi kemahasiswaan merupakan wadah pembelajaran bagi mahasiswa yang ingin menyalurkan aspirasinya. Sebagai kelompok elit pemuda dan agen of change dalam masyarakat, mahasiswa merupakan komunitas yang dinamis dalam mengakomodasi sebuah perubahan, paling peka dalam mengkaji kondisi krisis. Artinya, mahasiswa dapat dikatakan sebagai generasi alternatif penerus bangsa. (Pratama, Jurnal Politik, akses 04/02/2015 pukul 09.45 WIB)

4 Peran BEM dalam masyarakat sangat penting. Selain kumpulan agen of change, mahasiswa yang tergabung dalam BEM dikategorikan juga sebagai social control dan iron stock. Mahasiswa tidak hanya sebagai agen perubahan seperti pahlawan melainkan sebagaimana mahasiswa sepantasnya menjadi agen pemberdayaan setelah perubahan yang berperan dalam pembangunan fisik maupun non fisik sebuah bangsa yang kemudian ditunjang dengan fungsi mahasiswa selanjutnya yaitu kontrol sosial, kontrol budaya, kontrol masyarakat dan kontrol celah-celah adanya kedzaliman. Mahasiswa sebagai agen perubahan, terbukti ketika terjadinya tragedi 1998. Tragedi ini menempatkan posisi mahasiswa sebagai ujung tombak dalam gerakan perubahan. Gerakan perubahan terbesar yang pernah dilakukan oleh mahasiswa ialah menuntut lengsernya Presiden Soeharto. Perjuangan menuntut lengsernya Soeharto memang tercapai walaupun pada saat itu harus dibayar dengan mahal karena hilangnya empat nyawa mahasiswa Tri Sakti dan Tragedi Semanggi I dan II. (Imran 2012:27) Setelah peristiwa 1998, tidak dapat dipungkiri bahwasannya mahasiswa telah menjadi bagian dari masyarakat. Mahasiswa menjadi panutan dalam masyarakat, berlandaskan pengetahuannya, dengan tingkat pendidikannya, norma-norma yang berlaku disekitarnya dan pola berfikirnya. Dengan segala pemikiran masyarakat tentang aktivis mahasiswa yang bernanung di BEM, maka kedudukan BEM mulai diperhitungkan. (Artikel-Makalah- Belajar.blogspot.com. akses 23/03/2015 Pukul 19:27 WIB)

5 Kedudukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang diperhitungkan oleh masyarakat rupanya juga dianggap sangat penting bagi mahasiswa di kampus sehingga diperebutkan. Faktanya, di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung (Unila) terdapat kelompok -kelompok mahasiswa yang berlatarbelakang serta dengan pemahaman mereka masingmasing yang berkompetisi untuk memperebutkan kursi organisasi BEM FISIP Unila. Hampir setiap pergantian kepemimpinan Gubernur BEM FISIP Unila selalu menarik perhatian kalangan mahasiswa. Ternyata keberadaan mahasiswa di kampus diwarnai oleh latar belakang eksternal. Disamping itu juga, adanya kotak-kotak berdasarkan jurusan yang latarbelakangnya berbeda-beda tersebut. Lembaga eksternal kampus yang ada di FISIP Unila yang masih berkibar namanya hingga saat ini adalah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Masing-masing mahasiswa dengan background berbeda tersebut berlomba-lomba memerebutkan kedudukan kursi kekuasaan di FISIP Unila. Dalam memerebutkan kekuasaan ini terjadilah persaingan. Adanya persaingan ini dapat dilihat melalui latarbelakang organisasi dari para Gubernur BEM yang pernah menjabat di FISIP Unila sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel berikut:

6 Tabel 1. Data Kepemimpinan BEM FISIP Unila 2008-2014 No. Nama Latar Belakang Jurusan Periode 1. Boy Mareta HMI Ilmu Pemerintahan 2008-2009 2. M. Ershad HMI Hub.Masyarakat 2009-2010 3. Arde Non Eksternal Ilmu Komunikasi 2010-2011 4. Mijwad.S HMI Sosiologi 2011-2012 5. Fahmi. M Non Eksternal Adm. Negara 2012-2013 6 Robby. R HMI Ilmu Pemerintahan 2013-2014 Sumber: DPM- FISIP Unila, Tahun 2014 Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa pada prinsipnya terdapat organisasi eksternal kampus yang juga ikut berkompetisi dalam memperebutkan kepemimpinan lembaga kemahasiswaan atau dalam konteks yang dimaksud adalah BEM FISIP Unila. Berdasarkan data yang diperoleh kepemimpinan organisasi BEM FISIP Unila periode 2008 hingga 2014 ada empat mahasiswa yang notabenenya berlatarbelakang HMI. Dinamika ini yang menjadikan organisasi eksternal kampus terus berkompetisi agar tetap dapat mengibarkan sayapnya di FISIP Unila. Tidak hanya HMI dan KAMMI yang memiliki ego kampus namun juga ada PMII (Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia). Ketiga organisasi ini memiliki semangat yang pantang menyerah dalam merekrut kadernya. Semangat pantang menyerah ini yang menjadikan mereka orang yang gigih dalam memenangkan pertempuran. Sebab, eksistensi organisasi ditentukan oleh masa yang besar dan ini menjadi modal utama agar organisasinya tetap menjadi nomor satu dalam birokrasi kampus. Dengan adanya masa yang besar maka tidak menutup kemungkinan bahwa dalam kompetisi di kampus,

7 organisasi eksternal dapat memenangkan kekuasaan yang diinginkan. (Zinevodka.blogspot.com. akses 24/03/2015 pukul 09.40 WIB) Setelah satu periode kepengurusan Robby Ruyudha sebagai Gubernur BEM FISIP Unila Tahun 2013, BEM FISIP Unila kembali menyelenggarakan Pemira. Sebelum Pemira dilaksanakan ada banyak tahap yang harus dilewati oleh para kandidat yang mencalonkan diri. Salah satunya adalah debat kandidat. Debat kandidat pada saat itu bertemakan Masyarakat Ekonomi Asean. Tiga pasangan kandidat yang mencalonkan diri telah siap untuk mengikuti Pemira. Namun, menjelang Pemira ada satu pasang kandidat yang mengundurkan diri. Tinggal dua pasang kandidat yang bertahan hingga pemira dilaksanakan yaitu pasangan Bambang Irawan dan Toto Sudiyanto serta pasangan Adrian Soedrajad dan Wilanda Rizki. Pada pemilihan Gubernur BEM FISIP Unila tanggal 5 November 2014 terpilih nomor urut 2 yaitu pasangan Adrian Soedrajad dan Wilanda Rizki yang notabenenya adalah kader HMI mengalahkan pasangan nomor urut 1 yaitu Bambang Irawan dan Toto Sudiyanto yang latarbelakangnya Forum Studi Pengembangan Islam (FSPI) lembaga internal kampus yang lebih cenderung berkoalisi ke organisasi eksternal KAMMI dengan perolehan suara sebagai berikut:

8 Tabel 2. Tingkat Partisipasi Pemilih per Jurusan Daftar Pemilih Tetap Jumlah Suara Pemilih Jumlah Suara Sah Persentase Ilmu Pemerintahan 579 Suara 396 Suara 68 % Sosiologi 519 Suara 282 Suara 54 % Adm. Negara 455 Suara 299 Suara 66 % Adm. Bisnis 566 Suara 221 Suara 39 % Ilmu Komunikasi 477 Suara 246 Suara 52 % Hubungan Internasional 63 Suara 41 Suara 65 % Hubungan Masyarakat 193 Suara 109 Suara 56 % Adm. Perkantoran dan Sekretaris 112 Suara 41 Suara 36 % Pusdok Informasi 132 Suara 53 Suara 40 % Sumber: Pansus Pemira - FISIP Unila, Tahun 2014-2015 Tabel.3 Tingkat Partisipasi Tidak Memilih per Jurusan Daftar Pemilih Tetap Jumlah Suara Pemilih Jumlah Suara Tidak Memilih Persentase 1 2 3 4 Ilmu Pemerintahan 579 Suara 183 Suara 32 % Sosiologi 519 Suara 234 Suara 46 % Adm. Negara 455 Suara 156 Suara 34 %

9 1 2 3 4 Adm. Bisnis 566 Suara 345 Suara 61 % Ilmu Komunikasi 477 Suara 231 Suara 468 % Hubungan Internasional 63 Suara 22 Suara 35 % Hubungan Masyarakat 193 Suara 84 Suara 44 % Adm. Perkantoran dan Sekretaris 112 Suara 71 Suara 64 % Pusdok Informasi 132 Suara 79 Suara 60 % Sumber: Pansus Pemira - FISIP Unila, Tahun 2014-2015 Hasil yang diperoleh dari wawancara yang dilakukan penulis dengan saudara Zirwan sebagai Ketua Pansus Pemira, diketahui bahwa daftar pemilih tetap berjumlah 3096 suara, Jumlah Suara sah adalah 1688 suara. pasangan Adrian Soedrajad dan Wilanda Rizki memperoleh 930 suara, pasangan Bambang Irawan dan Toto Sudiyanto memperoleh 758 suara sah, 1382 suara Golongan Putih (Golput) dan 26 suara tidak sah. Pada PEMIRA tahun 2014 ini terjadinya Golput yang mencapai 1382 suara terjadi dikarnakan pertama, kurangnya simpatik mahasiswa terhadap kedua kandidat, kedua terbentur dengan adanya perkuliahan saat PEMIRA dan kurangnya strategi pendekatan personal dari kandidat terhadap mahasiswa (Hasil wawancara pada tanggal 20/03/2015)

10 Tabel 4. Hasil Akhir Suara Pemilihan Raya FISIP Unila Tahun 2014 1 2 Daftar Pemilih Tetap Jumlah Suara Sah Pasangan Bambang Irawan dan Toto Sudiyanto Pasangan Adrian Soedrajad dan Wilanda Rizki Golongan Putih (Golput) Suara Tidak Sah Sumber: Dokumen Pemira - FISIP Unila, Tahun 2014-2015 3096 Suara 1688 Suara 758 Suara 930 Suara 1382 Suara 26 Suara Pada awalnya, pasangan Adrian Soedrajad dan Wilanda Rizki didukung penuh oleh dua jurusan yang ada di FISIP Unila yaitu Hubungan Masyarakat dan Ilmu Pemerintahan dengan perolehan suara yaitu, 109 suara sah jurusan Hubungan Masyarakat dan 396 suara sah jurusan Ilmu Pemerintahan. Sedangkan Bambang Irawan dan Toto Sudiyanto memiliki 221 suara sah dari jurusan Administrasi Bisnis dan 299 suara sah dari jurusan Administrasi Negara. Jika dilihat dari hasil suara untuk jurusan Hubungan Masyarakat di tambah dengan hasil suara Ilmu Pemerintahan maka sudah jelas terlihat bahwa pasangan Adrian Soedrajad dan Wilanda Rizki kalah suara. Namun, hasil akhir menunjukkan bahwa pasangan Adrian Soedrajad dan Wilanda Rizki terpilih sebagai pemenang dengan perolehan suara yang terdapat pada tabel di atas.

11 Kenyataan yang terjadi dibalik kemenangan Adrian Soedrajad dan Wilanda Rizki sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur BEM FISIP Unila periode 2014-2015, tidak hanya mengandalkan kedua jurusan tersebut. Melainkan adanya strategi pemenangan yang dilakukan oleh pasangan gubernur dan wakil gubernur BEM FISIP ini. Strategi pemenangan pasangan Adrian Soedrajad diawali dengan pemetaan yang dibentuk oleh pasangan Adrian Soedrajad Bersama Tim pemenangannya. Pemetaan tersebut sebagai berikut: Tabel 5. Pemetaan Suara Pasangan Adrian Soedrajad dan Wilanda Rizki No. Jurusan Jumlah Suara Penanggung Jawab 1. 2. 3. 4. 5. 6. Ilmu Pemerintahan 396 Vico Bagja Sosiologi 282 Rizki Ananda Administrasi Negara 2 Putra R Administrasi Bisnis 8 Nick Ilmu Komunikasi 25 Gusti Hubungan Internasional 14 Santori 7. Hubungan Masyarakat 109 Pasda 8. 9. Administrasi Perkantoran 41 Santori Pusdok Informas 53 Bram 930 Putra R Sumber: Tim Pemenangan Pasangan Adrian dan Wilanda Berdasarkan wawancara penulis dengan saudara Santori, mahasiswa D3 APS dan salah satu Tim Pemenangan pasangan Adrian Soedrajad dan Wilanda

12 Rizki pada tanggal 1 mei 2015 diketahui bahwa hasil akhir suara jurusan APS, Sosiologi, Pusdok mendukung penuh pasangan Adrian Soedrajad dan Wilanda Rizki. Strategi pemenangan yang dilakukan oleh pasangan Adrian Soedrajad dan Wilanda Rizki didasarkan pada fakta bahwa kompetisi dan rivalitas (Persaingan) antar calon dalam memenangkan Pemilihan Gubernur BEM FISIP merupakan sebuah kenyataan yang tidak dapat dihindarkan. Fakta yang terjadi dilapangan menurut Hazi Kurnia mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan dan Santori mahasiswa jurusan D3 APS menjelaskan: pertama, adanya persaingan antar calon dalam memperebutkan suara pemilih. Kedua, adanya kampanye hitam dari pihak lawan, ketiga adanya isu yang menyatakan bahwa suara mutlak dari beberapa jurusan dimiliki oleh pasangan lawan. Keempat, adanya persaingan organisasi eksternal kampus. Kelima, kondisi mahasiswa yang beragam akan pemahaman mahasiswa masing-masing, serta yang keenam adalah kondisi mahasiswa yang tidak peduli dengan adanya pemira. (Hasil wawancara, tanggal 13/02/2015) Fakta tersebut yang melatarbelakangi pasangan Adrian dan Wilanda membentuk tim pemenangan. Tim pemenangan ini yang melakukan strategi pemenangan pasangan Adrian Soedrajad dan Wilanda Rizki. Untuk itu penulis tertarik meneliti proses yang dilakukan pasangan Adrian Soedrajad dan Wilanda Rizki bersama tim sukses dalam pembentukan strategi serta menggunakan strateginya dalam meraih simpati mahasiswa di semua jurusan FISIP Unila. Mengingat strategi dapat berubah dalam waktu singkat. Berdasarkan latar belakang tersebut, strategi pemenangan yang digunakan oleh pasangan Adrian Soedrajad dan Wilanda Rizki menarik untuk diteliti.

13 Penulis ingin mengetahui lebih dalam tentang strategi yang dijalankan oleh Adrian Soedrajad dan Wilanda Rizki bersama tim pemenangannya serta proses pembentukan strategi dalam rangka melakukan pendekatan secara persuasif untuk mendapat dukungan sehingga Adrian Soedrajad dan Wilanda Rizki dapat menduduki posisi Gubernur BEM FISIP Unila. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Strategi Pemenangan Pasangan Adrian Soedrajad dan Wilanda Rizki dalam Pemilihan Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Lampung Tahun 2014? 2. Apakah Organisasi Eksternal Ikut Terlibat dalam Merumuskan Strategi Pemenangan Pasangan Adrian Soedrajad dan Wilanda Rizki? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui Strategi Pemenangan Pasangan Adrian Soedrajat dan Wilanda Rizki dalam Pemilihan Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Lampung Tahun 2014. 2. Untuk mengetahui Keterlibatan Organisasi Eksternal dalam Merumuskan Strategi Pemenangan Pasangan Adrian Soedrajad dan Wilanda Rizki

14 D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunanaan teoritis penelitian ini meliputi: Sebagai referensi bagi pihak yang berkepentingan untuk memperdalam teori-teori serta ilmu pengetahuan mengenai strategi pemenangan dalam pemilihan Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa. 2. Kegunaan praktis penelitian ini meliputi: Sebagai sumbangan pemikiran atau informasi bagi tim pemenangan dalam pemilihan umum atau pemilihan Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa.