ANALISIS KECEMASAN MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FKIP UNLAM BANJARMASIN DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada peserta didik, seperti kesulitan dalam belajar.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

HUBUNGAN ANTARA TOLERANSI STRES DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK JALUR ANVULEN DI STIKES ASIYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan nasional tidak terlepas dari proses pembelajaran di

BAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DALAM BELAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA. Supri Yanti 1), Erlamsyah 2), Zikra 3)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. membentuk manusia yang berkualitas, berkompeten, dan bertanggung jawab

PENGARUH PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa sekarang Bangsa Indonesia hidup di zaman global yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap individu dalam setiap jenjang pendidikan yang dilalui.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

PENGARUH REWARD TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan sudah ada. mengantarkan manusia menuju kesempurnaan dan kebaikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Pasal 3 Tahun tentang tujuan pendidikan nasional yaitu;

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan bangsa dan martabat bangsa melalui potensi. siswa didiknya. Hal itu tercantum dalam Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

2014 PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN KEADAAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang paling penting bagi semua anak. Sebab

I. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan aktivitas yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. (Djarwanto, 1990)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. yaitu SD, SMP, SMA/SMK serta Perguruan Tinggi. Siswa SMP merupakan

BAB I PENDAHULUAN. di dunia maupun di akhirat. Pendidikan jugalah yang akan menentukan

PENGARUH PENERAPAN METODE BELAJAR TUNTAS TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI WIRONANGGAN 01 GATAK SUKOHARJO TAHUN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Saat ini pendidikan adalah penting bagi semua orang baik bagi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Bimbingan dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

PENGARUH KECEMASAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 13 BANJARMASIN 1

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

Sartika Tolingguhu NIM :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional di Indonesia berkembang seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa teori akan dipaparkan dalam bab ini sebagai pendukung dari dasar

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara umum pendidikan dipandang sebagai faktor utama dalam bidang

SKRIPSI MOCHAMMAD KHAERUL DHAHABUDIN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dipandang sebagai cara yang tepat untuk membentuk sumber

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (MODEL TF-6M) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA DI SMK

BAB I PENDAHULUAN. bermatabat dan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

STUDI PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUBUT RATA DAN BERTINGKAT UNTUK MAHASISWA JPTM UPI YANG BERASAL DARI SMA DAN SMK

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan, sebagaimana dalam Undang-Undang RI

BAB I PENDAHULUAN. dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling dalam pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang bagus, dibutuhkan proses pendidikan yang bagus pula. Setiap usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar adalah tolok ukur yang dipakai dalam mengukur

Transkripsi:

Al Ulum Vol.60 No.2 April 2014 halaman 4-9 4 ANALISIS KECEMASAN MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FKIP UNLAM BANJARMASIN DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER Ali Rachman* ABSTRAK Kecemasan adalah suatu hal yang sering dihadapi individu. Tidak hanya mahasiswa yang berprestasi rendah yang mengalami kecemasan pada waktu menghadapi ujian, tetapi mahasiswa yang mempunyai prestasi tinggi pun bisa mengalami kecemasan pada waktu ujian. Perasaan cemas terjadi jika mahasiswa tidak siap menghadapi ujian. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tentang bagaimana kecemasan yang dihadapi mahasiswa ketika akan menghadapi ujian akhir semester dikampus. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian yang menggambarkan keadaan suatu variabel yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Unlam Tahun Akademik 2013/2014 yang sekaligus dijadikan sampel penelitian. Adapun teknik pengumpulan data untuk data kecemasan mahasiswa dalam menghadapi ujian akhir semester ini dengan menggunakan angket. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan rumus persentasi dimana frekuensi jumlah jawaban mahasiswa dibagi dengan jumlah sampel. Hasil dari penelitian ini adalah gambaran bagaimana kecemasan yang dialami mahasiswa pada waktu menghadapi ujian akhir semester. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kecemasan realistis adalah kecemasan yang paling dominan dialami mahasiswa pada saat menghadapi ujian akhir semester. Kata kunci : Kecemasan, Ujian Akhir Semester PENDAHULUAN Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UU Sisdiknas Pasal 3 Tahun 2003) Pada pasal di atas sudah dinyatakan dengan jelas fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Maka penyelenggaraan untuk pencapaian proses pendidikan yang bermutu dilakukanlah transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi melalui jalur pendidikan. Pendidikan merupakan suatu proses perkembangan dimana individu diberi kemampuan untuk mengembangkan kekuatan bakat dan minatnya sehingga pendidikan mempunyai peranan penting dalam Negara, karena dengan pendidikan yang tinggi tentunya Negara tersebut dapat dikatakan Negara yang maju. Pentingnya peran pendidikan bagi suatu Negara mengharuskan pemerintah berupaya agar semua rakyat Indonesia memiliki pendidikan yang tinggi. Pendidikan juga merupakan suatu upaya untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh manusia. Manusia yang berpotensi itu dapat * Tenaga Pengajar Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Unlam Banjarmasin

Al Ulum Vol.60 No.2 April 2014 halaman 4-9 5 berkembang kearah yang baik, tetapi dapat pula berkembang kearah yang tidak baik. Karena itulah maka diperlukan berbagai usaha yang disadari sepenuhnya dan dirancang secara sistematis agar perkembangan itu menuju kearah yang baik disekolah maupun diperguruan tinggi yang salah satunya didapatkan melalui proses belajar belajar. Keseluruhan proses pendidikan kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh individu termasuk mahasiswa dikampus. Dalam proses belajar mengajar dikampus terjadilah interaksi antara berbagai komponen. Masing-masing komponen diusahakan saling pengaruh mempengaruhi hingga tercapai tujuan pendidikan dan pengajaran. Pemahaman terhadap karakteristik mahasiswa sangat penting diperlukan bagi pengajar agar dapat menciptakan situasi yang tepat sehingga memberi pengaruh yang optimal bagi mahasiswa untuk dapat belajar dengan berhasil sesuai dengan tujuan pembelajaran yang direncanakan. Namun terkadang, untuk mencapai keberhasilan tujuan belajar tersebut, tidak jarang mahasiswa tersebut mendapat tekanan dari keluarga dan lingkungan sekitar, yang mengharuskan mereka mendapatkan hasil belajar yang baik berdasarkan evaluasi belajar yang dilakukan, salah satu evaluasinya adalah ujian yang dialami waktu mahasiswa dalam kegiatan akhir semester perkuliahan. Tekanan yang mereka rasakan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya kecemasan. Selain itu banyak faktor lain juga yang menyebabkan mahasiswa menjadi cemas dalam menghadapi ujian diantaranya pengaruh pengalaman masa lalu dimana mengalami kegagalan dalam pelaksanaan ujian yang dilaksanakan, terlalu menginginkan hasil yang lebih, sehingga mengalami kecemasan takut kalau apa yang diinginkannya tidak tercapai, merasa tidak mempunyai kemampuan sehingga takut gagal dalam pelaksanaan ujian tersebut, dan terlalu takut hasil yang dicapai tidak sesuai dengan apa yang diinginkan, sehingga memunculkan sebuah kecemasan. Kecemasan tidak akan menjadi masalah, jika individu tersebut mampu mengelola rasa cemas sehingga mampu mengelola keseimbangan dirinya. Kecemasan itu terjadi ketika seseorang menghadapi situasi yang tidak pasti dan tidak menentu terhadap kemampuannya dalam menghadapi objek tertentu, misal dalam hal ujian dikampus. Dalam proses belajar mengajar dikampus tidak bisa lepas dari ujian karena dengan kegiatan ujian itu, kita dapat mengetahui penguasaan materi yang telah diberikan sehingga pemahaman mahasiswa dapat dievaluasi melalui ujian yang diselenggarakan. Ujian adalah suatu kegiatan yang mutlak dilaksanakan dalam rangka mengukur penguasaan materi yang telah diberikan dalam jangka waktu tertentu. (Syaiful Bahri Djammah, 2008). Ujian itu diberikan untuk mengukur seberapa jauh mahasiswa menguasai ilmu yang telah diberikan. Seringkali juga tujuan diberikan untuk mengetahui seberapa luas dan kreatif pemikiran individu. Pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan kegiatan penilaian. (Sumarna Surapranata, 2004). Untuk itu banyak hal yang harus disiapkan mahasiswa untuk menghadapi ujian. Mahasiswa dituntut untuk selalu siap dalam menghadapi ujian, salah satu cara adalah menguasai materi perkuliahan. Apabila mahasiswa beranggapan dan merasa tidak mampu menguasai materi perkuliahan, maka itu semua akan menimbulkan rasa kecemasan dari dalam diri mahasiswa dalam menghadapi ujian.

Al Ulum Vol.60 No.2 April 2014 halaman 4-9 6 Perasaan cemas, nervous/takut menjelang ujian dapat terjadi jika kita tidak siap menghadapi ujian. Perasaan ini sering kali menghapuskan apa yang sudah diketahui dan dikuasai dari benak, fenomena ini banyak ditemui ketika mahasiswa sedang berada dalam tahapan mau memasuki ujian akhir semester hal ini dapat diketahui bahwa tidak hanya mahasiswa-mahasiswa yang memiliki kecerdasan rendah yang mengalami kecemasan ketika menghadapi ujian tetapi mahasiswa yang memiliki kecerdasan tinggipun mengalami kecemasan dalam menghadapi ujian. Ini semua terjadi karena mahasiswa tidak percaya dengan kemampuannya dalam menghadapi ujian sehingga itu semua membuat mahasiswa cemas akan hasil yang akan didapatnya. Kecemasan terjadi pada saat ujian dikarenakan ujian dijadikan sebagai tolok ukur bagi keberhasilan mahasiswa dalam menempuh proses pendidikannya ke semester berikutnya. Hal ini berarti optimalnya hasil belajar mahasiswa tergantung pada bagaimana proses belajar serta kesungguhan mereka dalam menjalani ujian. Karena mahasiswa cemas terhadap hasil ujian, maka banyak mahasiswa yang memilih cara yang salah untuk mendapatkan hasil ujian yang bagus, misal dengan cara mencontek, sehingga ini juga akan berpengaruh terhadap perilaku mahasiswa. Karena itulah kecemasan itu harus di minimalisir dengan cara mengetahui kecemasan seperti apa yang dialami mahasiswa sehingga disini peran pengajar dan penasehat akademik serta lingkungan suasana kampus dapat membantu mahasiswa dalam menghadapi kecemasan. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah : 1) Bagaimana kecemasan mahasiswa dalam menghadapi ujian akhir semester? dan 2) Kecemasan apa yang dominan dialami mahasiswa dalam menghadapi ujian akhir semester? KAJIAN PUSTAKA Kecemasan sebagai keadaan takut yang mempengaruhi berbagai area fungsional, kecemasan juga sesuatu pengalaman subyektif mengenai ketegangan mental, kesukaran dan tekanan yang menyertai konflik atau ancaman. Sprelberger (dalam Slameto, 2010) membedakan kecemasan atas dua bagian yaitu kecemasan sebagai suatu sifat (trait anxiety) yaitu kecenderungan pada diri seseorang untuk merasa terancam oleh sejumlah kondisi yang sebenarnya tidak berbahaya, dan kecemasan sebagai suatu keadaan (state anxiety), yaitu suatu keadaan atau kondisi emosional sementara pada diri seseorang yang ditandai dengan perasaan tegang dan kekhawatiran yang dihayati secara sadar serta bersifat subyektif dan meningginya aktivitas sistem saraf otonom. Kecemasan berasal dari bahasa Latin (anxius) dan dari bahasa Jerman (anst), yaitu suatu kata yang digunakan untuk menggambarkan efek negatif dan rangsangan fisiologi. Kecemasan merupakan pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan mengenai kekhawatiran atau ketegangan berupa perasaan perasaan cemas, tegang, dan emosi yang dialami seseorang. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah sesuatu pengalaman subjektif mengenai ketegangan mental, kesukaran

Al Ulum Vol.60 No.2 April 2014 halaman 4-9 7 dan tekanan sebagai, kesedihan, ketakutan, dan kegelisahan tentang masalah atau perasaan sakit yang sudah diantisipasi atau yang akan dialami di masa mendatang. Macam-macam Kecemasan, menurut Corey ada tiga macam jenis kecemasan yaitu, a) Kecemasan Realistis, Kecemasan realistis adalah kecemasan terhadap bahaya dari dunia eksternal, dan taraf kecemasan sesuai dengan derajat ancaman yang ada. Kecemasan ini adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat atau suatu bahaya dari luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakainya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda tertentu dalam keadaan dari lingkungan. B) Kecemasan Neurotik, Kecemasan Neurotik adalah ketakutan terhadap tidak terkendalinya nalurinaluri yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan yang bisa mendatangkan hukuman bagi dirinya. C) Kecemasan Moral, Kecemasan moral adalah ketakutan terhadap hati nurani sendiri. Orang yang hati nuraninya berkembang baik cenderung merasa berdosa apabila dia melakukan sesuatu yang berlawanan dengan kode moral yang dimilikinya. (Gerald Corey, 2003). Ujian adalah suatu kegiatan yang mutlak dilaksanakan dalam rangka mengukur penguasaan materi yang telah diberikan dalam jangka waktu tertentu. (Syaiful Bahri Djammah, 2008), Ujian itu diberikan untuk mengukur seberapa jauh mahasiswa menguasai ilmu yang telah diberikan. Seringkali juga tujuan diberikan untuk mengetahui seberapa luas dan kreatif pemikiran individu. Dengan kata lain bahwa ujian merupakan suatu proses mengenai pengetahuan, keahlian, atau kecerdasan mahasiswa sebagai akibat dari suatu proses belajarnya selama menjalani pendidikan. Terdapat empat istilah yang digunakan untuk menilai atau mengevaluasi, yaitu pengukuran (measurement), pengujian (testing), penilaian (assessment) dan evaluasi (evaluation). Bagi mahasiswa, ujian akhir semester adalah sesuatu yang sangat penting bagi mereka karena dengan ujian tersebut mereka dapat mengetahui sejauh mana tingkat prestasi yang dimilikinya. Jika mahasiswa tidak yakin dengan kemampuan yang dimilikinya, maka rasa cemaspun akan terjadi dalam dirinya. Gejala kecemasan itu dapat dilihat dari rasa tegang, tidak tenang. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa kecemasan itu dapat dilihat dari gejala kekhawatiran individu terhadap sesuatu sehingga dia menjadi gelisah, tegang dan tidak tenang. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang menggambarkan suatu variabel yang diteliti. Dengan kata lain bahwa metode Deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan antara variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah kecemasan mahasiswa dalam menghadapi ujian akhir semester mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Unlam Banjarmasin. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah kecemasan mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Unlam Banjarmasin dalam menghadapi ujian akhir semester.

Al Ulum Vol.60 No.2 April 2014 halaman 4-9 8 Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, tumbuhantumbuhan, gejala atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian. (Hadali Nawawi dalam S. Margono 1997). Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (S. Arikunto, 2006), Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Unlam Banjarmasin. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik angket dimana angket atau kuesioner adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan mengajukan suatu daftar pertanyaan tertulis kepada sejumlah individu, dan individu-individu yang diberikan pertanyaan tersebut diminta untuk memberikan jawaban sesuai dengan keadaan yang ada pada dirinya. HASIL PENELITIAN Kecemasan menurut Corey terdiri dari 3 macam kecemasan yaitu, kecemasan realistis, kecemasan neurotik, dan kecemasan moral. Kecemasan Realistis adalah ketakutan terhadap bahaya didunia eksternal, dan taraf kecemasannya sesuai dengan derajat ancaman yang ada. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa kecemasan realistis mahasiswa pada saat menghadapi ujian akhir semester terjadi karena adanya faktor yang mempengaruhi seperti adanya tekanan dari orang tua, pengajar, pengawas ujian, keadaan iklim kampus, dan juga dikarenakan oleh teman. Kecemasan Neurotik adalah ketakutan terhadap tidak terkendalinya naluri-naluri yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan yang bisa mendatangkan hukuman bagi dirinya. Seorang mahasiswa yang mengalami kecemasan neurotik pada saat menghadapi ujian akhir semester dapat dilihat dari perubahan gejala-gejala fisik dan mental. Gejala-gejala fisik seperti tubuh berkeringat, badan gemetaran, sering buang air kecil, dan lain-lain. Kecemasan moral adalah ketakutan terhadap hati nurani sendiri. Orang yang hati nuraninya berkembang baik cenderung merasa berdosa apakah ia melakukan sesuatu yang berlawanan dengan kode moral yang dimiliki. Ketika mahasiswa mengalami kecemasan moral pada waktu menghadapi ujian, mahasiswa akan merasa bersalah jika mendapatkan nilai yang rendah, hal itu dikarenakan mahasiswa beranggapan bahwa mendapat nilai yang rendah itu sudah berlawanan dengan kode moral yang diyakininya. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa kecemasan realistis lebih dominan dialami mahasiswa pada saat menghadapi ujian akhir semester. Hal ini dapat dilihat dari seberapa besar jumlah persentasi pernyataan mahasiswa sangat setuju dan setuju. Persentasi mahasiswa mengalami kecemasan realistis yaitu sebesar 68,5%. Pernyataan mahasiswa mengalami kecemasan neurotis yaitu sebesar 59%, dan pernyataan mahasiswa mengalami kecemasan moral sebesar 58,3%. KESIMPULAN DAN SARAN Bagi mahasiswa ujian akhir semester adalah sesuatu hal yang harus dilewati untuk menuju ke semester berikutnya yang lebih tinggi. Dengan adanya ujian akhir semester mahasiswa dapat melihat seberapa besar kemampuan yang dimiliki, terutama dalam hal akademik, mahasiswa akan mendapatkan kepuasan jika ketika ujian akhir semester itu mendapat nilai yang tinggi sehingga dapat

Al Ulum Vol.60 No.2 April 2014 halaman 4-9 9 membantu mahasiswa untuk mengambil rencana studi pada semester berikutnya. Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa mahasiswa mengalami kecemasan dalam menghadapi ujian akhir semester, baik kecemasan realistik, neurotik maupun kecemasan moral dalam menghadapi ujian akhir semester. Dari ketiga kecemasan itu, kecemasan yang dominan dialami mahasiswa adalah kecemasan realistik. Hal ini dapat dilihat dari lebih banyaknya mahasiswa yang menjawab pernyataan yang berhubungan dengan kecemasan realistik. Untuk membantu mengatasi masalah yang dialami mahasiswa dalam mengatasi kecemasan yang dihadapi mahasiswa dalam ujian akhir semester kiranya ada beberapa hal yang perlu dilakukan yang berhubungan dengan memahami gaya belajar yang dimiliki oleh para mahasiswa, sehingga dengan memahami gaya belajar mereka masing-masing maka diharapkan mahasiswa dapat lebih optimal belajar, mahasiswa bisa lebih menguasai materi perkuliahan, sehingga mahasiswa bisa lebih siap dalam menghadapi ujian akhir semester. Mahasiswa diharapkan bisa lebih meningkatkan keinginan untuk belajar, berusaha mempelajari materi perkuliahan agar pada waktu menghadapi ujian akhir semester mahasiswa mampu mempersiapkan diri dengan baik, tentunya ini didukung pula oleh penasehat akademik dalam memberikan layanan akademik kepada mahasiswa agar mahasiswa bisa lebih memahami dirinya dalam belajar, sehingga pada waktu ujian akhir semester mahasiswa bisa percaya diri dan memiliki keyakinan akan mampu menghadapi ujian akhir semester. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, PT. Rineka Cipta. Corey, Gerald, 2003, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, Bandung, PT. Rafika Aditama. Djammah, Syaiful, Bahri, 2008, Rahasia Sukses Belajar, Jakarta, PT. Rineka Cipta. Margono, S., 1997, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta. Slameto, 2010, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Jakarta, PT. Rineka Cipta. Surapranata, Sumarna, 2004, Panduan Penulisan Tes Tertulis, Jakarta, PT. Remaja Rosdakarya. UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003.