MAKALAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN ROTI DAN KUE Bahan-bahan Pembuatan Roti dan Kue. Disusun Oleh : Diana Karisa

dokumen-dokumen yang mirip
Sutomo, B

TINJAUAN PUSTAKA. Kerupuk merupakan makanan khas Indonesia dan sudah sangat dikenal. Kerupuk atau krupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan

LOGO BAKING TITIS SARI

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

TINJAUAN PUSTAKA. kata terigu dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Portugis trigo yang. proteinnya, tepung terigu dapat dibagi menjadi:

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari

PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Volume Pengembangan Roti Manis

SUB TOPIK PENGERTIAN TEORI PERALATAN PENGARUH PADA MAKANAN BAHAN DAN PROSES NILAI GIZI BREAD STALLING 3/21/2016 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Indonesia memiliki beraneka ragam jenis umbi-umbian yang belum

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan menjadi tiga macam, yaitu roti yang dikukus, dipanggang, dan yang

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. (APTINDO, 2013) konsumsi tepung terigu nasional meningkat 7% dari tahun

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan tepung-tepungan lokal atau non terigu saat ini telah menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Eropa dilakukan sejak abad 16. Daerah pusat penyebaran adalah Inggris dan

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan beras ditempatkan sebagai makanan pokok yang strategis.

Teknik tarik lipat pada proses Mixing Dough

TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan menjadi tiga macam, yaitu roti yang dikukus, dipanggang, dan yang

Diagram Proses Pembuatan Donat

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dari makanan pokok dan bermacam-macam lauk-pauk dan buah-buahan, tetapi disertai pula dengan bermacam-macam jajanan atau kue-kue.

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Standar Nasional Indonesia mendefinisikan tepung terigu sebagai

Kue atau yang disebut juga cake merupakan produk bakery yang banyak diminati masyarakat. Dalam membuat kue, ada tiga faktor yang sangat menentukan

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

Pastry. Pandu Prabowo Susilo

TINJAUAN PUSTAKA. agar gluten yang terbentuk dapat menyimpan gas sebanyak-banyaknya. Umumnya, dalam

I. PENDAHULUAN. Mie merupakan salah satu bahan pangan yang bernilai ekonomis tinggi. Mie

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seperti kambing, sapi, dan kerbau. Jumlah kulit pisang yang cukup banyak akan

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG PATI GARUT (Maranta Arundinacea L) PADA DAYA KEMBANG DAN DAYA TERIMA DONAT NASKAH PUBLIKASI

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kue Bolu. Kue bolu merupakan produk bakery yang terbuat dari terigu, gula,

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN I. ACARA II Pemanggangan (Baking)

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yeast merupakan mikroorganisme yang termasuk dalam fungi uniseluler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepung terigu yang ditambahkan dengan bahan bahan tambahan lain, seperti

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar adalah salah satu komoditas pertanian yang bergizi tinggi, berumur

PENDAHULUAN. terigu dari negara Timur Tengah seperti Turki, Srilanka, dan Australia. Impor

PENGGORENGAN, EKSTRUSI, & PEMANGANGGAN. Teti Estiasih - THP - FTP - UB

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN DAN PROSES PENGOLAHAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Proses Pembuatan Roti

BAB V PROSES PENGOLAHAN

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

Tekstur biasanya digunakan untuk menilai kualitas baik tidaknya produk cookies.

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGGORENGAN, EKSTRUSI, PEMANGANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan terigu oleh masyarakat Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari APTINDO (2014) dilaporkan bahwa konsumsi tepung

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

4. PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Mi Kering Non Terigu Cooking Time

TINJAUAN PUSTAKA. Belanda yaitu Manhatten, dan di sana donat dinamakan olykoek atau kue yang

BAB VIII Membuat Produk Pastry Dengan Adonan Bread Pertemuan Ke

I. PENDAHULUAN. Mie adalah produk makanan yang pada umumnya dibuat dari tepung terigu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Roti adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu, air, dan ragi yang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi dan Kedudukan Taksonomi Kluwih (Artocarpus communis)

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

4. PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Volume Pengembangan Roti Manis

denaturasi pada saat pemanasan dan mempertahankan bentuk pada produk akhir. Pati yang merupakan komponen utama dalam tepung (sekitar 67%) pada proses

II. TINJAUAN PUSTAKA. tepung terigu yang diragikan dengan ragi roti dan dipanggang, dengan atau tanpa

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan inovasi dan kebutuhan masyarakat terhadap konsumsi roti yang terus

OLAHAN PANGAN DARI UBI JALAR UNGU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fermentasi dengan ragi roti atau bahan pengembang lainnya yang diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber daya tanaman umbi-umbian, termasuk aneka

PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na2S2O5) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG KECAMBAH KEDELAI

BAB I PENDAHULUAN. Melalui penganekaragaman pangan didapatkan variasi makanan yang

TINJAUAN PUSTAKA. dan beta-karoten (provitamin A) (Suarni dan Firmansyah, 2005).

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Kedudukan Taksonomi Gembili (Dioscorea esculenta L.)

PAPER BIOKIMIA PANGAN

BAB IV BAHAN BAKU DAN BAHAN PEMBANTU

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu

II. TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan ragi (Saccharomyces cerevisiae) dan bahan pengembang lainnya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perbandingan Tepung Tapioka : Tepung Terigu :

Pembuatan Tepung dari Hati Nanas (Ananas comosus L. Merr.) sebagai Alternatif Bahan Baku Produk Olahan

PENERAPAN PENGGUNAN MIXER PADA INDUSTRI DONAT DI BAWEN KABUPATEN SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. akan tetapi sering dikonsumsi sebagai snack atau makanan selingan. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang gizi

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

Transkripsi:

MAKALAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN ROTI DAN KUE Bahan-bahan Pembuatan Roti dan Kue Disusun Oleh : Diana Karisa 240210130048 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN JATINANGOR 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awalnya, roti dibuat dari bahan yang sederhana dengan cara pembuatan yang sederhana pula. Caranya roti dibuat dari gandum yang digiling menjadi terigu murni dan dicampur air, kemudian dibakar di atas batu panas atau oven. Dengan berkembangnya teknologi tercipta roti yang lebih bervariasi baik dari segi ukuran, penampilan, bentuk, tekstur, rasa, dan bahan pengisinya karena adanya pengaruh terhadap perkembangan pembuatan roti yang meliputi aspek bahan baku, proses pencampuran, dan metode pengembangan adonan. Roti yang dapat mengembang pertama kali ditemukan di Mesir secara tidak sengaja yaitu adonan yang belum sempat dipanggang tertutup oleh mikroorganisme dan setelah dipanggang hasilnya mekar dan teksturnya empuk atau lunak serta mempunyai flavor yang khas ( Fitria, 2013). Roti merupakan salah satu jenis makanan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Roti didefinisikan sebagai makanan yang dibuat dari tepung terigu yang diragikan dengan ragi roti dan dipanggang. Roti berperan sebagai sumber karbohidrat dan terdiri dari berbagai macam jenis dan rasa. Roti umumnya dijual di pasaran dalam bentuk roti manis dan roti tawar (Koswara, 2009). Kue merupakan makanan yang terbuat dari aneka tepung baik itu tepung terigu maupun selain terigu, yang diproses tanpa menggunakan ragi. Kue terdiri dari berbagai bentuk dan jenis, mulai dari kue-kue tradisional hingga kue-kue modern yang diolah dengan teknologi tinggi. Kue sangat digemari masyarakat karena rasanya yang manis, lezat, bentuknya yang unik, serta terdiri dari berbagai jenis rasa seperti coklat, keju, buah, karamel, dan sebagainya. Proses pembuatan roti dan kue memiliki beberapa perbedaan, diantaranya jenis tepung dan zat pengembang yang digunakan. Faktor-faktor ini sangat berperan penting dalam penentuan sifat, karakteristik, dan mutu produk roti maupun kue. Oleh karena itu, perlu dipelajari berbagai jenis bahan pembuatan roti

dan kue serta bagaimana fungsi dan mekanisme yang terjadi secara fisik, kimiawi, maupun mikrobiologis selama proses pembuatan roti dan kue. 1.2 Tujuan 1. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah mengetahui dan mendeskripsikan berbagai jenis dan karakteristik dari bahan-bahan dalam pembuatan roti dan kue. 2. Serta mengetahui fungsi dari masing-masing bahan dalam pembuatan roti dan kue.

BAB II ISI Roti adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu, air, dan ragi yang pembuatannya melalui tahap pengulenan, fermentasi (pengembangan), dan pemanggangan dalam oven. Bahan dan proses yang dilaluinya membuat roti memiliki tekstur yang khas (Sufi, 2009). Adonan roti dan kue terdiri dari berbagai macam bahan dengan sistem yang kompleks, diantaranya adalah pati, gula, protein, yeast/ ragi, garam, asam, gas, senyawa volatil pembentuk flavor, dan lemak. Bahan-bahan tersebut mempengaruhi karakteristik organoleptik produk akhir. Berikut ini penjelasan mengenai jenis bahan utama pembuatan roti dan kue bersama fungsinya : 2.1 Tepung Terigu Terigu merupakan hasil gilingan dari endosperm gandum. Komponennya terdiri dari 85% biji gandum, dan 70% total protein. Bahan ini berperan dalam pembuatan roti, yaitu untuk menambah volume, dan memperbaiki tekstur. Mengandung setidaknya 3 macam vitamin, yaitu vitambin B1, B2, dan niasin, serta zat besi (Fe). Komponen utama penyusun tepung terigu adalah karbohidrat (70-73%) yang terdiri dari amilosa dan amilopektin. Campuran antara amilosa dan gluten menghasilkan roti dengan volume yang lebih besar dan tekstur yang lebih baik (kenyal). Sifat viskoelastis dari tepung gandum dipengaruhi oleh pembentukan gluten. Komponen gluten dapat dipisahkan dari tepung. Pemisahan ini pertama kali ditemukan oleh Beccari pada awal tahun 1700. Gluten sendiri termasuk ke dalam kelompok protein. Kuantitas dan kualitas protein dalam tepung mempengaruhi kualitas produk selama pengolahan. Pengelompokkan protein berdasarkan kelarutannya adalah : Albumin : larut dalam air, berkoagilasi karena panas. Globulin : larut dalam larutan garam, tidak larut air. Gliadin (prolanin) : larut dalam alkohol 70-90% dan air. Ciri-cirinya adalah elastis dan lemas.

Glutenin (glutelin) : tidak larut dalam neutral aqueous solution, alkohol, air, larutan garam, tetapi larut dalam asam encer. Ciri-cirinya adalah alot, kasar. Berdasarkan kandungan proteinnya, terigu dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu: a. Tepung terigu dengan kandungan protein tinggi (Hard Flour). Tepung ini memiliki kandungan protein antara 12%-14% yang sangat baik untuk pembuatan aneka macam roti dan cocok untuk pembuatan mie karena memiliki tingkat elastisitas dan kekenyalan yang kuat sehingga mie yang dihasilkan tidak mudah putus. b. Tepung terigu dengan kandungan protein sedang (Medium Flour). Tepung ini biasanya disebut dengan all purpose flour karena memiliki kandungan protein antara 10%-11.5% yang cocok digunakan untuk pembuatan aneka cake, mie basah, pastry, dan bolu. c. Tepung terigu dengan kandungan protein rendah (Soft Flour). Tepung terigu dengan kandungan protein 8%-9.5% ini tidak memerlukan tingkat kekenyalan namun tingkat kerenyahan sehingga cocok untuk pembuatan cookies, wafer, dan aneka gorengan (Koswara, 2009). Protein albumin dan globulin terperangkan dalam protein kasar. Protein kasar tersebut jika dikeringkan akan menghasilkan vital wheat gluten, dimana selama pengeringan akan terjadi kehilangan kapasitas hidrasi dan karakteristik produk baking. Gluten merupakan hasil hidrasi dan pencampuran antara gliadin dan glutenin. Gliadin memiliki berat molekul 30000-70000 serta kaya akan kandungan prolin dan glutamin-amida dari asam glutamat, tetapi memiliki kandungan lisin yang rendah. Total padatan gluten terdiri dari 75-85% dan 9-10% lemak. Komponen lemak tersebut berikatan dengan protein selama pembentukan adonan. Gluten mengontrol reologi atau karakteristik aliran dan tekstur dari adonan. Adonan dapat mengembang dengan cara diaduk, diragikan, atau diberi improver. Bila jaringan antar gluten yang terbentuk sejajar, maka adonan akan mengkilap dan tidak lengket, serta mengembang. 2.2 Leavening Agent (Bahan Pengembang)

Berperan untuk memproduksi gas, mengembangkan adonan, dan membentuk tekstur porous. Beberapa macam gas yang dihasilkan dan berperan penting dalam produk baking dapat berupa udara, uap air, dan karbondioksida. Prinsipnya, pengembang merupakan senyawa yang dapat melepas gas di dalam adonan pada suhu dan kadar air yang sesuai. Gas yang dilepas bersama-sama udara dan uap air yang mengembang karena panas, terperangkap di dalam struktur adonan menghasilkan produk akhir yang bersifat berongga. Contoh bahan pengembang adalah soda kue dan baking powder (Estiasih dan Ahmadi, 1998). Sodium Bikarbonat (baking soda) Apabila sodium bikarbonat mengalami pemanasan, akan menghasilkan sodium karbonat, gas CO 2 dan H 2 O. Sodium karbonat memberikan rasa pahit karena merupakan garam basa. Molekul sodium/natrium jika bereaksi dengan asam lemak juga akan menghasilkan rasa seperti sabun. Selain itu, kelebihan jumlah alkali akan memberikan kekuningan pada produk. Reaksi mailard dapat terjadi terutama pada kadar alkali medium, dimana soda tidak secara umum digunakan sendiri untuk memproduksi gas CO 2 pada produk baking. Selain itu, apabila natrium bikarbonat direaksikan dengan asam juga akan menghasilkan gas CO 2, dan senyawa natrium (NaX). Baking Powder Merupakan campuran dari reaktan asam (asam tartar) dengan natrium bikarbonat. Tartar baking powder mengandung asam tartar dan komponen K-acid (krim of tartar). Dibandingkan krim tartar, asam tartar lebih mudah larut dalam air, reaksi lebih cepat. Biasanya digunakan untuk produk muffin, biskuit. Tipe-tipe baking powder dibagi menjadi Single Acting Baking Powder (menghasilkan CO 2 bersamaan saat bahan-bahan terbasahi), dan Double Acting Powder (menghasilkan CO 2 ketika bahan-bahan terbasahi dan menghasikan CO 2 tambahan ketika pemanasan dilakukan terhadap produk). Double Acting Powder mengandung SAS (sodium alumunium sulfat) dan monokalsium fosfat monohidrat sebagai komponen penghasil asam (digunakan dalam skala rumah tangga).

Asam Sodium Fosfat (Na 2 H 2 P 2 O 7 ) Reaksinya lebih lambat dibanding monosodium fosfat. Kecepatan reaksinya sangat lambat, ada yang hanya 22% gas dihasilkan setelah 1 menit pengocokan, kecepatannya agak cepat dimana dihasilkan 40% gas setelah 2 menit pengocokan, dan adapula yang menghasilkan 8-10% selama baking. Sodium Alumunium Fosfat (NaAl 3 H 14 (PO 4 ) 3 ) Reaksinya berlangsung lambat, dan merupakan kombinasi asam sodium pirofosfat dengan sodium alumunium fosfat (menguntungkan pada saat pengawetan suhu rendah pada adonan biskuit dan cokelat). Gambar 3. Baking Powder dan Baking Soda 2.3 Ragi atau Khamir atau Yeast Peragian adalah istilah umum yang mencangkup perubahan gelembung udara dan yang bukan gelembung udara (aerobik dan anaerobik) yang disebabkan oleh mikroorganisme. Dalam pembuatan roti, sebagian besar ragi berasal dari mikroba jenis Saccharomyces cerevisiae. Ragi merupakan bahan pengembang adonan dengan produksi gas karbondioksida (Mudjajanto dan Yulianti, 2009). Yeast juga berperan dalam mematangkan dan melunakkan gluten sehingga mampu menahan pengembangan gas secara merata (Sulistyo, 1992). Enzim-enzim yang dihasilkan oleh ragi: Lipase melindungi sel-sel khamir dalam bentuk spora Invertase mengubah sukrosa menjadi glukosa dan frukosa Maltase mengubah maltosa menjadi dekstrosa (fruktosa) Zymase Peranan ragi dalam adonan adalah : Mengembangkan adonan Memudahkan pembuatan gluten

Memberi aroma (alkohol) pada roti Ragi terdiri dari beberapa jenis, diantaranya: 1. Active Dry Yeast Jenis ragi ini tersusun dari sel-sel Saccharomyces cerevisiae 90% dan air 10%. Suhu penyimpanan ragi ini adalah 7 o C dan berbentuk butiran kering dimana ragi bersifat tidak aktif (tidur). Untuk mengaktifkan kembali ragi, dilakukan perendman menggunakan air hangat dengan suhu 31 o C. Apabila suhu yang digunakan lebih dari 50 o C, maka sel ragi akan mati. 2. Compressed Yeast Ragi ini tersusun dari campuran tepung dan air, berbentuk ragi basah dengan kadar air 69%. Suhu penyimpanan ragi ini sekitar 4 o C agar kemampuannya dalam pembentukkan gas terjaga dan dapat disimpan selama 1 bulan. Pemakaian ragi ini cukup mudah, kelarutan dalam air sebentar, dan dapat langsung digunakan. 3. Instant Yeast Ragi jenis ini hampir sama dengan Active Dry Yeast. Bedanya, ragi ini tidak perlu direndam sebelum dipakai dan dapat langsung dicampurkan ke dalam tepung. Ragi ini mengandung 99% ragi aktif. Pemakaiannya dapat lebih hemat dibandingkan dengan penggunaan Active Dry Yeast dan Compressed Yeast. 2.4 Air Air merupakan bahan yang berperan penting dalam pembuatan roti, antara lain gluten terbentuk dengan adanya air. Air sangat menentukan konsistensi dan karakteristik reologi adonan, yang sangat menentukan sifat adonan selama proses dan akhirnya menentukan mutu produk yang dihasilkan. Air juga berfungsi sebagai pelarut bahan seperti garam, gula, susu dan mineral sehingga bahan tersebut terdispersi secara merata dalam adonan. Dalam pembuatan roti, air mempunyai banyak fungsi. Fungsi air adalah : Membantu pembentukan gluten dalam tepung Mengontrol suhu adonan selama adonan mengalami proses pengolahan Membantu melarutkan gula dan garam agar bisa bercampur dengan bahan lain Memungkinkan sel-sel ragi melakukan proses peragian terhadap gula

Pada pembuatan roti, air akan melakukan hidrasi dan bersenyawa dengan protein membentuk gluten dan dengan pati membentuk gel setelah dipanaskan. Jumlah air yang digunakan tergantung pada kekuatan tepung dan proses yang digunakan. Faktor-faktor yang terlibat pada proses penyerapan air antara lain macam dan jumlah protein serta sebanyak 45,5% persen air akan berikatan dengan pati, 32,2% dengan protein dan 23.4 persen dengan pentosan. Banyaknya air yang dipakai akan menentukan mutu dari roti yang dihasilkan

BAB III KESIMPULAN berikut : Adapun kesimpulan dari hasil penulisan makalah ini adalah sebagai 1. Bahan utama pada pembuatan roti dan kue adalah tepung terigu, bahan pengembang, ragi dan air. 2. Tepung terigu memiliki sifat viskoelastis yaitu pembentukkan gluten oleh protein gliadin dan glutenin. Berdasarkan kandungan proteinnya, terigu diklaifikasikan menjadi terigu protein tinggi, sedang, dan rendah. 3. Leavening agent atau bahan pengembang merupakan senyawa yang dapat melepas gas yang terperangkap di dalam matriks adonan sehingga menghasilkan tekstur yang berongga. Bahan pengembang yang biasa digunakan adalah baking soda dan baking powder. 4. Ragi berperan pada proses fermentasi roti dengan cara menghasilkan enzim-enzim. Jenis ragi yang biasa digunakan adalah Active Dry Yeast, Compressed Yeast, dan Instant Yeast. 5. Air berfungsi sebagai pembentuk gluten, pengontrol suhu adonan, pelarut garam dan gula, serta membantu proses peragian atau fermentasi. DAFTAR PUSTAKA

Estiasih, T. dan Ahmadi, 1998. Teknologi Pengolahan Pangan. Bumi Aksara, Jakarta. Fitria, N. 2013. Eksperimen Pembuatan Roti Manis Menggunakan Bahan Dasar Komposit Pati Suweg Dengan Tepung Terigu Skripsi..Jurusan Teknologi Jasa Dan Produksi Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Koswara, S. 2009. Teknologi Pengolahan Roti. Available at: http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/teknologi-roti- Teori-dan-Praktek.pdf (Diakses pada tanggal 13 Maret 2016 pukul 20.00 WIB). Mudjajanto, E. Setyo dan L. N. Yulianti. 2004. Membuat Aneka Roti. Penebar Swadaya, Jakarta. Sufi, S.Y. 2009. Sukses Bisnis Donat. Penerbit : Kriya Pustaka, Jakarta. Sulistyo, J. 1992. Pengolahan Roti. Penerbit : PAU Pangan Gizi UGM, Yogyakarta.