PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-INDIA PERIODE : JANUARI - SEPTEMBER 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan India 1. Total nilai perdagangan India dengan Dunia pada periode Januari-September 2013 mencapai US$ 593,58 milyar, naik sebesar 1,07% dibandingkan periode yang sama tahun 2012, yang mencapai US$ 587,29 milyar. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor India ke Dunia sebesar US$ 235,10 milyar, naik sebesar 4,69% dibandingkan periode yang sama tahun 2012 yang mencapai US$ 224,56 milyar, dan impor India dari Dunia sebesar US$ 358,48 milyar, turun sebesar 1,17% dibandingkan periode yang sama tahun 2012, yang mencapai US$ 362,73 milyar. Sehingga, neraca perdagangan India dengan Dunia, pada periode Januari- September 2013, defisit sebesar US$ 123,38 milyar, atau turun sebesar 10,71% dibandingkan defisit pada periode yang sama tahun 2012, yang tercatat sebesar US$ 138,18 milyar. 2. Komoditi ekspor non-migas utama India ke Dunia, yang mengalami peningkatan pada periode Januari-September 2013, antara lain adalah : Diamonds Whether Or Not Worked, But Not Mounted (HS 7102) sebesar US$ 21,54 milyar, meningkat (24,47%) dibanding periode yang sama tahun 2012, yang tercatat sebesar US$ 17,31 milyar; Medicaments (Except Vaccines, etc., Bandages Or Pha) (HS 3004) sebesar US$ 6,99 milyar (+13,44%); Rice (HS 1006) sebesar US$ 5,75 milyar (+26,13%); Motor Cars & Oth Motor Vehic Design To Tr (HS 8703) sebesar US$ 3,75 milyar (+23,29%); Cotton Yarn (Other Than Sewing Thread) (HS 5205) sebesar US$ 3,20 milyar (+43,73%); Meat Of Bovine Animals, Frozen (HS 0202) sebesar US$ 2,74 milyar (+28,82%). 3. Negara tujuan ekspor India periode Januari-September 2013, terbesar ditujukan antara lain: Amerika Serikat sebesar US$ 29,33 milyar, atau naik sebesar 5,01% dibanding
periode yang sama tahun 2012, yang tercatat sebesar US$ 27,93 milyar; United Arab Emirates sebesar US$ 24,46 milyar, atau turun 14,78% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2012, yang tercatat sebesar US$ 28,71 milyar; Singapura sebesar US$ 11,23 milyar (-0,83%); Hongkong sebesar US$ 10,27 milyar (+5,46%); Saudi Arabia sebesar US$ 9,51 milyar (+47,66%). 4. Komoditi impor non-migas utama India dari Dunia, yang mengalami peningkatan periode Januari-September 2013, antara lain : Gold (Incl Gold Plated With Platinum), (HS 7108) sebesar US$ 36,11 milyar, meningkat (2,98%) dibanding periode yang sama tahun 2012, yang tercatat sebesar US$ 35,06 milyar; Diamonds Whether Or Not Worked, But Not Mounted (HS 7102) sebesar US$ 17,45 milyar (+14,37%); Electrical Apparatus For Line Telephony (HS 8517) sebesar US$ 7,97 milyar (+12,61%). Sedangkan, komoditi yang mengalami penurunan nilai impor, antara lain : Coal, Briquettes, Ovoid, Etc.Mfr from Coal (HS 2701) sebesar US$ 11,14 milyar, turun (9,31%) dibanding periode yang sama tahun 2012, sebesar US$ 12,28 milyar; Palm Oil & Its Fractions (HS 1511) sebesar US$ 4,99 milyar (-14,78%); Ferrous Waste & Scrap (HS 7204) sebesar US$ 2,66 milyar (-22,39%). 5. Impor India pada periode ini, terbesar berasal dari : China sebesar US$ 38,40 milyar, atau turun 3,22% dibanding periode yang sama tahun 2012, yang tercatat sebesar US$ 39,68 milyar; United Arab Emirates sebesar US$ 27,30 milyar (-7,14%); Saudi Arabia sebesar US$ 27,12 milyar, atau naik 9,18% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2012, yang tercatat sebesar US$ 24,84 milyar; Switzerland (Swiss) sebesar US$ 23,11 milyar (+13,73%); Amerika Serikat sebesar US$ 17,63 milyar (-4,81%).
B. Perkembangan perdagangan bilateral India dengan Indonesia 1. Perkembangan neraca perdagangan antara India dengan Indonesia pada periode Januari-September 2013, menunjukkan surplus bagi Indonesia sebesar US$ 6.977,16 juta, atau meningkat sebesar 18,55% dibanding periode yang sama tahun 2012, yang tercatat surplus sebesar US$ 5.885,17 juta. Neraca perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Indonesia ke India yang mencapai US$ 11.057,71 juta, naik sebesar 5,50% dibanding tahun 2012, dan impor sebesar US$ 4.080,55 juta, atau turun sebesar 11,21% dibanding periode yang sama tahun 2012. 2. Indonesia merupakan negara tujuan ekspor urutan ke-13 India, dan pangsa Indonesia sebesar 1,74% dari total ekspor India ke Dunia. Sementara itu, Indonesia merupakan negara asal impor urutan ke-9, dengan pangsa sebesar 3,08% dari total impor India dari Dunia senilai US$ 358,48 milyar. 3. Perkembangan impor India terhadap ekspor komoditi non migas utama Indonesia (HS 4 Digit) periode Januari-September 2013, dibanding periode yang sama tahun 2012, antara lain sebagai berikut : Coal; Briquettes, Ovoids and Similar Solid Fuels M (HS 2701) impor India terbesar adalah dari Indonesia sebesar US$ 4.962,76 juta, naik sebesar 21,11% dengan pangsa sebesar 44,55% diikuti Australia, sebesar US$ 3.567,2 juta,rep. Afrika Selatan sebesar US$ 1.611,3 juta. Palm Oil & Its Fractions (HS 1512) impor dari Indonesia mencapai US$ 3.680,95 juta, turun sebesar 7,29% dengan pangsa sebesar 73,76%; diikuti Malaysia, dan Thailand; Copper Ores & Concentrates, (HS 2603) Impor dari Indonesia mencapai nilai US$ 505,86 juta, naik sebesar 39,73%. Posisi Indonesia urutan ke-3 dari Dunia dengan pangsa 9,81%. Impor terbesar dari Chili dengan pangsa 40,02%, dan ke-2 adalah Australia, dengan pangsa 23,66% ; Natural Rubber, Balata, Gutta-Percha, (HS 4001) senilai US$ 267,00 juta, naik sebesar 5,40% (posisi Indonesia di urutan ke-1 diikuti Thailand dan Vietnam. Pangsa Indonesia cukup dominan yaitu sebesar 41,14%; Coconut (Copra), Palm Kernel Or Babassu Oil And (HS 1513) mencapai nilai US$ 171,02 juta, naik sebesar 61,58% (posisi Indonesia di urutan ke-1 diikuti Malaysia dengan nilai US$ 22,08 juta dan pangsanya sebesar 11,24%). Sedangkan, Indonesia pangsanya mencapai 87,07%; Adapun urutan ke-3
adalah Thailand, dengan pangsa sebesar 1,67%. Chemical Wood Pulp, Soda Or Sulfate, Other Than (HS 4703) mencapai nilai US$ 124,00 juta, turun sebesar 8,48% (posisi Indonesia di urutan ke-1, diikuti Amerika Serikat, Chili, Kanada, dst.); Pangsa Indonesia sebesar 36,74%. Sedangkan, Amerika Serikat pangsanya tercatat sebesar 15,52%. Industrial Monocarboxylic Fatty Acids (HS 3823) impor terbesar dari Malaysia sebesar US$ 93,44 juta, dengan pangsa 56,55% dan Indonesia pada posisi urutan ke-2 nilainya mencapai US$ 45,73 juta, turun sebesar 43,05% dengan pangsa 27,68%. Television Receivers, incl Video Monitors (HS 8528) dengan nilai sebesar US$ 25,14 juta, turun sebesar 61,02% (posisi Indonesia di urutan ke-7 dari Dunia, setelah China, Malaysia, Vietnam dan Thailand, dst.). Pangsa Indonesia sebesar 1,76%, sedangkan China dan Malaysia pangsanya masing-masing mencapai 53,91% dan 23,27%. 4. Perkembangan impor India terhadap ekspor komoditi non migas potensial Indonesia (HS 4 Digit) periode Januari-September 2013, dibanding periode yang sama tahun 2012, adalah sebagai berikut: Gold (incl Gold Plated With Platinum), Unwrought (HS 7108) mencapai nilai US$ 21,00 juta, turun sebesar 82,71%. Dimana posisi teratas secara berturutturut adalah Switzerland (Swiss); Uni Emirat Arab, Rep. Afrika Selatan, dst. Sedangkan, Indonesia hanya di posisi ke-20 dari Dunia. Sementara itu, Singapura (ke-10), dan Malaysia (ke-16) ; Tanned Or Crust Hides Of Other Animals (HS 4106) sebesar US$ 0,82 juta, meningkat sebesar 2,73%. Posisi Indonesia di urutan ke-8 dari Dunia, teratas secara berurutan adalah Saudi Arabia, Ukraina dan Italia; Paints and Varnishes; Prep Water Pigments (HS 3210) sebesar US$ 98,75 ribu, turun 47,51%. Posisi Indonesia di urutan ke-15, dari Dunia. Teratas secara berturut-turut adalah Amerika Serikat, Switzerland (Swiss), dan Belgia. Pangsa Amerika Serikat mencapai 28,14%.
C. Informasi lainnya 1. Perkembangan ekonomi dan inflasi India tahun 2013-2014 Kementerian Keuangan India melalui Central Statistics Office (CSO) merilis laporan perkiraan pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) India akan meningkat menjadi 4,8% pada triwulan kedua periode 2013-2014. Berdasarkan laporan CSO tersebut, peningkatan GDP India dipengaruhi faktor harga dan pembiayaan konstan yang ditetapkan sejak tahun 2004-2005. Juga disebutkan beberapa faktor yang memiliki peranan penting dalam peningkatan GDP di India yaitu sektor industri pertanian, kehutanan dan perikanan. Di samping itu, faktorfaktor penting lainnya yang menunjang peningkatan GDP India, diantaranya sektor jasa perdagangan, perhotelan, transportasi, komunikasi, keuangan, asuransi, real estate dan layanan bisnis. Sementara itu, Gubernur Reserve Bank of India (RBI) menyatakan bahwa tingkat inflasi India tertinggi di Asia yang mencapai 11,24%. Sehingga, tingginya inflasi di India telah melampaui zona aman Bank Sentral di saat pertumbuhan ekonomi melemah selama kurun waktu dua tahun terakhir. Kenaikan inflasi di India sebagian besar dipengaruhi penurunan sektor industri sebesar 1,8%. Sumber : Laporan Atdag New Delhi, India, Desember 2013