STUDI KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN SPOT WELDING PADA ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI KOMPARASI KUALITAS HASIL PENGELASAN PADUAN ALUMINIUM DENGAN SPOT WELDING KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X

STUDI METALOGRAFI HASIL PENGELASAN SPOT WELDING TIPE KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

PENGARUH VARIASI DEBIT GAS ARGON DAN PARAMETER PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN GESER SAMBUNGAN ALUMINIUM PADUAN PADA LAS TITIK

KAJIAN METALOGRAFI HASIL PENGELASAN TITIK (SPOT WELDING) ALUMINIUM PADUAN DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON

STUDI KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN SPOT WELDING PADA ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON

STUDI KOMPARASI KUALITAS PRODUK PENGELASAN SPOT WELDING DENGAN PENDINGIN DAN NON-PENDINGIN ELEKTRODA

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

TUGAS AKHIR STUDI METALOGRAFI HASIL PENGELASAN TITIK (SPOT WELDING) PADA PENGELASAN DI LINGKUNGAN UDARA DAN DI LINGKUNGAN GAS ARGON

Pengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas.

STUDI PENGARUH SUDUT POTONG (Kr) PAHAT KARBIDA PADA PROSES BUBUT DENGAN TIPE PEMOTONGAN OBLIQUE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. panas yang dihasilkan dari tahanan arus listrik. Spot welding banyak

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH TEBAL PELAT BAJA KARBON RENDAH LAMA PENEKANAN DAN TEGANGAN LISTRIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

STUDI PENGARUH ARUS DAN WAKTU PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS TITIK (SPOT WELDING) LOGAM TAK SEJENIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON

NASKAH PUBLIKASI STUDI METALOGRAFI PENGARUH ARUS DAN HOLDING TIME PADA PENGELASAN SPOT WELDING MATERIAL STAINLESS STEEL

PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMINIUM DENGAN METODE MIG

STUDI KARAKTERISTIK PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP HASIL SAMBUNGAN LAS SPOT WELDING PADA MATERIAL ALUMINIUM PADUAN

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

BAB IV DATA DAN ANALISA

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses pengelasan. Pada proses pengelasan terdapat berbagai jenis

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No.02 Mei 2017 ISSN

PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN DAN MEDIA PENDINGIN TERHADAP. KEKUATAN TARIK BAJA ST 41 MENGGUNAKAN ELEKTRODA Rb.26

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

STUDI PENGARUH SUDUT POTONG PAHAT HSS PADA PROSES BUBUT DENGAN TIPE PEMOTONGAN ORTHOGONAL TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin dibutuhkan. Semakin luas penggunaan las mempengaruhi. mudah penggunaannya juga dapat menekan biaya sehingga lebih

TUGAS PENYAMBUNGAN MATERIAL 5 RACHYANDI NURCAHYADI ( )

Analisa Hasil Lasan Stud Welding Pada Baja AISI 304 dan Baja XW 42 Terhadap Kekuatan Tarik dan Kekerasan

PENGARUH WAKTU TEKAN DAN HASIL GUMPALAN TERHADAP KEKUATAN GESER PADA LAS TITIK. Abstract

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. waktu pengelasan dan pengaruh penambahan filler serbuk pada

I. PENDAHULUAN. terjadinya oksidasi lebih lanjut (Amanto & Daryanto, 2006). Selain sifatnya

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN PIPA DENGAN BEBERAPA VARIASI ARUS LAS BUSUR LISTRIK

Dosen Pembimbing: Ir. Subowo, MSc Oleh : M. Fathur Rohman

ANALISA KUAT LENTUR DAN PENGELASAN PADA PEMEGANG KURSI MOBIL

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

BAB II KERANGKA TEORI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENGARUH VARIASI TREATMENT PADA PROSES PENGELASAN SMAW TERHADAP PERBAIKAN KUALITAS BAJA

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5052

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISA PENGARUH SOLUTION TREATMENT PADA MATERIAL ALUMUNIUM TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP SAMBUNGAN HASIL LAS TITIK PADA MATERIAL BAJA KARBON RENDAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kebutuhan teknologi maupun kebutuhan rumah. berpengaruh pada penurunan kualitas barang produksi seperti

Adanya pengembangan penggunaan gas pelindung pada las TIG. Ditemukannya porositas pada setiap variasi gas dari logam hasil las-lasan.

Pengaruh Variasi Temperatur Anneling Terhadap Kekerasan Sambungan Baja ST 37

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia konstruksi, pengelasan sering digunakan untuk perbaikan dan

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Pemilihan Bahan. Proses Pengelasan. Pembuatan Spesimen. Pengujian Spesimen pengujian tarik Spesimen struktur mikro

Studi Kekuatan Sambungan Plat Pada Spot Welding Ditinjau dari Kekuatan Tarik dan Geser

Volume 13 No.1 Maret 2012 ISSN :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi las memegang peranan penting dalam masyarakat industri. modern. Terbukti dengan terwujudnya standar-standar teknik dalam

LAB LAS. Pengelasan SMAW

III. METODOLOGI PENELITIAN. 2. Badan Latihan Kerja (BLK) Bandar Lampung sebagai tempat pengelasan

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

EFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37

PENGGUNAN LAS TAHANAN LISTRIK PADA PROSES PERAKITAN SHADOW MASK PADA INDUSTRI TABUNG TELEVISI

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,

STUDI EKSPERIMENTAL TERJADINYA KEAUSAN PAHAT PADA PROSES PEMOTONGAN END MILLING PADA LINGKUNGAN CAIRAN PENDINGIN

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

PENGARUH ARUS PENGELASAN LAS TIG TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS STAINLESS STEEL TYPE 304 ABSTRAK

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

Studi Pengaruh Parameter Pemotongan Terhadap Kekasaran Permukaan Pada Proses End Milling Dengan Menggunakan Pendinginan Minyak Kacang

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

Studi Karakteristik Hasil Pengelasan MIG Pada Material Aluminium 5083

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).

PENGARUH KECEPATAN PUTAR TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN ALUMINIUM 1XXX DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING. Tri Angga Prasetyo ( )

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing benda uji, pada pengelasan las listrik dengan variasi arus 80, 90,

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH STUDI KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN SPOT WELDING PADA ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata Satu Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun oleh : ADI PURWANTO D200070060 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

STUDI KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN SPOT WELDING PADA ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON Adi Purwanto, Muh Alfatih Hendrawan, Agus Hariyanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura Email: b_doel_sheila@yahoo.co.id ABSTRAKSI Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh parameter arus 3608 A, 4441 A dan 5021 A, waktu las 2,5 detik, 3,5 detik dan 4,5 detik serta penambahan gas argon terhadap kekuatan geser hasil pengelasan dan mengetahui kondisi arus dan waktu yang optimal terhadap kekuatan geser hasil pengelasan. Material yang digunakan yaitu Aluminium murni dengan tebal 1 mm. Semua spesimen dilas menggunakan las titik jenis DN-16-1 dengan sambungan tumpang dengan arus 3608 A, 4441 A dan 5021 A, waktu las 2,5 detik, 3,5 detik, dan 4,5 detik. Proses pengelasan dengan menggunakan fixture sebagai alat bantu untuk pemberian gas argonnya. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian tarik-geser sesuai dengan standar uji ASME IX. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi arus dan waktu serta penambahan gas argon berpengaruh secara signifikan terhadap kekuatan geser hasil pengelasan. Kondisi yang paling optimal terdapat pada arus 5021 A dan waktu 4,5 detik dengan nilai kekuatan geser tertinggi sebesar 7,949 N/mm 2. Kata Kunci: Las titik, Aluminium, Gas Argon, Uji Tarik-Geser PENDAHULUAN Latar Belakang Pengelasan adalah suatu proses penggabungan logam dimana logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Seiring dengan berkembangnya teknologi pengelasan maka setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan mutu dan kualitasnya agar dapat bersaing dengan perusahaan yang lain. Salah satu bentuk cara pengelasan resistansi listrik yaitu las titik atau spot welding. Las titik merupakan salah satu cara pengelasan resistansi listrik dimana dua logam atau lebih dijepit diantara dua elektroda logam. Arus yang kuat dialirkan melalui elektroda yang terbuat dari tembaga, karena aliran listrik yang harus melalui kedua logam yang dijepit maka pada tempat jepitan akan timbul panas karena adanya 2

resistansi listrik yang menyebabkan logam ditempat tersebut mencair dan kemudian tersambung. (Wiryosumarto, H. 2004). Penggunaan las titik pada Aluminium untuk saat ini masih jarang dilakukan. Hal ini dikarenakan material jenis aluminium tergolong kurang baik bila dibandingkan dengan baja sebab panas jenis dan daya hantar panasnya tinggi dan sukar sekali untuk memanaskan dan mencairkan sebagian kecil saja. Bentuk pengelasan pada aluminium lebih sering dengan menggunakan las MIG dan TIG dimana kedua proses pengelasan tersebut memerlukan gas pelindung (gas argon). (Wiryosumarto, H. 2004). Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian seberapa besar pengaruh parameter pengelasan titik dengan penambahan gas argon pada material aluminium. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh parameter las dengan arus 3608 A, 4441 A dan 5021 A dan waktu 2,5 dt, 3,5 dt, 4,5 dt terhadap hasil pengelasan. 2. Mengetahui arus yang paling optimal terhadap kekuatan geser hasil pengelasan. 3. Mengetahui waktu yang paling optimal terhadap kekuatan geser hasil pengelasan. 4. Pengaruh gas pelindung (gas argon) terhadap kekuatan geser hasil pengelasan. Batasan Masalah 1. Material yang digunakan yaitu aluminium murni dengan tebal 1 mm. 2. Pengelasan dengan menggunakan mesin las titik jenis DN-16-1 dengan parameter arus dan waktu. 3. Suhu ruangan dianggap sama yaitu 30 o C. 4. Tekanan pada pengelasan dianggap sama yaitu 50 kg. 5. Kehalusan permukaan pada spesimen dianggap sama. 6. Arus yang keluar dari mesin las diasumsikan sesuai kenyataan. 7. Debit gas argon konstan yaitu 10 liter/menit. 8. Luasan tegangan geser diasumsikan sama dengan ujung diameter elektroda yaitu 9 mm. 9. Pengujian hasil percobaan hanya menggunakan uji geser dengan standar ASME IX. KAJIAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Kahraman, N (2005), dalam penelitiannya tentang pengaruh parameter las titik pada titanium. Tebal titanium 1,5 mm dengan parameter pengelasan: untuk arus konstan yaitu 10.000 A, gaya elektroda 2000 N, 4000 N, 6000 N dan waktu pengelasan 5 cycle, 15 cycle, 25 cycle serta suasana pengelasan pada udara terbuka dan menggunakan gas argon. Pengujian mekanik yang dilakukan meliputi pengujian kekuatan sambungan dengan metode pengujian tarik dan pengujian kekerasan dengan metode Vickers. Dari hasil uji tarik didapatkan bahwa hasil dari kekuatan tarik-geser dengan menggunakan gas argon lebih tinggi daripada di udara terbuka. Hasil uji kekerasan memperlihatkan bahwa 3

daerah nugget (manik) adalah daerah yang paling keras diikuti dengan daerah HAZ dan logam las. Ardiyanto Eko (2010), meneliti tentang pengaruh pendinginan elektroda pada spot welding terhadap kualiatas produk. Material yang digunakan yaitu baja karbon rendah dengan ketebalan 1 mm, parameter yang digunakan yaitu untuk arus 6956 A, 7920 A, dan 8938 A. Untuk waktu 2,5 detik, 3 detik dan 3,5 detik serta diameter elektroda menggunakan 5 mm, 7 mm dan 9 mm. Pengujian yang dilakukan hanya uji tarik-geser. Dari hasil disimpulkan bahwa variasi arus, waktu dan diameter ujung elektroda berpengaruh terhadap kekuatan gesernya. Didapatkan tegangan geser tertinggi terjadi pada arus 8938 A, waktu 3,5 detik dan diameter ujung elektroda 5 mm. Harnudin, F.A (2007), meneliti tentang pengaruh ketebalan dan jumlah las titik terhadap kekuatan geser. Material yang digunakan yaitu baja ST 37, pengujian mekanik yang dilakukan yaitu pengujian kekerasan Vikers dan pengujian tarik. Dari hasil. Pengujian kekerasan didapatkan harga kekerasan logam induk tertinggi sebesar 121,3 HV pada ketebalan 1,5 mm. Uji tarik didapatkan harga kekuatan tarik tertinggi sebesar 829,6 N/mm 2 pada ketebalan 1,5 mm. Ketebalan dan jumlah titik sangat berpengaruh terhadap kekuatan tarik. Aluminium Aluminium ditemukan oleh Sir Humphrey Davy pada tahun 1809 sebagai suatu unsur, dan pertama kali direduksi sebagai logam oleh H.C Oersted pada tahun 1825. Aluminium merupakan unsur logam terbanyak dimuka bumi, dimana hampir 8% dari kerak bumi adalah aluminium. Bijih bauksit adalah bahan utama untuk pembuatan aluminium yang terdapat di dalam batu-batu dalam kerak bumi. Aluminium termasuk logam ringan yang memiliki kekuatan tinggi, tahan terhadap korosi, dan merupakan konduktor listrik yang baik. Untuk saat ini penggunaan las titik pada aluminium masih jarang dilakukan karena material jenis aluminium tegolong kurang baik bila dibandingkan dengan baja karena panas jenis dan daya hantar panasnya tinggi maka sukar sekali untuk memanaskan sebagian kecil saja. Selain itu aluminium mudah sekali teroksidasi, karena peristiwa ini aluminium akan membentuk suatu lapisan yang bernama Aluminium Oksida (Al 2 O 3 ) yang memiliki sifat tahan panas. Karena sifat tersebut maka peleburan antara logam dasar dan logam lasan menjadi terhalang sehingga sulit untuk dilakukan pengelasan. (Wiryosumarto, H. 2004). Las Titik Las titik merupakan salah satu pengelasan resistansi listrik dimana dua logam atau lebih dijepit menggunakan elektroda. Pada proses ini arus yang cukup kuat dialirkan melalui elektroda yang terbuat dari tembaga sehingga menimbulkan panas di daerah logam yang dijepit yaitu batas permukaan kedua logam. Akibatnya logam akan meleleh kemudian tersambung. Pada mesin las terdapat transformator yang fungsinya merubah tegangan arus bolak balik, arus yang besar inilah yang dipakai 4

untuk mengelas sehingga menghasilkan panas yang tinggi dan cukup mencairkan logam. Selain arus faktor waktu juga dapat mempengaruhi hasil pengelasan dimana semakin lama waktu pengelasan maka semakin tinggi pula panas yang dihasilkan. Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Amsted, B.H, 1995): H = I 2. R. T...(1) Dimana: H = Panas (Joule) I = Arus (Ampere) R = Hambatan (Ohm) T = Waktu (detik) Pengujian Geser Standar yang digunakan dalam pengujian ini adalah ASME IX. Besarnya tegangan yang terjadi dapat dihitung dengan rumus (Dieter, E.G., 1988):...(2) Dimana: = Tegangan geser (N/mm 2 ) F m = Gaya maksimum (N) A 0 = Luasan (mm) METODOLOGI PENELITIAN Tahapan Penelitian Mulai Studi Literatur dan Studi Lapangan Persiapan Bahan dan Alat Pembuatan Spesimen Uji (Standar ASME IX) a 5

a Pengelasan dengan waktu 2,5 dt dan arus 3608A, 4441A, 5021 A Pengelasan dengan waktu 3,5 dt dan arus 3608A, 4441A, 5021 A Pengelasan dengan waktu 4,5 dt dan arus 3608A, 4441A, 5021 A Pengujian Geser (Standar ASME IX) Analisis Data Selesai Gambar 1. Diagram Alir Penelitian Langkah-langkah dalam penelitian sebagai berikut: 1. Mencari referensi yang terkait dengan permasalahan las titik. 2. Mempersiapkan bahan yang akan dilakukan pengujian beserta alat ujinya. 3. Melakukan eksperimen pengelasan dengan parameter yang sudah ditentukan. 4. Melakukan pengujian pada benda uji dengan uji geser. 5. Hasil pengujian diolah / dianalisis dan kemudian ditarik kesimpulan. Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu: 1. Aluminium murni dengan kemurnian 99,55% setebal 1 mm. Gambar 2. Plat Aluminium 6

2. Mesin las titik Merk : KRISBOW Model : DN-16-1 Jenis : AC power Welder Rated Power : 16 KVA Main input power : 380 V Second Empty Load: 1,6-3,2V Adjestable class number : 6 class Ketebalan maks : ± 3 mm 3. Mesin uji geser Gambar 3. Mesin las titik 4. Fixture Gambar 4. Mesin Uji Geser Gambar 5. Fixture 5. Gas argon 6. Spesimen Uji Ukuran spesimen sesuai standar ASME IX. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Grafis Hasil dari penelitian yang sudah dilakukan didapatkan berupa gaya kemudian dihitung untuk mencari tegangan geser didapatkan: 7

Tegangan Geser rata- rata (N/mm 2 ) Tabel 1. Data hasil perhitungan tegangan geser. Spesimen Arus (A) Waktu (dt) Tegangan Geser Ratarata (N/mm 2 ) 1 2,5 1,571 2 3608 3,5 1,865 3 4,5 2,079 4 2,5 2,537 5 4441 3,5 2,961 6 4,5 4,399 7 2,5 4,749 8 5021 3,5 6,004 9 4,5 7,949 Dari hasil tabel tegangan geser maka dibuat grafik pengaruh arus terhadap tegangan geser dan pengaruh waktu terhadap tegangan geser maka hasilnya: 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Grafik pengaruh arus terhadap tegangan geser 2,079 1,865 1,571 4,399 2,961 2,537 3608 4441 5021 Arus (A) 7,949 6,004 4,749 Waktu 2,5 Waktu 3,5 Waktu 4,5 Gambar 6. Grafik pengaruh arus terhadap tegangan geser. Dari gambar 6 tersebut maka telihat bahwa grafik mempunyai pengaruh positif terhadap hasil pengelasan artinya semakin tinggi arus maka semakin tinggi pula tegangan geser yang dihasilkan. 8

Tegangan geser rata-rata Tegangan Geser rata-rata(n/mm2) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Grafik pengaruh waktu terhadap tegangan geser 4,7495 2,537 1,5715 6,0045 2,961 7,949 4,399 1,8655 2,079 2 3 4 5 Waktu (dt) Arus 3608 A Arus 4441 A Arus 5021 A Dari gambar 7 tersebut maka telihat bahwa grafik mempunyai pengaruh positif terhadap hasil pengelasan artinya semakin lama waktu pengelasan maka semakin tinggi pula tegangan geser yang dihasilkan Analisis Statistik Untuk mengetahui pengaruh secara signifikan dengan dasar statistik, maka dilakukan Analysis of Variance (ANOVA) dengan menggunakan software statistik MINITAB 14. Hasilnya sebagai berikut: Hipotesa model ini yaitu: = menduga bahwa perubahan parameter (arus dan waktu) tidak H 0 H 1 Gambar 7. Grafik pengaruh waktu terhadap tegangan geser. berpengaruh terhadap hasil pengelasan. = menduga bahwa perubahan parameter (arus dan waktu) mempunyai pengaruh terhadap hasil pengelasan. Level kepercayaan = 95 % Tingkat kesalahan = 5 % Grafik pengaruh arus terhadap tegangan geser rata-rata 6 5 4 3 2 3608 4441 arus 5021 Gambar 8. Grafik pengaruh arus terhadap tegangan geser. Jika diamati pada gambar 8 maka arus berpengaruh terhadap tegangan geser. Artinya semakin besar arus maka semakin besar pula tegangan geser yang dihasilkan. 9

Tegangan geser 5,0 Grafik pengaruh waktu tehadap tegangan geser rata-rata 4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 3,5 Waktu 4,5 Gambar 9. Grafik pengaruh waktu terhadap tegangan geser. Jika diamati pada gambar 9 maka waktu berpengaruh terhadap tegangan geser. Artinya semakin lama waktu pengelasan maka semakin besar pula tegangan geser yang dihasilkan. General Linear Model: tegangan geser versus arus; waktu Factor Type Levels Values arus fixed 3 3608; 4441; 5021 waktu fixed 3 2,5; 3,5; 4,5 Analysis of Variance for tegangan geser, using Adjusted SS for Tests Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P arus 2 60,141 60,141 30,071 87,17 0,000 waktu 2 10,631 10,631 5,315 15,41 0,000 Error 13 4,484 4,484 0,345 Total 17 75,256 S = 0,587322 R-Sq = 94,04% R-Sq(adj) = 92,21% Gambar 10. Hasil analisis faktorial Berdasarkan analisa data dapat dilihat bahwa: Untuk perlakuan: Arus H 0 ditolak jika α > P-value. Karena α = 0,05 > 0,000 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Artinya perubahan arus berpengaruh signifikan terhadap tegangan geser. Untuk perlakuan: Waktu H 0 ditolak jika α > P-value. Karena α = 0,05 > 0,000 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Artinya perubahan waktu berpengaruh signifikan terhadap tegangan geser Pembahasan Arus Pengaruh arus terhadap tegangan geser dapat dilihat pada gambar 6 dan gambar 8, kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan nilai tegangan geser, semakin besar arus yang digunakan maka semakin besar pula tegangan geser yang dihasilkan, ini 10

terjadi karena masukan panas yang dihasilkan arus listrik semakin tinggi sehingga lebih banyak logam yang mencair kemudian tersambung dengan baik. Hal ini diperkuat pada persamaan 2.2 dimana jika nilai arus semakin besar maka panas yang dihasilkan juga akan semakin besar karena fungsi kuadrat arus listrik (I 2 ) berbanding lurus dengan panas (H), sehingga kenaikkan arus listrik dapat menaikkan panas yang cukup berarti. Dari grafik dapat dilihat bahwa adanya peningkatan kekuatan mulai dari arus 3608 A, 4441 A dan 5021 A, secara grafis menunjukan kekuatan yang terendah terdapat pada arus 3608 A dengan nilai tegangan geser rata-rata 1,571 N/mm 2 dan nilai kekuatan tertinggi terdapat pada arus 5021 A dengan nilai kekuatan geser rata-rata 7,949 N/mm 2, secara statistik nilai tegangan geser terendah terdapat pada arus 3608 A dengan nilai tegangan geser rata-rata 1,83 N/mm 2 dan tertinggi pada arus 5021 A dengan nilai tegangan geser 6,23 N/mm 2. Penelitian ini menunjukkan bahwa variasi arus berpengaruh terhadap hasil pengelasan. Hal ini dapat disebabkan karena semakin meningkatnya arus maka semakin tinggi pula panas yang dihasilkan sehingga benda kerja yang dilewati arus listrik dapat meleleh dan membentuk manik las yang mengakibatkan tegangan geser meningkat. Waktu Pengaruh waktu terhadap tegangan geser dapat dilihat pada gambar 7 dan gambar 9. Adanya peningkatan kekuatan mulai dari waktu 2,5 detik, 3,5 detik dan 4,5 detik, secara grafis nilai kekuatan geser terendah terdapat pada waktu 2,5 detik dengan nilai kekuatan geser ratarata 1,571 N/mm 2 dan nilai kekuatan geser tertinggi terjadi pada waktu 4,5 detik dengan nilai kekuatan geser sebesar 7,949 N/mm 2. Secara statistik nilai tegangan geser terendah terdapat pada waktu 2,5 detik dengan nilai tegangan geser 2,95 N/mm 2 dan nilai tegangan geser tertinggi terdapat pada waktu 4,5 detik dengan nilai tegangan geser rata-rata 4,8 N/mm 2. Hal ini dapat dijelaskan bahwa penggunaan waktu yang lebih lama akan menyebabkan panas yang ditimbulkan semakin besar sehingga manik las yang terbentuk juga semakin besar dan mengakibatkan sambungan akan lebih kuat. Hal ini diperkuat pada persamaan 2.2 dimana hubungan panas berbanding lurus dengan waktu. Dengan kata lain variasi waktu berpengaruh terhadap tegangan geser karena semakin lamanya waktu penekanan elektroda maka semakin besar pula panas yang masuk pada benda kerja sehingga dapat terjadinya manik las yang mengakibatkan kekuatan geser meningkat. Argon Dari dasar teori menyebutkan bahwa fungsi dari gas argon yaitu sebagai pembersih sekaligus pelindung logam dari kontaminasi udara luar pada proses pengelasan. Oleh karena itu penggunaan gas argon pada penelitian yang kami lakukan mempengaruhi hasil pengelasan, hal ini dapat dilihat bahwa hasil pengujian tarik yang menggunakan gas argon lebih besar dari pada tidak menggunakan gas argon dikarenakan Aluminium Oksida (Al 2 O 3 ) yang melekat pada lapisan aluminium sudah 11

hilang sehingga tidak ada lagi yang menghalangi panas yang masuk logam lasan. Oleh sebab itu Aluminium dapat meleleh dan menyatu dengan baik. Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan secara keseluruhan parameter arus dan waktu mempunyai pengaruh terhadap hasil pengelasan, karena arus dan waktu membawa pengaruh panas yang dihasilkan sehingga berdampak pada hasil pengelasan. Semakin besar arus dan waktu yang digunakan maka panas yang digunakan akan semakin tinggi sehingga hasil yang didapat akan lebih baik. Hal ini diperkuat dari persamaan 2.2 dimana hubungan panas berbanding lurus dengan arus dan waktu. Kekuatan geser tertinggi terdapat pada arus 5021 A dan waktu 4,5 detik dengan nilai 7,949 N/mm 2 sedangkan kekuatan geser terendah terdapat pada arus 3608 A dan waktu 2,5 detik dengan nilai 1,571 N/mm 2. Penggunaan gas argon juga mempengaruhi hasil pengelasan, ini dapat dilihat dari kekuatan geser yang dihasilkan lebih tinggi daripada kekuatan geser tanpa menggunakan gas argon. Disebabkan gas argon mempunyai fungsi membersihkan sisa-sisa aluminium oksida yang masih melekat pada logam induk dengan demikian maka tidak ada lagi penghalang bagi masuknya arus untuk melewati logam yang akan dilas. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian uraian pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan: 1. Variasi arus (I) dan waktu (dt) berpengaruh sangat signifikan terhadap kekuatan geser hasil pengelasan. 2. Kondisi yang paling optimal terjadi pada arus 5021 A dengan nilai kekuatan geser yaitu 7,949 N/mm 2. 3. Kondisi yang paling optimal terjadi waktu 4,5 detik dengan nilai kekuatan geser yaitu 7,949 N/mm 2. 4. Penambahan gas argon pada saat proses pengelasan berpengaruh sangat signifikan terhadap hasil pengelasan. Saran Saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya antara lain: 1. Sebelum melakukan ekperimen hendaknya mempersiapkan segala sesuatunya secara matang mulai dari alat pengelasan sampai tempat melakukan pengujian agar dalam bereksperimen tidak membuang waktu. 2. Dalam melakukan eksperimen material pengelasan harus dalam keadaan benar-benar bersih. 3. Lebih mengutamakan keselamatan dalam melakukan eksperimen. 12

DAFTAR PUSTAKA Amsted, B.H.,1995, Teknologi Mekanik, terj. Sriati Djapri, Edisi ke-7 jilid 1, Erlangga, Jakarta. Annual Book of ASME IX Standard, 2001, Qualification Standard for Welding and Brazing Prosedures, Welder, Brazers, and Welding and Brazing Operations, p.166-168, The American Society of Mechanical Engineers, New York. Ardiyanto, Eko., 2011, Studi Pengaruh Pendinginan Elektroda Pada Proses Spot Welding Terhadap Kualitas Produk, Tugas Akhir S-1, Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Dieter, G.E., 1988, Mechanical Metallurgy, McGraw-hill, Singapore. Harnudin, F. A (2007), Penelitian Pengaruh Ketebalan Dan Jumlah Las Titik Terhadap Kekuatan Tarik Las Titik (Spot Welding) Pada Baja St.37, Tugas Akhir S-1, Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Kahraman, N., 2005, The Influence of Welding Parameter on the Joint Strenght of Resistance Spot-Welded Titanium Sheet, Journal. Diakses 25 Mei 2011 jam 09.00 WIB dari Sciencedirect. http://www.sciencedirect.com Surdia, T., 1991, Pengetahuan Bahan Teknik, PT Pradya Paramita, Jakarta. Wiryosumarto, H., 2004, Teknologi Pengelasan Logam, PT. Pradya Paramita, Jakarta. 13