BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. (2011: 4) penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melalui refleksi, colaboratif, dan partisipatif. Menurut Arikunto, S., dkk. (2006:

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK),

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

METODE PENELITIAN. dilakukan dalam kelas (Wardhani, 2004: 3). Sedangkan Arikunto (2006: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan baik dan benar (Kunandar, 2011: 41). Adlan (2011: 4) menjelaskan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2008: 58). Sedangkan menurut Kunandar (2010: 46) PTK dapat juga

III. METODE PENELITIAN. atau sering juga disebut dengan Classroom Action Research. Menurut

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau lebih

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

BAB III METODELOGI PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan Classroom Action

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

III. METODE PENELITIAN. yang dilaksanakan ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu. pada metode yang digunakan oleh penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Sukoyoso

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas, atau dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Selanjutnya Suharsimi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Wardhani, dkk. (2008: 1.4) mengungkapkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas, atau disebut dengan Classroom Action Research (CAR).

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani dkk, 2007: 13).

Transkripsi:

39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat kaji tindak lanjut dengan menggunakan pedoman yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian tindakan kelas memiliki karakterteristik, yaitu: (1) masalah berawal dari guru, (2) tujuannya memperbaiki pembelajaran, (3) metode utama adalah refleksi diri dengan tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian, dan (4) fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran, dan guru bertindak sebagai pengajar dan peneliti. Dalam pelaksanaan setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus penelitian sebelumnya. Penelitian tindakan kelas ini berbentuk daur siklus yang memiliki tahap kegiatan yang saling berkesinambungan, yaitu (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (action), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Wardhani, dkk. (2007: 2.3). B. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaborasi partisipan antarpeneliti dengan guru kelas I B SD Negeri 11 Metro Pusat.

40 Adapun subjek penelitiannya adalah 1 orang guru dan siswa kelas I B SD Negeri 11 Metro Pusat dengan jumlah 30 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. 2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 11 Metro Pusat, Jalan Veteran, No. 50, Hadimulyo, Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro. 3. Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014 selama lima bulan (Februari-Juni). Kegiatan dimulai dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian. C. Teknik Pengumpulan Data Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan seluruh data yang telah diperoleh berdasarkan instrumen penelitian, yaitu dengan menggunakan observasi dan juga tes tertulis. Pengumpulan data dilakukan selama proses pembelajaran. 1. Observasi Observasi digunakan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model cooperative learning tipe NHT, pembelajaran tematik terpadu di kelas akan lebih efektif, apa pengaruhnya serta bagaimana pembelajaran yang akan dilakukan. Observasi dilakukan oleh observer terhadap peningkatan aktivitas siswa, sikap berdiskusi siswa (afektif), keterampilan (psikomotor), dan kinerja guru selama proses

41 pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model cooperative learning tipe NHT. 2. Tes Hasil Belajar Teknik tes ini akan menghasilkan data yang bersifat kuantitatif berupa nilai-nilai siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik terpadu melalui penilaian autentik dengan menerapkan model cooperative learning tipe NHT. D. Alat Pengumpulan Data 1. Nontes Lembar panduan observasi, alat pengumpulan data yang digunakan yaitu lembar panduan observasi untuk mendapatkan data aktivitas siswa, sikap berdiskusi siswa (afektif), keterampilan (psikomotor), dan kinerja guru pada saat proses pembelajaran berlangsung, hal ini dilakukan oleh pengamat (observer). 2. Tes Pengumpulan data tes untuk mengungkapkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran serta mengetahui ketercapaian hasil belajar siswa kelas I B SD Negeri 11 Metro Pusat pada ranah kognitif melalui model cooperative learning tipe NHT. E. Teknik Analisis Data kuantitatif. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data secara kualitatif dan

42 1. Data Kualitatif Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data tentang aktivitas siswa, kinerja guru, afektif, serta psikomotor selama proses pembelajaran dengan menerapkan model cooperative learning tipe NHT. Data kualitatif ini diperoleh dari data non tes yaitu observasi. 1) Rumus Aktivitas Belajar Setiap Siswa R NP x 100 SM Keterangan: NP = Nilai aktivitas belajar siswa. R = Skor mentah yang diperoleh siswa. SM = Skor maksimum penilaian aktivitas. 100 = Bilangan tetap. Tabel 3.1 Aspek aktivitas siswa No. Aspek yang diamati Indikator 1 Kesadaran dan perhatian terhadap a. Mengemukakan pendapat atau gagasan stimulant b. Menjawab pertanyaan yang diajukan 2 Memberikan tanggapan secara verbal dengan tindakan guru a. Merespon perintah dari guru b. Menindaklanjuti tindakan yang ditugaskan guru 3 Penentuan sikap a. Ikut serta mendiskusikan masalah dalam LKS b. Menghargai pendapat teman (mendengarkan, menyikapi) 4 Organisasi dalam kelompok a. Komitmen dengan kelompok (bertanggung jawab atas pendapat/gagasan anggota kelompoknya) b. Mengutamakan kelompoknya 5 Pembentukan pola hidup a. Disiplin (mematuhi berbagai aturan) b. Mengumpulkan tugas tepat waktu 6 Kemampuan mempersiapkan diri untuk melakukan suatu gerakan 7 Kemampuan melakukan gerakan dengan mengikuti contoh Sumber: Purwanto (2009: 102) a. Menyiapkan alat-alat dan media kerja kelompok b. Menunjukkan keterampilan dalam mengidentifikasi a. Melaksanakan diskusi sesuai yang dicontohkan b. Melaksanakan presentasi sesuai materi

43 Tabel 3.2 Konversi nilai aktivitas belajar siswa No. Nilai Kategori 1 81-100 Sangat Aktif 2 66-80 Aktif 3 51-65 Cukup Aktif 4 <50 Kurang Aktif Sumber: Poerwanti (2008: 7.8) Tabel 3.3 Rubrik penilaian aktivitas belajar siswa No. Skor Kriteria 1. 4 Apabila siswa sangat aktif dan terampil memenuhi indikator yang ditentukan 2. 3 Apabila siswa aktif dan terampil memenuhi indikator yang ditentukan 3. 2 Apabila siswa cukup aktif dan terampil memenuhi indikator yang ditentukan 4. 1 Apabila siswa kurang aktif dan terampil memenuhi indikator yang ditentukan Sumber: Aqib dkk. (2009: 41) 2) Rumus Analisis Kinerja Guru Nilai = x 100 Sumber: Kemendikbud (2013: 314) Tabel 3.4 Konversi nilai kinerja guru No. Nilai Kategori 1. 81 < A 100 Amat Baik (A) 2. 66 < B < 80 Baik (B) 3. 51 < C < 65 Cukup (C) 4. <50 Kurang (D) Sumber: Kemendikbud (2013: 311)

44 Tabel 3.5 Rubrik penilaian kinerja guru No. Skor Kriteria 1. 4 Aspek yang diamati: dilaksanakan oleh guru dengan sangat baik, guru melakukannya dengan sempurna, dan guru terlihat profesional 2. 3 Aspek yang diamati: dilaksanakan oleh guru dengan baik, guru melakukannya tanpa kesalahan, dan guru tampak menguasai 3. 2 Aspek yang diamati: dilaksanakan oleh guru dengan cukup baik, guru melakukannya dengan sedikit kesalahan, dan guru tampak cukup menguasai 4. 1 Aspek yang diamati: dilaksanakan oleh guru tetapi kurang baik, guru melakukannya dengan banyak kesalahan, dan guru tampak tidak menguasai Sumber: Andayani, dkk. (2009: 73 ) 3) Rumus Penilaian Afektif Siswa Nilai = Tabel 3.6 Konversi nilai afektif siswa No. Nilai Kategori 1 81-100 Sangat Aktif 2 66-80 Aktif 3 51-65 Cukup Aktif 4 <50 Kurang Aktif Sumber: Kunandar (2013: 129) Tabel 3.7 Rubrik penilaian afektif siswa No. Skor Nilai mutu Kriteria 1. 4 Sangat Baik Jika aspek atau kriteria yang diamati muncul dengan sangat nyata dan sangat sesuai dengan indikator aspek yang diamati. 2. 3 Baik Jika aspek atau kriteria yang diamati muncul dengan nyata dan sesuai dengan indikator aspek yang diamati. 3. 2 Cukup jika aspek atau kriteria yang diamati muncul cukup nyata dan cukup sesuai dengan indikator aspek yang diamati. 4. 1 Kurang jika aspek atau kriteria yang diamati muncul kurang nyata dan kurang sesuai dengan indikator aspek yang diamati Sumber: Panduan Teknis Penilaian 2013- SD (2013: 15)

45 4) Rumus Penilaian Psikomotor Setiap Siswa Nilai = Tabel 3.8 Konversi nilai psikomotor siswa No. Nilai Kategori 1 81-100 Sangat Aktif 2 66-80 Aktif 3 51-65 Cukup Aktif 4 <50 Kurang Aktif Sumber: Kunandar (2013: 129) Tabel 3.9 Rubrik penilaian psikomotor siswa No. Skor Nilai mutu Kriteria 1. 4 Sangat Baik Jika aspek atau kriteria yang diamati muncul dengan sangat nyata dan sangat sesuai dengan indikator aspek yang diamati. 2. 3 Baik Jika aspek atau kriteria yang diamati muncul dengan nyata dan sesuai dengan indikator aspek yang diamati. 3. 2 Cukup jika aspek atau kriteria yang diamati muncul cukup nyata dan cukup sesuai dengan indikator aspek yang diamati. 4. 1 Kurang jika aspek atau kriteria yang diamati muncul kurang nyata dan kurang sesuai dengan indikator aspek yang diamati Sumber: Panduan Teknis Penilaian 2013- SD (2013: 15) 2. Data Kuantitatif Data kuantitatf digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menerapkan model cooperative learning tipe NHT. 1) Menghitung Nilai Rata-rata Seluruh Siswa Keterangan: Sumber: Herriyanto, dkk. (2008 : 43) X = Nilai rata-rata siswa. Xi = Total nilai yang diperoleh siswa. N = Jumlah siswa.

46 2) Rumus Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Secara Klasikal Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar Ketuntasan Klasikal = x 100% Jumlah Seluruh Siswa Tabel 3.10 Kriteria keberhasilan belajar siswa secara klasikal dalam persen (%) No. Nilai Kategori 1. 81%-100% Sangat Tinggi 2. 66%-80% Tinggi 3. 51%-65% Sedang 4. <50% Rendah Sumber: Purwanto (2009 : 102) Hasil analisis ini digunakan untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran. F. Prosedur Penelitian Prosedur yang digunakan berbentuk siklus (cycle). Siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali tetapi beberapa kali hingga tercapai tujuan yang diharapkan. Dalam setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflection). Penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran menggunakan model cooperative learning tipe NHT ini terdiri atas tiga siklus, yaitu: siklus I, siklus II, dan siklus III. Wardhani, dkk. (2007 : 2.4), prosedur pelaksanaan siklus terdiri dari sebagai berikut. 1. Perencanaan (planning) adalah merencanakan program tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

47 2. Tindakan (acting) adalah pembelajaran yang dilakukan peneliti sebagai upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. 3. Pengamatan (observing) adalah pengamatan terhadap siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 4. Refleksi (reflection) adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari pengamatan sehingga dapat dilakukan revisi terhadap proses belajar selanjutnya. Pelaksanaan siklus tindakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut. Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Obsevasi Refleksi Perencanaa n SIKLUS II Pelaksanaan Obsevasi Refleksi Perencanaa n SIKLUS III Pelaksanaan Obsevasi Dst. Gambar 3.1 Siklus penelitian tindakan kelas Sumber: Arikunto, Suharsimi., dkk. (2006: 16)

48 G. Urutan Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari tiga siklus dan masing-masing siklus memiliki empat tahapan kegiatan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun siklus tersebut antara lain: Siklus I 1. Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut. 1) Menganalisis Tema Benda, Hewan, dan Tanaman di Sekitarku dengan Subtema 1 Benda Hidup dan Benda Tak Hidup di Sekitarku. Dengan mata pelajaran yang dipadukan Matematika, Bahasa Indonesia, PPKn, dan SBdP. 2) Menyusun rencana pembelajaran secara kolaboratif antara peneliti dengan guru sesuai dengan subtema yang akan diajarkan. 3) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran. 4) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) dan media yang sesuai dengan subtema dan model pembelajaran yang akan digunakan. 5) Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru. 6) Menyusun instrumen autentik sebagai alat evaluasi hasil belajar siswa. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada siklus pertama, pada tahap ini merupakan implementasi atau penerapan dari perencanaan yang telah disusun, yaitu sebagai berikut.

49 a. Kegiatan Awal 1) Salam pembuka. 2) Pengondisian kelas. 3) Guru mengecek kehadiran siswa melalui absensi kelas. 4) Guru memberikan apersepsi berupa kegiatan tanya jawab tentang tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan yang akan dilaksanakan. b. Kegiatan Inti 1) Guru meminta siswa untuk membuka buku siswa pada subtema 1 Benda Hidup dan Tak Hidup di Sekitarku. 2) Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasikan tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 3) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing kelompok 4-6 orang. 4) Setelah siswa berkumpul dengan kelompok yang sudah ditentukan oleh guru, guru membagikan nomor kepala pada masing-masing anggota kelompok. Setiap siswa dalam tim memiliki nomor yang berbeda-beda, nomor yang akan dipasangkan di kepala. Dalam proses ini guru sudah mulai menerapkan model cooperative learning tipe NHT. 5) Guru mengajukan beberapa pertanyaan mengenai materi yang sedang dipelajari, yang bervariasi, dari yang sepesifik hingga

50 yang umum kepada siswa, siswa menyimak dan menjawab pertanyaan guru. 6) Pada tahap selanjutnya guru memberikan soal kepada masingmasing kelompok. 7) Guru memberikan bimbingan pada masing-masing kelompok. 8) Siswa dalam kelompok berpikir bersama-sama untuk menemukan jawaban dari soal yang diberikan guru. 9) Tahap selanjutnya guru menyebutkan salah satu nomor pada siswa, dan kelompoknya nomor yang dipilih guru harus menjawab soal yang sudah dikerjakan di dalam kelompok dan berlanjut sampai semua soal selesai dikoreksi. c. Kegiatan Penutup 1) Guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar. 2) Guru memberikan kesimpulan tentang pembelajaran hari ini. 3) Guru mengajak siswa berdoa menurut agama masing-masing. 4) Pulang dengan tertib. 3. Tahap Observasi Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar panduan observasi yang telah dibuat. Lembar panduan observasi berisi tentang instrumen-instrumen yang berkenaan dengan aktivitas siswa, sikap siswa dalam berdiskusi, keterampilan siswa dalam berkomunikasi, dan kinerja guru.

51 4. Tahap Refleksi Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Refleksi dilakukan dengan melihat kelemahan dan kelebihan pada proses pembelajaran setelah diterapkannya pembelajaran cooperative learning tipe NHT. Hasil analisis data yang dilaksanakan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan perbaikan pada siklus berikutnya. Siklus II Siklus ke II ini dilakukan sebagai usaha peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran tematik terpadu melalui penerapan model cooperative learning tipe NHT. Hasil pembelajaran pada siklus II ini diharapkan lebih baik dibanding dengan hasil pembelajaran pada siklus I. Siklus II ini juga melalui langkah-langkah yang sama dengan siklus I. Tema pada siklus II ini masih sama dengan siklus I Benda, Hewan dan Tanaman di Sekitarku. Adapun pelaksanaan pada siklus II ini meliputi: 1. Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut. 1) Menganalisis Tema Benda, Hewan dan Tanaman di Sekitarku dengan Subtema 1 Benda Hidup dan Benda Tak Hidup di Sekitarku dan subtema 2 Hewan di Sekitarku. Dengan mata pelajaran yang dipadukan PPKn, Bahasa Indonesia, dan SBdP. 2) Menyusun rencana pembelajaran secara kolaboratif antara peneliti dengan guru sesuai dengan subtema yang akan diajarkan.

52 3) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran. 4) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) dan media yang sesuai dengan subtema dan model pembelajaran yang akan digunakan. 5) Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru. 6) Menyusun instrumen otentik sebagai alat evaluasi hasil belajar siswa. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada siklus pertama, pada tahap ini merupakan implementasi atau penerapan dari perencanaan yang telah disusun, yaitu sebagai berikut. a. Kegiatan Awal 1) Salam pembuka. 2) Pengondisian kelas. 3) Guru mengecek kehadiran siswa melalui absensi kelas. 4) Guru memberikan apersepsi berupa kegiatan tanya jawab tentang tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan yang akan dilaksanakan. b. Kegiatan Inti 1) Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasikan tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing kelompok 4-6 orang.

53 3) Setelah siswa berkumpul dengan kelompok yang sudah ditentukan oleh guru, guru membagikan nomor kepala pada masing-masing anggota kelompok. Setiap siswa dalam tim memiliki nomor yang berbeda-beda nomor yang akan dipasangkan di kepala. Dalam proses ini guru sudah mulai menerapkan model cooperative learning tipe NHT. 4) Guru mengajukan beberapa pertanyaan mengenai materi yang sedang dipelajari, yang bervariasi, dari yang sepesifik hingga yang umum kepada siswa, siswa menyimak dan menjawab pertanyaan guru. 5) Pada tahap selanjutnya guru memberikan soal kepada masingmasing kelompok. 6) Guru memberikan bimbingan pada masing-masing kelompok. 7) Siswa dalam kelompok berpikir bersama-sama untuk menemukan jawaban dari soal yang diberikan guru. 8) Tahap selanjutnya guru menyebutkan salah satu nomor pada siswa, dan kelompoknya nomor yang dipilih guru harus menjawab soal yang sudah dikerjakan di dalam kelompok dan berlanjut sampai semua soal selesai dikoreksi. c. Kegiatan Penutup 1) Guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar. 2) Guru memberikan kesimpulan tentang pembelajaran hari ini. 3) Guru mengajak siswa berdoa menurut agama masing-masing. 4) Pulang dengan tertib.

54 3. Tahap Observasi Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar panduan observasi yang telah dibuat. Lembar panduan observasi berisi tentang instrumen-instrumen yang berkenaan dengan aktivitas siswa, sikap siswa dalam berdiskusi, keterampilan siswa dalam berkomunikasi, dan kinerja guru. 4. Tahap Refleksi Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Refleksi dilakukan dengan melihat kelemahan dan kelebihan pada proses pembelajaran setelah diterapkannya pembelajaran cooperative learning tipe NHT. Hasil analisis data yang dilaksanakan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan perbaikan pada siklus berikutnya. Siklus III Siklus ke III ini dilakukan sebagai usaha peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran tematik terpadu melalui penerapan model cooperative learning tipe NHT. Hasil pembelajaran pada siklus III ini diharapkan lebih baik dibanding dengan hasil pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Siklus III ini juga melalui langkah-langkah yang sama dengan siklus I dan siklus II. Masih pada Tema Benda, Hewan dan Tanaman di Sekitarku yaitu sebagai berikut. 1. Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut.

55 1) Menganalisis Tema Benda, Hewan dan Tanaman di Sekitarku dengan subtema 2 Hewan di Sekitarku. Dengan mata pelajaran yang dipadukan Bahasa Indonesia, Matematika, dan PPKn. 2) Menyusun rencana pembelajaran secara kolaboratif antara peneliti dengan guru sesuai dengan subtema yang akan diajarkan. 3) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran. 4) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) dan media yang sesuai dengan subtema dan model pembelajaran yang akan digunakan. 5) Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru. 6) Menyusun instrumen otentik sebagai alat evaluasi hasil belajar siswa. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada siklus pertama, pada tahap ini merupakan implementasi atau penerapan dari perencanaan yang telah disusun, yaitu sebagai berikut. a. Kegiatan Awal 1) Salam pembuka. 2) Pengondisian kelas. 3) Guru mengecek kehadiran siswa melalui absensi kelas. 4) Guru memberikan apersepsi berupa kegiatan tanya jawab tentang tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan yang akan dilaksanakan.

56 b. Kegiatan Inti 1) Guru meminta siswa untuk membuka buku siswa pada subtema 2 Hewan di Sekitarku. 2) Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasikan tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 3) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing kelompok 4-6 orang. 4) Setelah siswa berkumpul dengan kelompok yang sudah ditentukan oleh guru, guru membagikan nomor kepala pada masing-masing anggota kelompok. Setiap siswa dalam tim memiliki nomor yang berbeda-beda nomor yang akan dipasangkan di kepala. Dalam proses ini guru sudah mulai menerapkan model cooperative learning tipe NHT. 5) Guru mengajukan beberapa pertanyaan mengenai materi yang sedang dipelajari, yang bervariasi, dari yang sepesifik hingga yang umum kepada siswa, siswa menyimak dan menjawab pertanyaan guru. 6) Pada tahap selanjutnya guru memberikan soal kepada masingmasing kelompok. 7) Guru memberikan bimbingan pada masing-masing kelompok. 8) Siswa dalam kelompok berpikir bersama-sama untuk menemukan jawaban dari soal yang diberikan guru.

57 9) Tahap selanjutnya guru menyebutkan salah satu nomor pada siswa, dan kelompoknya nomor yang dipilih guru harus menjawab soal yang sudah dikerjakan di dalam kelompok dan berlanjut sampai semua soal selesai dikoreksi. c. Kegiatan Penutup 1) Guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar. 2) Guru memberikan kesimpulan tentang pembelajaran hari ini. 3) Guru mengajak siswa berdoa menurut agama masing-masing. 4) Pulang dengan tertib. 3. Tahap Observasi Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar panduan observasi yang telah dibuat. Lembar panduan observasi berisi tentang instrumen-instrumen yang berkenaan dengan aktivitas siswa, sikap siswa dalam berdiskusi, keterampilan siswa dalam berkomunikasi, dan kinerja guru. 4. Tahap Refleksi Dalam kegiatan refleksi tentunya untuk membahas sesuatu yang terjadi dalam siklus ketiga yang dilakukan oleh peneliti baik itu kelebihan atau kelemahan selama proses pembelajaran berlangsung. Jika pada siklus ketiga pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan telah terjadi peningkatan dibanding dengan siklus-siklus sebelumnya, maka penelitian dianggap cukup. Namun apabila masih terdapat kekurangan, penelitian akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya.

58 H. Indikator Keberhasilan Tindakan Penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe NHT ini dikatakan berhasil apabila: 1. Tingkat keberhasilan aktivitas belajar siswa minimal kategori Aktif mencapai 75% dari jumlah siswa. 2. Tingkat keberhasilan afektif dan psikomotor siswa minimal kategori Baik mencapai 75% dari jumlah siswa. 3. Tingkat keberhasilan kognitif siswa mencapai 75% dari KKM yang ditentukan yaitu 66.