tetap akan memberikan kontribusi besar terhadap penurunan konsumsi energi secara nasional. Bangunan merupakan penyaring faktor alamiah penyebab

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu program

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber:

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

GEDUNG KEDUTAAN BERPALING DARI JALAN UTAMA. Tidak lazim bagi bangunan di koridor Thamrin, Jakarta, memalingkan wajahnya dari jalan.

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

`BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

Gedung Perkuliahan Jurusan Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro BAB I PENDAHULUAN

BAB III. Ide Rancangan. pengganti material kayu yang semakin susah diperoleh dan semakin mahal harga

Perancangan gedung rawat inap rumah sakit dengan pendekatan Green Architecture khususnya pada penghematan energi listrik. Penggunaan energi listrik me

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III ELABORASI TEMA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang

BAB IV : KONSEP. Adapun prinsip-prinsip pendekatan arsitektur hijau adalah sebagai berikut:

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dan gaya hidupnya dewasa ini semakin berkembang. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Kebutuhan akan merancang memerlukan beberapa aspek data dan metode

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

Pendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, ibukota negara Indonesia, merupakan kota yang terus

BAB VI HASIL RANCANGAN

PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

BAB III METODE PERANCANGAN. memudahkan perancang dalam mengembangkan ide rancangannya. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III METODE PERANCANGAN. teori-teori dan data-data yang di dapat dari studi literatur maupun studi lapangan, sehingga dari

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...

BAB 1 PENDAHULUAN. Didasari keinginan yang kuat bagi terciptanya kemakmuran masyarakat luas, maka

Sudirman Green Office

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Persoalan tempat tinggal masih menjadi masalah pelik bagi penduduk di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta Selatan BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Judul Proyek. Kota Jakarta adalah tempat yang dianggap menyenangkan oleh mayoritas

BAB I PENDAHULUAN. mendasar yang harus diwujudkan untuk melangsungkan hidupnya.

aktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PERANCANGAN. metode penelitian ini akan menguraikan secara terperinci bagaimana proses

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

Pengembangan RS Harum

BAB.I PENDAHULUAN. karena semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang industri baik dari

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

Gambar Proporsi penggunaan sumber energi dunia lebih dari duapertiga kebutuhan energi dunia disuplai dari bahan bakan minyak (fosil)

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. : Ilustrasi Bumi Yang Semakin Tua Dan Sakit-Sakitan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. meliputi pengumpulan data, analisis, sintesis konsep,

BAB I PENDAHULUAN. hampir setiap kehidupan manusia memerlukan energi. Energi ada yang dapat

DAMPAK PENGGUNAAN DOUBLE SKIN FACADE TERHADAP PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN DI RUANG KULIAH FPTK BARU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

Perumahan Golf Residence 2 Graha Candi Golf Semarang (dengan Penekanan Desain Arsitektur Tropis)

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan kendaraan tapi cukup dengan berjalan kaki saja.

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

STUDI SISTEM PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI PADA TIPOLOGI UNDERGROUND BUILDING

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. Alangkah lebih baiknya. Terlebih lagi jika ingin mendalami segala sesuatu yang berkaitan

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. tempat atau fasilitas yang memadai. Banyaknya masyarakat Kota Pasuruan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso

REDESAIN PASAR INDUK KABUPATEN WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB V KONSEP PERANCANGAN. kemudian memunculkan ide dasar dalam perancangan sekolah alam Junrejo batu, lebih ide dasar konse dari perancangan akan

Gedung Kantor LKPP BAB I PENDAHULUAN

BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green

BAB 3 METODE PERANCANGAN. dalam studi Arsitektur, yang dilakukan secara runtun mulai dari munculnya ide

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Umum Perkembangan teknologi, khususnya di Indonesia, cukup mengalami kemajuan yang signifikan dari waktu ke waktu. Meskipun begitu, Indonesia sebagai negara berkembang masih dinilai kalah dari negara-negara maju yang makin giat mengembangkan teknologinya. Produk-produk lokal pun belum mampu bersaing di pasar internasional karena mutunya yang dianggap belum layak. Tingkat pertumbuhan teknologi yang semakin pesat, ternyata mulai berdampak negatif terhadap bumi. Hal ini dikarenakan banyaknya teknologi yang dibuat tanpa memperhatikan nilai-nilai kebaikan untuk alam yang ditempatinya. Seharusnya pesatnya pertumbuhan teknologi yang ada berbanding lurus dengan keberlangsungan alam sekitar sehingga tidak merusak apapun. Penipisan cadangan minyak nasional akan menempatkan Indonesia sebagai negara pengimpor sumber daya energi ini dalam waktu dekat. Salah satu sektor penting yang sangat berpengaruh terhadap penggunaan bahan bakar minyak adalah bangunan, umumnya mengonsumsi BBM dalam bentuk energi listrik sekitar 30-60% dari total konsumsi BBM di suatu negara. Untuk kawasan tropis, penggunaan energi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik umumnya lebih rendah dibandingkan dengan negara di kawasan sub- tropis yang dapat mencapai 60% dari total konsumsi energi. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan pemanas ruang di sebagian besar bangunan saat musim dingin. Sementara di kawasan tropis, pendingin ruang (AC) hanya digunakan sejumlah kecil bangunan. Meskipun demikian, penghematan energi di sektor bangunan di wilayah tropis semacam Indonesia 11

tetap akan memberikan kontribusi besar terhadap penurunan konsumsi energi secara nasional. Bangunan merupakan penyaring faktor alamiah penyebab ketidaknyamanan, seperti hujan, terik matahari, angin kencang, dan udara panas tropis, agar tidak masuk ke dalam bangunan. Udara luar yang panas dimodifikasi bangunan dengan bantuan AC menjadi udara dingin. Dalam hal ini dibutuhkan energi listrik untuk menggerakkan mesin AC. Demikian juga halnya bagi penerangan malam hari atau ketika langit mendung, diperlukan energi listrik untuk lampu penerang. 1.1.2. Latar Belakang Khusus Bangunan green techno research center merupakan sebuah fasilitas yang ditujukan untuk menunjang kegiatan green techno research dalam mengembangkan ide mengenai green techno. Oleh karena itu, dibutuhkan desain yang efisien dan nyaman bagi para penggunanya. Kelengkapan akan kebutuhan ruang dan prasarana lainnya serta kesesuaian dengan kondisi iklim harus selaras dengan desain bangunan yang akan dibuat. Pembangunan green techno research center tanpa memenuhi standar-standar tertentu dapat mencederai lingkungan sekitar, misalnya seperti pemborosan energi demi mencapai kenyamanan dalam bangunan. Faktor kenyamanan merupakan faktor krusial yang harus diperhatikan dalam mendesain sebuah bangunan. Akan tetapi demi mencapai kenyamanan ini tidak boleh mengabaikan faktor alam sekitar. Arsitektur hemat energi merupakan sebuah konsep dalam mendesain sebuah bangunan dengan menggabungkan prinsipprinsip arsitektur dan ekologi hemat energi. Konsep yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, sehingga mampu diwujudkan secara ekonomis. Hendaknya konsep arsitektur hemat energi ini akan mampu menggugah para pelaku research untuk semakin memperhatikan keselarasan bumi dan krisis energi yang tengah melanda dunia. 12

1.2. Permasalahan 1.2.1. Permasalahan Umum Bagaimana menciptakan bangunan green techno research center yang mampu mewadahi kegiatan research tentang green technology di Yogyakarta dengan menyelesaikan berbagai permasalahan desain baik fungsi, estetika, dan fisiknya. 1.2.2. Permasalahan Khusus Bagaimana menampilkan bentukan arsitektural bangunan green techno research center yang dapat selaras dengan alam tidak hanya pelingkup bangunannya tetapi juga keruangannya yang efisien sesuai prinsip-prinsip arsitektur hemat energi pada pencahayaan dan penghawaan. 1.3. Tujuan dan Sasaran 1.3.1. Tujuan Mendesain sebuah bangunan green techno research center yang mampu mewadahi kegiatan research tentang green technology di Yogyakarta dengan menggunakan prinsip-prinsip arsitektur hemat energi yang diterapkan pada pkulit bangunan, penghawaan, dan pencahayaan sehingga tidak merusak bumi dan mampu menjadi sebuah sustainable building. 1.3.2. Sasaran Yang menjadi sasaran adalah: Aspek fungsional, memenuhi dan memahami fungsi ruang yang mewadahi kegiatan yang ada dengan menentukan kebutuhan ruang, organisasi ruang, dimensi ruang, orientasi, dan sirkulasi. Aspek teknis, mengetahui standar-standar persyaratan teknis sebuah pusat penelitian sebagai fasilitas dimana seluruh kegiatannya dapat dilaksanakan di dalamnya secara aman dan nyaman. Aspek konsep arsitektur hemat energi, mengetahui dan memahami kaidah dari sebuah konsep arsitektur hemat energi 13

yang tersirat pada penampilan, tampak, fungsi, dan instalasi bangunan. 1.4. Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan lebih difokuskan pada perancangan sebuah bangunan green techno research center dengan menerapkan prinsipprinsip arsitektur hemat energi seperti yang diterapkan pada kulit bangunan, pencahayaan, dan penghawaan. 1.5. Metodologi Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut: Browsing internet: menjelajah situs-situs tentang research center, green architecture, dan green technology. Studi literatur: mempelajari dari sumber-sumber media cetak seperti buku, karya tulis mahasiswa, majalah, dan lainnya. Observasi lapangan: melakukan observasi site dengan konsep pemikiran yang tepat. Wawancara dengan pihak-pihak terkait: mewawancarai berbagai narasumber terkait dengan tema seperti dosen pembimbing, dosendosen pengajar, staf UGM, dan lainnya. Analisis: membuat kesimpulan-kesimpulan dari berbagai sumber yang telah didapatkan di atas. 1.6. Keaslian Penulisan Di bawah ini ditampilkan judul-judul Pra TA terdahulu yang sejenis, dengan penekanan masing-masing antara lain: Research Center pada Kawasan Sentra Peternakan Domba di Majalaya Bandung oleh Ita Rahmaningsih menciptakan pusat penelitian dan pengembangan peternakan kambing dengan memadukan antara pusat penelitian dengan kegiatan rekreasi. Water Treatment Research Center and Recreation oleh Willy Kurniawan 14

menciptakan pusat penelitian dan pengembangan water treatment dengan mengembangan DAS Code bangian selatan sebagai area penjernihan air dan wisata. Pusat Penelitian Kacang Tanah, Kulit Bangunan Sebagai Konsep Hemat Energi oleh Tamara Ismiyarti Palupi menciptakan pusat penelitian dan pengembangan kacang tanah yang dapat digunakan sebagai alternatif kulit bangunan yang hemat energi. Perpustakaan Umum Yogyakarta, Bangunan Hemat Energi pada Pencahayaan dan Penghawaan oleh Galih Tsasning Mulat menciptakan bangunan perpustakaan umum di Yogyakarta dengan penekanan konsep bangunan hemat energi pada pencahayaan dan penghawaan menggunakan strategi aktif dan pasif. 1.7. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan disusun dengan sistematika dan urutan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, permasalahan, tujuan, sasaran, lingkup pembasahan, metode pembahasan, keaslian penulisan, sistematika penulisan, dan kerangka berpikir. BAB II : PENDEKATAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI Berisi penjelasan mengenai kajian pustaka terhadap beberapa teori yang relevan tentang green architecture, sehingga dapat diterapkan dalam desain bangunan. BAB III : TINJAUAN GREEN TECHNO RESEARCH CENTER Berisi penjelasan tentang berbagai aspek dan informasi mengenai green techno research center, mulai dari teori hingga contoh-contoh bangunan di dalam dan luar negeri. BAB IV : TINJAUAN SITE 15