BAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di

dokumen-dokumen yang mirip
PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

I. PENDAHULUAN. Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri penghasil devisa non migas di

Iklim Perubahan iklim

BAB I PENDAHULUAN I.1

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan tidak akan jadi masalah jika jumlah yang dihasilkan sedikit. Bahaya

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

I. PENDAHULUAN. Singkong merupakan salah satu komoditi pertanian di Provinsi Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyak di Indonesia. Kini sangat mudah ditemukan sebuah industri

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota sekarang ini semakin pesat, hal ini berbanding

BAB II LANDASAN TEORI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungan dengan proses. infra merah diserap oleh udara dan permukaan bumi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang.

PEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect)

Produksi gasbio menggunakan Limbah Sayuran

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1992

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10

Uji Pembentukan Biogas dari Sampah Pasar Dengan Penambahan Kotoran Ayam

KLASIFIKASI LIMBAH. Oleh: Tim pengampu mata kuliah Sanitasi dan Pengolahan Limbah

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas

1.1 GRK dan Pengelolaan Limbah

Uji Mikrobiologis Kompos Organik dari Sampah Organik dengan Penambahan Limbah Tomat dan EM-4 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dari semua pihak, karena setiap manusia pasti memproduksi sampah, disisi lain. masyarakat tidak ingin berdekatan dengan sampah.

Oleh: ANA KUSUMAWATI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

I. PENDAHULUAN. Industri sawit merupakan salah satu agroindustri sangat potensial di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tidak diperlukan lagi. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN PEMAKAIAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOGAS

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

Wiwi Widia Astuti (E1A012060) :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK

Aditya Rahmandari. Arnoldi Maylus Tanti. Arum Putri Sholihati. Dyah Kumala Sari. Eki Ruskartina

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PEMANASAN GLOBAL

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah perlunya usaha untuk mengendalikan akibat dari peningkatan timbulan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Potensi Pencemaran Lingkungan dari Pengolahan Sampah di Rumah Kompos Kota Surabaya Bagian Barat dan Pusat

I. PENDAHULUAN. berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Produksi minyak sawit Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. PPK Sampoerna merupakan Pusat Pelatihan Kewirausahaan terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. batubara dan lainnya menjadikan harga energi terus maningkat. Negara Indonesia mempunyai potensi yang luar biasa mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu gas yang sebagian besar berupa metan (yang memiliki sifat mudah terbakar)

Pengaruh Variasi Bobot Bulking Agent Terhadap Waktu Pengomposan Sampah Organik Rumah Makan

KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

BAB I PENDAHULUAN. dan energi gas memang sudah dilakukan sejak dahulu. Pemanfaatan energi. berjuta-juta tahun untuk proses pembentukannya.

KARYA ILMIAH USAHA DAUR ULANG SAMPAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada data terakhir bulan november tahun 2015 volume sampah di TPA

TINJAUAN PUSTAKA. Biogas merupakan gas yang mudah terbakar (flammable), dihasilkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. dibicarakan karena mengancam masa depan dari kehidupan di bumi

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik. Menurut Sangaji dan Sopiah

BAB VII PERKIRAAN EMISI. Pemerintah Kabupaten Donggala A. GAS RUMAH KACA B. KEGIATAN MANUSIA DAN JENIS GRK. Badan Lingkungan Hidup Daerah

TINJAUAN PUSTAKA. sektor pertanian (MAF, 2006). Gas rumah kaca yang dominan di atmosfer adalah

POTENSI EMISI METANA KE ATMOSFER AKIBAT BANJIR

GREEN INCINERATOR Pemusnah Sampah Kota, Industri, Medikal dsbnya Cepat, Murah, Mudah, Bersahabat, Bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin

APA ITU GLOBAL WARMING???

Atmosphere Biosphere Hydrosphere Lithosphere

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari

KISI-KISI SOAL UJI COBA TEMA SAMPAH DAN PENANGGULANGANNYA (TES PENGUASAAN KONSEP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan energi merupakan persoalan yang terus berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 1, Pebruari 2014 BIOGAS WUJUD PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT DI TUNGGULSARI TAYU PATI

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai salah satu cara untuk memantau kinerja produksinya. Pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer bahan pangan, pakan

EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam negeri sehingga untuk menutupinya pemerintah mengimpor BBM

EVALUASI BAB IX EFEK RUMAH KACA DAN PEMANASAN GLOBAL : MUHAMMAD FIRDAUS F KELAS : 11 IPA 3

UJI KOMPETENSI SEMESTER II. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban yang paling tepat!

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya

Pengolahan Sampah. Tim Abdimas Sehati Universitas Gunadarma, Bekasi, 7 Desember Disampaikan oleh: Dr. Ridwan, MT- UG

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini.

PENIPISAN LAPISAN OZON

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam

Cara menanggulangi pencemaran seperti pada gambar diatas adalah...

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

Praktik Cerdas TPA WISATA EDUKASI. Talangagung

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pancaran sinar matahari yang sampai ke bumi (setelah melalui penyerapan oleh berbagai gas di atmosfer) sebagian dipantulkan dan sebagian diserap oleh bumi. Bagian yang diserap akan dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di atmosfer akan diserap oleh gas-gas rumah kaca seperti uap air (H 2 O) dan karbon dioksida (CO 2 ) sehingga tidak terlepas ke luar angkasa dan menyebabkan panas terperangkap di troposfer dan akhirnya mengakibatkan peningkatan suhu di lapisan troposfer dan di bumi. Hal tersebut menyebabkan terjadinya efek rumah kaca di bumi (Oktavia, 1999). Pemanasan permukaan bumi oleh sinar matahari menyebabkan permukaan bumi seperti sebuah radiator energi gelombang panjang (radiasi infra merah). Emisi radiasi infra merah seharusnya kembali ke ruang angkasa, namun sebagian besar diserap oleh GRK yang terdapat pada lapisan atmosfer. Penyerapan radiasi infra merah oleh GRK menyebabkan terjadinya penambahan energi panas terhadap sistem lapisan atmosfer bumi. Sebanyak 90 % sinar infra merah yang dipantulkan permukaan bumi dipantulkan kembali oleh GRK yang terdapat dalam lapisan atmosfer ke permukaan bumi, sekali lagi diserap dan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi, demikian proses ini terjadi berulang-ulang. Proses ini dikenal dengan sebutan ERK dan dampaknya menyebabkan terjadinya pemanasan global (global warming) (Erwansyah, 2006). Sampah adalah kumpulan berbagai material buangan yang merupakan sisa proses dan kegiatan kehidupan manusia. Sebagai suatu produk yang tidak lagi mempunyai nilai ekonomis, penanganan sampah jelas harus dilakukan dan dikelola secara baik (Girun, 2006).

Sampah merupakan masalah besar yang dihadapi oleh kota-kota besar di Indonesia. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup mengatakan bahwa pada tahun 1995 rata-rata orang di perkotaan di Indonesia menghasilkan sampah 0,8 kg per hari dan terus meningkat hingga 1 kg per orang per hari pada tahun 2000. Diperkirakan timbunan sampah pada tahun 2020 untuk tiap orang per hari adalah sebesar 2,1 kg. Sampah sendiri turut menghasilkan emisi GRK berupa gas metana, walaupun dalam jumlah yang cukup kecil dibandingkan emisi GRK yang dihasilkan dari sektor kehutanan dan energi. Diperkirakan 1 ton sampah padat menghasilkan sekitar 50 kg gas metana. Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat, diperkirakan pada tahun 2020 sampah yang dihasilkan per hari sekitar 500 juta kg atau sekitar 190 ribu ton per tahun. Dengan jumlah sampah yang sedemikian besar, maka Indonesia akan mengemisikan gas metana ke atmosfer sekitar 9500 ton per tahun (Armely, dkk 2004). Saat ini penanganan sampah masih cara penanganan konvensional, yaitu sampah ditaruh ditempat terbuka, dibiarkan membusuk dengan sendirinya. Walaupun sudah diusahakan bahwa tempat pembuangan ini disentralisasi disatu kawasan tertentu dengan metode sanitary landfill. Namun kenyataannya permasalahan sampah masih tidak kunjung selesai, artinya bahwa sampah yang masih terkondisi seperti di atas, masih menjadikan sumber polusi udara karena baunya, dan polusi air yang dikarenakan penanganan air lindinya (leacheate) kurang bagus sehingga meresap kemana - mana, serta menjadi penyebab terjadinya wabah penyakit dan juga sebagai salah satu penyebab terjadinya banjir. Inilah salah satu bentuk masalah yang ditimbulkan apabila penanganannya tarlambat dan tidak sistematis (Girun, 2006) Secara garis besar sampah dibedakan menjadi dua jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik untuk sampah anorganik misal plastik akan didaur ulang. Sedangkan untuk sampah organik bisa dibuat kompos.

Penanganan sampah misal dengan pembakaran menyebabkan pencemaran udara. Pembakaran sampah seringkali diambil sebagai langkah untuk menuntaskan masalah sampah. Memang benar dengan dibakar tumpukan sampai dapat dikurangi dengan cepat, namun cara ini menjadi lebih berbahaya karena dampak dari pembakaran yang tidak benar akan menghasilkan gas atau senyawa kimia yang justru lebih berbahaya lagi. Pembakaran sampah tidak hanya menghasilkan senyawa kimia berbahaya bagi lingkungan tetapi juga bersifat karsiogenik (menyebabkan kanker) bagi manusia. Sehingga akan lebih tepat untuk dipahami jika pembakaran sampah bukan sebuah penyelesaian yang tepat untuk mengatasi tumpukan sampah yang jumlahnya terus bertambah seiring dengan pertambahan penduduk dan perubahan gaya hidup yang semakin konsumtif. Fakta bahwa masih banyak warga yang membakar sampah tidak hanya terjadi di pedesaan, tetapi juga di perkotaan. Tabel 1. Emisi Gas Pembakaran Sampah TPA No Emisi Sumber Emisi 1 Karbon Dioksida Hasil pembakaran dari gas metana dan komponen karbon lainnya 2 Uap Air Hasil pembakaran dari gas metana dan komponen karbon lainnya 3 Karbon Monoksida Hasil dari pembakaran tidak Sempurna 4 Hidrogen Hasil dari pembakaran tidak Sempurna 5 Oksida Nitrogen (Nox) Hasil dari pembakaran, nitrogen di dalam bahan bakar atau formasi sekunder di dalam bahan bakar 6 Metana CH 4 Gas yang tidak terbakar (menandakan pembakaran tidak sempurna) Sumber: Guidance for Monitoring Enclosed Landfill Gas Flares, SEPA, 2004

Berdasarkan tabel diatas gas yang dihasilkan dari tumpukan sampah salah satunya adalah methan atau CH 4. Gas ini termasuk salah satu penyebab efek rumah kaca yang menyebabkan suhu di bumi terus mengalami peningkatan. Dalam kasus pemanasan global efek gas methan diketahui 23 kali lebih tinggi dari gas CO 2. Di Indonesia saat ini terdapat sekitar 450 TPA yang pengelolaannya sama, ditumpuk atau timbun dengan tanah(http://strenkali.org/home, 2008). Gas metan yang merupakan komponen utama biogas merupakan bahan bakar yang berguna karena mempunyai nilai kalor yang tinggi (Tabel 2) karena nilai kalor yang cukup tinggi itulah biogas dapat dipergunakan untuk keperluan penerangan, memasak, menggerakkan mesin dan sebagainnya. Sistem produksi biogas juga mempunyai beberapa keuntungan antara lain (a) mengurangi pengaruh gas rumah kaca, (b) mengurangi polusi bau yang tidak sedap, (c) sebagai pupuk dan (d) produksi daya dan panas (Koopmans 1998;UN, 1980; Yapp et all, 2005 dalam Nurhasanah dkk, 2006) Tabel 2. Nilai Kalori Biogas dan Bahan Bakar lain Bahan Bakar Nilai kalori (KJ/Kg) Biogas 15.000 Kayu 2.400 Arang 7.000 Minyak Tanah 8.000 Sumber : Ginting (2007) Pada prinsipnya, teknologi biogas adalah teknologi yang memanfaatkan proses fermentasi (pembusukan) dari sampah organik secara anaerobik (tanpa udara) oleh bakteri metan

sehingga dihasilkan gas metan (CH4). Reaksi sederhana penguraian senyawa organik sebagai berikut (Manurung, 2004): Bahan Organik Mikroorganisme Anaerobik CH 4 + CO 2 + H 2 S + H 2 + N 2 + H 2 O Dengan proses konversi sampah organic menjadi Biogas dalam biodigester anaerob diharapkan dampak pencemaran udara terhadap lingkungan khususnya efek rumah kaca dapat dikurangi. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh penambahan Effective Microorganisms 4 (EM4) dan waktu fermentasi terbaik limbah organik Pasar Beji Tuban untuk pembuatan kompos? 2. Bagaimana pengaruh penambahan sumber inokulum dalam biodigester anaerob untuk produksi biogas dari kompos limbah organik pasar C. Tujuan Penelitian 1. Memperoleh proses pengomposan limbah organik pasar lebih efisien. 2. Mempelajari proses pengolahan limbah organik pasar yang sudah menjadi kompos untuk produksi biogas dalam Biodegester Anaerob D. Manfaat Penelitian 1. Memberikan pengetahuan bahwa limbah organik pasar dapat diolah menjadi sumber energi alternative 2. Memberikan informasi tentang produk biogas yang dihasilkan dari limbah organik pasar (kompos) dilihat dari kandungan COD,BOD,TS,VS serta rasio C/N 3. Berguna bagi kepentingan umum dalam memanfaatkan limbah menjadi sumber energi alternatif 4. Mengurangi efek rumah kaca yang disebabkan oleh gas metan (CH 4 )