TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Wijen secara Umum

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kedelai Vigor Benih dan Uji Vigor Benih

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kacang Hijau secara Umum

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai. Vigor Benih, Kemunduran dan Daya Simpan Benih

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi Syarat Tumbuh Tanaman Padi Gogo

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae,

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

TINJAUAN PUSTAKA. Vigor Benih

TINJAUAN PUSTAKA Benih Bermutu Viabilitas dan Vigor benih

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

TINJAUAN PUSTAKA Asal-Usul, Taksonomi kedelai, dan Morfologi Kedelai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Keanekaragaman Budidaya Padi

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan.

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Sorgum. Sorgum (Sorgum bicolor [L].Moench) merupakan tanaman yang termasuk di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

LAMPIRAN. : seleksi persilangan galur introduksi 9837 dengan wilis

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki batang berbentuk segi empat. Batang dan daunnya berwarna hijau

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Klasifikasi dari tanaman kedelai menurut Rukmana dan Yuyun, : Dicotyledoneae/Archichlamydae

Lampiran 1 : Deskripsi Varietas Kedelai

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 20/Kpts/SR.120/1/2007 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG PELETON SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

TINJAUAN PUSTAKA Pembiakan Vegetatif Viabilitas dan Vigoritas

Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama

BAB I PENDAHULUAN. pangan yang berasal dari biji, contohnya yaitu padi. Dalam Al-Qur'an telah

II. TINJAUAN PUSTAKA. terutama India dan Birma. Terung dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

II. TINJAUAN PUSTAKA. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 351/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG PARADE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Justice dan Bass (2002), penyimpanan benih adalah. agar bisa mempertahankan mutunya. Tujuan dari penyimpanan benih

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman rosela diklasifikasikan dengan kingdom Plantae, divisio

II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh-tumbuhan. Terkait dengan tumbuh-tumbuhan sebenarnya telah

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai

BAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Lampiran 4. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 HST

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

1. Kecambah Normal. adalah kecambah yang menunjukkan kemampuan untuk berkembang menjadi tanaman normal jika ditanam dalam kondisi optimum.

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 70/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG PELEPASAN ALPUKAT PESAKO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDAHULUAN. telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri Maulana Malik Ibrahim malang. Pada bulan Desember 2011 sampai

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 450/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA GRESS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 308/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU BOL GONDANG MANIS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kayu afrika merupakan jenis pohon yang meranggas atau menggugurkan daun

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembuatan Lot Benih

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kelurahan Gedung Meneng Kecamatan Raja

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI 1 STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan terna dikotil semusim dengan percabangan sedikit, sistem

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Deskripsi Varietas Tembakau (Nicotiana tabacum)

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi dan Morfologi Kedelai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Padi Syarat Tumbuh Tanaman Padi Gogo dan Padi Rawa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Trustinah (1993) sistematika (taksonomi) kacang tanah diklasifikasikan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 175/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA PURWO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Transkripsi:

11 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Wijen secara Umum Wijen (Sesamum indicum L.) merupakan tanaman setahun yang tumbuh tegak dan bisa mencapai ketinggian 1.5 m 2.0 m. Tanaman wijen berbentuk semak yang berumur 4 bulan sampai 1 tahun. Tanaman wijen dibedakan menjadi dua jenis yaitu wijen sapi yang berbiji putih dan wijen kerbau yang berbiji kecoklatan atau hitam (Juanda dan Cahyono, 2005). Secara taksonomi tumbuhtumbuhan, tanaman wijen memiliki klasifikasi sebagai berikut: Famili : Pedaliaceae Genus : Sesamum Spesies : Sesamum indicum L. Sesamum orientale Menurut Suprijono dan Soenardi (1996) secara morfologi tanaman wijen memiliki batang berkayu. Batang berbentuk bulat atau segi empat tergantung pada jenisnya dan batang tidak banyak memiliki cabang. Daun yang dimiliki tanaman wijen tersusun berselang-seling hampir berhadapan. Bentuk daun bervariasi dalam satu tanaman, ada yang berbentuk lonjong menjari dan ada yang tidak menjari. Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dengan tangkai daun berwarna keunguan. Akar tanaman wijen berupa akar tunggang. Sistem perakaran berbeda-beda antara satu varietas dengan yang lainnya. Pada varietas yang tidak bercabang, perakaran cenderung berkembang ke arah dalam, sedangkan untuk jenis bercabang, perakarannya cenderung menyebar. Tanaman wijen memiliki bagian organ generatif berupa bunga, buah dan biji. Wijen termasuk dalam tanaman menyerbuk sendiri tetapi dapat juga terjadi penyerbukan silang dengan bantuan serangga. Bunga muncul dari ketiak daun sebanyak 1-3 kuntum. Warna bunga bervariasi yaitu putih, merah jambu, dan ungu. Buahnya berupa polong yang berbentuk lonjong. Ukuran panjang polong 2.5 cm-3.0 cm dan diameter 0.5 cm-1.0 cm. Setiap polong terdiri dari 4-9 kotak sebagai tempat biji. Biji wijen berukuran kecil, berbentuk oval, dan salah satu ujungnya runcing. Kulit biji umumnya halus dan ada beberapa varietas yang berkulit kasar.

12 Menurut Soenardi (2004) biji wijen terdiri dari 35-63% minyak, 19-25% protein, 25% air, serat dan abu. Kelebihan minyak dari biji wijen adalah kandungan antioksidannya. Antioksidan yang terdapat dalam wijen adalah sesamin dan sesamolin. Menurut Juanda dan Cahyono (2005) Kandungan kadar minyak wijen ditentukan oleh tingkat kemasakan biji dan umur panen tanaman. Tingkat kemasakan biji juga akan berpengaruh terhadap daya simpannya. Tanaman wijen memiliki umur panen antara 100-160 hari. Umur panen ini sangat tergantung dari varietas dan ketinggian tempat penanaman. Umur panen tanaman wijen yang dibudidayakan di dataran rendah rata-rata lebih pendek yaitu sekitar 100 hari. Hal tersebut terjadi sebaliknya pada tanaman wijen yang dibudidayakan didataran tinggi. Rata-rata waktu panen tanaman wijen di dataran tinggi adalah 160 hari. Vigor Benih dan Uji Vigor Benih Vigor benih secara umum merupakan kemampuan benih untuk tumbuh normal dalam kondisi yang optimum maupun suboptimum (Sadjad et al., 1999). Kekuatan tumbuh dan daya simpan benih merupakan parameter viabilitas yang dapat mencerminkan kondisi vigor benih. Keduanya menempatkan benih pada kemampuannya untuk tumbuh normal pada semua kondisi lapang maupun setelah benih melampaui periode simpan yang lama (Sutopo, 2004). Copeland dan Mc Donald (2001) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi vigor benih adalah kondisi lingkungan selama perkembangan benih, kondisi genetik benih, dan lingkungan penyimpanan. Faktor genetik meliputi tingkat kekerasan benih, vigor tanaman induk, daya tahan terhadap kerusakan mekanik, dan komposisi kimia benih. Faktor lingkungan perkembangan benih meliputi kelembaban dan kesuburan tanah, dan pemanenan benih. Faktor penyimpanan benih meliputi waktu penyimpanan, lingkungan penyimpanan (suhu, kelembaban, dan persediaan oksigen), dan jenis benih yang disimpan. Pengujian vigor benih sangat diperlukan untuk mengetahui dengan jelas kualitas benih yang akan digunakan. Menurut Venter (2000) secara umum metode uji vigor benih dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok yaitu, uji pada kondisi cekaman, uji biokimia, dan uji pertumbuhan dan evaluasi kecambah. Uji vigor yang termasuk biokimia adalah uji konduktivitas listrik.

13 Metode pengusangan cepat (Accelerated Ageing Test), metode pengusangan cepat terkontrol (PCT), dan metode uji suhu dingin termasuk dalam uji kondisi cekaman. Metode uji vigor benih dapat diterapkan setelah memenuhi beberapa syarat diantaranya metode tersebut harus murah, mudah dilakukan, tepat guna, bersifat objektif, dapat dikembangkan, dan berkorelasi dengan pertumbuhan benih di lapang (Copeland dan Mc Donald, 2001) Uji Pengusangan Cepat Terkontrol Metode uji pengusangan cepat merupakan salah satu metode pengujian vigor benih yang telah dikembangkan sejak tahun 1980. Metode pengujian ini sederhana dan sedang dalam proses pengembangan lebih lanjut untuk menuju standarisasi. Pengujian vigor benih yang telah distandarisasi dan diterima sebagai metode resmi dalam peraturan ISTA 2007 adalah uji konduktivitas listrik untuk kacang kapri (Pisum sativum) dan accelerated ageing untuk benih kedelai (Glycine max). Berkaitan dengan metode PCT, Venter (2000) juga menyatakan bahwa viabilitas setelah PCT (V PCT ) dapat dikorelasikan dengan daya tumbuh benih di lapang dan daya simpan beberapa benih sayuran seperti pada metode pengusangan cepat. Uji pengusangan cepat terkontrol (PCT) pada prinsipnya sama dengan accelerated ageing test. Hal yang membedakan adalah teknik yang digunakan selama pelaksanaannya. Accelerated ageing test menggunakan seperangkat alat pengusangan khusus. Uji PCT menggunakan peralatan yang lebih sederhana dan kadar air benih diketahui dengan jelas dan terkontrol selama penderaan. Menurut Powell dan Matthews (2005) uji PCT menggambarkan proses kemunduran suatu lot benih dan kadar air benih yang sering digunakan dalam metode PCT adalah 20% dengan suhu 45 0 C dan periode pederaan 24 jam. Powell dan Matthews (2005) juga menambahkan teori dasar metode PCT yang di tunjukkan dalam Gambar 1. Titik A, B, dan C pada Gambar 1 (a) merupakan kondisi vigor awal lot benih ketika benih didera dalam waktu singkat. Ketiga titik berada pada nilai vigor yang hampir sama meskipun lot A terlihat memiliki nilai vigor yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan lot B dan lot C. Ketiga lot benih baik lot A, lot

14 B, dan lot C mengalami penurunan vigor yang signifikan ketika diberi stress PCT dengan kondisi yang tepat seperti yang terlihat pada Gambar 1 (b). a) b) A B C A % Daya Berkecambah Ketepatan periode penderaan dalam uji PCT % Daya Berkecambah B C Waktu Waktu Gambar 1. Teori Dasar Metode Pengusangan Cepat Terkontrol Nilai vigor ketiga lot benih berubah dan berada pada selang yang sangat lebar seperti yang terlihat antara lot A dengan lot C ketika benih didera selama periode tertentu yang tepat sesuai dengan spesies yang digunakan. Lama penderaan merupakan faktor utama yang menyebabkan perbedaan tingkat vigor benih. Hasil penelitian tentang penggunaan metode PCT telah banyak dilaporkan terutama pada benih-benih berukuran kecil dalam mendukung proses validasinya. Strydom dan Van der Wenter (1998) menggunakan PCT dengan kondisi KA benih 24% serta lama penderaan 24 jam untuk menguji vigor benih kubis (Brassica oleracea L. var. capitta L.). Hasil penelitian Filho (2003) juga menunjukkan bahwa kondisi KA benih 24% dan lama penderaan 24 jam dapat digunakan untuk menguji vigor benih bawang (Allium ceppa). Menurut hasil penelitian Modarresei dan Van Damme (2003), KA benih 18% dan lama penderaan 72 jam merupakan kondisi yang sesuai untuk menguji vigor benih gandum (Triticum aestivum). Demikian juga dilaporkan oleh wang et al. (1994) pada benih semanggi merah, Demir et al. (2005) pada benih aubergin, Basak et al. (2006) pada benih cabai, bahwa PCT telah berhasil menguji vigor benih-benih tersebut meskipun kondisi yang digunakan berbeda-beda. Metode PCT digunakan dalam beberapa penelitian untuk menguji vigor benih yang berukuran relatif lebih besar seperti labu, semangka, dan mentimun. Mavi dan Demir (2005) menyatakan penggunakan metode uji pengusangan cepat terkontrol pada

15 kadar air 24% dan lama penderaan 24, 48,72 jam belum memberikan hasil yang signifikan untuk menguji vigor benih labu (Curcubita maxima). Hal ini karena V PCT pada semua lama penderaan yaitu, 24, 48, 72 jam masih mencapai 94% bahkan lebih. Hasil penelitian Mavi dan Demir (2007) menunjukkan kadar air 24% dan lama penderaan 48 jam pada PCT dan lama penderaan selama 120-144 jam pada Accelerated Ageing merupakan kondisi yang optimum untuk menguji benih semangka (Citrullus lanatus Matsum and Nakai, thumb.). Hasil penlitian Demir dan Mavi (2008) pada benih mentimun (Cucumis sativus L.) menunjukkan bahwa kondisi KA benih 20% dan lama penderaan 96 jam merupakan kondisi optimum untuk menguji vigornya. Metode uji vigor dengan pengusangan cepat terkontrol dapat digunakan untuk mengetahui korelasi daya berkecambah benih dengan daya tumbuh dan vigor bibit di lapang. Hasil penelitian Silva et al. (2006) menunjukkan bahwa pada kadar air 24% dan lama penderaan 24 jam pada uji PCT pada bit gula memberikan informasi yang cukup sesuai dengan daya tumbuh benih di lapang. Demikian juga yang dilaporkan oleh Wang et al. (1994) pada benih semanggi merah, Powell et al. (1997) pada kacang polong, Strydom dan Van der Wenter (1998) pada benih kubis, dan Basak et al. (2006) pada benih cabai, bahwa viabilitas setelah PCT (V PCT ) memiliki korelasi yang erat dengan daya tumbuh dan vigor benih di lapang.