BAB 1 PENDAHULUAN. dan cipta serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis. Warga Negara

dokumen-dokumen yang mirip
MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA SEA GAMES KE-27 DI MYANMAR

Sambutan Presiden RI Pd Peringatan Hari Olahraga Nasional di Yogyakarta tgl. 17 Okt 2013 Kamis, 17 Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRACT. Rizal Ramadhan Herman/ Influence of entering Australia Becoming Part of The AFF in Football Development

BAB I PENDAHULUAN. regional dari suatu masyarakat/bangsa (Nauright, 2004). Lippe (2002) & Horne

Sepakbola Menentukan Citra Suatu Negara. Oleh: Yosua Praditya, S.E., M.Si (Han) Wakil Kepala Bidang II Pengumpulan dan Pengelolaan Data KONI Pusat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DRS. HERWIN, M.PD.

PERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI REGIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN KEGIATAN KETUA UMUM KONGRES PSSI 2012

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan. sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. PUSAT OLAHRAGA BELADIRI JEPANG DI SEMARANG Penekanan desain Arsitektur Neo Vernacular

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, semua orang mengenalnya, baik anak-anak, remaja, tua -muda, pria

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dilepaskan dalam

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. National Basket League (NBL) terjadi peningkatan jumlah penonton sebanyak 30% pada tahun

Desain Kompetisi Sepak Bola Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri

I. PENDAHULUAN. manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia.

ASIA PACIFIC PARLIAMENTARY FORUM (APPF)

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus manusia untuk mengulangi masalah-masalah yang di hadapi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat mencari kegiatan yang bisa memulihkan vitalitas beraktifitas, antara

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar. menjadi sehat atau meningkatkan kebugaran tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Olahraga berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman menuju masyarakat informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Melalui aktivitas jasmani memberi kesempatan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk

I. PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang banyak

Nielsen Newsletter. EDISI Desember Data Highlights Timnas memenangkan 12 juta penonton TV

BAB I PENDAHULUAN. atau secara lisan, terikat oleh ruang dan waktu, sehingga situasi pengungkapannya

BAB V KESIMPULAN. Tenggara, yakni Association South East Asian Nations atau yang dikenal

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia yang tidak dapat di pisahkan dari usaha-usaha pendidikan

BAB II MEDIA DAN TIM NASIONAL SEPAK BOLA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna. Tercapainya prestasi

BAB V KESIMPULAN. Olahraga bulutangkis..., Hary Setyawan, FIB UI, Universitas Indonesia. Universitas Indonesia

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LOKA KARYA POLA PENGEMBANGAN ATLET JANGKA PANJANG MENUJU MULTI EVENT OLAHRAGA.

BAB I PENDAHULUAN. Menuju Prestasi Tertinggi (SEMPRIT) pun mengatakan, Pria, wanita, tua, muda

BAB I PENDAHULUAN. Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dari semua kalangan maupun usia. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya club dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan dan prestasi. serta keinginan bagi setiap orang yang mengikuti pertandingan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat penampilan atlet dapat dilihat dari beberapa faktor seperti

BAB I PENDAHULUAN. berguna membentuk jasmani dan rohani yang sehat.sampai saat ini olahraga telah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya olahraga prestasi. Olahraga prestasi yang dimaksud dalam

BAB IV STRATEGI KEMENPORA MENGHADAPI SANKSI FIFA. persepakbolaan dunia tanpa campur tangan dari kekuatan politik dan aktor-aktor

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang bersifat global yang terpenting masa kini. 1 Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. individu dan tim yang menyatu dalam sebuah kerja sama keseluruhan. Pada

2015 PERSEPSI ATLET WANITA JAWA BARAT TERHAD AP WASIT WANITA D ALAM CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tahun 2015 pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Sepak Bola: Stadion: a. b.

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu dan teknologi serta bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yoansyah, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Dalam permainan sepakbola banyak faktor-faktor yang dibutuhkan sesuai

BAB 1 PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak zaman dulu, olahraga telah dikenal sebagai aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu menandingi atau menyamai kepopuleran olahraga sepakbola ini. Hal

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang paling digemari masyarakat, terbukti dengan adanya klub-klub

DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A) SOLO FUTSAL CENTER

BAB I PENDAHULUAN. permainan yang cukup cantik dan menarik bagi siapapun.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pembinaan di usia dini baik dari kemampuan teknik taktik dan

BAB I PENDAHULUAN. penjaga gawang dapat menggunakan tangan. Tujuan permainan ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. FIDE (Federation Internasional Des Echecs). Hingga sekarang FIDE. mencapai 156 federasi dari seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini permainan hockey sudah menyebar luas di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. kita, baik diperusahaan, dilembaga pendidikan, dilembaga sosial, dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

dimainkan oleh laki-laki, perempuan, anak-anak, dewasa, dan orang tua. Di yang cukup menggembirakan, namun dalam kancah sepak bola internasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum pendidikan jasmani. Upaya meningkatkan keterampilan bermain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uji Validitas Dan Reabilitas Tes Keterampilan Teknik Sepakbola Usia Remaja

BAB 1. KISI-KISI PENJASKES Smtr 1 Kls XI SMK INFORMATIKA PUGER 1

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG. nasional di tingkat internasional, perlu melakukan penyempurnaan terhadap pengaturan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Tinju merupakan salah satu cabang olahraga bela diri, tetapi perkembangan

Sambutan Presiden RI pada Peresmian OSO Sports Center, Bekasi, 25 Maret 2011 Jumat, 25 Maret 2011

2015 ANALISIS KEBUTUHAN LATIHAN TEKNIK PEMAIN SEPAKBOLA DALAM LIGA SUPER INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sendy Mohamad Anugrah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke dan memiliki pulau yang

LAPORAN KEGIATAN PB FORKI FEDERASI OLAHRAGA KARATE DO INDONESIA

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan seluruh bangsa. Oleh sebab itu, merupakan alat mengungkapkan diri baik secara lisan maupun tertulis, dari segi rasa, karsa dan cipta serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis. Warga Negara Indonesia yang mahir berbahasa Indonesialah yang akan dapat menjadi warga negara yang dapat memenuhi kewajibannya dimanapun mereka berada di wilayah tanah air dan dengan siapapun mereka bergaul di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh sebab itu, kemahiran berbahasa Indonesia menjadi bagian dari kepribadian Indonesia. Anggapan yang menyatakan bahwa selama orang Indonesia masih ada, bahasa Indonesia tidak akan punah, mulai diuji kebenarannya. Pembuktian tidak dapat dilakukan sekarang karena akan memerlukan jangka waktu yang panjang. Seandainya anggapan yang menyerupai slogan itu benar, yang perlu diterangkan adalah bagaimana upaya menjaga keberadaan bahasa Indonesia itu pada waktu-waktu yang akan datang. Pertanyaan itu diajukan mengingat adanya kenyataan yang menunjukkan bahwa semangat generasimuda memiliki bahasa Indonesia dewasa ini tidak sama dengan semangat generasi muda tahun 1928 untuk 1

2 memperjuangkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Bahasa Indonesia pada waktu yang akan datang akan berbeda dengan bahasa Indonesia dewasa ini. Gejala-gejala yang akan mengarah kekenyataan itu sudah terlihat pada saat ini, baik dari sikap generasi muda terhadap bahasa Indonesia maupun dari aspek kebahasaan sendiri yang selalu mengalami perubahan, seperti pengaruh bahasa Jawa, bahasa gaul, bahasa slank, dan lainnya. Hal itu menggambarkan sikap generasi muda terhadap bahasa Indonesia dengan sikap yang berbeda-beda tergantung dari latar belakang budaya dan pendidikan (Nasucha dkk 2009 : 2). Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi di manapun itu berada, karena bahasa adalah suatu alat pokok untuk berkomunikasi. Di dalam dunia pendidikan bahasa juga memiliki pengaruh besar di dalamnya, karena pendidikan adalah suatu hal yang menjadikan bahasa mempunyai arti. Bahasa adalah suatu hal yang mendasari tentang pendidikan karakter karena di dalam nilai-nilai pendidikan karakter semuanya mengandung bahasa yang mencerminkan pentingnya bahasa dengan pendidikan karakter. Bahasa adalah alat komunikasi paling penting yang dapat digunakan dalam hal apapun. Banyak kita ketahui bahwa penggunaan bahasa sangat penting dan mungkin menjadi suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Tanpa kita sadari kita menggunakan bahasa dalam aspek apapun. Belajar kita juga menggunakan bahasa, bekerja kita juga menggunakan bahasa, berolahraga kita juga menggunakan bahasa, jadi

3 tanpa kita sadari bahasa itu merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Terlebih dari itu dalam dunia olahraga misalnya, para komentator sepak bola juga menyampaikan dan mengapresiasikan sepak bola dalam bahasa yang dimengerti oleh para pemirsa. Itu adalah sebagian kecil fungsi bahasa bagi kita semua. Masih banyak penggunaan bahasa lainnya. Dalam dunia sepak bola pasti selalu ada komentator sepak bola dan itu merupakan salah satu pelengkap kegiatan olahraga. Para komentator sering kali mengatakan dan mengucapkan tentang nilai-nilai pendidikan karakter dalam sepak bola. Contohnya kredibilitas Rahmad Darmawan dalam membina tim asuhannya sangat disiplin sekali. Itu merupakan salah satu contoh nilai pendidikan karakter yang ada dalam obrolan para komentator sepak bola. Pendidikan karakter merupakan suatu istilah yang semakin hari semakin mendapatkan pengakuan dari masysarakat Indonesia saat ini. Terlebih dengan dirasakannya berbagai ketimpangan hasil pendidikan dilihat dari perilaku lulusan pendidikan formal saat ini. Misalnya korupsi, perkembangan seks bebas pada kalangan remaja, narkoba, tawuran, pembunuhan, perampokan oleh pelajar, dan pengangguran lulusan sekolah menengah atas. Semuanya terasa lebih kuat ketika negara ini dilanda krisis dan tidak kunjung beranjak dari krisis yang dialami. Penelitian tentang pendidikan karakter tentunya belum sebanyak penilitian-penelitian yang lain yang mengkaji tentang bahasa. Karena

4 penelitian tentang nilai-nilai pendidikan karakter pada komentator sepak bola mungkin belum ada yang meneliti. Oleh karena itu saya berminat untuk menambah wawasan dan mengkaji lebih dalam, bahwa ternyata pendidikan karakter bukan hanya ada didunia pendidikan saja tetapi juga ada didunia olahraga khususnya sepak bola. Pada tanggal 8 Oktober 1928 dalam kongres pemuda yang dihadiri oleh aktivis dari berbagai daerah di Indonesia, bahasa Melayu diubah namanya menjadi bahasa Indonesia yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda sebagai bahasa persatuan atau bahasa nasional. Pengakuan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan merupakan peristiwa penting dalam perjuangan bahasa Indonesia. Dengan adanya sebuah bahasa persatuan, rasa persatuan bangsa menjadi semakin kuat. Sebagai wujud perhatian yang besar terhadap bangsa Indonesia, pada tahun 1938 diselenggarakan Kongres bahasa Indonesia pertama di Solo. Pada masa pendudukan Jepang, pemerintah Jepang memberlakukan pelarangan penggunaan bahasa Belanda. Pelarangan ini berdampak positif terhadap bahasa Indonesia karena bahasa Indonesia dipakai dalam berbagai aspek kehidupan termasuk kehidupan politik dan pemerintahan yang sebelumnya lebih banyak dilakukan dengan bahasa Belanda. Dalam dunia olahraga pendidikan merupakan hal terpenting untuk memadukan dan menyelaraskan sportifitas di dunia olahraga. Sea games 2011 yang dilaksanakan di Palembang kemarin tentu sangat berkesan dan

5 memberikan pengalaman yang menarik bagi bangsa Indonesia. Berbagai cabang olahraga telah digelar di acara Sea games tersebut dan tentunya banyak juga atlit-atlit yang berjuang dan saling bersaing dalam pertandingan macam-macam cabang olahraga tersebut. Sea games adalah kepanjangan dari singkatan Southeast Asian Games, adalah sebuah acara olahraga dwi tahunan yang melibatkan peserta dari 11 negara Asia Tenggara saat ini. Permainan di bawah peraturan dari Asia Tenggara Games Federation dengan pengawasan oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Dewan Olimpiade Asia. Southeast Asian Games asal usulnya yaitu dari pergelaran Southeast Asian Peninsular Games or SEAP Games. Pada tanggal 22 Mei 1958, delegasi dari negara-negara di semenanjung Asia Tenggara yang menghadiri Asian Games ke-3 di Tokyo, Jepang telah sepakat untuk membentuk sebuah organisasi olahraga. SEAP Games ini dikonsep oleh Luang Sukhumnaipradit, Wakil Presiden Komite Olimpiade Thailand. Alasan yang diajukan adalah bahwa acara olahraga regional akan membantu mempromosikan kerjasama, pemahaman dan hubungan antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Thailand, Burma (sekarang Myanmar), Malaya (sekarang Malaysia), Laos, Vietnam Selatan dan Kamboja (dengan Singapura termasuk sesudahnya) adalah anggota pendiri. Negara-negara ini sepakat untuk mengadakan Olimpiade dua kali setahun. Kemudian Komite SEAP Games Federation dibentuk.

6 SEAP Games pertama diadakan di Bangkok 12-17 Desember 1959 yang terdiri lebih dari 527 atlet dan pejabat dari Thailand, Burma, Malaya (sekarang Malaysia), Singapura, Vietnam Selatan dan Laos berpartisipasi dalam 12 cabang olahraga. Pada SEAP Games 8 pada tahun 1975, Federasi SEAP mempertimbangkan masuknya Indonesia dan dua negara secara resmi Philippines. Pada tahun 1977, tahun yang sama ketika Federasi SEAP berganti nama menjadi South East Asian Games Federation (SEAGF), dan dikenal dengan Games Asia Tenggara. Brunei bergabung dalam pergelaran Sea games ke-10 di Jakarta, Indonesia, dan Timor Timur di Sea games 22 di Hanoi, Vietnam. Pada bulan Desember 2005, Filipina menjadi tuan rumah Olimpiade untuk ketiga kalinya, setelah tahun 1981 dan 1991. Permainan terakhir diselenggarakan pada insiden bebas 2009 Southeast Asian Games (berjalan dari 9-18 Desember) yang merupakan pertama kalinya Laos yang pernah menggelar Sea games (Laos adalah negara pertama yang menolak sebagai tuan rumah penyelenggara Sea games. Tahun 1965 Sea games dibentuk. Hal ini juga memperingati 50 tahun Sea games, yang diselenggarakan di Vientiane, Laos. Tuan rumah untuk Asian Games 2011 adalah game Indonesia yaitu Sea games 2011 ke 26 yang diselenggarakan di Palembang dan Jakarta. Tetapi ada salah satu olahraga yang sangat menyita perhatian warga asia tenggara yaitu olahraga sepak bola. Karena selain menarik juga

7 banyak orang yang menyukai dan mengidolakan para bintang lapangan hijau yang bertanding di Sea games kemarin. Sepak bola pada dasarnya adalah permainan yang sangat sederhana, hanya berlari dan menendang dan menyundul bola. Tujuan utama dalam sebuah pertandingan sepakbola adalah sebanyak-banyaknya memasukkan bola (gol) ke gawang lawan (beberapa pelatih tim nasional Indonesia lebih memilih tidak kebobolan banyak/defensif daripada berusaha mencetak banyak gol). Sesederhana itu sebuah permainan sepakbola, tidak membutuhkan sebuah perangkat khusus untuk memainkan sepakbola, bahkan anak-anak mampu bermain sepakbola. Namun begitu sulitnya sepakbola Indonesia berprestasi, bahkan di tingkat ASEAN sekalipun. Prestasi tertinggi di kancah ASEAN adalah memenangi Sea games pada tahun 1991, sudah lebih dari satu dasawarsa sepakbola Indonesia tidak mampu menjadi yang terbaik di ASEAN. Di ajang Piala AFF (dulu Piala Tiger) pun Indonesia belum pernah mencicipi trofi juara. Sungguh sebuah problematika yang unik di negara yang berperingkat 5 (kelima) dalam jumlah penduduknya ini. Andai Indonesia juara Grup A dan Malaysia runner up, sementara di Grup B Vietnam juara grup dan Myanmar runner up. Maka komposisi semifinal adalah Indonesia lawan Myanmar dan Malaysia lawan Vietnam. Bila Indonesia dan Malaysia sama-sama menang di semifinal, keduanya akan kembali bertemu di final. Sebuah skenario yang merupakan 'deja vu'

8 Piala AFF tahun lalu, ketika Indonesia dan Malaysia yang bertemu di penyisihan grup kembali bersua di laga puncak. Tapi kekuatan timnas U- 23 dan timnas senior tak bisa disamakan. Bergesernya dominasi sepak bola Asia Tenggara dari Singapura dan Thailand ke Malaysia-Indonesia- Vietnam turut menjadi faktor pendukung yang bisa membawa Indonesia meraih medali di cabang sepak bola. Vietnam yang dominan di Grup B juga menjadi ancaman serius bagi Indonesia untuk merebut medali emas. Menurut opini @Bung_komentator pada akun Twitter-nya, Vietnam merupakan "lawan sesungguhnya" Indonesia di Sea games tahun ini dan mereka akan merepotkan Indonesia dengan kecepatan dan gaya main yang berbeda dari Okto Maniani dkk. Masih ada tiga pertandingan lagi yang harus dimainkan Indonesia untuk meraih medali Sea games tahun ini. Seperti halnya Olimpiade gelar juara umum dirasa "kurang lengkap" andai belum menjadi juara di cabang sepak bola. Dari perolehan medali awal pekan ini (Senin, 14/11) Indonesia melesat jauh meninggalkan rival-rivalnya. Inilah saatnya Indonesia mengawinkan gelar juara umum Sea games dengan medali emas sepak bola.

9 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut. 1. Nilai-nilai pendidikan karakter apa saja yang dipakai komentator sepak bola Sea games 2011? 2. Bagaimana cara menyatakan nilai-nilai pendidikan karakter yang digunakan komentator dan makna pendidikan karakter bagi penonton sepak bola Sea games 2011? C. Tujuan Penelitian Peneliti dalam melakukan penelitian ini mempunyai tujuan. 1. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter yang digunakan dalam komentator sepak bola Sea games 2011. 2. Untuk mengetahui cara penyampaian pendidikan karakter di dunia olahraga melalui nilai-nilai pendidikan karakter dan makna nilai pendidikan yang diungkapkan komentator kepada penonton dalam sepak bola Sea games 2011.

10 D. Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan suatu acuan untuk penelitian selanjutnya dan memberikan tambahan pengetahuan di dunia pendidikan bahasa dan dunia olahraga sepak bola khususnya. Peneliti bertujuan untuk menambah wawasan kepada pembaca tentang penelitian ini. 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap khasanah ilmu pengetahuan pada umumnya dan untuk mengembangkan pengetahuan yang bermanfaat di bidang bahasa, dan memberikan pengalaman baru mengenai hubungan olahraga dengan nilai-nilai pendidikan karakter. 2. Manfaat Praktis a. Menambah wawasan dan cakrawala bagi penulis dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti. b. Hasil penelitian diharapkan dapat membantu dan memberi masukan serta tambahan pengetahuan bagi pihak yang terkait dalam masalah yang diteliti. c. Dapat digunakan acuan untuk para pihak yang tertarik untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya yang terkait dengan masalah ini.