BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Bagian ini merupakan bab penutup terdiri dari: 1) kesimpulan, 2)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

COVER Lembar penetapan Kata Pengantar Daftar Isi. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan. Visi dan Misi SMK Tujuan SMK ISI KTSP. Tujuan Program Keahlian

BAB I PENDAHULUAN. dimana Ujian nasional merupakan bentuk evaluasi yang dilaksanakan pemerintah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Implementasi kebijakan mutu di SMKTI Bandar Lampung dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

I. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam proses pengembangan pendidikan kesenian di Sekolah Menengah

RENCANA KINERJA TAHUN 2013

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB 1 P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. usaha/dunia industri maupun sebagai wiraswasta. Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Hasil penelitian tentang Efektivitas Implementasi Dan Dampak Akreditasi

DOKUMEN KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional.

BAB III METODOLOGI DAN OBJEK PENELITIAN. Penelitian ini merupakan metode penelitian yang menggunakan metode

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan citra Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), pada dasarnya

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ABULYATAMA

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN. 1. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Multimedia dengan Menggunakan

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Negeri di Kabupaten Aceh Selatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. A. Simpulan 1. Hasil Implementasi TF-6M pada Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor SMK Negeri 1 Majalengka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

ANALISIS PELAKSANAAN UJIAN KOMPETENSI PRODUKTIF DALAM PEMBENTUKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian internal dalam pembangunan. Proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. analisis data yang telah dikemukakan pada Bab I, II, III, dan IV, maka beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

Kode Dok Tanggal Berlaku No.Revisi Halaman 1 dari 8 PROSES BELAJAR MENGAJAR

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

BUKU SAKU PEGAWAI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan sebagai bagian dari sub sistem

RESPONDEN KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum pendidikan nasional yang berlaku saat ini sudah mengalami

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. manajemen pendidikan di sekolah dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu yang sangat besar dan mendasar, karena

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA NASIONAL PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMERINTAHAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan perubahan di segala bidang kehidupan. Kemajuan ini tentu

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Desain kurikulum program produktif bidang pertanian agribisnis di ketiga

Model Pengembangan Mutu Pembelajaran Melalui Pendampingan Terhadap Guru (Technical Assistance) dengan Melibatkan Pengawas dan Guru Inti.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dalam perkembangannya saat ini lebih dituntut untuk menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Secara umum profil SMK dikota Bandung yang meliputi sumber daya baik

BAB 6 : KESIMPULAN. implementasi Perda KTR di Kota Padang. Tenaga pelaksana kebijakan KTR di

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dimana pimpinan

2012, No , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KERANGKA NASIONAL PENG

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

Indonesia KURIKULUM SMK. Sekolah Menengah Kejuruan. Dadang Hidayat M LOGO

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kaum wanita. Salah satu faktor pendukung berkembangnya. Dengan semakin berkembangnya dunia mode rambut yang sangat maju

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja yang mempunyai. dapat mengikuti perkembangan zaman yang terjadi dengan cepat.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Negeri 2 Salatiga, melalui proses observasi, wawancara dan studi

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB. I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Visi Pembangunan Pertanian adalah terwujudnya sistem pertanian bioindustri

BAB I PENDABULUAN. Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya tampak bahwa nilai-nilai catur gatra (budi pekerti, rajin dan tekun,

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN Visi dan Misi Sekolah SD Hati Kudus

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 101 B. TUJUAN 101 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 101 D. UNSUR YANG TERLIBAT 102 E. REFERENSI 102 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 102

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Jl. Palembang-Prabumulih, km 32 Ogan Ilir Indralaya

AKUNTABILITAS PENDIDIKAN. As ari Djohar

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dalam masyarakat, juga untuk menjawab tentang masa depan.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut :

Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan

PROPOSAL SUBSIDI PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 SAMARINDA

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Bagian ini merupakan bab penutup terdiri dari: 1) kesimpulan, 2) implikasi, dan 3) saran. 6.1 Kesimpulan Kesimpulan dihasilkan berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan adalah sebagai berikut ini. 1. Kebijakan mutu ditetapkan kepala sekolah bersama staf wakil kepala sekolah dan staf ketua program studi SMKN 2 Kalianda menyangkut nilai-nilai dan norma prilaku, strategi mencapai visi dan misi sekolah, serta aspek-aspek terkait dengan pelaksanaan proses pendidikan antara lain : kurikulum, ketenagaan, kesiswaan, sarana dan prasarana, organisasi, manajemen sekolah, hubungan industri, dan pembiayaan. Kebijakan mutu ditetapkan adalah sebagai pedoman/arah melaksanakan kegiatan pendidikan agar berjalan efektif, serta sebagai wujud kesungguhan sekolah mewujudkan visi, misi, dan tujuan SMK yaitu menghasilkan lulusan kompeten dan siap memasuki dunia kerja, berwirausaha, dan melanjutkan pendidikan. 2. Standar kompetensi siswa dikembangkan SMKN 2 Kalianda yang diteliti meliputi komponen normatif, adaptif, dan produktif. Untuk normatif dan adaptif pengembangannya mengacu standar kompetensi kelulusan (SKL),

sedangkan untuk kompetensi produktif mengacu Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) ditetapkan BNSP (Badan Standarisasi Nasional Prndidikan). Kompetensi produktif ditetapkan juga dari masukan langsung dunia usaha/dunia industri dan asosiasi profesi. Ketiga kompetensi merupakan suatu kesatuan diperlukan siswa untuk kepentingan bekerja, melanjutkan pendidikan, dan berwirausaha. 3. Kurikulum digunakan SMKN 2 Kalianda KTSP dengan penyempurnaan spektrum terbaru yang dalam pengembangannya selalu menuju kepada tujuan SMK yaitu siswa bekerja, melanjutkan pendidikan, dan berwirausaha. Pendekatan digunakan adalah kurikulum berbasis kompetensi dan kurikulum berbasis luas dan mendasar. Mata pelajaran dikelompokan pada struktur kurikulum menjadi: 1) program normatif, terdiri dari mata pelajaran yang berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, 2) program adaptif terdiri dari mata pelajaran membekali tamatan dalam mengembangkan dirinya, seperti kemampuan berkomunikasi, dan memnafaatkan informasi dan teknologi serta berpikir logis dan kritis, 3) program produktif terdiri dari mata pelajaran yang dapat membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai dengan standar kompetnsi di dunia kerja dalam pengembangannya mengacu pada SKKNI dan kebutuhan dunia usha dunia industri. 4. Pelaksanaan pendidikan di SMKN 2 Kalianda diteliti menggunakan pendekatan pendidikan sistem ganda (PSG) yaitu dilaksanakan di sekolah dan di dunia usaha/dunia industri. Strategi pembelajaran digunakan adalah belajar sambil bekerja, pembelajaran tuntas, pembelajaran berbasis kompetensi,

pembelajaran berbasis produksi, dan pembelajaran di dunia industri. Kegiatan penyiapan siswa bekerja pada pembelajarannya diutamakan pada kegiatan praktek baik di sekolah maupun di dunia usaha/dunia industri dalam bentuk kegiatan praktek kerja industri (Prakerin). Kegiatan ini memberikan manfaat baik bagi sekolah, siswa, maupun dunia usaha. Evaluasi hasil belajar dilakukan di SMKN 2 Kalianda diteliti dengan menitikberatkan pada penilaian hasil belajar berbasis kompetensi dengan menggunakan penilaian acuan patokan diberlakukan secara perseorangan. Keberhasilan peserta didik dikategorikan dalam bentuk kompeten dan belum kompeten. Sesuai dengan pendekatan digunakan dalam kurikulum SMK, setiap anak dalam mempelajari atau mengerjakan sesuatu harus mencapai tingkat kompetensi telah ditetapkan yaitu dengan nilai minimal 7,0. Jika belum mencapai harus melakukan remedial dan belum boleh melanjutkan pada kegiatan atau kompetensi berikutnya. Evaluasi dilakukan terhadap siswa antara lain evaluasi formatif, evaluasi sumatif, dan uji kompetensi dan verifikasi. Hasil penilaian guru diverifikasi pihak eksternal yaitu dunia usaha/dunia industri agar apa yang telah dicapai siswa diakui dunia kerja sebagai pemakai lulusan. 5. Pengawasan dilakukan SMKN 2 Kalianda meliputi pengawasan terhadap siswa dan guru. Pengawasan terhadap siswa dilakukan saat di sekolah dan di Industri. Di sekolah pengawasan dilakukan dengan absensi kehadiran dan di Indusrti dengan monitoring pada saat pelaksanaan praktek kerja industri. Monitoring dilakukan sebanyak tiga kali untuk melihat siswa di tempat kerja, juga untuk memperoleh informasi dari pihak dunia usaha/dunia industri mengenai kinerja siswa, kedisipinan, tanggung jawab, dan masukan berkaitan

dengan kompetensi siswa. Masukan dunia kerja ini dijadikan pertimbangan atau bahan perbaikan rumusan standar kompetensi, kurikulum, silabus, maupun perbaikan pelaksanaan pendidikan di sekolah. Upaya perbaikan ini dilakukan terus-menerus. Pelaksanaan pengawasan guru dengan absensi harian dan supervisi kelas. Supervisi kelas dimaksudkan mengawasi administrasi dan performan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar. Kesemua kegiatan pengawasan ditindaklanjuti dengan kegiatan pembinaan, namun belum ada ketegasan dalam pemberian sangsi. 6. Latar belakang persiapan SMKN 2 Kalianda ingin diterapkannya sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 karena: 1) ingin menjadi lembaga lebih bermutu, 2) ingin adanya perubahan, dan 3) ingin menjadi sekolah rintisan bertaraf internasional. Persyaratan dibutuhkan dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 merupakan hasil pendapat dari para informan, yaitu: 1) komitmen pimpinan (kepala sekolah), 2) penunjukan WMM dan tim ISO, dan 3) ada bimbingan dari konsultan. Persyaratan utama berupa komitmen pimpinan belum jelas ditunjukkan kepala sekolah, sedangkan dua persyaratan lainnya sudah dilakukan SMKN 2 Kalianda, akan tetapi masih pada tahapan perencanaan (Plan) yang merupakan bagian awal dari kegiatan-kegiatan manajemen mutu sekolah dalam konsep Deming siklus Plan-Do-Check-Action (PDCA). Hal ini terjadi karena belum berperannya secara optimal Wakil Manajemen Mutu sebagai pengawas/penegndali mutu pendidikan di SMKN 2 Kalinada. Adapun sosialisasi sudah dilakukan berkaitan dengan penerapan ISO 9001:2008 ialah: 1) kegiatan seminar tentang ISO 9001:2008, keuntungan dan kerugian, dan

bagaimana penerapannya, dan 2) uji coba dokumen ISO 9001 2008 ke pimpinan 9 unit kerja. Sosialisasi telah lama dilakukan, namun sampai saat ini belum terlaksana kegiatan-kegiatan manajemen mutu SMKN 2 Kalianda berkaitan dengan keinginan untuk menerapkan ISO 9001:2008. Hal ini disebabkan utamanya adalah komitmen pimpinan puncak, yaitu Kepala SMKN 2 Kalianda untuk menerapkan ISO 9001:2008 masih setengah hati. 6.2 Implikasi Implikasi dapat dirumuskan berdasarkan temuan-temuan penelitian yang merupakan konsekuensi untuk mencapai kondisi ideal dalam melaksanakan manajemen mutu dan persiapan penerapan ISO 9001:2008 di SMKN 2 Kalianda supaya penyelenggaraan pendidikan dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dan keterampilan untuk bekerja, hidup mandiri atau berwirausaha, dan melanjutkan pendidikan. Implikasi dari penelitian ini antara lain: 1. SMKN 2 Kalianda sebagai lembaga berperan menyiapkan lulusan yang memiliki kemampuan dan keterampilan untuk bekerja, hidup mandiri atau berwirausaha, dan melanjutkan pendidikan, hendaknya terus menetapkan kebijakan yang diarahkan kepada peningkatan kinerja sekolah dan kerja sama secara kelembagaan dengan berbagai kalangan dunia usaha/dunia industri baik yang kelompok besar, sedang, kecil, dan organisasi profesi. Pihak dunia usaha/dunia industri diharapkan dengan kerja sama ini dapat berpartisipasi aktif memberi dukungan terhadap penyelenggaraan pendidikan di SMKN 2 Kalianda dalam penyiapan tempat untuk praktek kerja industri.

2. SMKN 2 Kalianda dalam menyusun standar kompetensi siswa hendaknya mengacu SKL (Standar Kompetensi Lulusan) dan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan dunia usaha/dunia industri. Hal ini dikarenakan mereka mengetahui dengan pasti kemampuan-kemampuan apa yang dibutuhkan dunia kerja. Rumusan kompetensi agar tetap relevan harus selalu ditinjau ulang mengingat perubahan di lingkungan dunia kerja berlangsung terus-menerus. 3. SMKN 2 Kalianda dituntut untuk menyiapkan lulusan yang memiliki kemampuan dan keterampilan untuk bekerja, hidup mandiri atau berwirausaha, dan melanjutkan pendidikan, maka untuk mencapai itu semua harus mampu mengembangkan kurikulum berisi mata pelajaran yang dapat mengembangkan kompetensi-kompetensi dibutuhkan siswa dan dunia kerja. Kompetensi tersebut adalah kompetensi normatif, adaptif, dan produktif. Kurikulum yang dapat mengembangkan ketiga kompetensi tersebut diperlukan partisipasi dunia usaha/dunia industri serta organisasi profesi agar kurikulum tersebut relevan dengan kebutuhan siswa dan dunia usaha/dunia industri. 4. SMKN 2 Kalianda untuk menghasilkan lulusan memiliki kemampuan dan keterampilan untuk bekerja, hidup mandiri atau berwirausaha, dan melanjutkan pendidikan diperlukan startegi pembelajaran tepat. Pihak sekolah dan guru dalam melaksanakan kurikulum harus menggunakan berbagai strategi pembelajaran didukung sarana prasarana pendidikan yang ada di sekolah serta dukungan dari dunia usaha/dunia industri sehingga pengetahuan, keperibadian, sikap, dan keterampilan dapat berkembang dengan baik. Keberhasilan belajar siswa SMKN 2 Kalianda tidak cukup hanya dibuktikan

dengan angka-angka diberikan guru di sekolah yang menggunakan standar penilaian patokan, tetapi harus dinyatakan oleh dunia usaha/dunia industri sebagai pengguna tamatan yang dapat menilai siswa sesuai dengan standar penilaian berlaku di dunia industri. Keterlibata dunia usaha/dunia industri dan organisasi profesi dalam melakukan penilaian terhadap siswa perlu terus ditingkatkan. Hal ini dikarenakan dengan adanya penilaian dari dunia usaha/dunia industri akan memberikan tingkat kepercayaan dunia usaha terhadap kemampuan yang dimiliki tamatan SMKN 2 Kalianda. 5. Pengawasan langsung oleh pimpinan SMKN 2 Kalianda diperlukan untuk menjaga konsisten pelaksanaan pengajaran dengan pengembangan kurikulum yang telah ditetapkan, selain itu juga untuk menjaga kedisiplinan siswa dan guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Hasil pengawasan ini dapat ditindaklanjuti dalam bentuk perbaikan dan pengembangan terhadap kompetensi guru, maupun perbaikan terhadap standar kompetensi siswa, kurikulum, maupun strategi pelaksanaan kurikulum dan evaluasi hasil belajar. 6. Upaya persiapan SMKN 2 Kalianda berkaitan dengan penerapan ISO 9001:2008 dilatarbelakangi dengan adanya keinginan untuk menjadi lembaga yang lebih bermutu dengan perubahan-perubahan yang dapat meningkatkan status sekolah menjadi sekolah rintisan berstandar internasional diperlukan komitmen kepala sekolah yang utuh tidak setengah hati, sehingga diperlukan ketegasan dalam menggiring warga sekolah secara bersama-sama membangun komitmen tersebut yang dimotori oleh komitmen Wakil Manajemen Mutu. 6.3 Saran

Kegiatan manajemen mutu dilaksanakan SMKN 2 Kalianda ini merupakan langkah tepat dalam upaya mewujudkan pendidikan yang mampu menghasilkan tamatan memiliki kemampuan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha/dunia industri, kebutuhan siswa untuk berwirausaha dan melanjutkan pendidikan. Untuk itu upaya perbaikan dan pengembangan terhadap unsur input, seperti kebijakan mutu, rumusan kompetensi, kurikulum, sarana prasarana, keterlibatan dunia usaha/dunia industri, dan kinerja pelaksanaan pendidikan di SMKN 2 Kalianda harus dilakukan secara terus-menerus. Sehubungan dengan hal ini, maka disarankan oleh peneliti sebagai berikut : 6.3.1 Bagi Kepala Sekolah 6.3.1.1 Kepala sekolah hendaknya terus meningkatkan keterlibatan/partisipasi warga sekolah, seperti para wakil kepala sekolah, ketua program studi keahlian, guru, dan dunia usaha/dunia industri dalam pengelolaan sekolah. Hal ini karena partisipasi dapat lebih meningkatkan komitmen dan tanggung jawab dalam upaya mewujudkan pendidikan bermutu. 6.3.1.2 Kepala sekolah hendaknya lebih meningkatkan komunikasi dengan dunia usaha dan guna memperoleh informasi berkaitan perkembangan terjadi di dunia industri dengan informasi sekolah sehingga dapat melakukan penyesuaian cepat utamanya rumusan standar kompetensi dan kurikulum. 6.3.1.3 Kepala SMKN 2 Kalianda disarankan menghidupkan lagi organisasi khusus seperti tim ISO yang pernah ada di bawah Wakil Manajemn Mutu bertugas untuk menangani secara serius persiapan penerapan ISO 9001:2008 dengan dukungan penuhnya berupa kebijakan untuk membangun komitmen bersama. Organisasi ini dapat pula berperan

sebagai unit kerja yang mengkoordinir kegiatan-kegiatan berkaitan dengan perbaikan mutu SMKN 2 Kalianda. 6.3.2 Bagi Dunia Usaha 6.3.2.1 Partisipasi dunia usaha/dunia industri hendaknya bisa lebih ditingkatkan baik dalam menetapkan berbagai standar kompetensi atau keahlian, memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk melakukan magang, dalam pelaksanaan prakerin serta pada saat melakukan uji kompetensi maupun verifikasi. Tanpa partisipasi tinggi dari dunia usaha/dunia industri sekolah akan kesulitan dalam menyelenggarakan pendidikan yang dapat menghasilkan tamatan bermutu. 6.3.2.2 Partisipasi dunia usaha/dunia industri juga sangat diperlukan hendaknya dalam rangka penyerapan tenaga kerja merupakan output lulusan SMKN 2 Kalianda, sehingga dapat dijajaki sebuah MoU untuk dapat menjadi penyaluran tenaga kerja langsung bagi siswa yang berkeinginan untuk bekerja. Partisipasi lain bisa diupayakan bagi pembinaan terhadap siswa yang akan berwirausaha mandiri dalam rangka pemberian modal usaha dengan ketentuan yang telah disepakati sebelumnya secara bersama antara pihak sekolah dan dunia usaha/dunia industri. 6.3.3 Bagi Guru Ilmu pengetahuan dan teknologi serta tututan dunia kerja selalu menunjukkan adanya perkembangan pesat, maka guru sebagai ujung tombak dalam penyelenggaraan pendidikan di SMK hendaknya selalu

mengikuti perkembangan yang terjadi, meningkatkan kemampuan, dan selalu mengkaji kembali program pembelajaran agar senantiasa relevan dengan perkembangan. 6.3.4 Bagi Dinas Pendidikan 6.3.4.1 Pemerintah daerah sebagai penanggung jawab pendidikan di daerah hendaknya mengeluarkan peraturan mengatur kewajiban partisipasi, kerja sama, dan koordinasi antara dunia usaha/dunia industri dengan SMKN 2 Kalianda. Ketentuan ini dimaksudkan meningkatkan komitmen dan partisipasi dunia kerja berjalan efektif diharapkan berbagai persoalan dan kendala dihadapi SMKN 2 Kalianda menyiapkan tenaga kerja kompeten dan menyiapkan siswa mampu berwirausaha mandiri dapat diatasi. 6.3.4.2 Dinas pendidikan sebagai penanggung jawab pendidikan di daerah hendaknya mendorong SMKN 2 Kalianda menerapkan ISO 9001:2008. Dana sharing yang telah dianggarkan sebaiknya digunakan untuk pembinaan kepala SMKN 2 Kalianda untuk implementasi ISO 9001:2008. Hal ini dimaksud karena dari empat persyaratan yang dibutuhkan penerapan ISO 9001:2008 hanya satu persyaratan utama yang belum ada yaitu komitmen pimpinan sekolah (kepala sekolah). Jika dukungan dana sharing seperti telah diungkapkan Kepala Bidang Pendidikan Menengah segera direalisasikan, maka penerapan ISO 9001:2008 di SMKN 2 Kalianda pun dapat terealisasi secepatnya. 6.3.5 Bagi Pengawas Sekolah

Pengawas SMKN 2 Kalianda diharapkan untuk lebih meningkatkan fungsi pengawasannya sehingga dapat lebih mengetahui dan memahami tentang kebijakan mutu SMKN 2 Kalianda untuk meningkatkan pelayanan bagi peserta didik. 6.3.6 Bagi Komite Sekolah Pengurus komite diharapkan untuk lebih meningkatkan fungsi dan perannya sebagai mitra SMKN 2 Kalianda sehingga dapat lebih memahami tentang permasalahan mutu untuk meningkatkan pelayanan bagi peserta didik.