BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Laporan Arus Kas. ekuitas pemilik, laporan posisi keuangan, laporan arus kas dan catatan atas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Laporan Arus Kas. penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama satu periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi dan deviden terhadap nilai pemegang saham. Kajian teorinya sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, kreditor dan manajer adalah pihak-pihak yang memiliki perbedaan

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. saham telah bergeser kepada parameter yang berbasis aliran kas bebas (free Cash Flow)

Penelitian tentang Pengaruh Aliran Kas Bebas Dan Keputusan. Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham Dengan Set Kesempatan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Manajer perusahaan memiliki peran utama dan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Brigham dan Houston (2007) isyarat atau signal adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ang (1997: 24), Price earning ratio merupakan perbandingan antara harga

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan di dunia usaha saat ini semakin ketat dimana setiap perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. topik pengaruh arus kas operasi, keputusan pendanaan dan dividen perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak eksternal. Untuk mengurangi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, perusahaan melakukan kegiatan ekonomi tanpa batas

II. LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan di Indonesia menghadapi sebuah tantangan bisnis yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi dan Pengklasifikasian Hutang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BABl PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Wolk et al. (2001) dalam Thiono (2006:4), teori sinyal (signaling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada pertumbuhan pasar saham. Menurut Husnan (2012) menyatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB II KAJIAN PUSTAKA

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

BAB I PENDAHULUAN. harga saham meningkat berarti nilai perusahaan meningkat dan kesejahteraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham et.al,

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return UKDW

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hal yang penting pada sebagian besar perusahaan besar yakni potensi UKDW

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemegang saham, maka terjadi peningkatan pada nilai pemegang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di Indonesia menjadi ketat. Perusahaan-perusahaan yang bergerak baik di

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah menjalankan kebijakan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. ukuran perusahaan, dan Return On Asset (ROA) terhadap return saham (studi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan bagian yang akan membahas tentang uraian

BAB II LANDASAN TEORI. sehingga meningkatkan harga saham (Untung dan Hartini, 2006) dalam Sarpi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap entitas bisnis (perusahaan) dalam operasinya tentu memiliki tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Menurut Rusdin (2005:68-74),

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerja atau investasi pada aset. Kas tersebut biasanya menimbulkan konflik

BAB I PENDAHULUAN. obat, terutama dalam hal kesehatan. Menurut Sharabati et al. (2010) memandang

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah korporasi dalam memenuhi dana untuk mengembangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap kondisi. Pengertian laporan keuangan menurut beberapa ahli :

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. penelitian ini yang membahas tentang Profitabilitas, Kebijakan Dividen, dan Nilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. saham maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Arus Kas 2.1.1. Pengertian dan Tujuan Laporan Arus Kas Terdapat lima komponen laporan keuangan yang wajib disampaikan oleh perusahaan setiap tahunnya. Diantaranya laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas pemilik, laporan posisi keuangan, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan arus kas dapat menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama satu periode tertentu. Menurut PSAK No. 2 Tahun 2009 laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang menginformasikan jumlah arus kas masuk dan arus kas keluar atau sumber dan pemakaian kas dalam suatu perusahaan. Arus kas masuk (cash inflow) merupakan kegiatan yang mengakibatkan kas perusahaan mengalami kenaikan. Sedangkan arus kas keluar (cash outflow) merupakan kegiatan yang mengakibatkan kas perusahaan mengalami pernurunan. Menurut Kieso et al. (2011), definisi laporan arus kas adalah : The statement of cash flows is a primary statement that reports the cash receipts, cash payment and net change resulting from the operating, investing and financial activities of an enterprise during a period Menyatakan bahwa laporan arus kas merupakan suatu laporan yang menyajikan informasi mengenai penerimaan kas, pengeluaran kas dan kas bersih

hasil dari kegiatan operasi, kegiatan investasi dan kegiatan pendanaan selama periode tertentu. adalah untuk: adalah : Menurut Wibowo dan Abubakar Arif (2003) tujuan laporan arus kas a. Menyediakan informasi yang relavan mengenai penerimaan kas dan pengeluaran kas bagi investor dan kreditor. b. Membantu pembaca laporan keuangan dalam memperkirakan perbedaan antara laba bersih (net income) dengan penerimaan serta pengeluaran kas terkait dengan pendapatan tersebut. c. Membantu menemukan pengaruh transaksi kas dan non kas dari aktivitas pendanaan dan investasi terhadap posisi keuangan suatu entitas. Sedangkan tujuan laporan arus kas menurut SPAK No. 2 Tahun 2009 Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lainnya, maka laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan pengguna untuk : 1. Mengevaluasi perubahan aset neto entitas. 2. Struktur keuangannya (termasuk likuiditas dan solvabilitas). 3. Kemampuannya mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka menyesuaian terhadap keadaan dan peluangan yang berubah. 2.1.2 Penyajian Laporan Arus Kas Dalam penyajian laporan arus kas, penerimaan kas dan pengeluaran kas dibagi menjadi tiga aktivitas yaitu: 1. Aktivitas Operasi Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan entitas dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas

pendanaan. Karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi neto. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah: a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa. b. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan pemberian jasa. c. Pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan. d. Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi dan pendapatan. 2. Aktivitas Investasi Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan asset jangka panjang serta investasi lainnya yang tidak termasuk setara kas. Aktivitas investasi adalah penting karena arus kas tersebut mencerminkan pengeluaran yang telah terjadi untuk sumber daya yang dimaksudkan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa contoh dari aktivitas investasi adalah : a. Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak terwujud dan aset jangka panjang. b. Penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset tidak berwujud dan aset jangka panjang. c. Pembayaran kas untuk membeli instrumen utang atau instrumen ekuitas entitas lain. d. Penerimaan kas dari penjualan instrumen utang atau instrument ekuitas entitas lain.

3. Aktivitas Pendanaan Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas. Aktivitas pendanaan penting karena berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penyedia modal entitas. Beberapa contoh dari aktivitas pendanaan : a. Penerimaan kas dari penerbitan saham atau instrumen modal lain. b. Pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus saham entitas. c. Penerimaan kas dari penerbitan obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman jangka pendek dan jangka panjang lainnya. d. Pelunasan pinjaman. 2.2. Aliran Kas Bebas 2.2.1. Pengertian Aliran Kas Bebas Menurut Jensen (1986), free cash flow adalah kelebihan kas yang diperlukan untuk mendanai semua proyek yang memiliki net present value positif setelah membagi dividen. Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2006), kas yang tersedia untuk didistribusikan kepada seluruh investor setelah perusahaan menempatkan seluruh investasinya pada aktiva tetap, produk-produk baru dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang berjalan. Menurut Ross et al. (2000) mendefinisikan bahwa free cash flow merupakan kas perusahaan yang dapat didistribusikan kepada para kreditor atau pemegang saham yang tidak diperlukan untuk modal kerja atau investasi pada aset. Kas tersebut biasanya menimbulkan konflik kepentingan antara manajer dan

pemegang saham. Manajer lebih menginginkan dana tersebut diinvestasi lagi pada proyek-proyek yang dapat menghasilkan keuntungan karena akan meningkatkan insentif yang mereka terima, sedangkan pemegang saham mengharapkan sisa dana tersebut dibagikan sehingga akan menambah kesejahteraan mereka. Menurut Penman (2001:310) menyatakan bahwa arus kas bebas merupakan kas bersih yang diperoleh dari operasi perusahaan yang menentukan kemampuan perusahaan untuk membayar klaim utang dan ekuitas. Sedangkan menurut Brigham dan Ehrhardt (2002:46) mendefinisikan arus kas bebas sebagai berikut: free cash flow is the cash actually available for distribution to investors after the company has made all the investment in fixed assets and working capitals necessary to stain ongoing operations Menyatakan bahwa aliran kas bebas merupakan kas yang tersedia untuk dibagikan kepada para investor setelah perusahaan membiayai seluruh investasi dalam aset tetap dan modal kerja yang diperlukan untuk kegiatan operasi yang sedang berlangsung. Jadi dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa aliran kas bebas merupakan kelebihan atau sisa kas yang dimiliki perusahaan untuk membeli tambahan investasi, melunasi hutang, membeli treasury stock dan membayar dividen pada investor dengan dana yang tidak digunakan untuk modal kerja atau investasi pada aset.

2.2.2. Perhitungan Aliran Kas Bebas yaitu : Aliran Kas Bebas dihitung dengan menggunakan rumus Ross et al (2000), Aliran KasBebas = Aliran KasOperasi -Pengeluara n Modal -Modal Kerja Bersih Ekuitas Aliran Kas Bebas dihitung dengan menggunakan rumus Brigham dan Houston (2006), yaitu: Aliran Kas Bebas = Laba Operasi Bersih Setelah Pajak - Investasi bersih pada modal operasi Dimana : Laba Operasi Bersih Setelah Pajak = Laba Sebelum Bunga Dan Pajak (1-Tarif pajak) Investasi pada modal operasi = Total modal operasi tahun ini dengan total modal operasi tahun sebelumnya. 2.3. Keputusan Pendanaan Keputusan pendanaan perusahaan akan mempengaruhi struktur modal perusahaan. Sumber pendanaan ini dapat diperoleh dari modal internal mapun modal eksternal. Sumber dana internal biasanya berasal dari laba ditahan, sedangkan sumber dana eksternal berasal dari kreditur dan pemegang saham. Menurut Kasmir (2010:6) keputusan pendanaan adalah sebagai berikut: Keputusan pendanaan merupakan keputusan yang berkaitan dengan jumlah dana yang disediakan perusahaan, baik yang bersifat utang atau modal sendiri. Keputusan pendanaan ditinjau dari jangka waktunya dapat dibedakan menajadi dua macam yaitu jangka panjang dan jangka pendek. Keputusan jangka

panjang akan membawa dampak pada struktur modal (capital struktur) perusahaan. Struktur modal adalah perbandingan antara utang perusahaan dengan modal sendiri (I Made Sudana, 2011:3). Keputusan pendanaan dalam penelitian ini dikonfirmasikan melalui Debt to Equity Ratio (DER), dimana rasio ini menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas. keputusan pendanaan yang menggunakan pendanaan melalui ekuitas lebih banyak daripada pendanaan melalui hutang karena dengan menggunakan pendanaan melalui ekuitas lebih banyak dapat meningkatkan nilai perusahaan (Wijaya dan Wibawa, 2010). 2.4. Nilai Perusahaan 2.4.1. Pengertian Nilai Perusahaan Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham, semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan dan manajemen aset. Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar. Karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Untuk mencapai nilai

perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para professional. Para professional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris. Samuel (2000) menjelaskan bahwa enterprise value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan Wahyudi (2005) menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai perusahaan tersebut di jual. Morck dkk (1998), Mc Connell dan Servaes (1990), Steiner (1996), Cho (1998), Itturiaga dan Sanz (1998), Mark dan Li (2000) dalam Suranta dan Machfoedz (2003) menyatakan bahwa hubungan struktur kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan merupakan hubungan non-monotonik. Hubungan nonmonotonik antara kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan di sebabkan adanya insentif yang dimiliki oleh manajer dan mereka cenderung berusaha untuk melakukan persejajaran kepentingan dengan outside owners dengan cara meningkatkan kepemilikan saham mereka jika nilai perusahaan yang berasal dari investasi meningkat. Wennerfield dkk (1998) di dalam Suranta dan Machfoedz (2003) menyimpulkan bahwa Tobin s Q dapat digunakan sebagai alat ukur dalam menentukan kinerja perusahaan. Menurut Fama (1978) dalam Untung Wahyudi et al, (2006), nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui

indicator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. 2.4.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan 2.4.2.1. Price Earning Ratio (PER) a. Pengertian Price Earning Ratio (PER) Price earning ratio menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Darmaji, 2001:139). Sedangkan menurut Ang (1997: 24), "Price earning ratio merupakan perbandingan antara harga pasar suatu saham dengan earning per share (EPS) dari saham yang bersangkutan". Price earning ratio merupakan hubungan antara harga pasar saham dengan earning per share saat ini yang digunakan secara luas oleh investor sebagai panduan umum untuk mengukur nilai saham (Garrison, 1998:788). Price earning ratio yang tinggi menunjukkan bahwa investor bersedia untuk membayar dengan harga saham premium untuk perusahaan. Berdasarkan pendapat diatas pengertian price earning ratio yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rasio yang membandingkan antara harga saham per lembar saham biasa yang beredar dengan laba per lembar saham. Faktor-faktor yang mempengaruhi PER adalah : a. Tingkat pertumbuhan laba b. Dividend payout ratio c. Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal

b. Kegunaan dan Manfaat dari Price Earning Ratio Kegunaan price earning ratio adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh earning per share nya. Makin besar price earning ratio suatu saham maka harga saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per sahamnya. Angka rasio ini biasanya digunakan investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dimasa yang akan datang (Prastowo, 2002:96). Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan tinggi biasanya mempunyai price earning ratio yang tinggi pula, dan hal ini menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba di masa mendatang. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung mempunyai price earning ratio yang rendah pula. Semakin rendah price earning ratio suatu saham maka semakin baik atau murah harganya untuk diinvestasikan. price earning ratio menjadi rendah nilainya bisa karena harga saham cenderung semakin turun atau karena meningkatnya laba bersih perusahaan. Jadi semakin kecil nilai price earning ratio maka semakin murah saham tersebut untuk dibeli dan semakin baik pula kinerja per lembar saham dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. Semakin baik kinerja per lembar saham akan mempengaruhi banyak investor untuk membeli saham tersebut. Rumus yang digunakan untuk mengukur price earning ratio adalah sebagai berikut (Arifin, 2002: 87): PER Harga Saham LabaPer Saham

2.4.2.2. Price Book Value (PBV) Price Book Value (PBV) merupakan metode penilaian saham yang berdasarkan pada book value suatu saham. Book value adalah nilai buku yang diperoleh dari harga perolehan aset tetap dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Untuk mencari nilai book value, digunakan rumus sebagai berikut : BV Total Ekuitas Suatu Perusahaan Jumlah SahamYang Beredar Selanjutnya, Arifin (2002:89) mendefinisikan nilai buku per lembar saham sebagai rasio untuk membandingkan harga pasar sebuah saham dengan nilai buku (book value) sebenarnya. sementara Syamsudin (2007:75) menjelaskan bahwa pengertian Price Book Value adalah rasio yang menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Semakin tinggi PBV, maka menunjukkan semakin besar kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan tersebut. Untuk perusahaan yang berjalan baik, umumnya rasio ini mencapai diatas satu, yang menujukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari bukunya (Jogiyanto, 2003:79). Rasio PBV dihitung dengan membagi nilai pasar dari saham dibagi dengan nilai buku dari ekuitas saat ini. Secara matematis PBV dapat ditulis: PBV Harga per lembar saham Nilai buku ekuitas per lembar Untuk menentukan posisi saham menggunakan metode Price Book Value tidak mencari nilai intrinsik dari saham yang diteliti, melainkan menghitung nilai PBV kemudian mengukur harga saham mahal atau murah dengan cut off 1 yang berarti jika nilai PBV diatas 1 berarti nilai pasar saham lebih besar dari nilai

bukunya (overvalued), sebaliknya jika nilai PBV dibawah 1 berarti nilai pasar saham lebih kecil dari nilai buku (undervalued). Penentuan ini berdasarkan pada teori yang diungkapkan Husnan (2003:27) Untuk perusahaan-perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya rasio ini mencapai diatas atau yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Semakin besar rasio PBV semakin tinggi perusahaan dinilai oleh para pemodal relatif dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan.. Tandeilin (2010:323) juga mengungkapkan hal serupa idealnya, harga pasar saham bank jika dibandingkan nilai buku asetnya akan mendekati 1. Saham-saham yang mempunyai rasio harga/nilai buku yang rendah sebaiknya dibeli untuk memperoleh tingkat return yang lebih besar pada tingkat harga risiko tertentu. 2.5. Pengaruh Aliran Kas Terhadap Nilai Pemegang Saham Yudianti (2005) menemukan bahwa aliran kas bebas positif dapat dipakai sebagai determinan nilai pemegang saham dengan mempertimbangkan faktorfaktor kontekstual set kesempatan investasi, manajemen laba, leverage, dan dividen. Set kesempatan investasi yang tinggi akan memperkuat hubungan aliran kas bebas dan nilai pemegang saham; manajemen laba yang tinggi (menaikkan maupun menurunkan) akan memperlemah hubungan aliran kas bebas dengan nilai pemegang saham; peningkatan utang akan memperkuat hubungan aliran kas bebas dengan nilai pemegang saham dan kebijakan pendistribusian dividen juga memperkuat hubungan aliran kas bebas dengan nilai pemegang saham. Nilai arus kas bebas berpengaruh secara signifikan terhadap nilai pemegang saham.

Walaupun penelitian ini tidak berhasil membuktikan arus kas bebas memiliki korelasi positif terhadap nilai pemegang saham, namun satu hal yang perlu diperhatikan adalah penelitian ini tidak seluruhnya mendukung peneliti terdahulu bahwa dividen memiliki korelasi positif terhadap nilai pemegang saham. 2.6. Pengaruh Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham Menurut Brigham dan Houston (2001) dalam Wijaya dan Wibawa (2010), menyatakan bahwa peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di masa yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar. Arie Afzal (2012) menyatakan bahwa keputusan pendanaan yang dilakukan perusahaan akan menaikkan nilai perusahaan. Keputusan pendanaan tersebut adalah menggunakan pendanaan melalui ekuitas yang lebih banyak daripada menggunakan pendanaan melalui hutang. Implikasi bagi perusahaan adalah perusahaan harus merencanakan untuk mengambil keputusan pendanaan yang menggunakan pendanaan melalui ekuitas lebih banyak daripada pendanaan melalui hutang karena dengan menggunakan pendanaan melalui ekuitas lebih banyak dapat meningkatkan nilai perusahaan. Metha Arieska dan Barbara Gunawan (2010) menunjukkan keputusan pendanaan tidak berpengaruh siginifikan terhadap nilai pemegang saham. Secara teori hutang mengendalikan manager untuk mengurangi tindakan keuntungan dan kinerja perusahaan menjadi lebih efisien sehingga investor terhadap perusahaan akan meningkat. Hasil yang tidak signifikan dalam penelitian disebabkan adanya kekhawatiran dari investor bahwa peningkatan hutang akan menyebabkan

perusahaan mengalami debt default dan meningkatkan resiko kebangkrutan. Sedangkan penelitian Wijaya dan Wibawa (2010), Wahyudi dan Pawestri (2006) dan Hasnawati (2005) sama-sama menemukan bukti bahwa keputusan pendanaan mempengaruhi nilai perusahaan secara positif. 2.7. Nilai Pemegang Saham Salah satu tujuan perusahaan adalah memaksimalkan nilai pemegang saham. Nilai pemegang saham merupakan nilai ekuitas yang menjadi bagian dari nilai perusahaan. Nilai pemegang saham merupakan nilai perusahaan dikurangi hutang. Penman (2004:43) menyatakan bahwa salah satu tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui dividen dan meningkatkan harga saham. Selanjutnya dalam rangka untuk pembatasan pada studi ini, maka nilai pemegang saham merupakan peningkatan atau penurunan harga pasar saham yang beredar dibandingkan dengan nilai buku per lembar saham. Dalam rangka untuk kepentingan studi ini batasan nilai pemegang saham mengikuti Brigham (1999) dalam Tarjo (2008), yaitu nilai yang diberikan oleh pelaku pasar saham terhadap kinerja perusahaan. Nilai tersebut merupakan apresiasi pasar saham jika harga saham di atas nilai buku per lembar saham. Sebaliknya nilai tersebut merupakan depresiasi pasar saham jika harga saham di bawah nilai buku per lembar saham. Dalam studi ini ukuran nilai pemegang saham dengan menggunakan nilai pasar saham terhadap nilai buku saham. Nilai perusahaan yang juga nilai pemegang saham dalam bentuk harga saham. Harga saham perusahaan merupakan

reaksi pasar terhadap keseluruhan kondisi perusahaan yang juga merupakan sebagai cerminan nilai pemegang saham yang diwujudkan dalam bentuk harga saham. 2.8. Penelitian Pendahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian 1 Dini Rosdini (2009) 2 Hendro Sasongko (2012) 3 Niken Nurdiana (2007) 4 Michael C. Jensen (1986) Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio Analisis Pengaruh Aliran Kas Bebas Terhadap Nilai Pemegang Saham Analisis Pengaruh Variabel Free Cah Flow, Kepemilikan Manajerial dan Return on Asset Terhadap Kebijakan Deviden Agency Cost of Free Cash Flow, Corporate Finance, And Take Overs Free cash flow berpengaruh Terhadap dividend payout ratio Aliran kas bebas positif tidak berpengaruh terhadap penciptaan nilai pemegang saham, sedangkan aliran kas bebas negatif memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai pemegang saham Variabel Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial dan Return on Asset secara simultan berpengaruh signifikan terhadap deviden. Secara parsial, hanya variabel free cash flow yang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan deviden. Ketika Perusahaan Memiliki kelebihan kas maka yang dibutuhkan adalah mendanai proyek yang memiliki NPV positif. Tetapi, lebih baik bagi manajer untuk mengembalikan kelebihan kas kepada pemegang saham dalam bentuk

5 Metha Arieska dan Barbara Gunawan (2010) Sumber :berbagai peneliti Pengaruh Aliran Kas Bebas dan Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham dengan Set Kesempatan Investasi dan Dividen Sebagai Variabel Moderasi dividen guna memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Hal tersebut menunjukkan bahwa dividen dapat mengurangi agency cost karena mengurangi free cash flow yang tersedia bagi manajer. 1) Aliran kas bebas berpengaruh negatif terhadap nilai pemegang saham, 2) Keputusan pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai pemegang saham, 3) Aliran kas bebas dan keputusan pendanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai pemegang saham. 2.9. Kerangka Konseptual Untuk alasan-alasan yang jelas, karakteristik perusahaan terutama karakteristik keuangan dan operasinya selalu merupakan dasar penting untuk pengambilan keputusan pendanaan. Karakteristik keuangan perusahaan biasanya dapat dilihat dalam empat kategori yaitu, karakteristik likuiditas, karakteristik leverage, karakteristik profibilitas dan karakteristik aktivitas (Agnes Sawir 2004:101). Keputusan pendanaan mempengaruhi perilaku manajer dalam situasi tertentu, perilaku ini mempengaruhi nilai dari sebuah perusahaan. Ukuran kinerja keuangan yang dihitung sebagai aliran kas operasional dikurangi belanja modal. Arus kas bebas menggambarkan kas yang mampu dihasilkan perusahaan setelah

mengeluarkan sejumlah uang untuk menjaga atau mengembangkan asetnya. Arus kas bebas penting karena memungkinkan perusahaan memanfaatkan peluang yang bisa meningkatkan nilai pemegang saham. Menurut Brigham dan Houston (2001), peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di massa yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar. Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar. Karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Faktor-faktor terbentuknya nilai perusahaan digambarkan dalam tampilan berikut : Faktor Pasar: 1. Kondisi ekonomi 2. Peraturan pemerintah 3. Persaingan (domestik dan Faktor Perusahaan : 1. Operasi (pendapatan dan beban) 2. Keputusan pendanaan 3. Keputusan investasi 4. Kebijakan deviden Faktor Investor : 1. Pendapatan/tabungan 2. Usia/gaya hidup 3. Tingkat bunga 4. Preferensi risiko Arus kas bersih Tingkat imbal hasil Rumus nilai perusahaan Gambar 2.1. Terbentuknya Nilai Perusahaan

Bahwa ramai atau lesunya pasar sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, peraturan pemerintah dan iklim persaingan (baik domestik maupun asing). Kondisi pasar tentu akan mempengaruhi kinerja perusahan secara internal dan juga tanggapan para investor. Kinerja perusahaan sangat dipengaruhi oleh kinerja operasi, pendanaan, investasi dan kebijakan dividen yang menentukan besarnya arus kas yang dihasilkan. X1= Aliran Kas Bebas X2 = Keputusan Pendanaan Y = Nilai Pemegang Saham 2.10. Hipotesis Gambar 2.2. Kerangka Konseptual Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: Hasil penelitian Yudianti (2003) dalam Wardani dan Siregar (2009) menyatakan bahwa aliran kas bebas positif berpengaruh positif terhadap nilai pemegang saham secara signifikan. Namun, aliran kas bebas negatif tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai pemegang saham. Penelitian Wardani dan Siregar (2009) juga menyatakan bahwa aliran kas bebas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai pemegang saham. Tujuan dari organisasi komersial adalah memaksimalkan nilai pemegang saham melalui dividen dan kenaikan harga saham. Aliran kas bebas yang tinggi mengindikasikan kinerja perusahaan yang tinggi. Aliran kas bebas yang tinggi juga menggambarkan akan adanya pertumbuhan penciptaan kas di masa depan. Kinerja perusahaan yang tinggi akan

meningkatkan nilai pemegang saham yang diwujudkan dalam bentuk return yang lebih tinggi melalui dividen, harga saham, atau laba ditahan untuk diinvestasikan dimasa yang akan datang. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ha 1 : Aliran kas bebas berpengaruh terhadap nilai pemegang saham. Peningkatan pendanaan melalui utang merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi biaya keagenan. Hutang dapat mengendalikan manajer untuk mengurangi tindakan keuntungan dan kinerja perusahaan menjadi lebih efisien sehingga penilaian investor terhadap perusahaan akan meningkat. Penelitian yang dilakukan De Angelo & Masulis (1980); (Stulz 1990); McConnel dan Servaes (1995), Jung, Kim, Stulz (1996), Chen (2002) dalam Haruman (2008) serta Wijaya dkk. (2010) menyimpulkan bahwa financing berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hipotesis penelitian ini adalah: Ha 2 : Keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai pemegang saham. Aliran kas bebas dan keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap nilai pemegang saham. Hal ini mengindikasikan bahwa aliran kas bebas dan keputusan pendanaan memiliki peranan dalam mengukur kinerja perusahaan. Pengaruh postif aliran kas bebas dan keputusan pendanaan terhadap nilai pemegang saham dalam penelitian ini disebabkan tidak adanya kekhawatiran dari pemegang saham bahwa aliran kas bebas perusahaan digunakan untuk kesejahteraan bersama dan keputusan pendanaan di perusahaan mampu dijalankan oleh manajemen perusahaan dengan baik. Berdasarkan pembahasan tersebut, hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Metha dan barbara (2010) yang

menyatakan bahwa aliran kas bebas dan keputusan pendanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai pemegang saham. Hipotesis penelitian ini adalah: Ha 3 : Aliran kas bebas dan keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai pemegang saham secara simultan.