BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom ction research) yang bersifat refleksi dan. Proses Penelitian Tidakan Kelas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan (classroom action research) yang bersifat reflektif dan

BAB III METODE PENELITIAN. Selatan dengan berjumlah siswa 30 orang, terdiri dari laki-laki. berjumlah 13 orang dan perempuan berjumlah 17 orang.

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( classroom. bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)

BAB III METODEI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. (2011: 4) penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Di dalam model penelitian ini. singkat dapat digambarkan sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di SDN2 Labuhan Ratu Kecamatan Kedaton. Bandar lampung pada semester II tahun 2011.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMK Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan tindakan dengan dibantu oleh guru mitra yang bertugas sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri laki-laki ada 17 anak dan perempuan 16 anak. Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Merak Batin Kecamatan Natar,

METODE PENELITIAN. dilakukan dalam kelas (Wardhani, 2004: 3). Sedangkan Arikunto (2006: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaannya, serta memahami

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. 2011/2012. Waktu penelitian adalah bulan April 2012 sampai dengan. terdiri dari 12 Siswa Laki-Laki dan 17 Siswa Perempuan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Wardhani, dkk. (2008: 1.4) mengungkapkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Elliot (Zainal

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

dengan menggunakan teknik tes dan non tes.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan proses dan praksis pembelajaran. Arikunto (2010: 135).

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penulis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitia tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya pemecahan masalah atau perbaikan yang dirancang menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom ction research) yang bersifat refleksi dan kolaborati. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan berupa suatu siklus atau daur ulang berbentuk spiral yang setiap langkahnya terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi (Kemmis dkk, dalam Wiriatmadja, 2006: 66). Proses Penelitian Tidakan Kelas Rencana Tindakan Refleksi Observasi Siklus 1 Pelaksanaan Tindakan Refleksi Observasi Siklus 2 Rencana Tindakan Pelaksanaan Tindakan dan seterusnya Gambar 3.1 Alur PTK ( Kemmis dalam Wiriaatmadja,(2006: 66)

24 3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, Sekolah ini merupakan tempat tugas peneliti. Penelitian dilaksanakan selama 4 (empat) bulan yaitu mulai bulan Maret tahun 2014 sampai Juni 2014. 3.2.2 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian adalah guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan dengan jumlah siswa 30 orang, terdiri dari laki- laki 13 orang dan perempuan 17 orang 3.2.3 Sumber Data Sumber data pada penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu data yang berasal dari subyek penelitian (primer) siswa dan guru dan dari bukan subyek (skunder) dokumen hasil belajar. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan yaitu dengan menggunakan teknis tes dan nontes. 3.3.1 Teknik Tes Menurut Poerwanti dkk. (2008: 2.26) Teknik tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang di tes dan berdasarkan hasil pelaksanaan tugas-tugas tersebut dalam penelitian ini, teknik tes di gunakan untuk mengumpulkan data nilai-nilai siswa.

25 3.3.2 Teknik Nontes Menurut Poerwanti dkk. (2008: 2.26) Teknik nontes dapat dilakukan melalui observasi. Menurut Kerlinger dalam Aunurrahman, dkk. (2009:8-20) Secara sederhana, observasi dapat diartikan sebagai prodsedur sistematis dan buku untuk memperoleh data. Observasi digunakan untuk mengetahui apakah dengan model Cooperative Learning tipe Make A Match pembelajaran dikelas I akan lebih efektif dan apakah ada pengaruhnya. Observasi dilakukan oleh Observer terhadap aktivitas siswa maupun guru, serta dilakukan penilaian kinerja terhadap kemampuan membaca siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 3.4 Alat Pengumpulan Data 3.4.1 Lembar Panduan Observasi Aktivitas Siswa dan Guru Instrumen Penilaian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik Alat yang digunakan oleh peneliti sebagai alat pengumpulan data adalah lembar observasi, tes tertulis dan dokumentasi. Jenis tes yang dikembangkan oleh peneliti menggunakan soal-soal tes buatan guru. Menurut Sugiyono, (2002: 268) Reliabilitas Instrumen merupakan syarat utama untuk menguji validitas instrimen, karena instrumen yang reliable belum tentu valid, tetapi jika instrument valid sudah pasti reliable, namun demikian perlu juga diuji reliabilitasnya. 3.4.2 Tes Hasil Belajara Siswa Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah

26 laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Hamalik (2001: 48) bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku subjek yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor dalam situasi tertentu berkat pengalamannya berulang-ulang. 3.4.3 Dokumen Tes Dokumen tes digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar kondisi awal siswa yaitu berupa daftar nilai/laporan penilaian, pengolahan dan analisis hasil belajar siswa. 3.4.4 Lembar Performen Pengamatan menggunakan lembar penilaian kinerja yaitu untuk mengetahui kemampuan membaca siswa berupa: 1) Membaca nyaring (didengar siswa), 2) Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat. 3) Mengenali huruf huruf dan membacanya sebagai suku kata, kata kata dan kalimat sederhana. 3.5. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian harus dilakukan oleh peneliti dari tahap persiapan sampai proses hasil pembelajaran untuk mendapatan kan hasil yang baik. Menurut Anurrahman dkk. (2009: 9-1) Analisis data adalah suatu kegiatan untuk mencermati setiap langkah yang dibuat, mulai dari tahap persiapan, proses sampai hasil pekerjaan atau pembelajaran. Analisis PTK terhadap kegiatan pembelajaran, analisis dilakukan untuk memperkirakan

27 apakah semua aspek pembelajaran yang terlibat didalamnya sudah sesuai dengan kapasitasnya. Teknik analisis data yang dilakukan adalah: 3.5.1 Analisis Kualitatif Penelitian ini mengguanakan teknik deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat memaparkan secara jelas yang sesuai dengan data dan fakta yang ada, dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dan kinerja guru terhadap kegiatan pembelajaran serta kegiatan siswa. Analisis data kualitatif digunakan teknik statistik sederhana sebagai berikut: 1. Analisis Aktivitas Siswa Skor perolehan Skor Akhir = x 100 % Skor Maksimal Tabel : 3.1 Aktivitas Siswa Keterangan Skor No Keberhasilan Kategori 1 86-100% Baik sekali 2 71-85% Baik 3 56-70% Cukup 4 41-55 % Kurang 5 0-40% Sangat kurang (Adaptasi dari Purwanto, 2008:102) No Skor Kategori 1 5 Baik sekali 2 4 Baik 3 3 Cukup 4 2 Kurang 5 1 Sangat kurang Tabel; 3.2 Rubrik analisis aktivitas siswa No Skor Aspek yang diamati 1 5 Aspek yang dilakukan dengan benar dan cepat 2 4 Aspek yang dilakukan dengan benar tapi lama 3 3 Aspek yang dilakukan selesai tapi salah 4 2 Dilakukan tapi tidak selesai 5 1 Bila tidak ada usaha sama sekali 2. Analisis kinerja guru selama proses pembelajaran Skor Perolehan Skor Akhir = x 100 % Skor Maksimal

28 Tabel 3.3 Kinerja Guru Keterangan skor: No Keberhasilan Kategori 1 86-100% Baik sekali 2 71-85% Baik 3 56-70% Cukup 4 41-55% Kurang 5 0-40% Sangat kurang (Adaptasi dari Purwanto, 2008:102) No Skor Kategori 1 5 Baik sekali 2 4 Baik 3 3 Cukup 4 2 Kurang 5 1 Sangat kurang Tabel; 3.4 Rubrik analisis kinerja guru: No Skor Aspek yang diamati 1 5 Aspek dilaksanakan dengan tepat 2 4 Aspek dilaksanakan dengan kurang tepat 3 3 Aspek dilaksanakan kurang sistematis 4 2 Dilaksankan tidak selesai 5 1 Tidak dilaksanakan 3. Penilaian kinerja ( Tugas praktek ) Skor Perolehan Skor Akhir = x 100 % Skor Maksimal Tabel 3.5 Penilaian kemampuan membaca Keterangan skor: No Keberhasilan Kategori 1 86-100% Baik sekali 2 71-85% Baik 3 56-70% Cukup 4 41-55% Kurang 5 0-40% Sangat kurang (Adaptasi dari Purwanto, 2008:102) No Skor Kategori 1 5 Baik sekali 2 4 Baik 3 3 Cukup 4 2 Kurang 5 1 Sangat kurang Tabel: 3.6 Rubrik penilaian kemampuan membaca No Skor Aspek yang diamati 1 5 Aspek yang dilakukan dengan benar dan cepat 2 4 Aspek yang dilakukan dengan benar tapi lama 3 3 Aspek yang dilakukan selesai tapi salah 4 2 Dilakukan tapi tidak selesai 5 1 Bila tidak ada usaha sama sekali

29 3.5.2 Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan hasil pembelajaran siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru. a. Penilaian Ketuntasan Belajar Penilaian ini menggunakan dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara individu dan klasikal. Ketuntasan belajar individu didapat dari KKM mata pelajaran yang telah ditetapkan yaitu siswa dinyatakan tuntas belajarnya jika telah mendapatkan nilai 65. ketuntasan belajar secara klasikal yaitu mengukur tingkat keberhasilan ketuntasan belajar siswa menyeluruh, 1. Rumus ketuntasan belajar siswa secara individu Skor perolehan Nilai siswa = x 100 Skor maksimal 2. Penilaian ketuntasan belajar secara klasikal Jumlah siswa tuntas Nilai Siswa = x 100% Jumlah siswa (Aqib dkk, 2009: 205) Hasil analisis juga dijadikan sebaai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajran atau bahkan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan metode pembelajaran yang tepat.

30 b. Penilaian Kemampuan Membaca Penilaian menunjukan nilai yang diperoleh siswa, selanjunya dibagi dengan jumlah siswa yang mengikuti tes sehingga diperoleh nilai rata-rata. Skor perolehan Nilai siswa = x 100 Skor maksimal 3.6 Urutan Tindakan Penelitian Penelitian ini dilakukan sampai berhasil, dengan berbagai kemungkinan perubahan yang dianggap perlu. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Siklus 1 1. Perencanaan Tindakan Rencana tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain : a. Menyiapkan silabus, rencana perbaikan pembelajaran, dan bahan ajara. b. Menyiapkan instrument penelitian terdiri dari lembar observasi untuk kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa dan alat evaluasi. c. Memilih materi dan menentukan metode model Cooperative Learning tipe Make A Match yang akan digunakan. 2. Pelaksanaan Tidakan Siklus I Pertemuan pertama Menyiapkan materi pembelajaran sebagai berikut:

31 1. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang suatu yang berhubungan dengan peristiwa alam sebagai apersepsi untuk membimbing pemikiran dan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran tentang peristiwa alam. 2. Membentuk dua kelompok belajar 3. Guru menginformasikan tema yang akan dipelajari 4. Guru mengajak siswa bernyanyi bersama-sama lagu yang berhubungan dengan peristiwa alam yang berjudul Hujan 5. Guru menunjukan gambar peristiwa alam saat hujan turun dan saat cuaca panas. 6. Guru menjelaskan materi tentang peristiwa alam saat hujan dan saat cuaca panas. 7. Guru menunjukan dua macam kartu yang berbeda satu kartu berisi gambargambar dan kartu yang satu lagi berisi kata atau kalimat. 8. Guru membagi kartu yang berisi gambar kekelompok yang pertama dan kartu yang berisi kata atau kalimat kekelompok yang kedua 9. Masing masing siswa mencari pasangan dari kartu yang mereka dapat 10. Bagi siswa yang sudah mendapat pasangan kartu mereka sebelum batas waktu yang ditentukan mereka mendapatkan poin, kemudian mereka duduk berdekatan. 11. Siswa yang belum dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban), berkumpul dalam kelompok sendiri. 12. Guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran pasangan kartu-kartu tersebut.

32 13. Pasangan siswa mempresentasikan topik yang diperolehnya, yang ditanggapi oleh kelompok lain. 14. Setelah satu babak selesai, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. 15. Tahap Akhir Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran. 16. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang kurang memahami materi pelajaran. 3. Tahap Pengamatan/Observasi Dalam kegiatan tahap ini, peneliti meminta bantuan pada teman sejawat untuk mengadakan pengamatan pada saat pelaksanaan pembelajaran. 4. Tahap Refleksi Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas hal-hal yang terjadi dalam siklus I yang dilakukan oleh peneliti. Bila terdapat kelemahan atau kekurangan, maka akan dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan untuk siklus I, dan siklus II. Pertemuan kedua Perencanaan Tindakan: Pada tahap perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut: a. Menyiapkan silabus, rencana perbaikan pembelajaran, dan bahan ajara. b. Menyiapkan instrument penelitian terdiri dari lembar observasi untuk kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa dan alat evaluasi

33 c. Memilih dan menentukan metode pembelajaran Cooperative Learning tipe Make A Match yang akan digunakan. d. Menentukan materi. Pelaksanaan Tidakan Menyiapkan materi pembelajaran sebagai berikut: a) Menyiapakan pertanyaan berkisar materi yang telah dibahas sebelumnya untuk mengetahui daya ingat siswa tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya. b) Memotivasi siswa dan mengingatkan siswa tentang peristiwa alam dengan menyanyikan lagu pelangi. c) Mengemukakan tujuan pembelajaran tematik yang temanya masih sama dengan pertemuan sebelumnya yaitu peristiwa alam pada pertemuan kedua tentang peristiwa alam serta dampaknya bagi manusia. d) Guna membimbing anak untuk dapat memasangkan kartu dengan tepat. e) Menjelaskan bagaimana menulis kalimat sederhana yang bena, kemudian membimbing siswa dalam menulis kalimat sederhana. f) Guru mengemukakan kelanjutan materi tentang peristiwa alam yaitu mengenai dampak peristiwa alam bagi manusia. g) Melakukan evaluasi hasil belajar. Berdasarkan kajian tersebut guru bersama observer merumuskan kelebihan dan kekurangan yang ada siklus I sebagai koreksi yang dijadikan bahan pertimbangan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.

34 5. Tahap Pengamatan/observer Dalam kegiatan tahap ini peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat untuk mengadakan pengamatan pada saat pelaksanaan pembelajaran. 6. Tahap refleksi Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas hal-hal yang terjadi dalam siklus I yang dilakukan oleh peneliti. Bila terdapat kelemahan atau kekurangan, maka akan dilakukan perbaikan pada perencanaan, tindakan untuk siklus II. Sedangkan kelebihan yang sudah dilakukan pada siklus I, dipertahankan untuk siklus II. Siklus II 1. Perencanaan Tindakan: Pada tahap perencanaan akan diterapkan hal-hal sebagai berikut: a. Menyiapkan silabus, rencana perbaikan pembelajaran, dan bahan ajara. b. Menyiapkan instrument penelitian terdiri dari lembar observasi untuk c. kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa dan alat evaluasi d. Memilih dan menentukan metode pembelajaran Cooperative Learning e. tipe Make A Match yang akan digunakan. f. Menentukan materi 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Menyampaikan materi pembelajaran dalam siklus II adalah sebagai berikut: Pertemuan Pertama Mengadakan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan pada siswa tentang suatu benda yang ada di sekitarmu yang berkaitan dengan tema yang akan dipelajari.

35 a. Mengemukakan tujuan pembelajaran b. Guru membimbing anak untuk dapat membedakan benda yang c. berbentuk lingkaran, segi tiga, dan persegi. d. Guru menunjukan gambar lingkaran, segi tiga dan persegi. e. Guru menunjukan beberapa kartu huruf yang bertuliskan benda yang ada pada gambar f. Guru membagikan gambar-gambar tersebut pada beberapa anak, beberapa siswa lagi diberikan kartu yang bertuliskan benda-benda tersebut. Kemudian mereka diminta untuk memasangkan kartu mereka dengan gambar yang ada pada teman mereka. g. Setelah satu babak selesai guru mengulang kembali membagikan kartu kepada siswa yang lain begitu seterusnya sampai semua siswa mendapat giliran memasangkan kartu. h. Guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dari pasangan kartu mereka. i. Guru mengulas kembali materi yang telah disampaikan, untuk memantapkan pemahaman siswa tentang materi yang telah dipelajari. j. Melakukan evaluasi hasil belajar dengan bentuk soal tes tulis untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menerima materi pembelajaran. Pertemuan Kedua a. mengadakan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan pada siswa tentang materi pembelajaran yang telah dibahas pada pertemuan I untuk menggali pengetahuan awal siswa.

36 b. Mengemukakan tujuan pembelajaran dan pokok masalah agar proses pembelajaran berlangsung efektif dan efisien sesuai dengan harapan. c. Guru mengemukakan inti materi yang merupakan kelanjutan dari pertemuan pertama dengan tema benda disekitar mu. Matematika tentang penghitungan lokal, sedangkan Bahasa Indonesia menulis nama benda yang ada disekitar mu dengan tegak bersambung d. Guru menunjukan kartu angka dan meminta siswa untuk menyebutkan satu persatu. e. Setiap angka yang ditunjukan oleh guru ditulis dengan mengguanakan kartu huruf. Misalnya angka 3 ditulis menjadi tiga. f. Guru membimbing anak untuk menyanyikan lagu sayang semua. g. Guru memotivasi anak yang pasif dan belajar dengan menyuh untuk maju kedepan kelas untuk memimpin lagu. h. Guru melakukan evaluasi belajar dengan menunjukan kartu yang bertuliskan angka-angka secara acak, kemudian siswa dituntuk untuk menuliskan pada buku tugas. i. Pemberian tugas untuk memperdalam pemahaman anak mengenai materi yang telah dipelajari. 3. Tahap Observasi Observasi dilaksanakan selama pelaksanaan pembelajaran untuk mengetahui peningkatan berfikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah. Guru mengamati apakah penggunaan model Cooperative Learning tipe Make a Match dapat meningkatkan kemampuan membaca dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik di kelas 1.

37 4. Refleksi Pada kegiatan inti penelitian menemukan presentase keberhasilan siswa secara klasikal dan tingkat serap siswa sebagai bahan perbandingan di siklus ke dua. Tujuannya untuk mengetahui efektivitas, keberhasilan dan hambatan dari proses pembelajaran tematik. kemudian melakukan perbaikan berdasarkan evaluasi pemantauan. Dalam mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegitan 1 bila hasil refleksi dan evaliasi siklus I menunjukan adanya peningkatan kemampuan membaca dan hasil belajar siswa kelas 1 tidak perlu dilanjutkan dengan menggunakan siklus II. Namun apabila belum memperlihatkan adanya peningkatan kemampuan membaca dan hasil belajar siswa maka dibuat siklus II yang meliputi tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan seterusnya sampai tercapai hasil sesuai KKM (65). 3.7 Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditetapkan: Adanya peningkatan kemampuan membaca dan ketuntasan hasil belajar siswa setiap siklusnya. Pada akhir penelitian adanya peningkatan secara klasikal rata-rata 70 dan KKM 70% dari jumlah siswa 30 anak.