34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Sunda, Laut Jawa di sebelah Timur dan Samudera Indonesia di sebelah Barat. - C. Dengan rata-rata curah hujan di tahun 2011 sebesar 163,7mm. Total wilayah Provinsi Lampung sebesar 35.376 km 2 dengan Luas Panen sebesar 446.049 ha (BPS, 2008) ). Sumber : Peta Rupa Bumi Indonesia Badan Informasi Geospasial, 20111 Gambar 4.1 Peta Provinsi Lampung
35 Sektor pertanian masih merupakan sektor penyumbang terbesar bagi perekonomian Provinsi Lampung. Dilihat dari Tabel 4.1 Pada tahun 2010 sumbangan sektor ini terhadap pembentukan PDRB Lampung sebesar 36,98 persen dan penduduk Provinsi Lampung sebagian besar bekerja di sektor pertanian yaitu 56,48 persen atau 2.110.571 jiwa (BPS, 2011). Tabel 4.1 Produk Domestik Regional Bruto atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha di Provinsi Lampung Tahun 2008-2010 Lapangan Usaha 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Tahun 2008 2009 2010 14.317.532 14.693.881 14.759.602 2. Pertambangan dan Penggalian 812.854 737.977 712.841 3. Industri Pengolahan 4.608.469 4.879.401 5.177.596 4. Listrik dan Air Bersih 125.819 129.396 144.237 5. Bangunan 1.685.423 1.767.563 1.833.091 6. Perdagangan, Restoran dan Hotel 5.422.902 5.799.952 6.075.664 7. Angkutan dan Komunikasi 2.178.898 2.428.791 2.803.218 8.Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.691.785 3.039.338 3.900.645 9. Jasa-jasa 2.599.470 2.744.839 2.898.383 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung Sub sektor tanaman bahan makanan merupakan sub sektor yang memiliki kontribusi terbesar yaitu 47,8 persen (Tabel 4.2) terhadap PDRB Sektor Pertanian. Subsektor tanaman perkebunan menempati urutan kedua, dan di urutan ketiga ditempati oleh subsektor perikanan. Kehutanan merupakan sub sektor yang
36 memiliki tingkat kontribusi terkecil bagi PDRB sektor pertanian di Provinsi Lampung. Sub sektor tanaman bahan makanan mengalami penurunan di tahun 2009. Penurunan tersebut tetap tidak menurunkan posisi sub sektor tanaman bahan makanan sebagai penyumbang utama bagi perekonomian Provinsi Lampung. Tabel 4.2 Kontribusi Sub Sektor Pertanian terhadap PDRB Sektor Pertanian Provinsi Lampung Lapangan Usaha Tahun (Juta Rupiah) 2007 2008 2009 Sektor Pertanian 13.912.097 14.327.563 14.679.914 1. Tanaman Bahan Makanan 6.693.476 6.914.138 6.902.965 2. Tanaman Perkebunan 3.233.852 3.496.031 3.701.759 3. Peternakan dan Hasil-hasilnya 1.458.291 1.483.778 1.621.667 4. Kehutanan 160.961 153.263 152.680 5. Perikanan 2.365.517 2.280.353 2.300.842 Sumber : BPS Provinsi Lampung, PDRB Provinsi Lampung 2009 Produksi komoditas tanaman bahan makanan tiap tahunnya mengalami peningkatan walau mengalami penurunan di tahun 2009. Hal tersebut didorong oleh meningkatnya produksi ketiga komoditas bahan makanan yaitu padi, jagung dan ubi kayu. Produksi Padi di Provinsi Lampung terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun walaupun kenaikan dari tiap tahunnya tidak cukup signifikan. Pada tahun 2010 produksi padi mencapai 2.807.676 ton (Tabel 4.3) yaitu naik sekitar 5 persen dibandingkan tahun 2009. Produksi padi yang terus meningkat tersebut membuat Provinsi Lampung merupakan sentra produksi padi nomor tujuh di tingkat Nasional setelah Sumatera Selatan.
37 Tabel 4.3 Produksi Tanaman Bahan Makanan Provinsi Lampung Tahun 2000-2010 Tahun Produksi (Ton) Padi Jagung Ubi Kayu 2000 1.946.406 1.122.954 2.924.418 2001 1.992.726 1.122.886 3.584.225 2002 1.951.109 989.169 3.471.136 2003 1.966.293 1.087.751 4.984.616 2004 2.091.996 1.216.974 4.673.091 2005 2.124.144 1.439.000 4.806.254 2006 2.129.914 1.183.982 5.499.403 2007 2.308.404 1.346.821 6.394.906 2008 2.341.075 1.809.886 7.721.882 2009 2.673.844 2.067.710-2010 2.807.676 2.126.571 8.637.594 Sumber : BPS Provinsi Lampung Produksi Padi yang berlimpah didukung dengan besarnya luas panen sehingga menunjang tingginya produksi di Provinsi Lampung. Luas panen terbesar di Provinsi Lampung sesuai dengan Tabel 4.4 berada di Kabupaten Lampung Tengah yaitu 126.465 Ha dengan produksi padi sebesar 608.294 Ton. Daerah produksi padi terbesar kedua di Provinsi Lampung terdapat di Kabupaten Lampung Timur dengan Luas panen sebesar 88.022 Hektar dan jumlah produksi 435 ribu ton Gabah Kering Giling atau sebesar 19,46 persen dari total produksi padi Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Utara menempati posisi kedelapan
38 dalam produksi padi di tingkat provinsi dengan luas panen sebesar 34.670 Hektar dan produksi sebanyak 139.377 Ton. Tabel 4.4 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Padi menurut Kabupaten/Kota Provinsi Lampung Tahun 2009 Kabupaten/Kota Luas Panen (Ha) Hasil/Ha (Kuintal) Produksi (Ton) Lampung Barat 36.637 43,53 159.483 Tanggamus 62.763 49,98 313.708 Lampung Selatan 74.717 48,86 365.050 Lampung Timur 88.022 49,48 435.541 Lampung Tengah 126.465 48,10 608.294 Lampung Utara 34.670 40,20 139.377 Way Kanan 39.337 40,65 159.897 Tulang Bawang 76.686 43,86 336.343 Pesawaran 24.876 49,77 123.801 Bandar Lampung 1.804 51,11 9.220 Metro 4.440 52,09 23.130 Sumber : BPS Provinsi Lampung, 2009 Daerah yang dipilih untuk penelitian ini adalah Kabupaten Lampung Utara dan Lampung Timur dengan luas panen Kabupaten Lampung Utara sebesar 6,07 persen dan Lampung Timur sebesar 15,43 persen dari total Luas panen Provinsi Lampung. Kedua Kabupaten tersebut merupakan Kabupaten yang menyumbang produksi padi cukup besar bagi total produksi padi Provinsi Lampung.
39 4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Lampung Utara Secara geografis Kabupaten Lampung Utara terletak pada 10440 sampai 10508 Bujur Timur dan 434 sampai 506 Lintang Selatan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: 1. Sebelah utara dengan Kabupaten Way Kanan 2. Sebelah selatan dengan Kabupaten Lampung Tengah 3. Sebelah timur dengan Kabupaten Tulang Bawang 4. Sebelah barat dengan Kabupaten Lampung Barat Luas wilayah Kabupaten Lampung Utara sebesar 272,563 Ha. Kecamatan Abung Timur memiliki luas wilayah 10,447 Ha yaitu sebesar 3,83 persen terhadap luas Kabupaten Lampung Utara. Sebagian besar lahan di Kabupaten Lampung Utara digunakan untuk pertanian dengan luas panen sebesar 34.748 Ha. Secara umum pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung Utara cenderung meningkat dari tahun 2006-2009 dengan pertumbuhan 17,45 persen. Perekonomian Kabupaten Lampung Utara mengalami peningkatan berdasarkan adanya kenaikan di hampir semua sektor. Sektor pertanian termasuk ke dalam empat sektor dengan pertumbuhan yang tinggi yaitu 5,97 persen. PDRB perkapita Lampung Utara pada tahun 2009 mencapai Rp. 11,99 juta diatas PDRB perkapita Provinsi Lampung yang hanya sebesar Rp. 11,79 juta. PDRB Kabupaten Lampung Utara berada pada urutan lima besar jika dibandingkan dengan PDRB Kabupaten lain se-provinsi Lampung. (BPS Kabupaten Lampung Utara, 2010). Wilayah Kabupaten Lampung Utara merupakan daerah agraris dengan mata pencaharian pokok penduduknya di sektor pertanian. Sektor unggulan di Lampung utara adalah sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 33,76 persen
40 terhadap total PDRB. Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu daerah produsen tanaman pangan. Selama periode tahun 2008-2009, produksi padi meningkat dari 121.353 ton menjadi 139.377 ton dengan persentase perubahan 12,93 persen. Tabel 4.5 Statistik Tanaman Pangan Lampung Utara Komoditi Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) 2008 2009 2008 2009 Padi 30.707 34.670 121.353 139.377 Jagung 32.130 34.944 127.944 140.744 Kedelai 121 1.753 134 2.124 Kacang Tanah 1.969 1.131 2.494 1.452 Ubi Kayu 49.454 49.938 1.209.858 10231.960 Ubi Jalar 667 747 6.383 7.167 Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Lampung Utara, 2010 4.1.2 Gambaran Umum Kabupaten Lampung Timur Kabupaten Lampung Timur membentang pada posisi : 10515 sampai 10620 Bujur Timur dan 437 sampai 537 Lintang Selatan. Memiliki luas wilayah kurang lebih 5.325,03 km 2 atau sekitar 15 persen dari total wilayah Provinsi Lampung. Secara administratif kabupaten Lampung Timur berbatasan : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Rumbia, Kecamatan Seputih Surabaya dan Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah serta Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang. 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa dan Provinsi Banten
41 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang, Kecamatan Ketibung, Kecamatan Palas dan Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bantul dan Kecamatan Metro Raya, Kota Metro dan Kecamatan Punggur serta Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah. Iklim Kabupaten Lampung Timur berdasarkan Smith dan Ferguson termasuk dalam kategori iklim B, yang dicirikan oleh bulan b - - - C. Curah hujan merata tahunan sebesar 2000-2500 mm. Jenis tanah di Kabupaten Lampung Timur umumnya didominasi oleh tanah jenis latosol berwarna merah hingga kuning cocok untuk ditanam tanaman padi (BPS, 2010). 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0-0.5-1 -1.5 3.16-1.14 0.3 0.01 0.19 1.24 0.23 0.15 0.23 Sumber : PDRB Kabupaten Lampung Timur Tahun 2009 Gambar 4.1 Peranan Pertumbuhan Masing-masing Sektor Terhadap Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lampung Timur Tahun 2009 Perekonomian Kabupaten Lampung Timur mengalami pertumbuhan yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Semua sektor mengalami pertumbuhan, empat sektor tumbuh diatas 5 persen sedangkan sektor lainnya tumbuh dibawah 5 persen. Sektor-sektor yang pertumbuhannya cukup tingi selama tahun 2009 adalah
42 sektor pengangkutan dan komunikasi mencapai 8,46 persen diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran 7,18 persen, sektor pertanian 6,56 persen dan sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 5,08 persen (BPS, 2009). Pertumbuhan yang tinggi belum tentu berdampak pada pertumbuhan PDRB, tetapi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan total adalah besarnya kontribusi pertumbuhan tiap sektor terhadap PDRB. Pertumbuhan sektor pertanian mempunyai peranan yang besar meskipun pertumbuhan sektor tersebut hanya 6,56 persen pada tahun 2009 (Tabel 4.6). Tabel 4.6 Statistik Tanaman Pangan Kabupaten Lampung Timur Tahun 2008 Jenis Tanaman Luas Lahan (Ha) Produksi (Ton) Padi 77.470 382.387 Jagung 119.557 568.846 Kedelai 693 809 Kacang Tanah 971 1.203 Ubi Kayu 39.188 932.307 Ketela Rambat 527 5.236 Kacang Hijau 457 408 Sumber : Badan Pusat Statistik (Atap 2008) Kenaikan pertumbuhan sektor pertanian diakibatkan oleh peningkatan yang cukup besar pada sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor kehutanan. Kontribusi subsektor tanaman bahan makanan merupakan penyumbang terbesar nilai tambah sektor pertanian pada tahun 2009 sebesar 51,65 persen. Sub sektor tanaman bahan makanan pada tahun 2006 pertumbuhannya sebesar 0,31 persen kemudian pada tahun 2009 menjadi 8,60 persen (BPS, 2009).
43 Produksi Padi dan Palawija di Kabupaten Lampung Timur terus mengalami peningkatan dimana Padi di tahun 2005 memproduksi 308.577 Ton dan di tahun 2008 memproduksi sebanyak 382.387 Ton GKG yaitu 16,33 persen dari total produksi padi Provinsi Lampung (BPS, 2008). 4.2 Gambaran Umum Subsidi Pupuk Organik Provinsi Lampung Secara ilmiah, pemakaian pupuk organik pada petani memberikan banyak manfaat bukan hanya berdampak pada peningkatan produksi pangan, pendapatan petani dan swasembada pangan tetapi juga secara bertahap akan memperbaiki kualitas lingkungan dan mengurangi frekuensi terjadinya banjir dan longsor di kawasan produksi pangan nasional. Subsidi pupuk organik merupakan salah satu cara pemerintah untuk mengatasi masalah akibat tidak adanya pihak (produsen maupun masyarakat) yang mampu membayar eksternalitas positif dari pengadopsian pupuk organik (PSP3, 2011). Kebijakan pemerintah dalam pengadaan dan penyaluran pupuk sejak awal didasari oleh keinginan untuk memenuhi prinsip enam tepat dalam penyalurannya, yaitu tepat jenis, jumlah, harga, tempat, waktu dan mutu (Rusastra et al, 2005). Pada prakteknya seringkali keenam prinsip tersebut tidak dipenuhi. Kurang cepatnya pelaksanaan subsidi pupuk organik hanya dirasakan oleh 11,67 persen responden petani sehingga dapat dikatakan BLPO Provinsi Lampung tepat waktu. Jumlah pupuk organik bersubsidi yang diberikan pada tanaman padi sawah antara 100-300 kg/ha untuk pupuk organik granul (POG) dan 1-2 liter/ha untuk pupuk organik cair (POC) dirasa kurang oleh 31,67 persen responden karena petani membutuhkan POG sebanyak 500 kg/ha. Ketepatan dalam hal kualitas hampir
44 100 persen hanya 1 orang saja yang menyatakan pupuk organik bersubsidi tidak sesuai kualitasnya. Tepat jenis dirasakan oleh 99,95 persen responden dimana pupuk organik bantuan sesuai dengan lahan yang dimilikinya. Petani sangat senang mendapatkan bantuan benih dan pupuk dan mengharapkan program tersebut tetap berjalan pada tahun berikutnya. Program tersebut sangat membantu petani karena meringankan biaya produksi, meningkatkan hasil pertanian, dan menambah pendapatan mereka. Petani responden merasa kekurangan dari adanya BLP Organik di Provinsi Lampung adalah kurangnya penyuluhan tentang penanggulangan penyakit, benih dan pupuk kadangkala datang tidak bersamaan, harga pemerintah dan petani tidak sesuai dan menemukan kesulitan dalam hal distribusi.