I. PENDAHULUAN. Pemerintahan pada hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat, pemerintah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan Undang-Undang No 12 Tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. dalam strategi World Trade Organization (WTO) pada tahun 2010 Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pemerintah sebagai abdi masyarakat merupakan pihak yang bertanggung

1. PENDAHULUAN. Persaingan ini muncul karena semakin banyaknya perusahaan yang menawarkan

70BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

MANAJEMEN MUTU (KEPUASAN PELANGGAN)_AEP NURUL HIDAYAH_(RKM )_REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN_POLITEKNIK TEDC BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang memuaskan (satisfactory healty care). (Depkes RI, 2005).

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah sektor jasa yang mampu menciptakan kesempatan kerja lebih

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat ke rumah sakit atau ke balai pengobatan itu sendiri. Hal ini tentunya

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi atau melebihi harapan. Maka dapat dikatakan, bahwa hal-hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. jasa atau pelayanan yang mereka jual. Dahulu kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah Sakit.

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Riset dalam pelayanan pelanggan secara berulang-ulang menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari. pembangunan sumber daya manusia, yaitu mewujudkan bangsa yang maju

BAB I PENDAHULUAN. SEM (Structural Equation Modeling) adalah suatu teknik statistik yang

BAB I PENDAHULUAN. Peran utama pemerintah terhadap rakyat adalah memberikan. pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang

PENDAHULUAN. seperti yang disajikan oleh data dibawah ini: Tabel I. Data Populasi Kota Bandung. Pria Wanita

BAB I PENDAHULUAN. sejak tahun 2001 dengan pengentasan kemiskinan melalui pelayanan kesehatan. gratis yang dikelola oleh Departemen Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan ibu dan bayi merupakan perhatian utama. bayi terbesar di Indonesia adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya (Depkes RI, 2009)

ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEGIATAN JASA RAWAT INAP DI RSU TIDAR MAGELANG

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali pelayanan penunjang medis di bidang farmasi. Pelayanan yang baik

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I

Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan RSAB Harapan Kita. Tabel 1.2 Jumlah Konsultasi Kebidanan Eksekutif Dan Kebidanan Umum Di RSAB Harapan Kita

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gambaran kepuasan..., Venty Rahma Ayunda, FKM UI,

BAB I PENDAHULUAN. Pada Era Otonomi Daerah dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan persaingan bisnis pada era globalisasi dewasa ini. semakin tidak dapat diprediksikan. Selain itu disertai juga dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia dan menjadi hak asasi

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini, iklim kompetisi dalam dunia perdagangan semakin terasa. Di sisi lain

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Setiap orang melakukan berbagai cara untuk memperoleh kesehatan

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sejak pertama kali berdirinya suatu negara, pemerintah dan masyarakat

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor publik diakhiri dengan proses pertanggungjawaban publik, proses inilah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan faktor fundamental yang harus dibangun. atas pelayanan kesehatan. Rumah sakit adalah bagian yang amat penting

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. menunjang aktivitas sehari-hari. Kesehatan adalah kondisi yang terus

Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hak atas kesehatan ini dilindungi oleh konstitusi, seperti : tercantum

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan organisasi dengan kompleksitas yang sangat tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Pentingnya Kegiatan Magang Bagi Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan saat ini masyarakat mulai memasukkan kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. baik (good governance). Menurut Thoha dalam Jurnal Pendayagunaan Aparatur

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis saat ini mencatat perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Namun seiring berkembangnya zaman, rumah sakit pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. sakit dalam bahasa inggris disebut hospital. Kata hospital berasal dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yaitu suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. akan meningkatkan kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat. Reformasi di bidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

I. PENDAHULUAN. tetapi juga mencakup pelayanan yang bersifat pencegahan (preventif) untuk

menuntut untuk memperoleh pelayanan yang paling memuaskan.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nursalam, Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295

BAB I PENDAHULUAN. keamanan, keterisolasian, keterbelakangan, kemiskinan, kebodohan, keterbatasan,

PENGARUH PROSEDUR DAN FASILITAS PELAYANAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PESERTA PROGRAM JAMKESMAS DI PUSKESMAS I CILONGOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya rumah sakit merupakan tempat pemenuhan kebutuhan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa

kinerja yang berkualitas merupakan suatu kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan masyarakat. Program ini diarahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Mulut yang merupakan pusat rujukan, pendidikan dan penelitian (Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. sakit adalah kemampuan rumah sakit dalam memberikan layanan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. layanan kesehatan juga terus berubah. Untuk itu semua aspek termasuk sumber

A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis dan. manajemen (Tjiptono dan Chandra, 2005:192).

PENGARUH PERSEPSI KUALITAS JASA PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN DI RSU SARAS HUSADA PURWOREJO. Skripsi

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintahan pada hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat, pemerintah tidak diadakan untuk melayani dirinya sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama (Rasyid, 1998). Isu tentang pemberian pelayanan publik semakin mencuat kepermukaan di era reformasi sekarang ini. Pemberian pelayanan yang baik oleh lembaga atau instansi pemberi layanan merupakan kewajiban pemerintah selaku pemberi pelayanan. Lembaga pemberi layanan publik atau masyarakat harus mampu merespon berbagai aspirasi, tuntutan dan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di masyarakat sehingga diharapkan berbagai layanan yang diberikan mampu membantu kebutuhan masyarakat luas.

2 Maggasingang (2010) menyatakan bahwa : Pemberian layanan yang baik dapat meningkatkan kredibilitas suatu layanan dalam masyarakat dan sebaliknya bila pelayanan yang diberikan tidak baik maka cepat atau lambat layanan tersebut tidak akan mampu bersaing dengan yang lain pada akhirnya, dan membuat masyarakat enggan atau bahkan meninggalkan lembaga tersebut. Pemberian layanan kepada masyarakat tersebut mempunyai implikasi yang luas baik dibidang politik, ekonomi, pendidikan, maupun kesehatan. Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih adanya berbagai keluhan masyarakat terhadap pelayanan publik salah satunya pelayanan kesehatan, sehingga dapat menimbulkan citra yang kurang baik terhadap pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Mengingat fungsi utama pemerintah adalah melayani masyarakat maka pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan khususnya pelayanan kesehatan (Maggasingang, 2010 : 88). Rumah sakit merupakan suatu unit kerja yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Kemajuan di berbagai bidang serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kesehatan menjadi suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Rumah sakit berupaya untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya, hal ini sesuai dengan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 yang menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

3 Rumah sakit dituntut untuk menjadi organisasi bisnis yang berfokus pada konsumen sehingga memiliki kemampuan untuk dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Caranya adalah dengan menciptakan kepuasan pelanggan melalui peningkatan kualitas jasa. Usaha dan operasional rumah sakit terfokuskan kepada keinginan, harapan, dan kebutuhan pasien. Jaminan mutu layanan kesehatan atau quality assurance in healthcare merupakan salah satu pendekatan atau upaya yang sangat penting serta mendasar dalam memberikan layanan kesehatan kepada pasien. Menurut Anjaryani (2009) menyatakan bahwa : Quality assurance meliputi semua kegiatan-kegiatan dan penataan-penataan untuk menjaga keselamatan, memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan. Upaya peningkatan mutu pelayanan medis tidak dapat dipisahkan dengan upaya standarisasi pelayanan medis. Oleh karena itu, pelayanan kesehatan di rumah sakit wajib mempunyai standar pelayanan medis yang kemudian perlu ditindaklanjuti dengan penyusunan standar prosedur operasional. Standar pelayanan publik wajib dimiliki oleh institusi penyelenggara layanan publik untuk menjamin diberikannya pelayanan yang berkualitas oleh penyedia layanan publik sehingga masyarakat penerima pelayanan publik merasakan adanya nilai yang tinggi atas pelayanan tersebut. Bagi pemerintah sebagai otoritas yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan publik, penetapan standar pelayanan untuk menjamin dilakukannya akuntabilitas pelayanan publik sangat penting. Standar pelayanan publik dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk selalu meningkatkan mutu pelayanan.

4 Kualitas pelayanan dan kepuasan pasien menjadi indikator keberhasilan penyelenggaraan pelayanan di rumah sakit untuk meningkatkan kualitas jasa kesehatan. Kualitas pelayanan sangat penting sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketetapan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan (Simamora, 2003). Dengan kualitas pelayanan yang baik pasien akan merasa puas (pelayanan sesuai dengan yang diharapkan). Kualitas pelayanan yang baik tidak cukup hanya dicapai, tetapi juga dipelihara dan dipertahankan mengingat adanya pergeseran kebutuhan, harapan, dan keinginan pelanggan dan berbagai pihak yang berkepentingan. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih berkualitas dan konsisten. Kuncinya adalah memenuhi atau melebihi harapan kualitas pelayanan pasien, sehingga dapat menciptakan loyalitas pelanggan. Bentuk pelayanan yang berkembang saat ini membuat kualitas pelayanan menjadi sangat rumit dan sulit diukur, karena hasil yang terlihat merupakan resultante dari berbagai faktor yang berpengaruh. Upaya dari berbagai pihak untuk mencapai kualitas pelayanan yang baik, dalam hal ini diperlukan kerjasama dari setiap unit yang mengambil peran sangat penting. Menurut Simamora (2003) ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan yaitu expected service dan perceived service. Apabila pelayanan yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika pelayanan yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sebagai kualitas pelayanan yang ideal. Sebaliknya bila pelayanan yang diterima lebih rendah daripada harapan pelanggan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk. Dengan demikian baik tidaknya kualitas pelayanan tergantung pada kemampuan penyedia layanan dalam memenuhi harapan pasien.

5 Kepuasan pasien merupakan nilai subyektif terhadap kualitas pelayanan yang diterima oleh pasien di dalam industri jasa kesehatan. Nilai subyektif ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, pendidikan, keadaan emosional dan lingkungan pasien. Kepuasan pasien akan tetap didasari oleh kenyataan yang obyektif yang dialami pasien pada saat menerima palayanan dirumah sakit (http://www.pamjaki.org. tanggal 12 Desember 2012 jam 19.30 WIB) Kepuasan itu sendiri menurut Kotler (2004) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-harapan. Pasien yang puas merupakan aset yang sangat berharga karena apabila pasien puas mereka akan terus melakukan pemakaian terhadap jasa pilihanya, tetapi jika pasien tidak puas maka pasien tidak akan menggunakan jasa tersebut dan akan memberitahukannya kepada konsumen lain. Untuk menciptakan kepuasan pasien perusahaan jasa kesehatan (rumah sakit) harus menciptakan dan mengelola suatu sistem untuk memperoleh pasien yang lebih banyak dan mampu untuk mempertahankan pasiennya. Sehingga dalam hal ini penulis ingin mengetahui indeks kepuasan masyarakat (IKM) di Rumah Sakit Umum Daerah Jend. Ahmad Yani Kota Metro. Berdasarkan berita yang disajikan dari LAMPUNGWATCH ; Rumah Sakit Umum Jenderal Ahmad Yani Metro yang berlabel Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) diduga mengabaikan pasien peserta Jamkesmas dan keluarga miskin (gakin). Hal ini menyebabkan pasien Jamkesmas memilih pindah ke rumah sakit swasta yang dapat memberikan pelayanan lebih baik. Pasien terpaksa melakukan hal ini karena saat baru datang, hal yang selalu ditanyai dulu oleh petugas dan dokter adalah soal pembiayaan. Petugas rumah sakit berdalih pertanyaan tersebut untuk membedakan pelayanan dan jenis obat.

6 Berdasarkan pantauan Radar Lampung edisi Selasa, 24 Januari 2012 : METRO - Masyarakat kelas bawah semakin sulit saja mendapatkan pelayanan kesehatan di Kota Metro. Lihat saja tarif pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Ahmad Yani (RSUDAY) yang berlaku per 1 Januari 2012. RS pelat merah itu menaikkan berbagai tarif pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Tak tanggung-tanggung, meroketnya hingga 500 persen dari tarif sebelumnya. Peningkatan tarif sampai 500 persen ini mengundang keprihatinan wakil rakyat di DPRD Metro. Anggota Komisi II Nasriyanto Efendi menyayangkan penerapan tarif itu, yang notabenenya akan berdampak pada beratnya masyarakat umum mendapatkan pelayanan kesehatan. Berdasarkan pantauan Radar Lampung edisi Jumat, 20 September 2013 : METRO Halaman Rumah Sakit Umum Achmad Yani (RSUAY) Kota Metro memutih kemarin. Itu lantaran aksi unjuk rasa yang dilakukan para tenaga medis rumah sakit milik Pemkot Metro tersebut. Dalam aksinya, para perawat dan bidan menuntut manajemen RSUAY transparan dalam pembagian jasa pelayananan medis. Insani selaku juru bicara para tenaga medis menuturkan, aksi unjuk sara terpaksa dilakukan karena terjadi kesenjangan dalam pembagian jasa pelayanan medis antara pejabat struktural, dokter, dan paramedis. Bahkan, uang jasa medis yang bersumber dari jamkesmas belum dibayarkan kepada mereka selama lima bulan. Sedangkan jasa jamkesta untuk tahun ini juga belum terbayarkan. Berdasarkan hasil wawancara beberapa pengunjung Rumah Sakit Ahmad Yani. Sabtu, 15 Juni 2013, pelayanan yang diberikan belum cukup memuaskan. beberapa diantaranya masih ada yang memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar pelayanan. Hal ini sesuai yang dikatakan Sutikno (32 tahun) dan Undiyah (54 tahun) bahwa pelayanan kesehatan di RSAY belum cukup memuaskan. Hal ini dikarenakan di RSAY masih ada kekurangan dalam melayani pasien. Misalnya, pendamping atau keluarga pasien masih harus mengambil obat di apotik RSAY padahal tidak semua pasien didampingi lebih dari satu orang, jika

7 pendamping pasien itu mengambil obat bagaimana dengan si pasien yang ditinggal sendiri. Dan selain itu juga sarana prasarana di RSAY masih belum cukup memuaskan karena masih ada kamar di ruang rawat inap yang pintunya tidak dapat ditutup atau dikunci rapat, sehingga hal ini mengurangi kenyamanan pasien atau keluarga pasien. Hasil observasi peneliti, beberapa karyawan juga melayani pelanggan tanpa senyum, mengobrol dengan teman, tidak langsung melakukan pekerjaan tetapi malah mengerjakan hal lain terlebih dahulu, dan melakukan percakapan lewat telepon saat sedang bekerja. Beberapa perilaku di atas mengindikasikan kualitas pelayanan kepada pasien masih cukup kurang. Terkait dengan hal-hal tersebut diatas, maka untuk mengetahui kinerja pelayanan publik yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit Umum Ahmad Yani dipandang perlu untuk melakukan penelitian atau pengkajian terkait dengan kepuasan masyarakat terhadap kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh satuan kerja pemerintah daerah di tingkat kabupaten/kota dalam upaya peningkatan pelayanan masyarakat di tingkat kabupaten/kota dalam penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good governance). B. Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Aprilia Rahmawati (Tahun 2011) dengan judul penelitian Audit Sistem Kepastian Kualitas Pelayanan Jasa Rawat Jalan dan Pelayanan Jasa Rawat Inap di RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang dilakukan pada RSU

8 PKU Muhammadiyah Kutowinangun. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui aktivitas pengelolaan fungsi sistem kepastian kualitas pelayanan jasa rawat jalan dan pelayanan jasa rawat inap di RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun serta untuk menilai tingkat pencapaian efisiensi dan efektivitas aktivitas pengelolaan fungsi sistem kepastian kualitas pelayanan jasa rawat jalan dan pelayanan jasa rawat inap di RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun. Aspek-aspek yang dinilai meliputi aspek sistem manajemen kualitas, aspek tanggung jawab manajemen, aspek manajemen sumber daya, aspek realisasi produk, aspek pengukuran, analisis, dan peningkatan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi, dan wawancara. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif. Metode kualitatif dilakukan dengan mendeskripsikan penilaian efektivitas pada aktivitas pengelolaan fungsi sistem kepastian kualitas pelayanan rawat jalan dan pelayanan rawat inap berdasarkan hasil perbandingan antara kriteria (criteria), penyebab (causes), dan akibat (effect). Berdasarkan hasil penelitian diketahui terdapat beberapa kelemahan yang dapat menyebabkan efektivitas pada aktivitas pengelolaan fungsi sistem kepastian kualitas pelayanan jasa rawat jalan dan pelayanan jasa rawat inap belum dapat tercapai. Kelemahan tersebut ditemukan pada standar operasional prosedur pelayanan medis yang belum dikomunikasikan kepada semua karyawan, kurangnya sumber daya yang dimiliki khususnya modal dan tenaga ahli, manajemen belum menyediakan instruksi kerja yang membuat pelaksanaan

9 kurang berjalan efektif, rumah sakit belum memiliki kriteria dan metode khusus untuk melakukan pemantauan, pengukuran serta analisis atas kualitas pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap. Berdasarkan temuan kelemahan-kelemahan ini, kemudian diajukan beberapa saran yang dapat digunakan sebagai masukan bagi perusahaan dalam memperbaiki dan mengembangkan fungsi pelayanan jasa rawat jalan dan rawat inap di masa yang akan datang. C. Rumusan Masalah Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Indeks Kepuasan Masyarakat Di Rumah Sakit Umum Daerah Jend. Ahmad Yani Kota Metro? D. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah diatas maka, tujuan penulisan adalah untuk mengetahui Kepuasan Masyarakat di Rumah Sakit Umum Daerah Jend. Ahmad Yani Kota Metro? E. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah : 1. Secara akademis, hasil penelitian ini sebagai salah satu kajian Ilmu Pemerintahan tentang Pelayanan Publik, khususnya yang berkaitan dengan

10 Indeks Kepuasan Masyarakat Di Rumah Sakit Jend. Ahmad Yani Kota Metro. 2. Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan masukan tentang pelayanan publik bagi Rumah Sakit Umum Daerah Jend. Ahmad Yani Kota Metro.