ANALISIS PERMINTAAN UANG GIRAL DI INDONESIA DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG KARTAL RIIL DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya Undang-Undang No. 23 tahun 1999, kebijakan moneter

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA PERIODE TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP INVESTASI SEKTOR PERTANIAN DI JAWA TENGAH PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa uang merupakan bagian yang tidak. terpisahkan dalam kehidupan masyarakat dan perekonomian suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makroekonomi jangka

BAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua negara baik negara maju maupun negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya

BAB I PENDAHULUAN. dampak krisis keuangan yang terjadi di Indonesia beberapa waktu yang lalu,

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. telah memberikan kontribusi yang besar terhadap menurunnya laju inflasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peristiwa moneter yang penting dan hampir dijumpai semua

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi atau keterbukaan hubungan perekonomian antar negara

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

ANALISIS DAMPAK DEFISIT ANGGARAN TERHADAP PENURUNAN INVESTASI SWASTA (CROWDING OUT) DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

SKRIPSI. Kausalitas Jumlah Uang Beredar Terhadap Inflasi. di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

PROPOSAL. KAUSALITAS ANTARA TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO PADA BANK UMUM TERHADAP JUMLAH UANG BEREDAR di INDONESIA

Jurnal Ekonomi Manajemen Akuntansi - ISSN No. 34 / Th. XX / April 201

BAB I PENDAHULUAN. terhadap agregat makro ekonomi. Pertama, inflasi domestik yang tinggi

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner)

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... ii. Halaman Pengesahan Skripsi... iii. Halaman Pengesahan Ujian..

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. dan penerimaan (atau pendapatan) dimasa yang akan datang. Umumnya

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. karena fungsi utamanya sebagai media untuk bertransaksi, sehingga pada awalnya

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

Bab I. Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan harus siap dalam menghadapi pasar bebas dimana setiap sekat. dan makmur material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

A. PENGERTIAN SISTEM MONETER DI INDONESIA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA TAHUN 1997.I IV

BAB I PENDAHULUAN. faktor-faktor penyebab dan mempunyai dampak negatif yang sangat parah

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR AMERIKA DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia lainnya. Pasar modal memiliki peran besar dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan. semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan

DAFTAR ISI. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi nasional. Campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

PENGARUH KURS VALUTA ASING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional pada dasarnya dilaksanakan di daerah. Dalam

I. PENDAHULUAN. rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7

BAB I PENDAHULUAN. yang melambat ditandai dengan meningkatnya angka inflasi dan kenaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Melalui hal ini Indonesia diharapkan dapat bersaing dengan Negara-negara lain di

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk

PENGARUH INDIKATOR MAKRO EKONOMI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN DI BEJ PASCA KRISIS MONETER 1997

VII. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi. Di lain segi istilah tersebut bertujuan untuk menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. dipahami melalui pendekatan Flows atau Turn Overs dari jumlah uang beredar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. berhasil menerapkan kebijakan dalam ekonomi. Pendapatan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam waktu jangka pendek biasanya sulit untuk menambah hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. pada peningkatan perdagangan internasional. Secara umum bentuk perdagangan

BAB 1 PENDAHULUAN. riil, dan meningkatnya lapangan kerja sehingga mengurangi pengangguran.

PENGARUH KURS VALUTA ASING, INFLASI, UANG BEREDAR DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, PENGELUARAN PEMERINTAH, PENAWARAN UANG DAN EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Uang didefinisikan sebagai alat pertukaran (medium of exchange) yaitu suatu

BAB I PENDAHULUAN. sangat sentral sekali untuk dibicarakan karena hal tersebut berhadapan

M. FARID RACHMAD B FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan. merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Pengeluaran konsumsi pemerintah atau government expenditure adalah. anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam melaksanakan

BABI PENDAHULU~ Jumlah uang beredar teramat penting karena peranannya sebagai alat

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

PENGARUH KURS DOLLAR, INFLASI DAN SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM DI BEI. (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di BEI) Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil yang diperoleh dari estimasi VECM pada periode penerapan base

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah, dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa bank syariah wajib

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA HARGA MINYAK DUNIA DENGAN INFLASI DUNIA TAHUN (Pendekatan Error Corection Model atau ECM)

BAB I PENDAHULUAN. lalu-lintas modal, dan neraca lalu-lintas moneter. perdagangan dan neraca jasa. Terdapat tiga pokok persoalan dalam neraca

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia ( Bank

ANALISIS PENGARUH KURS VALAS, LAJU INFLASI DAN SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (STUDI EMPIRIS DI BURSA EFEK INDONESIA)

BAB V PENUTUP. a. Korelasi (hubungan) antar variabel independen : signifikansi sebesar < Artinya setiap kenaikan inflasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam ilmu ekonomi, keseimbangan pasar (market equilibrium) terjadi

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat berkembang dengan baik hal terburuk yang akan muncul salah. satunya adalah masalah pengangguran.

Kebijakan Moneter & Bank Sentral

Transkripsi:

ANALISIS PERMINTAAN UANG GIRAL DI INDONESIA DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA TAHUN 1981-2007 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Studi Pembangunan Pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh: ADHE ELIANA B 300 050 027 FAKULTAS EKONOMI JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita sehari-hari.dan ada pula yang berpendapat bahwa uang merupakan darah -nya perekonomian,karena didalam masyarakat modern ini, di mana mekanisme perekonomian berdasarkan lalu-lintas barang dan jasa semua kegiatan-kegiatan ekonomi tadi akan memerlukan uang sebagai alat pelancar guna mencapai tujuannya. Dalam perkembanganya uang kertas pun dirasa mempunyai kelemahan didalam penyelesaian transaksi.maka timbul gagasan untuk menggunakan uang giral (giro, rekening koran, atau check) didalam penyelesaian transaksi. Karena dengan mudah menuliskan sejumlah uang yang diperlukan didalam penyelesaian transaksi oleh pembeli dan diberikan kepada penjual yang tinggal menukarkan di Bank dengan uang kartal (Currencies)-logam,kertas. Penggunaan uang giral ini tergantung pada tinggi rendahnya tinggkat perekonomian suatu negara,besar kecilnya kepercayaan masyarakat terhadap jasa Bank dan lainnya. Semakin maju perekonomian suatu Negara maka semakin sering atau semakin banyak penggunaan uang giral dan sebaliknya.demikian juga semakin tinggi kepercayaan masyarakat kepada bank akan semakin besar juga penggunaan uang giral didalam penyelesaian transaksinya. (Iswardono, 1994)

Indonesia mengalami tantangan berat sejak akhir 1997, bersama dengan terguncangnya sendi-sendi perekonomian oleh hantaman krisis ekonomi yang hampir melanda seluruh kawasan Asia. Krisis ekonomi ditandai dengan menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang telah mengakibatkan inflasi yang pada periode 10 tahun terakhir dapat dipertahankan dibawah 10% meningkat tajam selama kira-kira setahum masa krisis yang kita alami mengakibatkan permintaan uang giral begitu rendah. Penurunan aktivitas dan nilai transaksi, merupakan konsekuensi lanjutan dari krisis yang terjadi (salvatore, 1997). Di Indonesia fungsi intermediasi sangat diperlukan dalam rangka memperlancar suatu kerangka pembangunan ekonomi makro dengan tujuan pertumbuhan GNP riil, pengangguran yang rendah serta kestabilan harga. Mekanisme intermediasi ini tercipta melalui pemberian pinjaman atau kredit berupa dana segar baik untuk investasi maupun modal kerja. Kemudian dana tersebut digunakan oleh sekor riil (pengusaha) untuk menjalankan kegiatan opersionalnya, sehingga kredit mempunyai hubungan dengan kegiatan investasi. Melalui pengeluaran investasi kita dapat melihat adanya gelombang konjungtor serta untuk memahami bahwa pengeluaran investasi itu dapat dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan tertentu. Sebagai misal, tingginya tingkat bunga karena adanya kebijakan moneter yang ketat dan kebijakan fiskal yang kontrisioner, akan mengurangi pengeluaran investasi dan kebijakan yang menekan tingkat bunga

serta kebijakan perpajakan yang memberikan intensif penanaman modal, akan mendorong meningkatnya pengeluaran investasi (Suparmoko, 1998: 83). Fungsi Intermediasi dapat berjalan dengan baik apabila kedua belah pihak yaitu masyarakat dan perusahaan memiliki kepercayaan terhadap bank, apabila proses Intermediasi berjalan degan baik, pihak yang mempunyai kelebihan dana pihak yang membutuhkan dana dalam perekonomian secara keseluruhan akan memperoleh manfaat dari keberadaan suatu bank. Pihak yang mempunyai kelebihan dana akan memperoleh manfaat berapa manfaat pendapatan bunga dari dana yang disimpan di bank. Sementara itu, pihak pihak yang membutuhkan dana memperoleh manfaat berapaketersediaan dana dari bank untuk melakukan investasi atau produksi bank sendiri akan memperoleh manfaatberapa selisih pendapatan biaya bunga yang disebut spread (BI, 2003: 130). Berdasarkan UU No. 3 tahun 2004, Bank Indonesia diamanatkan untuk mengumumkan kepada masyarakat mengenai sasaran moneter yang akan dicapai guna mendukung tercapainya sasaran inflasi yang ditetapkan oleh pemerintah. Secara implicit, sasaran ini menempatkan kebijakan moneter Bank Indonesia dalam suatu kerangka kebijakan moneter yang menggunakan Inflation Targeting Framework (ITF). Dengan framework ini, penting adanya komitmen antara otoritas moneter (Bank Indonesia) dengan otoritas fiskal (Departemen Keuangan) untuk menargetkan inflasi kedepan yang menurun. Hal ini bertujuan umtuk membentuk ekspektasi inflasi masyarakat yang menurun (Tadjludin, 2005: 5-6).

Untuk megnetahui perkembangan pemakaian uang giral di Indinesia secara lebih terperinci perkembangannya dapat dilihat pada Tabel 1.1. Akhir periode Tabel 1.1 Jumlah Uang Beredar, 2004 2007 (Dalam milyar rupiah) Uang kartal ( % ) Uang giral ( % ) Jumlah Uang Beredar 2004 2005 2006 2007 109,265 124,316 151,009 183,419 43 44 41 39 144,553 157,589 210,064 277,423 57 56 59 61 253,818 281,905 361,073 460,842 Sumber : Bank Indonesia Dari tabel ini tampak bahwa perkembangan komposisi jumlah uang beredar selama periode tahun 2004 sampai dengan akhir Desember tahun 2007 menunjukkan semakin meluasnya penggunaan jasa-jasa perbankan oleh masyarakat, seperti terlihat dari kenaikan persentase uang giral dari tahun ke tahun.peningkatan persentase uang giral tersebut merupakan indikasi adanya kenaikan pendapatan riil masyarakat di samping kepercayaan terhadap mata uang rupiah yang semakin baik peranan uang giral mulai menggeser kedudukan uang kartal sebagai alat pembayaran dan penyimpan kekayaan yang utama. Pada akhir tahun 2004 tersebut proporsi uang giral sebagai persentase dari jumlah uang beredar mencapai 57 % dan tetap merupakan bagian yang dominan untuk masamasa selanjutnya.(bi,2004).

Kondisi sektor riil menjadi semakin parah. Pada awal krisis, dengan merosotnya nilai tukar banyak perusahaan mengalami likuiditas serius untuk dapat membayar kewajibannya. Besarnya utang Luar Negeri swasta mendadak membengkak 4 kali lipat karena kurs merosot tajam. Dampaknya terhadap perbankan mudah ditebak. Bangkrutnya perusahaan menyebabkan non performing loans perbankan membengkak. Likuiditas bank terganggu karena penerimaan bunga kredit menjadi tersendat. Perbankan nasional juga harus membayar utang luar negerinya yang membengkak. Kondisi demikian, ditambah lagi dengan negatif spread, menyebabkan bank-bank mengalami kerugian yang besar dan bahkan modalnya menjadi negatif (Didik, 2000: 11). Proporsi uang giral yang relatif tinggi ini mencerminkan bahwa kebiasaan masyarakat dalam menggunakan uang giral semakin meningkat. Hal ini juga menunjukkan bahwa sejalan dengan berkembangnya dunia usaha maka keperluan dan kepercayaan masyarakat akan jasa-jasa lembaga perbankan juga semakin bertambah. Berdasar uraian diatas penulis tertarik untuk menganalisis Permintaan uang giral di Indonesia dan faktor yang mempengaruhinya Oleh karena itu penulis mengambil judul ANALISIS PERMINTAAN UANG GIRAL DI INDONESIA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 1981 2007

B. Perumusan Masalah Dalam penelitian ini akan mengambil perumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah faktor PDB, tingkat bunga, nilai tukar uang, inflasi, investasi, pengeluaran pemerintah berpengaruh terhadap uang giral. 2. seberapa besar pengaruh faktor PDB, tingkat bunga, nilai tukar uang, inflasi, investasi, pengeluaran pemerintah terhadap uang giral. C. Tujuan Penelitian Sesuai latar belakang dan perumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi uang giral yaitu PDB, tingkat bunga, nilai tukar uang, inflasi, investasi, pengeluaran pemerintah di Indonesia. 2. Menganalisis seberapa besar pengaruh PDB, tingkat bunga, nilai tukar uang, inflasi, investasi, pengeluaran pemerintah terhadap uang giral di Indonesia. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis merupakan kesempatan untuk menerapkan teori-teori yang telah dperoleh di bangku kuliah. 2. Bagi disiplin ilmu untuk mengetahui perkembangan uang giral di Indonesia. 3. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu masukan dan bahan pertimbangan dalam menentukan langkahlangkah dan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pengambilan

keputusan dalam mengatasi permasalahan tentang permintaan uang giral di Indonesia. E. Metodologi Penelitian 1. Jenis dan sumber data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan dari pihak lain. Adapun sumber data penelitian ini berasal dari Biro Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia dalam rentan waktu 1981-2008, serta sumber lainnya yang terkait dengan penelitian ini. 2. Definisi Operasional variabel a. Variabel Dependen (Variabel Terikat) yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen berupa uang giral. b. Variabel Independen (Variabel Bebas) yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel independen berupa Produk Domestik Bruto, tingkat bunga, nilai tukar uang, inflasi, investasi, pengeluaran pemerintah. 3. Alat dan model analisis Dalam penelitian ini untuk menganalisis PDB, tingkat bunga, nilai tukar uang, inflasi, investasi, pengeluaran pemerintah terhadap Uang Giral maka digunakan metode Error Corection Model (ECM) dengan persamaan:

DLnUG t = γ 0 + γ 1 DLn PDB t + γ 2 D SBI t + γ 3 DLn NTU t + γ 4 D INF t + γ 5 DLn INV t + γ 6 DLn PP t + DLn PDB t-1 + γ 8 D SBI t-1 + γ 9 DLn NTU t-1 + γ 10 D INF t-1 + γ 11 DLn INV t-1 + γ 12 DLn PP t-1 + γ 13 ECT + ut Dimana: ECT = LnPDB t-1 + SBI t - 1 + LnNTU t-1 + INF t-1 + LnINV t-1 + Keterangan LnPP t-1 LnUG t-1 UG t PDB t : Uang Giral : Produk Domestik Bruto SBI t : Suku Bunga Indonesia ( SBI ) NTU t INF t INV t PP t ECT ut D t : Nilai Tukar Uang : Inflasi : Investasi : Pengeluaran Pemerintah : Error Corection Term : Variabel pengganggu : Perubahan : Periode waktu

Untuk menguji persamaan regresi dari model diatas maka digunakan beberapa pengujian sebagai berikut: a. Uji Stasioneritas Uji Stasioneritas ini terdiri dari : 1) Uji Akar-Akar Unit (Unit Root Test) 2) Uji Kointegrasi (Cointegration Test) b. Pengujian Asumsi Klasik Pengujian Asumsi Klasik ini terdiri dari : 1) Uji Multikolinearitas 2) Uji Heterokedastisitas 3) Uji Autokorelasi 4) Uji Spesifikasi Model (Uji Ramsey-Reset) 5) Uji Normalitas (Ut) c. Uji Statistik Uji ini digunakan untuk menilai goodness of fit yang terdiri dari: 1) Uji F (Uji Signifikan Simultan) 2) Uji t (Signifikan Parameter Individual) 3) Koefisien Determinasi (R 2 )

F. SISTEMATIKA PENULISAN Dalam penulisan skripsi ini tersusun sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang landasan teori yang merupakan penjabaran dari kerangka yang berkaitan dengan uang giral PDB, tingkat bunga, nilai tukar uang, inflasi, investasi, pengeluaran pemerintah. BAB III : METODE PENELITIAN Berisi tentang data dan sumber data. Metode pengumpulan data, definisi operasional variabel, metode analisis data. BAB IV : ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Berisi tentang deskripsi data, analisa data, hasil analisa dan pembahasannya. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran.