Oleh: Iskandar Muda, S.H., M.H. Pengajar Hukum Acara Mahkamah Konstitusi DLB Fakultas Syariah IAIN Raden Intan Lampung
UU yg dpt Dimohonkan utk Pengujian Pihak yg dpt Bertindak sbg Pemohon Pihak Terkait dlm Permohonan PUU Bentuk PUU Kewajiban MK Menyampaikan Salinan Permohonan kpd Lembaga Negara Hak MK utk Meminta Keterangan Jenis Putusan Amar Putusan Hal-hal Terkait dgn Putusan Gambaran Umum Proses Beracara PUU 2
Dalam pertimbangan hukum Putusan MK No. 004/PUU-I/2004: MK berwenang untuk memeriksa permohonan pengujian UU yg diundangkan sebelum terjadinya perubahan UUD 1945 (lihat hal.41). Sejak putusan MK No. 066/PUU-II/2004 perihal pengujian Pasal 50 UU No. 24 Th 2003 ttg MK dan UU No. 1 Th1987 ttg Kamar Dagang dan Industri, maka secara efektif tidak terdapat lagi batasan UU yang dapat dimohonkan pengujian. 3
1. perorangan warga negara Indonesia. 2. kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam undangundang. 3. badan hukum publik atau privat. 4. lembaga negara. (Lihat Psl 51 ayat (1) UU MK dan Psl 3 PMK No. 06/PMK/2005) 4
Pihak yang berkepentingan langsung dgn permohonan: Pihak yang hak dan/atau kewenangannya terpengaruh oleh pokok permohonan. Pihak berkepentingan tidak langsung dgn pokok permohonan: 1. Pihak yang karena kedudukan, tugas pokok, dan fungsinya perlu didengar keterangan; atau 2. Pihak yang perlu didengar keterangannya sebagai ad informandum, yaitu pihak yang hak dan/atau kewenangannya tidak secara langsung terpengaruh oleh pokok permohonan tetapi karena kepeduliannya yang tinggi terhadap permohonan dimaksud [Psl14 ayat (4) PMK No. 06/PMK/2005]. 5
Pengujian Formil: sebagai bentuk pengujian berkenaan dengan pembentukan undang-undang yang dianggap tidak memenuhi ketentuan berdasarkan UUD 1945. (Meliputi:pembahasan, pengesahan, pengundangan, dan pemberlakuan). Pengujian Materiil meliputi: Materi muatan ayat, pasal, dan/atau bagian dari undang-undang. 6
MK yg telah meregistrasi permohonan berkewajiban menyampaikan salinannya kpd DPR dan Presiden sebagai pembentuk UU (legislator) untuk diketahui. Khusus pemberitahuan kpd MA disertai pemberitahuan ttg kewajiban MA utk menghentikan pengujian peraturan perundangundangan di bawah UU yg sdg dilakukan apabila UU yg mjd dasar pengujian peraturan tersebut sedang dlm proses PUU di MK sampai ada putusan MK (Psl 52, 53 dan 55 UU MK). 7
MK berhak meminta ktrgn dan/atau risalah rapat yang berkenaan dengan permohonan yg sdg diperiksa kpd MPR, DPR, DPD, dan/atau Presiden serta lembaga terkait lainnya (Pasal 54 UU MK). Di dalam praktek, permintaan keterangan dan/atau risalah rapat tersebut dapat juga dimintakan dari menteri/departemen dan/atau satuan organisasi di bawahnya. Untuk DPR misalnya, MK meminta kepada komisi yang terkait atau bahkan kepada Panitia Khusus RUU. 8
Putusan Sela (Putusan MK No. 133/PUU-VII/2009) Menunda berlakunya Pasal 32 ayat (1) huruf c dan Pasal 32 ayat (3) UU No. 30 TH 2002 ttg Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yakni pemberhentian Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi yg mjd terdakwa krn melakukan tindak pidana kejahatan, sampai ada putusan akhir mahkamah. Putusan Akhir 9
1. Permohonan tidak dapat diterima. 2. Permohonan dikabulkan. 3. Permohonan dikabulkan sebagian. 4. Permohonan ditolak. 5. Conditionally constitutional (konstitusional bersyarat): artinya suatu muatan norma dianggap kosntitusional (tdk bertentangan dgn konstisusi) apabila dimaknai sesuai dgn yg ditentukan MK. 6. Conditionally unconstitutional (inkonstitusional bersyarat): artinya suatu muatan norma yg dianggap tdk sesuai konstitusi (bertentangan dengan konstitusi) bila dimaknai sesuai dgn yg ditentukan MK. 10
Putusan MK yg mengabulkan permohonan PUU hrs dimuat dlm Berita Negara dlm jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak putusan diucapkan dlm sidang terbuka untuk umum (Pasal 57 ayat (3) UU MK). Putusan MK berlaku ke depan (prospektif). Terhadap materi muatan ayat, pasal, dan/atau bagian dari UU yg telah dimohonkan pengujian dan ditolak oleh MK, tdk dpt dimohonkan pengujian kembali (Pasal 60 UU MK). Kecuali terhadap permohonan yg tdk diterima berdasarkan alasan terkait dgn syarat-syarat kedudukan hukum (legal standing). Namun demikian PMK memungkinkan pengujian materiil yg ditolak untuk dimohonkan pengujian kembali dgn syarat konstitusionalitas yang menjadi alasan permohonan yang bersangkutan berbeda (Pasal 42 ayat (2) PMK No. 006/PMK/2005). Putusan MK yg mengabulkan permohonan PUU disampaikan kpd DPR, DPD, Presiden dan MA (Pasal 59 UU MK). Bahkan juga diumumkan kpd msyrkt dgn dimuat di dlm surat kabar dan majalah serta dimuat dlm website MK agar diketahui oleh publik. 11
Ps. 29 ayat (2), Ps. 31 ayat (2) UU No. 24 TH 2003 Ps. 32 ayat (1) Ps. 32 ayat (2) PENGAJUAN PERKARA 12 RANGKAP DISERTAI BUKTI PEMERIKSAAN SYARAT ADMINISTRASI BELUM LENGKAP DIBERITAHUKAN DILENGKAPI DLM 7 HARI KERJA Ps. 32 ayat (3) REGISTRASI BRPK TELAH LENGKAP PEMENUHAN KELENGKAPAN DALAM 7 HARI KERJA Ps. 32 ayat (2) Ps. 34 ayat (2) Ps. 34 ayat (1) PENJADWALAN 14 HARI KERJA SETELAH REGISTRASI PEMBERITAHUAN KEPADA PEMOHON 12
Ps. 34 ayat (2), Ps. 34 ayat (3) PENGUMUMAN KEPADA MASYARAKAT Ps. 35 ayat (1) PERMOHONAN DAPAT DI TARIK KEMBALI SELAMA PROSES Ps. 39 ayat (1) PEMERIKSAAN PENDAHULUAN KELENGKAPAN KEJELASAN PERMOHONAN TIDAK LENGKAP/JELAS DIBERITAHUKAN DILENGKAPI 14 HARI TELAH LENGKAP DAN JELAS Ps. 39 ayat (2) PEMOHON MELENGKAPI ATAU MEMPERBAIKI DALAM 14 HARI 13
RAPAT PLENO TERTUTUP LAPORAN DAN PEMBAHASAN TINDAK LANJUT Ps. 45 ayat (5) PEMERIKSAAN PERBAIKAN DAN KELENGKAPAN PERMOHONAN PEMERIKSAAN PERSIDANGAN PLENO TERBUKA UMUM KEWENANGAN MK KEDUDUKAN HUKUM POKOK PERMOHONAN PEMBUKTIAN Ps. 13 ayat (1) PMK No. 06/PMK/2005 RAPAT PLENO TERTUTUP PENGAMBILAN PUTUSAN Ps. 49 SIDANG TERBUKA UMUM PENGUCAPAN PUTUSAN PENYAMPAIAN SALINAN PUTUSAN KEPADA PIHAK Ps. 28 ayat (5), Ps. 47 14
Asshiddiqie, Jimly, 2010, Hukum Acara Pengujian Undang-Undang, Sinar Grafika, Jakarta. Indrati, Maria Farida, 2011, Prosedur Beracara Dalam Pengujian Undang-Undang Mahakamah Konstitusi, Makalah disampaikan dalam Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Hukum Acara Mahkamah Konstitusi, Kerjasama dengan Dosen Pengajar Mata Kuliah Hukum Acara Mahkamah Konstitusi, Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi di Hotel Sheraton Media, Jakarta, 21 Juni 2011. Manan, Abdul, dkk., 2008, Meliput di Mahkamah Konstitusi: Panduan Bagi Jurnalis, Kerjasama antara Mahkamah Konstitusi, Aliansi Jurnalis Independen & Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia, Jakarta. Safa at, Muchamad Ali, dkk., 2010, Hukum Acara Mahkamah Konstitusi, Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi, Jakarta. NB: Materi ini sebagian besar telah tertuang juga dalam buku ajar Pokok-Pokok Hukum Acara Mahkamah Konstitusi, Khairuddin dan Iskandar Muda (Bandar Lampung: Seksi Penerbitan Fakultas Syariah IAIN Raden Intan, 2012). 15
Iskandar Muda, menyelesaikan pendidikan kesarjanaan di Fak. Hukum Univ. Lampung Th. 2007 dan Magister Hukum Th. 2010 pada almamater yang sama dengan konsentrasi hukum kenegaraan predikat cumelaude. Sejak Th. 2007 bergabung pada Univ. Malahayati Bandar Lampung selanjutnya Th. 2010 diangkat sebagai Dosen Tetap sampai sekarang pada Fak. Ekonomi Univ. Malahayati mengampu mata kuliah: Aspek Hukum Dalam Ekonomi dan Ilmu Sosial & Politik, selain itu sebagai Dosen Luar Biasa di Fakultas Syari ah IAIN Raden Intan Lampung mengajar mata kuliah Hukum Tata Negara, Hukum Acara Mahkamah Konstitusi dan Kapita Selekta Hukum Tata Negara. Aktifitas bidang studinya meliputi Hukum Tata Negara, Hukum Konstitusi dan Konstitusi Ekonomi. Kontak melalui e-mail: iskandarmudaaphamk@yahoo.co.id Publikasi Karya Ilmiah (Jurnal & Buku): 1. Pro-Kontra dan Prospektif Kewenangan Uji Konstitusionalitas Perpu, Jurnal Konstitusi, Vol. 10 No. 1, Maret 2013. 2. Penerapan Konsep Hukum Pembangunan Ekonomi Dalam Upaya Pencegahan Eksploitasi Pekerja Alih Daya, Jurnal Yudisial, Vol. 6 No.1, April 2013. 3. Konstitusionalitas Mengenai Kekuasaan Negara Dalam Kegiatan Penanaman Modal, Jurnal Konstitusi, Vol. 8 No. 6, Desember 2011. 4. Politik Hukum Pembentukan Mahkamah Konstitusi Di Indonesia, Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 3 No. 1, Juni 2010, Bandar Lampung: Magister Hukum Univ. Lampung. 5. Pokok-Pokok Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (co-author) diterbitkan oleh Seksi Penerbitan Fakultas Syari ah IAIN Raden Intan Lampung 2012. Keanggotaan Organisasi Ilmiah: Anggota Asosiasi Pengajar Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (APHAMK: KTA No. 2011000194). 16