BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal membutuhkan informasi terkait bisnis, dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Negara maka akan semakin kompleks masalah bisnis yang terjadi. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian bebas dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dipercayai oleh

BAB I PENDAHULUAN. kinerja dengan pendekatan good governance. Semua aspek pemerintahan dalam

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sumber dana yang akan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleks (Halim, 2008). Peningkatan kompleksitas tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kunci dalam perkembangan dan kemajuan dunia bisnis. Profesi akuntan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya fee audit yang ditetapkan oleh kantor akuntan publik merupakan. memihak, perusahaan menggunakan jasa akuntan publik.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik atau merupakan profesi kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang mencakup gambaran

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat bertahan dalam proses seleksi alam ini. non keuangan, bagi para stockholder (pemegang saham) dan stakeholder

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit dalam bentuk umum yaitu pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berhasil mencapai visi dan misinya. Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. mempekerjakan auditor untuk memeriksa catatan keuangan. Revolusi industri

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah k ti e g n e m r a d e k es na k u b M, O ZC LI

BAB I PENDAHULUAN. profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan berbagai pihak, meliputi kepentingan perusahaan (klien) dan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perusahaan-perusahaan go public membuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan penilaian atas kewajaran dari laporan keuangan. khususnya, memperoleh infomasi keuangan yang andal sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pengauditan merupakan bagian dari assurance service dari kantor akuntan

BAB I PENDAHULUAN. mengenai asersi tentang kegiatan-kegitan dan kejadian-kejadian ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. investor maupun kreditor untuk melakukan penanaman saham. meningkatnya kebutuhan investor atas laporan keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis dan usaha akan selalu diiringgi dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah jasa auditor. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan

BAB I. Pendahuluan. yaitu investor, kreditor dan pemerintah membutuhkan laporan keuangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi makin meluas dan peran teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi keuangan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan Profesi auditor tidak terlepas dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dua kelompok; jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan juga merupakan media penting dalam memberikan informasi kinerja

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. diterima auditor atas jasa audit yang diberikan terhadap laporan keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan perusahaan menyebabkan dibutuhkannya pihak ketiga yang independen

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. supremasi hukum. Namun, berdasarkan kondisi tersebut pemerintah masih tetap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat terhadap saldo akun dalam laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaannya. pihak internal maupun eksternal. Sudah menjadi kewajiban perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keputusan. Menurut finally accounting standart board (FASB), laporan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham. Untuk itu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pemilik (principals) dengan pihak lain, yaitu manajer (agent). Dalam kontrak,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan. Auditor menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Salah satunya dilakukan dalam penyajian laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis banyak pengusaha

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. besar bagi dunia bisnis. Transaksi bisnis dapat disajikan dalam bentuk elektronik,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan organisasi formal yang beroperasi dengan menjual atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat memunculkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. kepatuhan dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan publik dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban manajemen kepada stakeholder, terutama kepada pemilik

BAB I PENDAHULUAN. Bagi para pengguna laporan keuangan, profesi akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat memicu persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistematika penulisan menjelaskan mengenai tahapan-tahapan penulisan laporan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat terutama dalam bidang audit terhadap laporan keuangan yang dibuat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi Akuntan Publik adalah profesi yang saat ini dibutuhkan dalam masalah perekonomian. Negara yang perekonomiannya berkembang pesat akan merasakan masalah ekonomi yang semakin banyak pula. Banyak pihak baik internal maupun eksternal membutuhkan informasi terkait bisnis, dan informasi ini bisa didapatkannya dari laporan keuangan. Kemudian mereka akan menjadikan hal tersebut sebagai dasar untuk membuat suatu keputusan bisnis. Namun untuk mencapai tujuan tersebut, mereka akan membutuhkan jaminan bahwa laporan keuangan yang disajikan tersebut akurat dan tidak menyesatkan. Karena jika terjadi sedikit saja penyesatan dalam laporan keuangan maka para pengguna akan mengambil keputusan yang tidak tepat yang suatu saat nanti dapat merugikan diri mereka sendiri. Bagaimanapun juga pembuat laporan keuangan sering memperlihatkan laporan keuangannya sebaik mungkin dan juga mungkin mereka akan melakukan kecurangan agar mendapatkan keuntungan pribadi. Hal ini bisa dilakukan oleh semua pihak yang ada didalam perusahaan bahkan manajemen puncak sekalipun, untuk mencegah hal ini terjadi maka dibutuhkanlah sebuah profesi yang bisa menjamin bahwa laporan keuangan yang diterbitkan tidak menyesatkan dan tidak ada kecurangan didalamnya. Assurance service adalah jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas informasi bagi pengambil keputusan. Jasa semacam 1

ini dianggap penting karena penyedia jasa assurance bersifat independen dan dianggap tidak bias berkenaan dengan informasi yang diperiksa. Jasa Assurance dapat disediakan oleh profesi akuntan publik dan berbagai profesi lainnya. (Arens dkk, 2011) Profesi Akuntan Publik ini telah menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir. Mulai dari kasus Enron di Amerika, kasus Toshiba di Jepang, kasus Kimia Farma dan Telkom di Indonesia, dan berbagai kasus lainnya di berbagai belahan dunia. Bagi seorang akuntan publik sangat penting untuk meyakinkan klien dan pemakai laporan keuangan atas kualitas audit yang dilakukannya, karena jika keyakinan masyarakat berkurang maka kemampuan para profesional dalam memberikan jasa kepada klien secara efektif berkurang. Untuk menjaga kepercayaan tersebut seorang akuntan publik harus menjaga kualitas akuntan dan citra profesi akuntan itu sendiri. Oleh karena itu akuntan publik tidak boleh memihak siapapun, baik untuk kepentingan klien ataupun pihak ketiga lainnya. Biasanya kepentingan klien dan kepentingan pihak ketiga sering bertentangan yang mengakibatkan akuntan publik dituntut untuk dapat mempertahankan kepercayaan dari klien dan pihak ketiga dengan cara mempertahankan independensinya. IAPI (2011) Standar umum kedua SPAP, mengharuskan auditor bersikap indipenden, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum, dengan demikian, ia tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapa pun, sebab bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang ia miliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak, yang justru sangat penting untuk 2

mempertahankan kebebasan pendapatnya. Arens dkk (2011) mendefinisikan independensi dalam audit berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam melakukan pengujian audit, evaluasi atas hasil pengujian dan penerbitan laporan audit. Sikap mental independen harus mencakup independen dalam fakta (in fact) yang muncul ketika auditor secara nyata menjaga sikap objektif selama melakukan audit dan independen dalam penampilan (in appearance) merupakan interpretasi orang lain terhadap independensi auditor tersebut. Seorang auditor sebagai pengendali dan penjaga kepentingan publik yang terkait dengan keuangan. Dimana auditor mempunyai tanggungjawab merencanakan dan melaksanakan audit agar bisa memperoleh keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan yang diauditnya bebas dari salah saji material baik yang disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan dan sesuai dengan aturan yang berlaku umum. Dalam melakukan pengauditan, auditor biasanya mengalami masalah dimana klien sebagai pemberi kerja akan berusaha untuk mengintervensi auditor agar laporan keuangan yang telah dibuatnya mempunyai opini yang baik, sedangkan akuntan publik harus bertugas secara profesional yaitu harus dapat mempertahankan sikap independen dan objektif. Terjadinya kasus-kasus kegagalan auditor berskala besar seperti kasus Enron dan kasus lain yang disebutkan diawal, telah menimbulkan sikap skeptis dalam masyarakat menyangkut ketidakmampuan profesi akuntan publik dalam menjaga independensinya. Perilaku auditor yang dipersepsikan 3

gagal dalam menjalankan perannya sebagai auditor independen saat berhadapan dengan para klien menjadi sorotan negatif bagi masyarakat. Menurut Bazerman, perspektif dari sudut psikologi mengenai independensi auditor ini mengemukakan bahwa upaya mencapai independensi adalah mustahil dan pendekatan-pendekatan profesi auditing yang ada sekarang ini adalah naif dan tidak realistis (Kasidi, 2007). Namun, pada kenyataannya dilapangan tidak sama dengan teori, banyak terjadi masalah yang dihadapi seorang auditor. Masalah tersebut yaitu masalah yang mengacu pada perilaku fungsional dan disfungsional sebagai seorang auditor. Menurut Zoort and Lord (Rimawati, 2011) masalah fungsional yang dihadapi auditor yaitu meliputi sikap auditor yang meminta tambahan anggaran waktu audit pada atasannya dan penggunaan teknik audit yang lebih efisien. Masalah perilaku disfungsional yaitu auditor melakukan reduced audit quality practices (RAQPs) dan under reporting of time (URT). Menurut Amin Widjaja Tunggal dalam Teori dan Praktik Auditing (2010) ada beberapa hal yang dapat merusak independensi bagi akuntan publik antara lain adanya hubungan keuangan dengan klien dan hubungan dengan keluarga maupun personal, pemberian jasa lain kepada klien, penerimaan fee yang cukup besar, adanya honorarium kontijensi, adanya kepemilikan modal serta adanya ancaman atu tindakan litigasi. Pendidikan auditor menurut Mariyati dan Arisudhana (2012) yaitu proses pembelajaran yang lebih terkonsentrasi mengenai keahlian profesinya sebagai seorang akuntan. Dalam pernyataan standar auditing dikatakan untuk dapat berpraktik sebagai auditor independen, seseorang harus memiliki 4

pendidikan dan pengalaman praktik dalam bidang auditing. Pendidikan yang sudah dimiliki auditor juga harus terus diperbaharui setiap saat untuk menyesuaikan perkembangan yang terjadi dalam dunia usaha dan profesinya. Pendidikan bagi auditor memang dibutuhkan untuk menciptakan auditor yang independen. Selain itu, dengan ilmu pengetahuan yang cukup luas, auditor akan lebih mudah dalam mengikuti perkembangan yang semakin kompleks. Dalam hasil penelitian Cahyadi (2011) besarnya fee audit berpengaruh terhadap independensi auditor karena KAP yang memeriksa laporan keuangan klien merasa tergantung pada klien tersebut sehingga merasa sungkan untuk menentang kehendak klien. KAP juga takut akan kehilangan klien yang dapat mendatangkan pendapatan yang relatif besar jika kantor tersebut tidak menuruti kehendak klien. Sehingga ini menyebabkan auditor KAP harus kehilangan independensinya dalam melaksanakan audit. Penelitian yang dilakukan Ika dan Wibowo (2011) menyimpulkan pemberian bentuk jasa selain jasa audit berpengaruh terhadap independensi akuntan publik. Hal ini dikarenakan bahwa tugas utama KAP adalah sebagai auditor, namun dengan keberadaan bidang kerja KAP lain misalnya sebagai konsultan manajemen atau keuangan, maka KAP nampaknya tidak lagi bisa dianggap sebagai lembaga independen. Karena jika KAP memberikan jasa non audit maka KAP menjadi partner kerja sehingga pemisahan sebagai auditor dan klien akan menjadi kabur sehingga independensinya semakin kabur. Namun hal ini bertentangan dengan penelitian Cahyadi (2011) yang menyatakan bahwa faktor pelaksanaan jasa non audit terhadap klien tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap independensi auditor karena 5

pelaksanaan jasa non audit dipandang dapat membantu auditor memperoleh pemahaman yang baik atas sistem pengendalian internal perusahaan klien. Hubungan auditor dengan klien dapat mempengaruhi independensi auditor (Cahyadi, 2011). Karena dapat merusak hubungan auditor dengan klien buruk yang akan membuat usahanya menjadi tidak baik dimata investor dan masyarakat. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan independensi auditor terutama pada auditor yang ada di KAP kota Padang. Dan penelitian ini mengangkat judul Pengaruh Pendidikan Auditor, Besarnya Fee Audit, Pelaksanaan Jasa Non Audit, dan Hubungan Auditor dengan Klien terhadap Independensi Auditor. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : a. Apakah pendidikan auditor berpengaruh terhadap independensi auditor? b. Apakah besarnya fee audit yang dibayarkan klien kepada kantor akuntan publik berpengaruh terhadap independensi auditor? c. Apakah pelaksanaan jasa non audit terhadap klien dapat mempengaruhi independensi auditor? d. Apakah hubungan auditor dengan klien dapat mempengaruhi independensi auditor? 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian yang hendak dicapai yaitu : a. Untuk menguji dan memperoleh bukti empiris tentang pendidikan auditor berpengaruh terhadap independensi auditor b. Untuk menguji dan memperoleh bukti empiris tentang besarnya fee audit berpengaruh terhadap independensi auditor c. Untuk menguji dan memperoleh bukti empiris tentang pelaksanaan jasa non audit berpengaruh terhadap independensi auditor d. Untuk menguji dan memperoleh bukti empiris tentang hubungan auditor dengan klien berpengaruh terhadap independensi auditor 1.3.2 Manfaat Penelitian Dengan diperolehnya bukti empiris menyangkut persepsi independensi melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi profesi akuntan publik untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kinerja profesionalismenya dimasa yang akan datang agar sorotan negatif yang berkembang saat ini dapat berkurang dan auditor dapat memperbaiki citra mereka. Bagi para praktisi diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan, pengertian, dan pemahaman 7

tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi independensi seorang auditor dimana nanti juga akan berdampak pada penurunan kualitas hasil auditnya. Bagi para akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukkan lebih lanjut tentang bagaimana menciptakan profesi akuntan yang memiliki integritas yang tinggi dalam menjalankan tugasnya. 1.4 Sistematika Pembahasan Skripsi ini terdiri dari 5 bagian. Uraiannya adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah yang diambil untuk menyusun penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika pembahasan skripsi ini. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan mengenai kajian teori dan kerangka penelitian yang diajukan dalam penelitian ini. Kajian teori ini berguna sebagai dasar penelitian dalam pembahasan masalah yang diteliti dan mendasari analisis yang digunakan dalam bab IV yang diambil dari literatur-literatur mengenai pengaruh pendidikan auditor, besarnya fee audit, pelaksanaan jasa non audit, dan hubungan auditor dengan klien terhadap independensi auditor. 8

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai subjek dan objek penelitian, variabel yang digunakan dalam penelitian, pengukuran variabel, penentuan populasi dan sampel, metode pengumpulan data, serta metode pengolahan data. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi mengenai deskripsi objek penelitian dan analisis data serta pembahasan mengenai permasalahan dalam penelitian ini. Bab ini berisi pengujian variabel dependen dan variabel independen sesuai dengan alat analisis yang digunakan. BAB V : PENUTUP Merupakan bab terakhir dan penutup dari penulisan skripsi ini. Dalam bab ini akan diungkapkan mengenai kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian skripsi ini dan akan disampaikan pula keterbatasan penelitian dan saran bagi pihak-pihak yang terkait. 9