POTENSI MENGEMBANG TANAH LEMPUNG DI WILAYAH KAMPUNG CIGINTUNG, DESA CIMUNCANG, KECAMATAN MALAUSMA, KABUPATEN MAJALENGKA, PROVINSI JAWA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
Potensi Tanah Mengembang Wilayah Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat

DAYADUKUNG TANAH UNTUK BERBAGAI TIPE FONDASI TAPAK PADA LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI DI BEBERAPA LOKASI, KABUPATEN MAJALENGKA, JAWA BARAT

Zonasi Tingkatan Kerentanan Lahan Berdasarkan Analisis Kemiringan Lereng dan Analisis Kelurusan Sungai di Daerah Salopa, Kabupaten Tasikmalaya

BAB II GEOLOGI REGIONAL

POTENSI TANAH MENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA, JAWA BARAT

STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN ABU-SEKAM DAN KAPUR

STUDI POTENSI MENGEMBANG DAN KEKUATAN TANAH EKSPANSIF DI DAERAH KEBUMEN DAN MAJENANG, JAWA TENGAH

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. wisata Pantai Parangtritis yang merupakan pantai selatan Pulau Jawa masih menjadi

Aktivitas Tanah Lempung Pada Formasi Bojongmanik Terhadap Kestabilan Lereng di Daerah Cikopomayak, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat

Bab I. Pendahuluan. I Putu Krishna Wijaya 11/324702/PTK/07739 BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAYA DUKUNG TANAH UNTUK DISPOSAL DI TAMBANG BATUABARA DAERAH PURWAJAYA, KECAMATAN LOA JANAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA ABSTRAK

Kajian Tanah Ekspansif, Jalan Akses Jembatan Suramadu Sisi Madura ABSTRAK

KLASIFIKASI TANAH SI-2222 MEKANIKA TANAH I

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB 2 TATANAN GEOLOGI

RESUME HASIL KEGIATAN PEMETAAN GEOLOGI TEKNIK PULAU LOMBOK SEKALA 1:

PERILAKU SIFAT FISIK DAN KETEKNIKAN TANAH RESIDUAL BATUAN VOLKANIK KUARTER DI DAERAH CIKIJING, MAJALENGKA, JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. besar yang dibangun di atas suatu tempat yang luasnya terbatas dengan tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN KADAR AIR TERHADAP TEKANAN PENGEMBANGAN TANAH EKSPANSIF ARAH VERTIKAL

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERILAKU AKTIVITAS TANAH UNTUK MENDUKUNG INFRASTRUKTUR DI MAJALENGKA DAN SEKITARNYA

TANAH LEMPUNG NON EKSPANSIF

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Kapur pada Tanah Ekspansif di Bojonegoro terhadap nilai CBR, Swelling dan Durabilitas

Perancangan Perkuatan Longsoran Badan Jalan Pada Ruas Jalan Sumedang-Cijelag KM Menggunakan Tiang Bor Anna Apriliana

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang MUHADI, 2013

KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG LAPUKAN FORMASI BALIKPAPAN DI SAMBOJA, KALIMANTAN TIMUR

BAB II GEOLOGI REGIONAL

PERBAIKAN TANAH EKSPANSIV MELALUI PENAMBAHAN CaO DALAM UPAYA MENINGKATKAN DAYADUKUNG TANAH UNTUK PONDASI DANGKAL

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Perumusan Masalah

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GEOLOGI REGIONAL

GERAKAN TANAH DI CANTILLEVER DAN JALUR JALAN CADAS PANGERAN, SUMEDANG Sumaryono, Sri Hidayati, dan Cecep Sulaeman. Sari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ibukota Jawa Barat berada disekitar gunung Tangkuban Perahu (Gambar 1).

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.1.

PENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum kondisi geologi menyimpan potensi kebencanaan yang dapat

BAB V SEJARAH GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian banjir, air baku 300 liter/ detik dan energi listrik 535 KWH (Wicaksono,

PREDIKSI TOTAL HEAVE TANAH EKSPANSIF KAWASAN JALAN TANJUNG API-API

LANDSLIDE OCCURRENCE, 2004 STRATEGI MITIGASI DAN SIFAT GERAKAN TANAH PENYEBAB BENCANA DI INDONESIA. BENCANA GERAKAN TANAH 2005 dan 2006

Bab V Korelasi Hasil-Hasil Penelitian Geolistrik Tahanan Jenis dengan Data Pendukung

Geologi Daerah Tajur dan Sekitarnya, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat Tantowi Eko Prayogi #1, Bombom R.

BENCANA GERAKAN TANAH AKIBAT GEMPABUMI JAWA BARAT, 2 SEPTEMBER 2009 DI DESA CIKANGKARENG, KECAMATAN CIBINONG, KABUPATEN CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT

Studi Stabilitas Tanah Ekspansif dengan Penambahan Pasir untuk Tanah Dasar Konstruksi Jalan

GERAKAN TANAH DI KAMPUNG BOJONGSARI, DESA SEDAPAINGAN, KECAMATAN PANAWANGAN, KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT

Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 1, April 2017 :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL

BAB II TATANAN GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN. dari bebatuan yang sudah mengalami pelapukan oleh gaya gaya alam.

PENGARUH LAMA WAKTU CURING TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO DENGAN CAMPURAN 6% ABU SEKAM PADI DAN 4% KAPUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

COMPARISON ADDITION CEMENT AND LIME IN CLAY SOIL EXPANSIVE OF SWELLING POTENTIAL

Stabilisasi Tanah Lempung Ekspansif Menggunakan Campuran Renolith dan Kapur

2015 PENGARUH PENAMBAHAN SILICA FUME PADA NILAI KUAT GESER DAN SWELLING TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI LOKASI PROYEK JABABEKA CIKARANG

BAB II GEOLOGI REGIONAL

STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF MENGGUNAKAN LAWELE GRANULAR ASPHALT (LGA)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR DENGAN LAMANYA WAKTU PERAWATAN (CURING) TERHADAP KEKUATAN DAN PENGEMBANGAN (SWELLING) TANAH LEMPUNG EKSPANSIF

I. PENDAHULUAN. beban akibat konstruksi di atasnya, maka diperlukan perencanaan yang

Bab 1. Pendahuluan Pengaruh variasi kepadatan awal terhadap perilaku kembang susut tanah lempung ekspansif di Godong -Purwodadi

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 1, No. 1 : 81-91, Maret 2014

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II TINJAUAN UMUM

ZONA KERENTANAN GERAKAN TANAH KABUPATEN GARUT BAGIAN SELATAN, PROVINSI JAWA BARAT. Eka Kadarsetia

BAB 2 Tatanan Geologi Regional

Proses Pembentukan Tanah

BAB II TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DAN SILICA FUME

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Pasirmunjul, Kabupaten Purwakarta, masuk ke dalam zona

BAB I. PENDAHULUAN...

PROSPEKSI ENDAPAN BATUBARA DI DAERAH KELUMPANG DAN SEKITARNYA KABUPATEN MAMUJU, PROPINSI SULAWESI SELATAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN UMUM

STUDI VERIFIKASI METODE PENENTUAN BATAS SUSUT TANAH

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR ABSTRAKSI

Evaluasi Ringkas Geologi Waduk Penjalin

DAFTAR ISI... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... ABSTRACT...

BAB II TINJAUAN UMUM

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau menurunnya kekuatan geser suatu massa tanah. Dengan kata lain, kekuatan

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

By : Kohyar de Sonearth 2009

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

DAFTAR ISI. SARI... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR LAMPIRAN... xiv

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9 PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 6-7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN PEMUKIMAN (STUDI KASUS DAERAH WADO DAN SEKITARNYA)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang rawan terkena bencana geologi,

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

POTENSI MENGEMBANG TANAH LEMPUNG DI WILAYAH KAMPUNG CIGINTUNG, DESA CIMUNCANG, KECAMATAN MALAUSMA, KABUPATEN MAJALENGKA, PROVINSI JAWA BARAT 1) Widya Ika Retnoningtyas 1,), Zufialdi Zakaria 2), Emi Sukiyah 2) Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi Sumer Daya Mineral 2) Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran ABSTRAK Daerah penelitian di wilayah Majalengka, Provinsi Jawa Barat tersusun oleh batuan hasil endapan gunungapi tua (Qtvs), dan Formasi Kaliwangu (Tpkw). Hasil pelapukan batuan tersebut berupa tanah lempung dengan potensi mengembang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat mengembang, dan bahaya yang ditimbulkan dari tanah lempung yang ada diwilayah penelitian berkaitan dengan gerakan tanah yang sering terjadi di wilayah ini. Tingkat potensi mengembang tanah lempung ini dapat dianalisis menggunakan data mekanika tanah, yaitu indek plastisitas dan persen lempung. Data mekanika tanah tersebut digunakan untuk menghitung nilai aktifitas dari lempung. Berdasarkan klasifikasi skempton nilai aktiftitas lempung yang didapat adalah 0,62 sampai 1,35. Jenis mineral lempung Illite dan Monmorilonite (Ca), dan tingkat potensi mengembang tinggi sampai sangat tinggi. Sedangkan berdasarkan klasifikasi Bowles dan Seed menunjukkan nilai aktifitas sebesar 0,79 sampai 1,80, dengan jenis mineral lempung Illite dan Monmorilonite, dan potensi mengembang tanah lempung ini adalah tinggi sampai sangat tinggi. Kata kunci: Potensi mengembang, lempung, nilai aktiftitas, indek plastisitas, persen lempung. ABSTRACT The research area in Majalengka, West Java consist are older volcanic (Qvts) and Formation Kaliwangu (Tpkw). Result weathering of the rock is clay with potential to swelling. The purpose of this study is to determine the rate of swelling and the hazard potential at the area posed from clay. Swelling potential of this clay soil analyzed using by soil mechanical data with the index of plasticity and percentage of clay. The soil mechanical data used to calculate the activity value of clay. Based on skempton analysis results of analysis is 0.62 to 1.35, with Illite and Monmorilonite (Ca) clay minerals and swelling clay potential high up to very high. Based on the Bowles and seed classification showing activity values of 0.79 to 1.80, with the type of clay minerals Illite and Montmorillonite and swelling clay potential is high to very high. Keywords: Potential of Swelling, clay, value of activity, plastisity indeks, percent of clays. PENDAHULUAN Kampung Cigintung, Desa Cimuncang, Kecamatan Malausma, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat secara regional geologi wilayah ini disusun Hasil Endapan Gunungapi Tua (Qvts) yang terdiri dari breksi gunung api, breksi aliran, tufa, lava bersusunan dengan andesit sampai basal dari Gunung Sawal; dan Formasi Kaliwangu (Tpkw) yang terdiri dari batulempung bersisipan batupasir tufaan, konglomerat, batupasir gampingan dan batugamping. Tanah adalah material yang selalu berhubungan dengan keteknikan, karena itu tanah sangat perbengaruh terhadap perencanaan wilayah, dan perencanaan konstruksi. Dari berbagai jenis tanah, tanah lempung adalah tanah yang banyak ditemukan dalam masalah keteknikan, karena tanah lempung merupakan tanah yang kohesif. Tanah kohesif adalah kumpulan partikel mineral yang mempunyai indeks plastisitas sesuai dengan batas-batas atterberg, yang pada saat mengering akan membentuk suatu massa tanah yang bersatu sedemikian rupa sehingga 123

dibutuhkan suatu gaya untuk memisahkan setiap butiran miroskopisnya. Tanah pelapukan batulempung mempunyai sifat dan karakteristik yang khas sesuai dengan komposisi mineral penyusunnya. Sifat yang dimiliki oleh lempung adalah sifat mengembang (swelling), terutama apabila terdapat air dan mudah hancur apabila terkena udara atau terlapukkan secara fisik berupa lempung yang remuk, pecah berkeping-keping ataupun terutai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan dan mengetahui potensi mengembang pada tanah lempung dan bahaya yang akan ditimbulkan dari tanah lempung mengembang ini, sedangkan manfaat agar dapat mengetahui sifat kembang (swelling) dari lempung, dan memperkecil bahaya yang akan terjadi dengan adanya tanah lempung ini. TINJAUAN PUSTAKA Lempung ekspansif adalah tanah yang mempunyai sifat kembang susut besar, sifat kembang susut ini sangat dipengaruhi oleh kandungan air yang ada di dalam tanah tersebut. Jika kandungan air banyak maka tanah tersebut akan mengembang dan kekuatan daya dukungnya akan berkurang, demikian juga sebaliknya jika kadar air berkurang atau kering, maka tanah itu akan menyusut dan mengakibatkan tanah pecahpecah di permukaannya, sedangkan daya dukung tanahnya akan meningkat. Perilaku dan sifat-sifat lempung sangat bergantung pada komposisi mineral, unsur kimia, tekstur lempung, dan partikelpartikelnya serta pengaruh dari lingkungan sekitarnya. Dalam memahami sifat dan perilaku lempung diperlukan pengetahuan tentang tanah lempung ekspansif dan mineral lempung (Chen,1975). Pengembangan (swelling) pada tanah yang bersifat ekspansif merupakan pembesaran volume akibat penambahan kadar air. Potensi pembesaran volume tergantung dari peningkatan kadar air, indeks plastisitas, gradasi dan tekanan overburden. Penyusutan (Shrinkage) tanah ekspansif merupakan pengecilan volume akibat pengurangan kadar air. Penyusutan ini terjadi apabila kadar air tanah berkurang hingga mencapai lebih kecil dari nilai batas susutnya. Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian Lokasi daerah penelitian berada di Kampung Cigintung, Desa Cimuncang, Kecamatan Malausma, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. (Gambar 2.1.). Secara geografis daerah penelitian berada pada koordinat : 108º 16 BT sampai 108º 17 BT, dan 7º 2 LS sampai 7º 3 LS. (Gambar 1). Berdasarkan Peta Geologi Lembar Tasikmalaya (Budhitrisna, 1986) daerah 124

penelitian disusun oleh Hasil Endapan Gunungapi Tua (Qvts), yang terdiri dari breksi gunungapi, breksi aliran, tufa, lava, bersusunan dengan andesit sampai basal dari Gunung Sawal yang berumur dari Pliosen hingga Holosen, dan Formasi Kaliwangu (Tpkw) Litologi Formasi Kaliwangu terdiri dari batulempung bersisipan batupasir tufaan, konglomerat, batupasir gampingan, dan batugamping, umur Formasi ini adalah Pliosen Atas, atau Miosen Akhir. Struktur yang dijumpai di Kampung Cigintung ini adalah antiklin, dan sinklin dengan arah utara selatan. Sesar mendatar berkembang di sebelah barat daerah penelitian sedangkan sesar naik di sebelah timur. Struktur geologi yang berkembang paling dekat dengan lokasi gerakan tanah adalah sinklin dan gerakan tanah terjadi di sayap bagian barat dari sinklin tersebut. (Gambar 2). Pada wilayah ini sering terjadi gerakan tanah (Landslide), gerakan tanah besar terjadi pada bulan april 2013 dan berlangsung sampai dengan akhir 2014. Tipe gerakan tanah yang terjadi di wilayah ini adalah gerakan tanah tipe nendatan/ rayapan. Karena adanya retakan pada tanah, dan terjadi hujan yang lama mengakibatkan lereng menjadi tidak stabil. Pada gerakan tanah ini diperkirakan bahwa adanya betulempung pada bagian bawah lapisan batuan yang menjadi bidang gelincir, sehingga tanah yang ada dibagian atasnya menjadi bergerak dan mengakibatkan gerakan tanah tersebut. (Djadja, 2013). Gambar 2. Peta Geologi Daerah Penelitian (Budhitrisna, 1986). Gambar 3. Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah di Kampung Cigintung, Desa Cimuncang, Kec. Malausma, Kab. Majalengka, Jawa Barat (Anonim, 2014). 125

Berdasarkan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah lembar Majalengka (Anonim, 2014), wilayah penelitian ini adalah wilayah dengan zona kerentanan menengah dan tinggi. Dimana wilayah yang masuk zona kerentanan menengah dan tinggi adalah daerah yang secara umum sering terjadi gerakan tanah. (Gambar 3). Karakteristik Mineral Lempung Pengembangan (swelling) pada tanah yang bersifat ekspansif merupakan pembesaran volume akibat penambahan kadar air. Potensi pembesaran volume tergantung dari peningkatan kadar air, indeks plastisitas, gradasi dan tekanan overburden. Penyusutan (Shrinkage) tanah ekspansif merupakan pengecilan volume akibat pengurangan kadar air. Penyusutan ini terjadi apabila kadar air tanah berkurang hingga mencapai lebih kecil dari nilai batas susutnya. Sifat mengembang lempung ini bisa dihitung dari nilai aktifitasnya. Aktifitas lempung dirumuskan dengan perbandingan plastisitas dengan persen lempung. (Seed, 1962). Dimana : A : Aktifitas PI : Indek Plastisitas Skempton (1953) mengemukakan rumus dalam perhitungan nilai aktifitas adalah sebagai berikut : Dalam tabel 2 dapat dilihat hubungan aktifitas dan kandungan mineral lempung menurut Skempton (1953), dalam tabel 1. Tabel 1. Hubungan aktiftas dengan kandungan mineral lempung (Skempton, 1989). Jenis Mineral Aktifitas (A) Kaolinite 0,33 0,46 Illite 0,99 Monmorilonite (Ca) 1,5 Monmorilonite (Na) 7,2 Menurut Bowles (1989), bahwa nilai aktifitas ini biasanya diperlihatkan oleh jenis mineral yang khas, pada tabel 2. Tabel 2. Jenis lempung dan angka aktifitas yang khas (Bowles, 1989). Jenis Mineral Nilai Aktifitas Keaktifan Lempung (A) Kaolinit 0,4 0,5 Kurang Aktif Illit 0,5 1,0 Keaktifan Sedang Monmorilonit 1,0 7,0 Paling Aktif METODE Metode penelitian disini adalah dengan pengambilan sampel dilapangan menggunakan bor tangan, dari sampel tersebut kemudian dilakukan pengujian sifat fisik dan mekanika tanah di laboratorium. Berdasarkan hasil sifat fisik dan mekanika tanah ini digunakan untuk melakukan perhitungan nilai aktifitas menggunakan rumus dari Seed, 1962 dan Skempton, 1953. Untuk mengetahui hubungan antara jenis mineral lempungnya dan nilai aktifitas yang telah dihitung, yaitu dengan ploting dari semua sampel tanah menggunakan grafik Seed, Skempton dan William, kemudian akan diketahui keaktifan dari jenis mineral tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan dari hasil analisis mekanika tanah dari 6 sampel yang diambil dilapangan didapatkan nilai Indek Plastisitas 14,04 sampai 104, dan persen lempung sebesar 19,4 sampai 91,94. Dari data tersebut digunakan untuk menghitung nilai aktifitas mineral lempungnya menggunakan rumus Seed, dan Skempton. (Tabel 3). 126

Tabel 3. Data sampel tanah hasil analisis mekanika tanah dan Nilai Aktifitas No. Sampel Indek Plastisitas (PI) % Lempung A (Skempton, 1953) A (Seed, 1962) Keaktifan TS.1 22,26 23,56 0,94 1,20 Paling Aktif TS.2 47,6 56,94 0,84 0,92 Sedang TS.3 104 91,94 1,13 1,20 Paling Aktif TS.4 59,64 80,71 0,74 0,79 Sedang TS.5 32,56 30,92 1,05 1,26 Paling Aktif TS.6 25,94 19,4 1,34 1,80 Paling Aktif TS.8 14,04 22,82 0,62 0,79 Sedang TS.9 36,36 26,69 1,36 1,68 Paling Aktif TS.10 32,47 36,36 0,89 1,04 Paling Aktif Dari hasil analisis yang dilakukan dengan metode Skempton nilai aktifitas lempungnya adalah 0,62 sampai 1,35. Dengan jenis mineral lempung sesuai dengan Tabel 1 berdasarkan nilai aktifitasnya adalah Illite dan Monmorilonite (Ca). Sedangkan berdasarkan Klasifikasi Bowles jenis mineral lempung dari hasil analisis di wilayah penelitian ini adalah Illite dan Monmorilonite dengan nilai aktifitas sebesar 0,79 sampai 1,80, jenis mineral ini memiliki tingkat keaktifan sedang sampai dengan paling aktif. Berdasarkan metode Seed, lempung diwilayah Kampung Cigintung ini termasuk dalam kelompok berpotensi mengembang tinggi sampai sangat tinggi (Gambar 4). Gambar 4. Klasifikasi Potensi Pengembangan Tanah Lempung. Berdasarkan metode William (1958) lempung ini berpotensi mengembang tinggi. Data yang digunakan dalah klasifikasi potensi mengembang dengan klasifikasi menurut William adalah data indek plastisitas dan persen lempungnya. Hasil yang didapatkan berdasarkan klasifikasi ini lempung di Kampung Cigintung ini mempunyai potensi mengembang tinggi sampai sangat tinggi. (Gambar 5). 127

Gambar 5. Klasifikasi Potensi Mengembang Tanah Lempung. KESIMPULAN Analisis mengenai potensi mengembang tanah lempung di wilayah Kampung Cigintung, Desa Cimuncang, Kecamatan Malausma, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat ini menggunakan metode klasifikasi Seed, William dan Skempton. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa tanah lempung yang ada di wilayah ini adalah tanah lempung yang mempunyai potensi mengembang tinggi sampai sangat tinggi. Tanah lempung jenis ini sangat berbahaya jika berada didaerah yang rentan terhadap gerakan tanah. Karena tanah lempung yang berada pada lapisan bagian bawah batuan vulkanik akan menjadi bidang gelincir dan menyebabkan tanah yang ada dibagian atasnya bergerak, pada saat kondisi air banyak atau musim penghujan. Berdasarkan hasil analisis nilai aktifitas yang didapatkan di daerah penelitian ini dengan menggunakan klasifikasi skempton adalah 0,62 sampai 1,35, dengan jenis mineral lempung Illite dan Monmorilonite (Ca), sedangkan berdasarkan klasifikasi Bowles nilai aktifitas sebesar 0,79 sampai 1,80, dengan jenis mineral lempung Illite dan Monmorilonite. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bidang Mitigasi Gerakan Tanah, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi yang telah mendukung dan memberikan ijin kepada penulis untuk mempublikasikan penelitian ini, serta kepada rekan-rekan yang tidak bisa sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam melakukan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2014. Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Lembar Kabupaten Majalengka, Skala 1 : 100.000. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Bandung. Bowles, J.E. 1989, Sifat-sifat fisik dan Geoteksnis Tanah (Mekanika Tanah), Penerbit Erlangga, Jakarta, 562 hal. Budhitrisna, T. 1986, Peta Geologi Lembar Tasikmalaya, Jawa. Skala 1 : 100.000. Pusat Penelitian Pengembangan Geologi. Bandung. Chen. Fu. Hua. 1975. Foundating On Exprasive Soil, Amsterdam. Elseveir science. Publiesher B.V. Djadja dan Tutang Suparman. 2013. Laporan Tanggap Darurat Gerakan Tanah Desa Cigintung, Kecamatan Malausma, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Tidak di terbitkan. Seed, M. B., Woodward, R.J. and Lundgren, R., 1962. Prediction of Swelling Potensial of compacted soils. ASCE Journal of Soil Mechanics and Foundation Engineering 85: 86 128. Skempton. 1953. The Colloidal Activity of Clays Procceding 3 th International Conference of Soil Mecanic and Fondation Engineering, London, Vol. 1, Page 57 61. William, A. A. B. And Donaldson, G., 1980. Building on expansive soils in South Africa. In Proceeding 4th International Conference on Expansive Soils, Denver, 2, 834-840. 128