menggunakan sistem PAL (Phase Alternating Line), pemancar televisi digunakan untuk mengirimkan sinyal-sinyal suara dan sinyal-sinyal gambar

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Dasar- dasar Penyiaran

1. Pengertian Penguat RF

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 PERANCANGAN DAN REALISASI

ANALISIS BANDWIDTH KANAL CATV MENGGUNAKAN MODULATOR TELEVES 5857 DAN ZINWEL C1000

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah pengaturan parameter dari sinyal pembawa (carrier) yang

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TRANSMISI DATA KOMPUTER PADA MONITOR DENGAN SISTEM WIRELES

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari

PEMANCAR&PENERIMA RADIO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGENDALIAN ROBOT MENGGUNAKAN MODULASI DIGITAL FSK (Frequency Shift Keying )

PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DUA ARAH DENGAN SISTEM MODULASI FM

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER

BAB III PERANCANGAN ALAT

Gambar 2.1. simbol op amp

BAB II DASAR TEORI. dengan cara modulasi dan gelombang elektromagnetik. Gelombang ini melintas dan

MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

Elektronika. Pertemuan 8

BAB III PERANCANGAN SISTEM

EKSPERIMEN VIII PEMBANGKIT GELOMBANG (OSILATOR)

TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa

Waktu : 4 x 50 Menit Topik : Pengenalan Televisi Kode : 05/ELK-ELA166/2008 Judul : Colour Matrix dan Vidio Amplifier

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

Nama Kelompok : Agung Bagus K. (01) Lili Erlistantini (13) Rahma Laila Q. (14) PENGUAT RF. Pengertian Penguat RF

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate

Pemancar dan Penerima FM

TAKARIR. periode atau satu masa kerjanya dimana periodenya adalah nol.

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

BOBI KURNIAWAN, JANA UTAMA Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

PEMANCAR DAN PENERIMA RADIO MOD. f c AUDIO AMPL. f LO MOD FREK LOCAL OSCIL

BAB III PERANCANGAN PEDOMAN PRAKTIKUM

PEMBUATAN PEMANCAR FM SEDERHANA UNTUK ALAT PERAGA

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI

BAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

- S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Modulasi Modulasi adalah proses pencampuran dua sinyal menjadi satu sinyal. Biasanya sinyal yang dicampur adalah

BAB II TEORI DASAR. tracking untuk mengarahkan antena. Sistem tracking adalah suatu sistem yang

Penguat Inverting dan Non Inverting

Sistem Pemancar Televisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRINSIP KERJA TRANSCEIVER Oleh : Sunarto YBØUSJ

Telekomunikasi Radio. Syah Alam, M.T Teknik Elektro STTI Jakarta

BAB III PENGGUNAAN SAW FILTER SEBAGAI FILTER SINYAL IF

Makalah Peserta Pemakalah

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

Noise. Lohman Liyanto Untoro

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

Kata Pengantar. Bandung, Februari 2015 Penyusun. (Agung Rismawan)

BAB 7 SISTEM REPEATER. Pentingnya sistem repeater dalam komunikasi data khususnya yang berbasis radio frequency.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

DASAR TELEKOMUNIKASI. Kholistianingsih, S.T., M.Eng

Workshop Instrumentasi Industri Page 1

Identifikasi Menggunakan RFID

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. serta pengujian terhadap perangkat keras (hardware), serta pada bagian sistem

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

Dasar- dasar Penyiaran

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengujian perangkat keras dan

JOBSHEET 6 PENGUAT INSTRUMENTASI

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

OPERATIONAL AMPLIFIERS

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTEK TV DAN DISPLAY BLOK TUNER DONAL INDRA 05 / / 3E2

PERCOBAAN VII PENGUAT OPERASI ( OPERATIONAL AMPLIFIER )

Perancangan dan Pembuatan Tahap RF Downlink 436,9 Mhz untuk Portable Transceiver Ground Station Satelit Iinusat-01

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, ,

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

OPERATIONAL AMPLIFIERS (OP-AMP)

Penguat Oprasional FE UDINUS

BAB III PERANCANGAN. Pada perancangan perangkat keras (hardware) ini meliputi: Rangkaian

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM

Elektronika Dasar Ponsel

BAB II. Tinjauan Pustaka

I. ANALISA DATA II. A III. A IV. A V. A

BAB III METODE PENELITIAN. blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Sistem Blok Diagram Penelitian

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Transkripsi:

X. BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Sistem Alat yang dibuat merupakan pemancar televisi berwama dengan menggunakan sistem PAL (Phase Alternating Line), pemancar televisi digunakan untuk mengirimkan sinyal-sinyal suara dan sinyal-sinyal gambar yang terlebih dahulu diubah menjadi gelombang elektromagnetik, sehingga dapat ditangkap oleh televisi penerima dengan jarak yang cukup jauh. Gambar 3.1.Diagram blok pemancar TV berwama 10 watt pada sistem pengiriman gambar. Keterangan : 1. Input ( Kamera, VCD, Komputer ) 2. Video Amplifier 3. Modulator AM 29

30 4. Osilator 5. RF Amplifier (penguat Akhir) Dalam perancangan pemancar televisi ini menggunakan IC LM 1889 yang secara umum berfungsi sebagai interface audio, perbandingan wama, pembacan sinyal wama dan gambar untuk dikirimkan ke terminal atau antena pada televisi penerima. IC LM 1889 terdiri dari osilator pembawa suara, osilator pembawa wama, osilator RF ini berada pada chanel tiga yaitu modulator rendah yang beroperasi pada frekuensi VHF, seperti gambar 3.2 blok diagram IC LM 1889. Block Diagram Dual-ln-Lino Package '^ 1 «-- ijm " 1 <~-],_r+» " ~U Order Number LM16B9N See NS Package Number N1BA Gambar 3.2. Blok diagram IC LM 1889 IC LM 1889 bersifat fleksibel pada sistem pengiriman gambar. Karena keluaran gambar yang dihasilkan tergantung pada masukan gambar. Apabila masukan gambar berwama maka keluaran gambar berwama dan apabila masukan gambar hitam putih maka keluaranya hitam putih.

31 3.2 Penguat Video (Pre Amp Video) Pada bagian ini komponen utama adalah IC TBA 820 yang berfungsi sebagai penguat input video sebelum masuk pada pemancar. Agar sinyal video yang masuk pada pemancar lebih kuat dari sebelumnya. Gambar 3.3 menunjukan lambang IC op-amp TBA 820. _,...., + y Terminal! cam teearman 1ipe Op-Amp atau v p^.( ^ d haw) nama Produk Masukan membalik (ditunjukankan dengan tanda minus) (-) Terminal keluaran Masukan tak membalik (ditunjukankan dengan tanda minus) + Khaki lainya untuk kompensasi frekuensi atau pengaturan nol (tidak selalu diperhatikan) -V Terminan catutegangan negatif (tidak selalu diperhatikan) Gambar 3.3. Lambang IC Op-Amp Output pre amp video masuk pada kaki 12 IC LM 1889, yang didalamnya mempakan sebuah rangkaian modulator. Dimana modulator berfungsi sebagai pencampur sinyal video dan sinyal pembawa. 3.3 Modulator AM Merupakan sebuah rangkaian yang berfungsi untuk mencampur dua buah sinyal, yaitu sinyal video dengan sinyal pembawa (carrier). Bagian Video dari televisi pemancar menggunakan sistem amplitudo modulasi (AM) akan tetapi

32 frekuensi AM jauh lebih tinggi dari pada pemancar AM yang digunakan untuk memancarkan radio. Pada pemancar radio AM yang biasa digunakan mempunyai frekuensi antara 0.5-30 Mc (mega siklus) sedangkan untuk pembawa video televisi digunakan frekuensi diatas 40 Mc dan sampai 840 Mc. 3.4 Osilator Osilator terdiri dari komponen aktif dan pasif, osilator berfungsi untuk menghasilkan sinyal sinusoidal atau bentuk gelombang periodik lainya. Suatu osilator memberikan tegangan keluaran dari suatu bentuk gelombang yang diketahui tanpa penggunaan sinyal masuk dari luar. Osilator mengubah daya arus searah (DC) dari catu daya ke daya arus bolak balik (AC) dalam beban. Dengan demikian fungsi oslator berlawanan dengan penyearah yang mengubah daya searah menjadi daya bolak balik. Suatu osilatordapat membangkitkan bentuk gelombang pada suatu frekuensi dalam batas beberapa siklus tiapjam, sampai beberapa siklus tiap detik. Osilator dapat hampir secara mumi menghasilkan gelombang sinusoidal dengan frekuensi tetap, ataupun gelombang yang hanya dengan harmonik. Osilator umumnya digunakan dalam pemancar dan penerima radio dan televisi, dimana pada alat yang dibuat adalah pemancar televisi menggunakan osilator collpits. Gambar 3.4 osilator collpit.

33 T I ix jl Gamabr 3.4 Osilator collpits Dimana osilator berfungsi sebagai sinyal pembawa informasi gambar dan suara. Rangkaian osilator dihubungkan pada IC LM 1889 di kaki 6 dan 7, Sebagai sinyal pembawa ( carrier ) informasi gambar pemancar televisi. Klasifikasi osilator didasar pada daerah frekuensi yang dihasilkan Kelas Osilator Daerah Frekuensi Osilator Frekuensi Audio (AF) Beberapa Hz - 20 Khz Osilator Frekuensi Radio (RF) 20 Khz - 30 MHz Osilator Frekuensi Sangat Tinggi 30 MHz - 300 MHz (VHF) Osilator Frekuensi (UHF) Ultra Tinggi 300 MHz - 3 GHz Osilator Gelombang Mikro 3 GHz - beberapa Hz

34 3.5 Penguat RF Sinyal penguat R- F dalam televisi dapat terdiri dari satu tingkat atau dua tingkat. Dimana penguatan tersebut menggunkan transistor. Seperti pada gambar 3.5 rangkaian penguat RF menggunkan. J2 + ' vcc vcc R4 R Hh4-4- '5! C4 Q1 RCS258 "#" R9 R ) L3 ) INDUCTOR C7 _ h_rl Q310nF RCS258> R11 ; > R n 3 " 3 J1-^ # C8 -Hl-T1-100F : Q5 ^: ce^ j 1»F HCnR R6 ^ 10nF ; C5 > RS r-? R Gambar 3.5. Rangkaian penguat RF 3.6 Antena Antena adalah bagian yang paling penting dari sistem pemancar. Antena berfungsi sebagai alat yang dapat meradiasikan gelombang radio. Sebagai bagian dari sistem penerima, antena berfungsi sebagai bagian yang dapat menangkap radiasi gelombang radio. Antena yang ideal akan meradiasikan gelombang radio kesegala arah. Antena yang ideal disebut sebagai antena isotropis. Sebagai gambaran, jika antena isotropis diletakkan pada titik pusat dari bola maka antena isotropis akan mengisi semua mang yang ada pada bola tersebut dengan radiasi gelombang radio. Beberapa parameter-parameter pada antena adalah :

35 Polarisasi Polarisasi dibedakan menjadi polarisasi vertikal dan polarisasi horizontal. Sebagai gambaran yang sederhana sebuah antena dapat dikatakan mempunyai polarisasi vertikal jika antena tersebut diletakkan pada posisi vertikal terhadap bumi. Antena dengan polarisasi vertikal akan menghasilkan gelombang radio dengan polarisasi vertikal juga. Untuk dapat menangkap gelombang radio yang mempunyai polarisasi vertikal pada penerima radio juga dibutuhkan antena dengan polarisasi yang sama. Penguatan antena Antena adalah komponen yang pasif. Secara harafiah antena tidak mungkin menguatkan sinyal yang diberikan kepadanya. Penguatan pada antena sebenamya adalah seberapa banyak antena tersebut meradiasikan geloinbang radio ke arah yang diinginkan. Sebagai referensi dipakai antena isotropi dengan penguatan 0 db. Pengarahan Antena dibedakan menjadi omnidirectional (segala arah) dan Bidirectional (dua arah). Antena omnidirectional dapat dikatakan meradiasikan gelombang radio yang sama kuat ke segala arah.