Hasil HbA1C dan Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

GAMBARAN PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DAN HbA1C PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI-MEI 2014 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

Tingkat Self care Pasien Rawat Jalan Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya. Yessy Mardianti Sulistria

Pola Komplikasi Kronis Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RS. Dr. M. Djamil Padang Januari Desember 2012

KECENDERUNGAN PENDERITA RETINOPATI DIABETIK

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang telah diproduksi secara efektif. Insulin merupakan

PREVALENSI RETINOPATI DIABETIKA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP SANGLAH DENPASAR

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sekian banyak penyakit degeneratif kronis (Sitompul, 2011).

PREVALENSI NEFROPATI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II YANG DIRAWAT INAP DAN RAWAT JALAN DI SUB BAGIAN ENDOKRINOLOGI PENYAKIT DALAM, RSUP H

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang banyak dialami oleh

GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELITUS TENTANG PENANGANANNYA DI RUMAH SAKIT PAHLAWAN MEDICAL CENTER KANDANGAN, KAB

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang mengacu pada

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN UKDW. masyarakat. Menurut hasil laporan dari International Diabetes Federation (IDF),

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika

PENGARUH STATUS GIZI DAN FREKUENSI SENAM DIABETES TERHADAP PROFIL LIPID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 TESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DARAH KAPILER DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH VENA MENGGUNAKAN GLUKOMETER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

Pembimbing I : Dr. Diana K Jasaputra, dr,m Kes Pembimbing II: Adrian Suhendra, dr, SpPK, M Kes

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh

BAB I PENDAHULUAN. al.(2008) merujuk pada ketidaksesuaian metabolisme yang ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Indonesia setiap tahun meningkat. World Health Organization (WHO) besar pada tahun-tahun mendatang (Gustaviani, 2007).

Kedokteran Universitas Lampung

AZIMA AMINA BINTI AYOB

BAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis,

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakaan lebih dari 360 juta orang dan diperkirakan akan naik lebih dari dua kali

GAMBARAN KADAR GULA DARAH DAN DERAJAT KEPARAHAN STROKE PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK TROMBOTIK SKRIPSI

KARAKTERISTIK HASIL UJI BAKTERI TAHAN ASAM (BTA) PADA PASIEN YANG DICURIGAI MENDERITA TUBERKULOSIS (TB) DI RSU SURYA HUSADHA TAHUN 2013 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DI PUSKESMAS JAGASATRU CIREBON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

GAMBARAN BERAT JENIS DAN GLUKOSA PADA URIN PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE SEPTEMBER NOVEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Penelitian. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit metabolik yang memiliki

ABSTRAK GAMBARAN KADAR ASAM URAT SERUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif. Diabetes Melitus diklasifikasikan menjadi DM tipe 1 yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN DEMOGRAFI DAN PENGETAHUAN MENGENAI PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA TENAGA EDUKATIF TETAP DI UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masalah kesehatan global terbesar di dunia. Setiap tahun semakin

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU

Olahraga dengan Kadar Gula Darah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Diabetes melitus tipe 2 adalah sindrom metabolik. yang memiliki ciri hiperglikemia, ditambah dengan 3

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. menurun dan setelah dibawa ke rumah sakit lalu di periksa kadar glukosa

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. RINGKASAN... viii. SUMMARY...

ABSTRAK. Fenny Mariady, Pembimbing I : dr. Christine Sugiarto, SpPK Pembimbing II : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGGUNAAN OBAT GLIBENKLAMID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE-2 DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan 3 No.

Diabetes Mellitus Type II

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN KARAKTERISKTIK PASIEN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI TERAPI DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS TEMBUKU 1 KABUPATEN BANGLI BALI 2015

PREVALENSI DEPRESI DAN HUBUNGANNYA DENGAN NILAI HbA1C PADA PASIEN PRIA DENGAN DIABETES MELITUS DI RSUP SANGLAH DENPASAR

GAMBARAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGASEM I PADA SEPTEMBER-OKTOBER 2013

HUBUNGAN ANTARA HBA1C DENGAN KADAR HDL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. pada awalnya mungkin menimbulkan sedikit gejala, sementara komplikasi

ABSTRAK. Gambaran Ankle-Brachial Index (ABI) Penderita Diabetes mellitus (DM) Tipe 2 Di Komunitas Senam Rumah Sakit Immanuel Bandung

ABSTRAK. Wulan Yuwita, 2007, Pembimbing I : Onkie Kusnadi, dr., Sp.PD. Pembimbing II : Lusiana Darsono, dr., M.Kes.

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PASIEN MELAKUKAN KONTROL LUKA ULKUS DIABETIK DI PUSKESMAS KUTA I KABUPATEN BADUNG

KATA PENGANTAR. Denpasar, 27 Desember Penulis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

Siti Uswatun Chasanah 1, Anida 2, Desi Susana 3 ABSTRACT

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR SKRIPSI

KORELASI HBA1C DENGAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DM TIPE 2 DI RSUP H. ADAM MALIK PADA TAHUN Oleh: PAHYOKI WARDANA

Transkripsi:

GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN KADAR HBA1C PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI LABORATORIUM RUMAH SAKIT UMUM SURYA HUSADHA TAHUN 2013 Airin Que 1, I Wayan Putu Sutirta Yasa 2, A.A. Wiradewi Lestari 2 1 Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana 2 Laboratorium Patologi Klinik RSUP Sanglah, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ABSTRAK Diabetes Mellitus merupakan salah satu kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia. Pada tahun 2010, diperkirakan 285 juta orang menderita diabetes di seluruh dunia dan pada tahun 2030 diperkirakan 438 juta orang akan menderita diabetes di seluruh dunia. Efek yang ditimbulkan oleh hiperglikemia berpengaruh terhadap sistem vaskular dan kesehatan jangka panjang, dibutuhkan diagnosis serta manajemen terhadap diabetes mellitus secara cepat dan tepat. Diagnosis diabetes bisa ditegakkan melalui banyak hal, salah satunya adalah pengukuran tingkat HbA1C (Glycated Hemoglobin atau Glycosylated Hemoglobin). Pada pemeriksaan HbA1C tidak menuntut pasien untuk berpuasa, hasil pemeriksaan pun tidak dipengaruhi oleh gaya hidup jangka pendek pasien, karena HbA1C menggambarkan gula darah pasien jangka panjang(2-3 bulan) serta kontrol gula darah pasien. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia ( PERKENI ) tahun 2006, mengkategorikan hasil pemeriksaan Laboratorium kadar HbA1C menjadi 3 variabel, yakni kontrol baik ( kadar HbA1C < 6,5% ), kontrol sedang (kadar HbA1C 6,5% - 8 % ), dan kontrol buruk ( kadar HbA1C 8% ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran hasil pemeriksaan kadar HbA1C pada penderita diabetes mellitus di Laboratorium Rumah Sakit Surya Husadha sepanjang tahun 2013. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, non eksperimental dengan data diambil secara retrospektif dari Husadha. Sampel penelitian merupakan seluruh hasil pemeriksaan kadar HbA1C pada pasien yang diperiksa di Laboratorium RSU Surya Husadha pada tahun 2013 yaitu berjumlah 173 orang. Hasil dari penelitian ini adalah dari 173 orang yang melakukan pemeriksaan kadar HbA1C di RSU Surya Husadha tahun 2013, hasil pemeriksaan kadar HbA1C menurut kontrol penyakit menunjukkan bahwa kontrol baik sebanyak 64 orang (36%), kontrol sedang sebanyak 46 orang (25,8%) dan kontrol buruk sebanyak 68 orang (38,2%). Karakteristik pasien menurut jenis kelamin, jenis kelamin laki-laki sebanyak 110 orang (61,8%) dan jenis kelamin perempuan sebanyak 68 orang (38,2%). Kata kunci : Diabetes mellitus, HbA1C

THE HBA1C RESULT TEST OF PATIENTS WITH DIABETES MELLITUS IN THE LABORATORY OF SURYA HUSADHA HOSPITAL 2013 ABSTRACT Diabetes Mellitus is a group of metabolic diseases characterized by hyperglycemia. In 2010, an estimated 285 million people suffer from diabetes worldwide and in 2030 an estimated 438 million people will suffer from diabetes worldwide. Effect caused by hyperglycemia affect the vascular system and long-term health, it takes the diagnosis and management of diabetes mellitus quickly and accurately. The diagnosis of diabetes can be enforced through a lot of things, one of which is a measurement of HbA1C (Glycated Hemoglobin atau Glycosylated Hemoglobin) levels. On examination of HbA1c does not require patients to fast, the results were not influenced by short-term lifestyle of the patient, because the patient's HbA1C describe long-term (2-3 months) blood sugar and blood sugar control patients. Indonesian Society of Endocrinology (PERKENI) in 2006 has categorized the results of laboratory tests HbA1C levels into 3 variables, good control (HbA1c levels <6.5%), moderate control (HbA1c levels of 6.5% - 8%), and poor control (HbA1c levels 8%). This study aims to describe the results of HbA1C levels in people with diabetes mellitus in the Laboratory of Surya Husadha Hospital during the year 2013. This study used cross sectional design, non experimental data obtained retrospectively from Surya Husadha Hospital Laboratory. The sample was all the result of HbA1C level among patients who were tested in the Surya Husadha Hospital Laboratory in 2013 with total 173 people. The result of this study was from 173 people who done the HbA1C level test in the Surya Husdha Hospital Laboratory in 2013, the results HbA1C levels of disease control, showed that good control was 64 people (36%), moderate controls was 46 people (25.8%) and poor control was 68 people (38.2%). Characteristics of patients according to gender, the male gender was 110 people (61.8%) and female gender was 68 persons (38.2%). Keywords: Diabetes mellitus, HbA1C PENDAHULUAN Diabetes mellitus merupakan salah satu kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan terjadinya peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) yang disebabkan oleh karena terjadi gangguan pada sekresi insulin, kerja insulin ataupun keduanya. 1 Pada tahun 2010, diperkirakan 285 juta orang menderita diabetes di seluruh dunia dan pada tahun 2030 diperkirakan 438 juta orang akan menderita diabetes di seluruh dunia. Di Indonesia, pada tahun 2007 berdasarkan diagnosis diketahui bahwa prevalensi Diabetes mellitus adalah 0,7%, sedangkan berdasarkan gejala dan diagnosis diketahui prevalensinya adalah 1,1%. 2,3 Efek pada sistem vaskular karena hiperglikemia merupakan sumber utama morbiditas dan mortalitas pada diabetes mellitus. Umumnya, efek tersebut dibagi menjadi 2 kelompok, yakni komplikasi makrovaskular dan komplikasi mikrovaskular. Komplikasi makrovaskular diantaranya adalah

penyakit arteri koroner, penyakit arteri perifer, dan stroke. Sedangkan komplikasi mikrovaskuler diantaranya adalah diabetik nefropati, neuropati, dan retinopati. Efek yang ditimbulkan oleh hiperglikemia dapat berpengaruh terhadap kesehatan jangka panjang, sehingga dibutuhkan diagnosis serta manajemen terhadap diabetes mellitus secara cepat dan tepat. 4,5 Diagnosis diabetes bisa ditegakkan melalui keluhan klinis dan berdasarkan pada pengukuran tingkat HbA1C (Glycated Hemoglobin atau Glycosylated Hemoglobin), kadar gula darah puasa, atau tes toleransi glukosa oral. 6 Di antara pemeriksaan darah yang lain, pemeriksaan kadar HbA1C memiliki beberapa keuntungan dibanding yang lainnya. Pada pemeriksaan HbA1C tidak menuntut pasien untuk berpuasa, hasil pemeriksaan pun tidak dipengaruhi oleh gaya hdiup jangka pendek pasien (makanan, minuman dan aktivitas fisik) karena HbA1C menggambarkan gula darah rata- rata pasien jangka panjang selama 2-3 bulan. Pemeriksaan HbA1C secara rutin dapat menggambarkan bagaimana kontrol gula darah pasien hingga berguna dalam manajemen untuk sebisa mungkin mengurangi komplikasi makrovaskuler dan mikrovaskuler yang mungkin terjadi. 5 Pada tahun 2006, Perkumpulan Endokrinologi Indonesia ( PERKENI ) mengkategorikan hasil pemeriksaan Laboratorium kadar HbA1C menjadi 3 variabel, yakni kontrol baik ( kadar HbA1C < 6,5% ), kontrol sedang (kadar HbA1C 6,5% - 8 % ), dan kontrol buruk ( kadar HbA1C 8% ). 7 Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui gambaran hasil pemeriksaan kadar HbA1C pada penderita diabetes mellitus di Husadha pada tahun 2013. METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Husadha selama kurun waktu 2 minggu. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, noneksperimental dengan data diambil secara retrospektif dari Laboratorium Rumah Sakit Surya Husada. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Dimana data sekunder adalah data berupa hasil Laboratorium pasien yang diperoleh dari bagian Laboratorium Rumah Sakit Surya Husadha. Sampel Penelitian Sampel penelitian adalah data hasil pemeriksaan kadar HbA1C pada penderita diabetes mellitus yang diperiksa di Husada sepanjang tahun 2013. Alur Penelitian Penelitian diawali dengan meminta ijin kepada Direktur Rumah Sakit Surya Husadha dan Kepala Unit Husadha dengan mengirimkan surat. Kemudian dilanjutkan dengan pengambilan data hasil pemeriksaan

kadar HbA1C pada penderita diabetes mellitus sepanjang tahun 2013 di Husada. Tahap selanjutnya adalah mengkaji data dan menganalisis hasilnya. jenis kelamin disajikan pada Tabel 1. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah data hasil Laboratorium dari seluruh pasien diabetes mellitus yang datang untuk melakukan pemeriksaan kadar HbA1C ke Husadha sepanjang tahun 2013. Analisis data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak komputer SPSS 15.0 for windows. Sebelum menganalisis data, dilakukan data entry dengan coding dan editing, kemudian dilanjutkan dengan data cleaning sehingga diperoleh data yang baik untuk dianalisis. Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui gambaran hasil pemeriksaan kadar HbA1C pada penderita diabetes mellitus. Hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. HASIL PENELITIAN Frekuensi Hasil Pemeriksaan Kadar HbA1C dan Karakteristik Pasien Penelitian dilakukan pada penderita Diabetes mellitus yang diperiksa kadar HbA1C di Laboratorium Rumah Sakit Surya Husadha sepanjang tahun 2013 dengan sampel sebanyak 178 orang. Kemudian diperoleh hasil berupa frekuensi hasil pemeriksaan kadar HbA1C dan karakteristik pasien menurut Tabel 1. Frekuensi Hasil Pemeriksaan Kadar HbA1C dan Karakteristik Pasien menurut jenis kelamin Hasil HbA1C dan Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Pasien Hasil HbA1C kontrol baik kontrol sedang kontrol buruk Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 64 46 68 110 68 36,0 25,8 38,2 61,8 38,2 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kontrol baik sebanyak 64 orang (36%), kontrol sedang sebanyak 46 orang (25,8%) dan kontrol buruk sebanyak 68 orang (38,2%). Karakteristik pasien menurut jenis kelamin, jenis kelamin lakilaki sebanyak 110 orang (61,8%) dan jenis kelamin perempuan sebanyak 68 orang (38,2%). PEMBAHASAN Hasil pengambilan data mengenai kadar HbA1C di Laboratorium RS Surya Husadha sepanjang yahun 2013, dari 178 orang menunjukkan bahwa 61,8% berjenis kelamin laki-laki. Ini terjadi karena, kemungkinan besar penderita diabetes mellitus lebih banyak berjenis kelamin laki-laki, hal ini didukung oleh penelitian mengenai prevalensi diabetes dan diagnosis diabetes di United States yang dilakukan oleh Goodarz et al. Dalam penelitian ini disebutkan bahwa prevalensi diabetes pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan pada hampir seluruh negara bagian dan kelompok umur, kecuali pada kelompok umur termuda ( 30-39 tahun ). 8 Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kontrol buruk (38,2%) masih mendominasi hasil pemeriksaan dibandingkan dengan kontrol baik (36,0%) dan kontrol sedang (25,8%). Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Yulianti et al mengenai hubungan antara tingkat self care dengan kadar HbA1C pada klien diabetes mellitus tipe 2 di RSUP DR. Hasan Sadikin Bandung menunjukkan bahwa jumlah paseien dengan kontrol buruk masih mendominasi dibanding dengan kontrol baik dan kontrol sedang. Penleitian ini juga menjelaskan mengenai hubungan antara tingkat self care dengan kadar HbA1C pada klien diabetes mellitus tipe 2 di RSUP DR. Hasan Sadikin Bandung, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara tingkat self care dengan kontrol buruk diabetes mellitus. 7 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil pemeriksaan kadar HbA1C menurut kontrol penyakit, menunjukkan bahwa kontrol baik sebanyak 64 orang (36%), kontrol sedang sebanyak 46 orang (25,8%) dan kontrol buruk sebanyak 68 orang (38,2%). Penderita diabetes mellitus sebagian besar memilki kontrol yang buruk terhadap kadar gula darahnya.

Saran 2. Jumlah penderita diabetes mellitus yang melakukan pemeriksaan kadar HbA1C sepanjang tahun 2013 di Laboratorium RS Surya Husadha sebanyak 178 orang, dengan karakteristik pasien menurut jenis kelamin yakni, jenis kelamin laki-laki sebanyak 110 orang (61,8%) dan jenis kelamin perempuan sebanyak 68 orang (38,2%). Penderita diabetes mellitus didominasi oleh jenis kelamin laki- laki daripada perempuan. 1. Bagi Institusi (Rumah Sakit Surya Husadha) Rumah Sakit Surya Husadha diharapkan mampu memberikan edukasi yang lebih komprehensif terhadap penderita diabetes mellitus mengenai langkahlangkah dalam mengendalikan kadar gula darah. 2. Bagi Penderita Penderita diharapkan lebih aktif dalam mencari sumber-sumber informasi mengenai langkahlangkah pengendalian kadar gula darah, serta memiliki motivasi yang lebih untuk mengendalikan kadar gula darah mereka. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya diharapkan mampu menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya dalam mencari faktorfaktor apa yang bisa menyebabkan kontrol buruk pada penderita DM, serta karekteristik pasien bisa ditambah, bukan jenis kelamin saja. DAFTAR PUSTAKA 1. American Diabetes Association. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care Supplement 1: January 2014; 37: 81-90 2. Diabetes UK. Key Statistics on Diabetes. 2010 (www.diabetes.org.uk diakses pada tanggal 24 Januari 2014) 3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2011, Departemen Kesehatan Republik Indonesia: 2011, ( http://www.depkes.go.id/downloads/ PROFIL_DATA_KESEHATAN_IN DONESIA_TAHUN_2011.pdf diakses pada tanggal 24 Januari 2014) 4. Michael FJ. Microvascular and Macrovascular Compilication of Diabetes. Clinical Diabetes : 2008, 26 (2): 77-82 5. Christopher DS, William HH, David BS, Richard MB, David E, Mayer BD. A New Look at Screening and Diagnosing Diabetes Mellitus. J Clin Endocrinol Metab: July 2008; 93(7):2447 2453 6. Parita P, Allison M. Diabetes Mellitus: Diagnosis and Screening. American Family Physician: 2010; 81(7): 863-870 7. Yulianti K, Nursiswati, Urip R. Hubungan Tingkat Self-Care dengan Tingkat HbA1c pada Klien DiabetesMellitus Tipe 2 di Poliklinik Endokrin RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. 2011 [diakses 1 Maret 2014]. Diunduh dari: URL: pustaka.unpad.ac.id/ archieves/ 79191. 8. Goodarz D, Ari BF, Shefali O, Christopher JLM, Majid E. Diabetes Prevalence and Diagnosis in US

States: Analysis of Health Surveys. Population Health Metrics 2009, 7:16.