EFFECT OF ORGANIK FERTILIZER ON GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays Saccharata) IN INTERCROPPING WITH KANGKUNG (Ipomea reptans)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

APPLICATION OF MANURE AND Crotalaria juncea L. TO REDUCE ANORGANIC FERTILIZER ON MAIZE (Zea mays L.)

Jimy Eko Julianto. 1) Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno. 2) Dr. Ir. Agung Nugroho, SU. 2)

PENGARUH DOSIS DAN LAMA PEMBENAMAN PUPUK HIJAU OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.

JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 3 JULI-2013 ISSN : Devi Wahyu Elisabeth 1*), Mudji Santosa, Ninuk Herlina

PENGARUH PEMBERIAN AIR DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

THE EFFECT OF THE KINDS OF FERTILIZER AND WEED CONTROL TIME ON GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays saccharata)

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

THE EFFECT OF VARIOUS DOSAGES OF ORGANIC AND ANORGANIC FERTILIZERS ON PLANT GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays Saccharata Sturt)

PENGARUH KOMBINASI KOMPOS KOTORAN SAPI DAN PAITAN (Tithonia diversifolia L.) TERHADAP PRODUKSI. TOMATO (Lycopersicum esculentum Mill.

PENGARUH PUPUK KANDANG DAN Crotalaria juncea L. PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.)

PEMBERIAN MULSA JERAMI PADI DAN PUPUK HIJAU Crotalaria juncea L. PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG VARIETAS KRETEK TAMBIN

BAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu,

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

EFFECT OF ORGANIC FERTILIZER TYPES AND DOSAGE NPK ON RESULTS PLANTS SHALLOT (Allium ascalonicum L.)

KAJIAN PENGGUNAAN PUPUK BIOURIN SAPI DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK HAYATI (Bio organic fertilizer) UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomea reptans Poir)

PENGARUH KOMPOS PAITAN (Tithonia diversifolia) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (Brassica oleraceae)

PENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.)

I. PENDAHULUAN. digunakan baik untuk konsumsi rumah tangga maupun industri makanan. Tidak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

Vol 3 No 1. Januari - Maret 2014 ISSN :

THE EFFECT OF AZOLLA AND N FERTILIZER APLICATION ON RICE FIELD (Oryza sativa L.) VARIETY INPARI 13

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

PENGARUH APLIKASI BIOURINE TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI THE EFFECT OF BIOURINE APLICATION TO RICE GOWTH AND YIELD

UPAYA PENINGKATAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DENGAN PEMUPUKAN BOKASHI DAN Crotalaria juncea L.

Pengaruh Teknik Dan Dosis Pemberian Pupuk Organik Dari Sludge Bio- Digester Terhadap Produksi Tanaman Jagung (Zea Mays L.

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

EFEK KOMBINASI DOSIS PUPUK N P K DAN CARA PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS. Jumini, Nurhayati, dan Murzani

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) atau yang lebih dikenal dengan nama

PENGARUH SUMBER PUPUK NITROGEN DAN WAKTU PEMBERIAN UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays Sturt. var.

PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

Kata kunci : kompos, Azolla, pupuk anorganik, produksi

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (22):

Putri Bella Puspita*), Sitawati dan Mudji Santosa

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

Widyana Rahmatika 1 1) Agriculture Faculty of Kadiri Islamic University

Organic Farming Method of Sweet Corn in Tlogomas, Malang

PENGARUH PUPUK HIJAU Tithonia diversifolia TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

EFEKTIFITAS KOMPOS CAMPURAN AMPAS TEH, KOTORAN SAPI DAN KOTORAN KAMBING TERHADAP SERAPAN N PADA TANAMAN BAWANG DAUN PADA INCEPTISOL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

SKRIPSI OLEH : DESI SIMANJUNTAK

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

PENGARUH MULSA ORGANIK PADA GULMA DAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) VAR. GEMA

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 15 (3): ISSN eissn Online

THE EFFECT OF DAY HARVEST AND APLICATION DOSAGE OF POTASSIUM FERTILIZER ON GROWTH AND QUALITY OF SWEET CORN (Zea mays saccharata Sturt)

PROPOSAL PENELITIAN. PENGGUNAAN BUNGA MATAHARI MEKSIKO (Tithonia diversifolia) SEBAGAI PUPUK HIJAU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

SKRIPSI RESPON KACANG TANAH DAN JAGUNG TUMPANGSARI SECARA DERET PENGGANTIAN TERHADAP PUPUK ORGANIK PENGGANTI NPK. Oleh Yuni Restuningsih H

Uji Aplikasi Pupuk Lengkap Bioorganik Cair untuk Meningkatkan Hasil Tanaman Jagung Manis

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

PENGARUH BIOURINE SAPI DAN BERBAGAI DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELADA KROP (Lactuca sativa L.)

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

Volume 10 Nomor 2 September 2013

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

GROWTH AND YIELD RESPONSE SWEET CORN (Zea mays L. saccharata) IN INTERCROPPING SYSTEM WITH MUNG BEAN (Vigna radiata L.)

PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANONITROFOS DAN PUPUK KIMIA TERHADAP SERAPAN HARA DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG

DAFTAR TABEL. 1. Deskripsi jagung manis Varietas Bonanza... 11

Aplikasi Pupuk Organik dan Anorganik dalam Budidaya Bawang Putih Varietas Lumbu Hijau

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 3 JULI-2013 ISSN :

KAJIAN MODEL TANAM DAN WAKTU TANAM DALAM SISTEM TUMPANGSARI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BENIH JAGUNG

THE EFFECT OF VARIOUS FORMS OF AZOLLA AND N FERTILIZER ON GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays var. saccharata)

Ulfa Annisa Sutarto* ), Koesriharti dan Nurul Aini

PENGARUH KONSENTRASI DAN WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR BIOAKTIVATOR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak

PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (brassica alboglabra) PADA BERBAGAI DOSIS KOMPOS SOLID ABSTRAK

J U R N A L M E T A M O R F O S A Journal of Biological Sciences ISSN:

AGROVIGOR VOLUME 3 NO. 2 SEPTEMBER 2010 ISSN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI POLONG SEGAR EDAMAME VARIETAS RIOKO PADA EMPAT JENIS PUPUK

PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN KUALITAS NUTRISI TANAMAN OROK-OROK DAN JAGUNG MANIS SEBAGAI BAHAN PAKAN YANG DITANAM SECARA TUMPANGSARI SKRIPSI.

PENGARUH KOMBINASI KOMPOS KOTORAN SAPI DAN PAITAN (Tithonia diversifolia L.)TERHADAP PRODUKSI TANAMAN CABAI KERITING (Capsicum annum L.

THE INFLUENCE OF COVER CROPS UTILIZATION OROK-OROK (CROTALARIA JUNCEA L.) TOWARD WEED CONTROL ON MAIZE (ZEA MAYS L.) IN RAIN SEASON ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

Jurnal Lahan Suboptimal ISSN: (Print), ISSN: (Online, Vol. 4, No.2: , Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis tanaman

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

PENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan Vegetatif dan Kadar Gula Biji Jagung Manis (Zea mays saccharata, Sturt) di Pekanbaru

KOMBINASI KOMPOS KOTORAN SAPI DAN PAITAN (Tithonia diversifolia L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG (Solanum melongena L.

PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan jagung untuk pakan sudah lebih dari 50% kebutuhan

KAJIAN ABU VULKANIK GUNUNG KELUD DAN AMPAS TEBU DALAM BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.

Made Deviani Duaja 1), Nelyati 1) and Hisar Tindaon 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jamabi

Transkripsi:

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays Saccharata) PADA TUMPANGSARI DENGAN TANAMAN KANGKUNG (Ipomea reptans) EFFECT OF ORGANIK FERTILIZER ON GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays Saccharata) IN INTERCROPPING WITH KANGKUNG (Ipomea reptans) Nindy Ayu Wanna Septian *), Nurul Aini dan Ninuk Herlina Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang 65145 Jawa Timur, Indonesia *) Email: nindywanna@yahoo.com ABSTRAK Baby corn atau jagung semi merupakan salah satu produk dari tanaman jagung manis yang nilai ekonomisnya tinggi. Keuntungan lain memproduksi baby corn ialah waktu panen yang singkat. Kendala yang dialami petani baby corn ialah rendahnya produktivitas karena sarana produksi seperti pupuk dan pestisida harganya semakin tinggi. Penggunaan bahan organik sebagai pengganti pupuk kimia dan optimalisasi lahan dengan pola tanam tumpangsari bisa menjadi solusi dari permasalahan yang dihadapi petani baby corn. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui jenis dan komposisi bahan organik yang bisa menggantikan pupuk anorganik pada budidaya baby corn yang ditanam tumpangsari dengan kangkung ini telah dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2011 di Desa Dadaprejo, Batu. Penelitian ini menggunakan RAK yang terdiri atas 6 perlakuan dan 4 ulangan, yaitu A = 100% pupuk anorganik; B = 100% kompos kotoran sapi; C = 50% kompos kotoran sapi + 50% paitan (Tithonia diversifolia); D = 50% kompos kotoran sapi + 50% orok orok (Crotalaria juncea); E = 25% kompos kotoran sapi + 75% paitan (Tithonia diversifolia); F = 25% kompos kotoran sapi + 75% orok orok (Crotalaria juncea). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk anorganik, kotoran sapi serta kombinasi kotoran sapi dan pupuk hijau dengan komposisi yang berbeda-beda tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis yang dipanen muda dan kangkung. Analisis R/C ratio menunjukan bahwa pada aplikasi 50% kompos kotoran sapi + 50% paitan (Tithonia diversifolia) memiliki nilai R/C ratio tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya yaitu 2,26. Kata kunci : Baby Corn, Kompos Kotoran Sapi, Paitan (Tithonia diversifolia), Orok Orok (Crotalaria juncea) ABSTRACT Baby corn is one of a product of sweet corn which has high economic value. Moreover baby corn had an advantage is a short in harvest time. The problem of baby corn is low productivity due to the high purchase price of inorganik fertilizers and pesticides. Application of organik material as substitute inorganik fertilizers and land optimalize with intercropping as solution of baby corn cultivation. This research was to get exact type of organik fertilizers which can substitute inorganik fertilizers in intercropping baby corn and kangkung. This research was conducted in March until June 2011 at Dadaprejo, Batu. This research is using randomized block design with 6 treatments and 4 replications, consist of A = 100% anorganic, B = 100% cow manure compost; C = 50% cow manure compost + 50% green manure Tithonia diversifolia, D = 50% cow manure compost + 50% green manure Crotalaria juncea; E = 25% cow manure compost + 75% green manure Tithonia diversifolia; F = 25% cow manure compost + 75% green manure Crotalaria juncea. Result of the research show that application of anorganik fertilizer, cow

142 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 3, Nomor 2, Maret 2015, hlm. 141-148 manure compost and combination of cow manure compost and green manure on different composition not significant different. R/C ratio analysis show that treatment application 50% cow manure compost and 50% green manure Tithonia diversifolia has R/C ratio 2,26 is higher than other treatments. Keywords : Baby Corn, Cow Manure Compost, Paitan (Tithonia diversifolia), Orok Orok (Crotalaria juncea) PENDAHULUAN Jagung semi (baby corn) ialah salah satu produk dari jagung manis yang dipanen muda. Keuntungan memproduksi jagung semi ini adalah waktu panen yang singkat dan harga jual yang tinggi. Dalam pengembangannya usahatani tanaman ini mengalami kendala yaitu rendahnya produktivitas karena tingginya harga sarana produksi salah satunya adalah pupuk anorganik. Jagung manis memerlukan unsur hara lebih banyak terutama unsur N, yaitu sebesar 150 300 kg N ha -1 dibandingkan dengan jagung biasa yang hanya membutuhkan 70 kg N ha -1 sehingga tanaman jagung manis dapat digolongkan sebagai tanaman yang rakus hara (Simanihuruk et al., 2002). Penggunaan pupuk anorganik secara terus-menerus tanpa tambahan pupuk organik dapat menguras bahan organik tanah dan menyebabkan degradasi kesuburan hayati tanah. Penggunaan bahan organik sebagai pengganti pupuk kimia dan optimalisasi lahan dengan pola tanam tumpangsari bisa menjadi alternatif pemecahan permasalahan yang dihadapi. Penggunaan bahan organik seperti kompos kotoran sapi, paitan (Tithonia diversifolia) dan orok orok (Crotalaria juncea) bermanfaat untuk memperbaiki struktur tanah yang rusak akibat penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. Hasil penelitian Mayun (2007) menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi 30 ton.ha -1 memberikan pengaruh yang nyata pada pertumbuhan dan hasil umbi bawang merah per hektar meningkat baik pada tanpa mulsa maupun pada pemberian mulsa. Polii (2009) menyatakan bahwa rentan waktu pemberian pupuk kandang 2, 3 dan 4 minggu sebelum tanam meningkatkan bobot segar tanaman kangkung. Hijauan paitan berpotensi sebagai sumber hara, mengandung 3,5% N, 0,37% P, dan 4,10% K sehingga dapat digunakan sebagai sumber N, P, dan K bagi tanaman. Dengan biomassa paitan 1 kg berat kering.m - 2.tahun -1, yang setara dengan 10 ton berat kering.ha -1.tahun -1, dapat diperoleh sekitar 350 kg N, 40 kg P, 400 kg K, 60 kg Ca, dan 30 kg Mg.ha -1.tahun -1 (Hartatik, 2007). Hasil penelitian Martajaya et al., (2009) menunjukkan bahwa pemberian paitan dalam kurun waktu seminggu sebelum tanam pada tanam jagung manis dapat menghasilkan bobot segar tongkol tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya yaitu sebesar 8,5 ton.ha -1. Hasil penelitian Maharani (2008) menunjukkan bahwa pemberian orok orok pada tanaman jagung menunjukkan pertumbuhan lebih baik dibandingkan dengan perlakuan tanpa orok orok. orok orok dengan umur 3 minggu dan dosis 30 ton.ha- 1 menghasilkan berat kering total tanaman tertinggi daripada perlakuan yang lain yaitu sebesar 8,12 ton.ha -1. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Dadaprejo, Batu pada bulan Maret 2011 hingga Juni 2011. Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain : cangkul, sabit, penggaris, timbangan, lightmeter, oven. Bahan yang digunakan adalah benih jagung manis, benih kangkung, tanaman orok orok segar, tanaman paitan segar, kompos kotoran sapi, pupuk Urea, SP36 dan KCl serta pestisida nabati. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan yang diulang empat kali. Penelitian ini menggunakan perlakuan yaitu A = 100% pupuk anorganik (769 kg Urea.ha -1, 417 kg SP36.ha -1 dan 250 kg KCl.ha -1 ); B = 100% kompos kotoran sapi (kompos kotoran sapi 41.19 ton.ha -1 ); C = 50% kompos kotoran sapi + 50% paitan (Tithonia diversifolia) (kompos kotoran sapi 20.59 ton.ha -1 dan paitan segar 13.41 ton.ha -1 ); D = 50% kompos kotoran sapi +

143 Septian, dkk, Pengaruh Pupuk Organik... 50% orok orok (Crotalaria juncea) (kompos kotoran sapi 20.59 ton.ha -1 dan orok orok segar 13.62 ton.ha -1 ); E = 25% kompos kotoran sapi + 75% paitan (Tithonia diversifolia) (kompos kotoran sapi 10.30 ton.ha -1 dan paitan segar 20.10 ton.ha -1 ); F = 25% kompos kotoran sapi + 75% orok orok (Crotalaria juncea) (kompos kotoran sapi 10.30 ton.ha -1 dan orok orok segar 20.43 ton.ha -1 ). Pengamatan dilakukan secara non destruktif, destruktif, panen dan pengamatan penunjang. Untuk tanaman jagung manis pengamatan non destruktif dilakukan ketika tanaman berumur 10, 20, 30, 40, 50 dan 60 HST sedangkan untuk tanaman kangkung pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 6, 11, 16 dan 21 HST. Pengamatan non destruktif meliputi panjang tanaman, jumlah daun, luas daun, indeks luas daun (ILD) dan jumlah tongkol muda (untuk jagung manis). Pada jagung manis pengamatan destruktif dilakukan pada umur 20, 40 dan 60 HST sedangkan pada kangkung pengamatan dilakukan pada umur 6, 11, 16 dan 21 HST. Pengamatan destruktif meliputi bobot segar tanaman, bobot kering total tanaman dan laju pertumbuhan tanaman (LPT) sedangkan bobot segar tongkol berkelobot, bobot segar tongkol kupas dan bobot segar tongkol per hektar. Pengamatan panen dilakukan pada umur ± 60 HST untuk jagung manis karena yang dipanen adalah tongkol muda dan ± 21 HST untuk kangkung darat. Pengamatan penunjang meliputi pengamatan intensitas cahaya dan analisis tanah. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (uji F hitung) pada taraf 5% untuk mengetahui adanya pengaruh setiap perlakuan. Apabila terdapat beda nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT taraf 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan pada berbagai jenis dan komposisi pupuk organik maupun anorganik menunjukkan pertumbuhan dan hasil yang secara umum tidak berbeda nyata antar perlakuan. Pada keseluruhan, perlakuan berpengaruh nyata terhadap bobot segar tanaman, bobot kering tanaman dan luas daun tanaman pada tanaman jagung manis, sedangkan pada tanaman kangkung perlakuan berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman, jumlah daun, bobot segar tanaman dan luas daun. Akan tetapi, perbedaan ini tidak mempengaruhi hasil tanaman jagung manis yang dipanen muda dan kangkung. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian bahan organik yang memiliki nilai N setara dengan komposisi rekomendasi anorganik (0.35 t N/ha) mampu mendukung pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis yang dipanen muda dan kangkung seperti halnya pupuk anorganik. Tabel 1 menunjukkan bahwa pada umur 20 dan 60 HST perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap bobot segar tanaman jagung manis, tetapi perlakuan berpengaruh nyata pada umur 40 HST. Pada Tabel 2 juga menunjukkan hal yang sama dengan Tabel 1 bahwa pada umur 20 dan 60 HST perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap bobot kering tanaman jagung manis, tetapi perlakuan berpengaruh nyata pada umur 40 HST. Tabel 1 Rata rata bobot segar tanaman jagung manis pada berbagai perlakuan Rata - rata Bobot Segar Tanaman (g) pada umur (hst) 20 40 60 A (anorganik) 3.48 35.00 d 328.50 B (100% KKS) 2.03 21.33 b 489.00 C (50% KKS + 50% P) 1.49 22.84 c 517.50 D (50% KKS + 50% OO) 2.13 19.84 b 459.75 E (25% KKS + 75% P) 2.82 15.25 a 433.25 F (25% KKS + 75% OO) 4.23 23.33 c 475.75 BNT 5% tn 1.49 tn Keterangan : tn: tidak nyata pada uji BNT 5%, KKS : kompos kotoran sapi, P : paitan (Tithonia diversifolia), OO : orok orok (Crotalaria juncea).

144 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 3, Nomor 2, Maret 2015, hlm. 141-148 Tabel 2 Rata Rata Bobot Kering Tanaman Jagung Manis pada Berbagai Rata - rata Bobot Kering Tanaman (g) pada umur (hst) 20 40 60 A (anorganik) 0.79 7.84 b 91.63 B (100% KKS) 0.51 7.28 b 122.18 C (50% KKS + 50% P) 0.38 6.60 b 101.75 D (50% KKS + 50% OO) 0.65 4.17 a 105.48 E (25% KKS + 75% P) 0.87 4.47 a 114.4 F (25% KKS + 75% OO) 1.00 5.74 b 120.5 BNT 5% tn 0.95 tn Tabel 3 Rata Rata Luas Daun Tanaman Jagung Manis pada Berbagai Rata - rata Luas Daun per Tanaman (cm 2 ) pada umur (hst) 10 20 30 40 50 60 A (anorganik) 5.36 21.40 68.55 b 118.87 c 260.17 1103.96 B (100% KKS) 5.39 24.30 90.44 c 123.06 c 240.35 1224.18 C (50% KKS + 50% P) 6.02 23.36 74.42 b 83.33 b 239.16 1163,66 D (50% KKS + 50% OO) 5.16 19.94 40.81 a 51.17 a 160.09 1014.09 E (25% KKS + 75% P) 4.32 16.71 63.55 b 75.45 b 259.17 1254.11 F (25% KKS + 75% OO) 5.22 19.00 54.42 b 91.40 b 268.93 1269.86 BNT 5% tn tn 9.57 12.10 tn tn Tabel 3 menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap luas daun tanaman jagung manis pada umur 10, 20, 50 dan 60 HST, sedangkan pada umur 30 dan 40 HST perlakuan berpengaruh nyata. Perluasan helai daun pada tanaman adalah peran dari nitrogen. Nitrogen adalah penyusun dari semua protein dan asam nukleat. Semakin banyak nitrogen yang diserap oleh tanaman, daun akan tumbuh lebih lebar sehingga proses fotosintesis berjalan lancar dan biomassa total tanaman menjadi lebih banyak (Sudartiningsih et al., 2002). Pada peubah pengamatan tanaman jagung manis yang berpengaruh nyata, hampir keseluruhan terjadi pada umur pengamatan antara 20 40 HST. Hal ini diduga karena bahan organik yang diberikan baru dapat memenuhi unsur hara yang dibutuhkan pada umur 20 40 HST. Sugito (1995) menyatakan bahwa bahan organik tanah umumnya tidak bersifat stabil perubahan ke dalam bentuk atau senyawa yang lebih sederhana secara cepat atau lambat akan terjadi di dalam tanah. Selain itu kemungkinan terjadi kompetisi dengan tanaman kangkung pada awal tanam sehingga tanaman jagung tidak dapat menyerap unsur hara secara maksimal. Tabel 4 menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman kangkung pada 16 dan 21 HST tetapi tidak berpengaruh nyata pada awal pertumbuhannya. Pada Tabel 5 juga menunjukkan hal yang serupa dengan Tabel 4, dimana perlakuan berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman kangkung pada 16 dan 21 HST tetapi tidak berpengaruh nyata pada awal pertumbuhannya. Kohar et al. (2005) menyatakan bahwa akar tanaman kangkung berfungsi maksimal untuk penyerapan pada umur 14 HST.

145 Septian, dkk, Pengaruh Pupuk Organik... Tabel 4 Rata Rata Panjang Tanaman Kangkung pada Berbagai Rata - rata Panjang Tanaman (cm) pada umur (hst) 6 11 16 21 A (anorganik) 5.43 9.12 13.21 c 15.16 c B (100% KKS) 4.02 7.95 11.69 b 13.98 b C (50% KKS + 50% P) 4.42 8.38 11.44 b 13.44 b D (50% KKS + 50% OO) 3.16 6.61 8.31 a 10.31 a E (25% KKS + 75% P) 4.77 8.48 10.86 b 12.86 b F (25% KKS + 75% OO) 5.36 9.11 11.14 b 13.31 b BNT 5% tn tn 0.89 0.89 Tabel 5 Rata Rata Luas Daun Tanaman Kangkung pada Berbagai Rata - rata Luas Daun (cm 2 ) pada umur (hst) 6 11 16 21 A (anorganik) 0.99 c 8.51 16.18 c 58.49 c B (100% KKS) 0.60 b 6.23 11.85 b 42.93 b C (50% KKS + 50% P) 0.64 b 5.55 10.69 b 41.39 b D (50% KKS + 50% OO) 0.48 a 3.86 5.88 a 31.92 a E (25% KKS + 75% P) 0.65 b 5.65 9.94 b 39.86 b F (25% KKS + 75% OO) 0.71 b 8.04 13.11 b 44.30 b BNT 5% 0.11 tn 1.80 4.65 Tabel 6 menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata terhadap bobot segar tanaman kangkung pada awal tanaman yaitu 6 HST. Pada 11, 16 dan 21 HST perlakuan tidak berpengaruh nyata. Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa pada 16 dan 21 HST perlakuan berpengaruh nyata terhadap luas daun tanaman kangkung sedangkan pada awal pertumbuhannya yaitu 6 dan 11 HST perlakuan tidak berpengaruh nyata. Hal ini disebabkan karena tanaman kangkung merupakan tanaman yang dipanen pada fase vegetatif dan memiliki perakaran yang cukup baik dalam penyerapan unsur hara. Kohar et al. (2005) menyebutkan bahwa kangkung termasuk salah satu tanaman yang mudah penyerapan akarnya baik, tanaman ini dapat digunakan sebagai indikator adanya logam Pb pada media tanam. Pembubuhan unsur hara N akan mendorong pertumbuhan organ-organ yang berkaitan dengan fotosintesis, yaitu daun. Tanaman yang cukup mendapat suplai N akan membentuk helai dan yang luas dengan kandungan klorofil tinggi, sehingga tanaman dapat menghasilkan asimilat dalam jumlah cukup untuk menopang pertumbuhan vegetatif. Jika ditinjau dari segi hasil, hasil panen tumpangsari tanaman jagung manis yang dipanen muda dan kangkung pada perlakuan anorganik dan organik menunjukkan hasil yang tidak nyata. Meski demikian, jenis bahan organik juga mempengaruhi hasil panen tanaman jagung manis yang dipanen. Hal ini terlihat dari nilai hasil panen tanaman jagung manis pada aplikasi kombinasi 50% kompos kotoran sapi + 50% paitan segar yang lebih besar dibandingkan perlakuan pemberian bahan organik lainnya (Tabel 8). Pada Tabel 8 juga dapat dilihat bahwa aplikasi kombinasi 50% kompos kotoran sapi + 50% paitan segar memiliki nilai R/C ratio tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Nilai R/C menunjukkan besarnya presentase hasil penjualan dari modal yang dikeluarkan, sehingga dari hasil analisis tersebut bisa diketahui perlakuan mana yang sesuai

146 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 3, Nomor 2, Maret 2015, hlm. 141-148 modal yang dimiliki serta kemudahan ketersediaan bahan organik. Tabel 9 merupakan hasil analisis awal sebelum dilakukan perlakuan dan hasil analisis tanah setelah dilakukan perlakuan. Pemberian bahan organik ke dalam tanah dapat memperbaiki atau meningkatkan kesuburan pada tanah mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan pupuk anorganik, selain proses pelepasan hara secara bertahap, juga dalam pupuk organik terkandung beberapa bahan lainnya yang dapat memperbaiki kesuburan tanah, sedangkan pupuk anorganik hanya mengandung satu atau lebih unsur hara, yang segera terurai ditanah, dan langsung tersedia bagi tanaman, sehingga sedikit residu yang ditinggalkan pada tanah. Tabel 6 Rata Rata Bobot Segar Tanaman Kangkung pada Berbagai Rata - rata Bobot Segar per Tanaman (g) pada umur (hst) 6 11 16 21 A (anorganik) 0.97 c 1.39 4.61 10.75 B (100% KKS) 0.73 a 0.98 4.19 9.77 C (50% KKS + 50% P) 0.86 b 1.26 6.01 14.03 D (50% KKS + 50% OO) 0.56 a 0.93 3.71 8.66 E (25% KKS + 75% P) 1.04 c 1.19 5.11 11.93 F (25% KKS + 75% OO) 0.64 a 1.09 4.38 10.22 BNT 5% 0.09 tn tn tn Tabel 7 Rata Rata Luas Daun Tanaman Kangkung pada Berbagai Rata - rata Luas Daun (cm 2 ) pada umur (hst) 6 11 16 21 A (anorganik) 0.99 c 8.51 16.18 c 58.49 c B (100% KKS) 0.60 b 6.23 11.85 b 42.93 b C (50% KKS + 50% P) 0.64 b 5.55 10.69 b 41.39 b D (50% KKS + 50% OO) 0.48 a 3.86 5.88 a 31.92 a E (25% KKS + 75% P) 0.65 b 5.65 9.94 b 39.86 b F (25% KKS + 75% OO) 0.71 b 8.04 13.11 b 44.30 b BNT 5% 0.11 tn 1.80 4.65 Tabel 8 Rata Rata Hasil Panen Dan R/C Ratio pada Berbagai Rata - rata Hasil Panen Baby Corn Kangkung R/C ratio tanpa Bobot Bobot berkelobot (ton.ha -1 kelobot Biologis Ekonomis ) (ton.ha -1 ) (ton.ha -1 ) (ton.ha -1 ) A (anorganik) 6.88 1.67 5.85 5.51 2.03 B (100% KKS) 8.04 1.93 5.31 4.97 1.50 C (50% KKS + 50% P) 9.99 2.48 6.28 5.94 2.26 D (50% KKS + 50% OO) 7.33 1.65 5.05 4.37 1.69 E (25% KKS + 75% P) 6.83 1.74 6.49 5.98 1.83 F (25% KKS + 75% OO) 6.02 1.58 6.57 5.99 1.64 BNT 5% tn tn tn tn Keterangan : tn: tidak nyata pada uji BNT 5%, KKS : kompos kotoran sapi, P : paitan (Tithonia diversifolia), OO : orok orok (Crotalaria juncea).

Tabel 9 Hasil Analisis Tanah Sebelum dan Setelah 147 Septian, dkk, Pengaruh Pupuk Organik... Asal Tanah ph Larut Bahan Organik P 2 O 5 K H 2 O KCl %C %N C/N (ppm) Tanah awal 6.49 s 5.60 s 1.50 r 0.14 r 11.03 s 10.00 r 0.49 s A (anorganik) 6.22 s 5.30 s 1.60 r 0.16 r 10.06 r 12.9 s 0.61 t B (100% KKS) 6.46 s 5.55 s 1.85 r 0.17 r 11.14 s 13.2 s 0.70 t C (50% KKS + 50% P) 7.00 s 6.30 t 1.80 r 0.16 r 11.25 s 13.0 s 0.50 s D (50% KKS + 50% OO) 6.54 s 5.56 s 1.76 r 0.16 r 10.73 r 13.4 s 0.55 s E (25% KKS + 75% P) 6.85 s 6.00 s 1.90 r 0.18 r 10.86 r 14.0 s 0.49 s F (25% KKS + 75% OO) 6.58 s 5.59 s 1.89 r 0.17 r 11.12 s 13.8 s 0.60 t Rendah sekali (rs) < 4.0 < 2.5 < 1.0 < 0.1 < 5 < 5 < 0.1 Rendah ( r ) 4.1-5.5 2.6-4.0 1.1-2.0 0.11-0.2 5-10 5 10 0.1-0.3 Sedang (s) 5.6-7.5 4.1-6.0 2.1-3.0 0.21-0.5 11-15 11 15 0.4-0.5 Tinggi (t) 7.6-8 6.1-6.5 3.1-5.0 0.51-0.75 16-20 16 20 0.6-1.0 Tinggi sekali (ts) > 8 > 6.5 > 5.0 > 0.75 > 25 > 20 > 1.0 Keterangan : Tanah awal berasal dari Desa Dadaprejo, Batu dengan jenis tanah alfisol, KKS : kompos kotoran sapi, P : paitan (Tithonia diversifolia), OO : orok orok (Crotalaria juncea). Perbaikan kesuburan tanah ini ditunjukkan dengan kandungan unsur pada residu akhir panen pada tanah yang diberi bahan organik, seperti kandungan C organik, N, P, dan K lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk anorganik (Tabel 9). Hal ini sesuai dengan Kuo dan Jellum (2000) yang menyatakan bahwa pupuk organik sering digunakan dalam ameliorasi kesuburan tanah, untuk memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah, meskipun untuk pemupukan yang bertujuan meningkatkan produksi dapat dilakukan, tapi masih dibutuhkan dalam jumlah besar. Penggunaan pupuk organik dapat mengurangi pencemaran lingkungan karena bahan-bahan organik tersebut tidak dibuang sembarangan yang dapat mengotori lingkungan terutama badan perairan umum (Setyorini, 2005). KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi kombinasi 50% kompos kotoran sapi + 50% paitan mampu menghasilkan tongkol muda tanpa kelobot jagung manis tertinggi dibandingkan perlakuan lain yaitu sebesar 2,48 ton.ha -1. Hasil analisis R/C ratio juga menunjukkan bahwa aplikasi kombinasi 50% kompos kotoran sapi + 50% paitan memiliki nilai R/C ratio tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya yaitu sebesar 2,26. DAFTAR PUSTAKA Hartatik, W. 2007. Tithonia diversifolia Sumber Pupuk Hijau. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 29 (5) : 3 5. Kuo, S and E.J. Jellum. 2000. Long-term Winter Cover Cropping Effects on Corn (Zea mays L.) Production and Soil Nitrogen Availability. Biol Fertil Soils. 31(2) : 470 477. Kohar, P. Hartatie dan Imelda. 2005. Studi Kandungan Logam Pb dalam Tanaman Kangkung Umur 3 dan 6 Minggu yang Ditanam di Media yang Mengandung Pb. Makara Sains. 9 (2) : 56 59. Maharani, D. 2008. Pengaruh Umur dan Dosis Orok Orok (Crotalaria juncea L.) sebagai Pupuk Hijau pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung. Skripsi. FP-UB. Malang. Martajaya, M., L. Agustina dan Syekhfani. 2009. Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis (Zea mays Saccharata Sturt) yang Dipupuk Beberapa Macam Pupuk Organik pada Saat yang Berbeda terhadap Anorganik. Crop Agro J. Ilmiah Budidaya Pertanian. 2 (2) : 90 102. Mayun, I. A. 2007. Efek Mulsa Jerami Padi dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah di Daerah Pesisir. Agritrop. 26 (1) : 33 40.

148 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 3, Nomor 2, Maret 2015, hlm. 141-148 Polii, M.G.M. 2009. Respon Produksi Tanaman Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir) terhadap Variasi Waktu Pemberian Pupuk Kotoran Ayam. Soil Environment. 7 (1) : 18 22. Setyorini, D. 2005. Pupuk Organik Tingkatkan Produksi Pertanian. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 27 (6) : 13 15. Simanihuruk, B. W, A. D Nusantara dan Faradilla. 2002. Peranan EM 5 dan Pupuk NPK dalam Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis pada Lahan Alang alang. Jurnal Ilmu ilmu Pertanan Indonesia. 4 (1) : 56 61. Sudartiningsih, D., S. R. Utami dan B. Prasetya. 2002. Pengaruh pemberian pupuk urea dan pupuk organik diperkaya terhadap ketersediaan dan serapan N serta produksi cabai besar (Capsicum annuum L.) pada tanah Inceptisol Karangploso Malang. Agrivita. 24(1) : 63 69.