Identifikasi Miskonsepsi Siswa SDN Kemayoran I Bangkalan pada Konsep Cahaya Menggunakan CRI (Certainty Of Response Index)

dokumen-dokumen yang mirip
Daimul Hasanah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Keywords: Concepts, Misconceptions, Certainty Response Indeks (CRI).

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP DALAM MATERI PERBANDINGAN DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)

IDENTIFIKASI PEMAMAHAN KONSEP FISIKA TERHADAP POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA PADA SISWA SMA. Mohammad Khairul Yaqin

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI ATOM, MOLEKUL, DAN ION DI SMP NEGERI 21 PONTIANAK

ANALYSIS OF STUDENT MISCONCEPTIONS IN PHYSICS LEARNING OF STATIC FLUID MATERIALS USING CERTAIN OF RESPONSE INDEX (CRI) METHOD IN SMAN 7 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kepentingan hidup. Secara umum tujuan pendidikan dapat

UNESA Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 1, pp Januari 2013 ISSN:

PENGEMBANGAN SOFTWARE PENDETEKSI MISKONSEPSI KIMIA SOFTWARE DEVELOPMENT FOR DETECTING CHEMICAL MISCONCEPTIONS. Abstract

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX PADA OPERASI HITUNG BILANGAN

Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Lab-School Palu pada Materi Hukum Newton

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN GRAFIK KINEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS. Oleh Surya Gumilar

PROFIL MISKONSEPSI MATERI IPBA DI SMA DENGAN MENGGUNAKAN CRI (CERTAINLY OF RESPONS INDEX)

Profil Miskonsepsi Mahasiswa tentang Konsep Kepolaran Molekul dengan Menggunakan CRI (Certainty of Response Index)

Dr. Hj. Masriyah, M.Pd Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, Abstrak. Abstract

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN ARUS SEARAH DI KELAS XII MAN 1 JEMBER. Risalatun Nur Rohmah

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA KONSEP CAHAYA SISWA SMP. Irwandani, M.Pd. Pendidikan Fisika, IAIN Raden Intan Lampung

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

Identifikasi Miskonsepsi Pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI)

STUDI MISKO SEPSI PESERTA DIDIK KELAS IX SMP EGERI 1 MAKASSAR PADA

PROFIL KONSEPSI SISWA SMP DENGAN CRI TEST BERBASIS REVISED BLOOM S TAXONOMY PADA MATERI KLASIFIKASI MATERI DAN PERUBAHANNYA

Analisa Fitria. Kata Kunci: Pemahaman Konsep,Miskonsepsi, Certainty of Response Index (CRI), grup.

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017

IMPLEMENTASI STRATEGI POGIL UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI PADA MATERI STOIKIOMETRI KELAS X DI SMAN 1 KANDANGAN

PENGARUH STRATEGI INKUIRI TERHADAP PENGURANGAN MISKONSEPSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 DUDUKSAMPEYAN. Abstrak

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN:

Analisis Penguasaan Konsep Usaha Dan Energi Menggunakan Certainty Of Response Index (CRI)di SMA Negeri 3 Samarinda

Keyword: miskonsepsi, penjumlahan, pengurangan, bilangan bulat, garis bilangan

Analisis Miskonsepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Menggunakan Certainty Of Response Index (CRI) Pada Konsep Gaya

Identifikasi Miskonsepsi IPBA Di SMA Dengan CRI Dalam Upaya Perbaikan Urutan Materi Pada KTSP

REMEDIASI MISKONSEPSI MATERI PEMANTULAN CAHAYA MENGGUNAKAN SIMULASI FLASH PADA SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan mata pelajaran biologi di Madrasah Aliyah (MA) adalah agar peserta didik

PENGEMBANGAN INSTRUMEN IDENTIFIKASI MISKONSEPSI FISIKA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS MELALUI CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) BERBASIS WEB

ABSTRACT

MENGGALI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI PERHITUNGAN KIMIA MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI MEKANIKA DENGAN MENGGUNAKAN CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX)

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP SISTEM REPRODUKSI MANUSIA KELAS XI IPA SMA UNGGUL ALI HASJMY KABUPATEN ACEH BESAR

IDENTIFIKASI MISKONSESPI SISWA PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG KELAS VIII DI MTsN RUKOH

MISKONSEPSI PADA PENYELESAIAN SOAL ALJABAR SISWA KELAS VIII BERDASARKAN PROSES BERPIKIR MASON

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA SMA SEKECAMATAN KAPUAS TENTANG GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

Penerapan Instrumen Three-Tier Test untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA pada Materi Keseimbangan Benda Tegar

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA TERHADAP KETERAMPILAN KERJA ILMIAH SISWA DI SD

Mustafa Ramadhan 1, Sunardi 2, Dian Kurniati 3

MENGUNGKAP MISKONSEPSI MEKANIKA MAHASISWA CALON GURU FISIKA SEMESTER AKHIR PADA SALAH SATU UNIVERSITAS DI LAMPUNG

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Biologi. Oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif. Menurut Nazir (2009:54) Metode deskriptif adalah suatu

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Analisis Konsepsi Siswa Pada Konsep Kinematika Gerak Lurus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional dibuat untuk menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya agar bermanfaat bagi kepentingan hidup. Secara umum

Anggun Triana *), Ahmad Hamid, Tarmizi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah

Kata Kunci : Konsepsi, Peserta Praktikum, CRI, Gerak Jatuh Bebas, Gerak Harmonis Sederhana.

PROFIL MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK PECAHAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA

PERBANDINGAN MISKONSEPSI MAHASISWA PGSD UHAMKA MATERI OPTIK GEOMETRI

Syamsinar Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta KM. 9

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIC MULTIPLE CHOICE BERBANTUAN CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELASXI PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR TAHUN AJARAN 2013/2014

PEDADIDAKTIKA: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA KELAS X PADA MATERI ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE DI SMA NEGERI 1 INDRALAYA

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN:

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

Winny Liliawati dan Taufik Ramlan Ramalis

HASIL BELAJAR SAINS FISIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 022 TAMPAN PEKANBARU


PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEBAK KATA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. habis-habisnya. Dengan tersingkapnya tabir rahasia alam itu satu persatu, serta

MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL-VERBAL SEIMBANG MENGGUNAKAN CONCEPTUAL CHANGE PADA KONSEP IKATAN KIMIA

MODEL PPE (PEMBIMBINGAN, PRESENTASI, EVALUASI) UNTUK REMEDI MISKONSEPSI IPA SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

IDENTIFIKASI POLA MISKONSEPSI MAHASISWA PADA KONSEP MEKANISME EVOLUSI MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) Mar atul Afidah (1)

BAB III METODE PENELITIAN

Rini Tri Irianingsih 47

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci: Konsepsi, Perubahan Konsepsi, Gaya dan Gerak

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI PADA KONSEP TERMODINAMIKA Aprilia Dwinta Karlina, Drs.Trustho Raharjo,M.Pd., Drs. PujayantoM.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014

JURNAL PENDIDIKAN IPA VETERAN Volume 1 Nomor 1, 2017 MISKONSEPSI MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA PADA MATERI KELISTRIKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY OF RESPONSE INDEX

DESKRIPSI KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA TIPIS

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA MATERI HUKUM KIRCHOFF DI SMAN 1 MERANTI

SISTEMATIKA PENULISAN ARTIKEL STKIP PERSADA KHATULISTIWA

PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMP PADA KONSEP GERAK

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGGUNAAN PERTANYAAN PRODUKTIF PADA LKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. PERNYATAAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN...

ANALISIS DESKRIPTIF MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI SISTEM SARAF MANUSIA MENGGUNAKAN TEKNIK CERTAINTY RESPONSE INDEX

Unesa Journal Of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp , September 2014

Transkripsi:

Identifikasi Miskonsepsi Siswa SDN Kemayoran I Bangkalan pada Konsep Menggunakan CRI (Certainty Of Response Index) Fatimatul Munawaroh 1, M. Deny Falahi 2 1 Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Trunojoyo Madura Email: fatimphysics@gmail.com 2 Program Studi PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Trunojoyo Madura Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada konsep cahaya serta mendeskripsikan profil miskonsepsi pada konsep cahaya. Metode penelitian ini adalah kualitatif deskripstif. Subyek yang digunakan adalah siswa SDN Kemayoran I kelas 6 sebanyak 103 orang. Data diperoleh menggunakan tes pilihan ganda dengan alasan tertutup disertai Certainty of Response Index (CRI). Dari hasil analisis data diperoleh bahwa siswa masih banyak yang mengalami miskonsepsi pada konsep cahaya dengan rata-rata sebesar 40,20 %. Persentase tertinggi miskonsepsi terjadi pada soal mengenai proses terbentuknya warna pelangi yaitu sebesar 71,57%. Kata Kunci: CRI, miskonspsi, konsep cahaya Abstract Objectives of this research is to identify student misconceptions on the concept of light as well as describe the profile of misconceptions on the concept of light. This research method is desciptive qualitative. The subjects used were students of SDN Kemayoran I grade 6 as many as 103 people. The data were obtained using a multiple choice test with enclosed grounds with Certainty of Response Index (CRI). Data analysis showed that students still many who have misconceptions on the concept of light with an average of 40.20%. The highest percentage of misconceptions happen to questions about the process of formation of the rainbow that is equal to 71.57%. Key words: CRI, misconception, the concept of light 69

Pendahuluan Dalam pembelajaran di sekolah dasar terdapat lima mata pelajaran inti, salah satu diantaranya adalah mata pelajaran IPA. IPA secara sederhana didefinisikan sebagai ilmu tentang fenomena alam semesta. Salah satu kelemahan pembelajaran IPA pada mayoritas SD selama ini adalah bahwa pembelajaran tersebut lebih menekankan pada penguasaan sejumlah fakta dan konsep, dan kurang memfasilitasi siswa agar memiliki hasil belajar yang comprehensive (, 2014). Sehingga IPA yang seharusnya menjadi mata pelajaran yang mampu menghadirkan fenomena-fenomena, sekarang malah hanya sekedar hafalan yang harus dikuasai siswa dan tak jarang juga IPA dikatakan sebagai salah satu mata pelajaran yang sulit. Kondisi pembelajaran yang seperti ini akan berpengaruh terhadap adanya miskonsepsi pada siswa yaitu kesalahan dalam memahami suatu konsep. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa dapat disebabkan oleh penjelasan oleh guru yang belum menguasai konsep IPA. Sehingga jika guru yang mengajarkan IPA pemahamannya masih rendah, maka kemungkinan terjadinya miskonsepsi juga tinggi. Selain itu juga bisa disebabkan oleh buku teks yang digunakan siswa dalam belajar. Namun menurut Tayubi (2005) miskonsepsi juga dapat muncul pada diri siswa berasal dari pengalaman sehari-hari ketika berikteraksi dengan alam sekitarnya. Yaitu sebelum siswa belajar disekolah, mereka sudah pernah berinteraksi secara langsung dengan alam berkaitan dengan fenomena-fenomena IPA. Para peneliti miskonsepsi menemukan berbagai hal yang menjadi penyebab miskonsepsi pada siswa. Secara garis besar, penyebab miskonsepsi dapat diringkas dalam lima kelompok, yaitu: siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode mangajar. Penyebab yang berasal dari siswa dapat terdiri dari berbagai hal, seperti prakonsepsi awal, kemampuan, tahap perkembangan, minat, cara berpikir, dan teman lain. Penyebab kesalahan dari guru dapat berupa ketidakmampuan guru, kurangnya penguasaan bahan, cara mengajar yang tidak tepat atau sikap guru dalam berelasi dengan siswa yang kurang baik. Menurut Suparno (2005:29 )Penyebab miskonsepsi dari buku teks biasanya terdapat pada penjelasan atau uraian yang salah dalam buku tersebut. Konteks, seperti budaya, agama, dan bahasa sehari-hari juga mempengaruhi miskonsepsi siswa. Sedangkan metode mengajar yang hanya menekankan kebenaran satu segi sering memunculkan salah pengertian pada siswa. Menurut Suparno (2005) dari 700 studi mengenai miskonsepsi, ada 70 tema yang meneliti mengenai miskonsepsi tentang panas, optika dan sifat-sifat materi. Sehingga penelitian ini tertarik untuk meneliti miskonsepsi konsep cahaya, karena dalam kehidupan seharihari juga membutuhkan cahaya. Hasil ini dapat digunakan untuk pembelajaran di sekolah dasar selanjutnya yaitu bagaimana meminimalisir terjadinya miskonsepsi. Hal ini penting, karena konsep cahaya pertama kali diajarkan di sekolah dasar dan akan terus dibawa sampai menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Salah satu alternatif untuk mengeidentifikasi terjadinya miskonsepsi adalah menggunakan CRI ( Certainty of Response Index), yang dikembangkan 70

oleh Hasan, S. et al pada tahun 1999 (Tayubi, 2005). CRI merupakan ukuran tingkat keyakinan/kepastian reposnden dalam menjawab setiap pertanyaan (soal) yang diberikan. CRI didasarkan pada skala dan diberikan bersamaan dengan setiap jawaban suatu soal. CRI yang dikembangkan oleh Saleem Hasan (1999) didasarkan pada skala, yaitu contohnya adalah 0-5 seperti tabel 1 berikut: Tabel 1. CRI dan kriterianya CRI Kriteria 0 (Totally Guessed Answer) 1 (Almost Guess) 2 (Not sure) 3 (Sure) 4 (Almost certain) 5 (Certain) Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiono (2007), penelitian deskriftif adalah penelitian dengan cara membuat deskripsi/gambaran/lukisan secara sistematis, faktual, dan aktual mengenai fakta-fakta. Subjek penelitian ini adalah siswa SD Negeri Kemayoran I kelas VI berjumlah 102 orang pad tahun ajaran 2015/2016 semester ganjil. Pemilihan siswa kelas VI ini dilakukan dengan alasan sudah mendapatkan materi IPA konsep cahaya pada kelas V. Pengumpulan data dilakukan dengan tes pilihan ganda dengan alasan tertutup menggunakan CRI. Tes ini digunakan untuk mengidentifikasi dan membedakan siswa yang mengalami miskonsepsi, tidak tahu konsep dan memahami konsep dengan baik. Jumlah soal yang digunakan adalah 20 soal yang terdiri dari enam subkonsep cahaya pada materi siswa sekolah dasar. Instrumen tes soal pilihan ganda yang diuji pemahamannya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut: Tabel 2. Instrumen Tes Soal Pilihan Ganda Sub konsep Nomer pertanyaan pada instrumen Sumber 1,2 3,4 Menembus Benda Bening 5,6 Merambat Lurus dapat di 7,8,9,10,11,12,13 Pantulkan dapat 14,15,16,17,18 dibiaskan Dispersi dan 19,20 Spektrum Data yang telah terkumpul dianalisis serta diidentifikasi siswa mengalami miskonsepsi, tidak tahu konsep, dan menguasai konsep dengan dengan teknik CRI yaitu dengan mengidentifikasi miskonsepsi pada setiap subkonsep materi cahaya yang terjadi pada setiap siswa dengan langkah-langkah berikut (Haris: 2013): 1) Melakukan penskoran dan tabulasi indeks CRI untuk setiap siswa; 2) Menentukan siswa-siswa yang tahu konsep, miskonsepsi dan tidak tahu konsep; 3) Mentabulasi persentasi siswa yang tahu konsep, miskonsepsi, dan tidak tahu konsep pada setiap subkonsep yang diujikan; 4) Membuat grafik yang melukiskan perbandingan persentase mahasiswa yang mengalami miskonsepsi, dan tidak tahu konsep pada setiap soal yang diberikan. 71

Hasil Penelitian dan Pembahasan Pengolahan data dilakukan sesuai langkah-langkah yang harus ditempuh. Setelah melakukan penskoran dan tabulasi dengan CRI, maka dapat diketahui siswasiswa yang tidak tahu konsep, mengalami miskonsepsi dan memahami konsep. Persentase siswa yang tahu konsep, tidak tahu konsep dan miskonsepsi dapat dilihat pada Tabel 3. Dan jika disajikan dengan grafik dapat dilihat pada Gambar 1 berikut. Tabel 3. Persentase siswa yang tahu konsep, tidak tahu konsep dan miskonsepsi pada tiap soal Sub konsep Sumber Menembus Benda Bening Merambat Lurus Cah aya dapat di Pantulkan dapat dibiaskan Dispersi dan Spektrum No Tahu Konsep Tidak Tahu konsep Miskonsepsi Soal Jumlah Jumlah Jumlah Siswa Persentase Siswa Persentase Siswa Persentase 1 30 29,41 22 21,57 50 49,02 2 57 55,88 7 6,86 38 37,25 3 53 51,96 16 15,69 33 32,35 4 46 45,10 18 17,65 38 37,25 5 36 35,29 23 22,55 43 42,16 6 72 70,59 10 9,80 20 19,61 7 57 55,88 12 11,76 33 32,35 8 44 43,14 7 6,86 51 50,00 9 56 54,90 13 12,75 33 32,35 10 22 21,57 14 13,73 66 64,71 11 39 38,24 14 13,73 49 48,04 12 35 34,31 10 9,80 57 55,88 13 37 36,27 19 18,63 46 45,10 14 80 78,43 6 5,88 16 15,69 15 68 66,67 9 8,82 25 24,51 16 56 54,90 14 13,73 32 31,37 17 0 0,00 29 28,43 73 71,57 18 50 49,02 11 10,78 41 40,20 19 46 45,10 16 15,69 40 39,22 20 62 60,78 5 4,90 36 35,29 Rata-rata 46,37 13,48 40,20 72

90,00 80,00 70,00 Tahu konsep Tidak tahu konsep Persentase (%) 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 No Soal Gambar 1. Grafik persentase siswa yang tahu konsep, tidak tahu konsep danmiskonsepsi Berdasarkan tabel 3 dan gambar 1, dapat dilihat bahwa persentase tertinggi siswa yang tahu konsep pada soal nomer 14 pada sub konsep cahaya dapat dibiaskan yaitu sebesar 78,43% dan persentase terendah siswa yang tahu konsep adalah pada soal nomer 17 pada sub konsep cahaya dapat dibiaskan yaitu sebesar 0,00% yang artinya semua siswa tidak paham. Sedangkan untuk persentase tertinggi siswa yang tidak tahu konsep pada soal nomer 17 pada sub konsep cahaya dapat dibiaskan yaitu sebesar 28,43% dan persentase terendah siswa yang tidak tahu konsep adalah pada soal nomer 20 pada sub konsep dispersi dan spektrum cahaya yaitu sebesar 4,90%. Dan untuk persentase tertinggi siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal nomer 17 pada sub konsep cahaya dapat dibiaskan yaitu sebesar 71,57% dan persentase terendah siswa yang mengalami miskonsepsi adalah pada soal nomer 14 pada sub konsep cahaya dapat dibiaskan yaitu sebesar 15,69%. Hal ini berarti soal nomer 14 pada subkonsep cahaya dapat dibiaskan sudah dikuasai dengan baik oleh siswa. Sedangkan soal nomer 17 pada cahaya dapat dibiaskan masih banyak siswa yang mengalami miskonsepsi. Hasil identifikasi miskonsepsi pada tiap soal pada tabel 3 dapat diolah lagi menjadi miskonsepsi per subkonsep, sehingga tabel 3 dapat diringkas seperti pada tabel 4. Jika disajikan dalam grafik dapat dilihat pada gambar 2. Dari Tabel 4 dan gambar 2 dapat dilihat bahwa pada miskonsepsi tertinggi pada subkonsep cahaya dapat dipantulkan yaitu sebesar 46, 92 %. Sedangkan pada subkonsep cahaya merambat lurus dan dispersi dan spektrum cahaya sudah dikuasai oleh siswa yaitu sama-sama sebesar 52, 94% 73

Tabel 4. Persentase tahu konsep, tidak tahu konsep dan miskonsepsi pada subkonsep Subkonsep Prosentase Tahu Konsep Tidak Tahu Konsep Miskonsepsi Sumber 42,65 14,22 43,14 Menembus Benda Bening 48,53 16,67 34,80 Merambat Lurus 52,94 16,18 30,88 dapat di Pantulkan 40,62 12,46 46,92 dapat dibiaskan 49,80 13,53 36,67 Dispersi dan Spektrum 52,94 10,29 37,25 Rata-rata 47,91 13,89 38,28 60,00 50,00 Pesentase (%) 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 1 2 3 4 5 6 Subkonsep Tahu Konsep Tidak Tahu Konsep Miskonsepsi Gambar 2. Grafik persentase tahu konsep, tidak tahu konsep dan miskonsepsi 74

Gambar 3. Contoh Soal untuk Identifikasi Miskonsepsi pada Konsep Dari identifikasi miskonsepsi pada tabel 3 dan gambar 1 diperoleh bahwa siswa mengalami miskonsepsi tertinggi pada soal nomer 17 sebesar 71,57% yaitu pada subkonsep cahaya dapat dibiaskan. Soal nomer 17 yang digunakan adalah sebagai tes miskonsepsi dapat dilihat pada gambar 3. Pada soal nomer 17 ini hasil CRI yang diperoleh adalah rentangnya 3-5 atau skala CRI > 2,5, namun jawaban salah. Siswa disini beranggapan bahwa beranggapan bahwa proses terjadinya pelangi hanya dibentuk dari hasil pembiasan cahaya melalui butiran-butiran air. Padahal proses terjadinya pelangi ada tiga tahapan, yaitu adanya pemantulan, pembiasan, dan dispersi cahaya. Sedangkan untuk analisis tiap soal siswa masih mengalami miskonsepsi, hal ini dapat dilihat pada tabel 3 dan jika dirata-rata, maka rata-ratanya adalah sebesar 40,20%. Rata-rata sebesar 40,20% menunjukkan bahwa miskonsepsi pada konsep cahaya masih lumayan tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Mahopatra (dalam Suparno, 2005) 2005), yang menemukan bahwa banyak siswa di India mempunyai miskonsepsi mengenai hukum refleksi cahaya II. Mereka berpikir bahwa kesamaan antara sudut datang dan sudut refleksi hanya terjadi pada suatu cermin datar. Padahal, hal yang sama juga terjadi pada cermin cembung. Dan seperti penelitian oleh Pujayantno (dalam Aisyah, 2013) menyatakan bahawa 75

sebanyak 52% siswa mempunyai miskonsepsi bahwa cahaya tidak dapat dipantulkan oleh permukaan tembok tetapi dapat dibiaskan oleh sebuah medium. Benda dapat dilihat jika benda tersebut sebagai sumber cahaya atau ada cahaya dari mata ke benda, sebanyak 44% siswa. Tayubi, Y. R. 2005. Identifikasi Miskonsepsi pada Konsep-konsep Fisika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI). Mimbar Pendidikan, 3/XXIV. Kesimpulan Berdasarkan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VI SDN Kemayoran I masih banyak yang mengalami miskonsepsi pada konsep cahaya dengan rata-rata sebesar 40,20 %. Dan persentase tertinggi miskonsepsi terjadi pada soal mengenai proses terbentuknya warna pelangi yaitu sebesar 71,57%. Daftar Pustaka Aisyah, Ayu R. 2013. Desain Didaktis Pembelajaran IPApada Materi di Sekolah Dasar. Skripsi. Diterbitkan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung Haris, V. 2013. Identifikasi Miskonsepsi Materi Mekanika dengan Menggunakan CRI (Certainnty of Response Index). Ta dib, Vol 16,no.1 Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Suparno, Paul. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo 76