2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm. 42. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren), (Semarang: Walisongo Press, 2009), hlm. 19. hlm. 359.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140.

BAB I PENDAHULUAN. keluarga atau orang tua dalam pendidikan anak-anak mereka serta juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad sebagai utusan-nya (sahadat),

BAB I PENDAHULUAN. Islam tersebut dinamakan orang mu min. Orang mu min adalah seseorang yang

DAFTAR TERJEMAH. No Hal Kutipan Bab Terjemah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MORAL SISWA. DI MTs HASBULLAH KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

BAB I PENDAHULUAN. Zemool, (Solo: CV. Pustaka Mantiq, 1991), hlm. 64. Nasional. 1 Mahmud Ahmad Sayyed, Mendidik Generasi Qur any, Terj. S. A.

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

BAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Deskripsi Data Penelitian. Sebelum skala disebarkan kepada responden, terlebih dahulu

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pihak yang terkait agar pendidikan dapat berlangsung. sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Pendidikan yang terjadi

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Yogyakarta: Teras, 2010), hlm Juwariyah, Dasar-Dasar Pendidikan Anak dalam Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2010), hlm Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eni Suratmi Ningsih, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak di MTsN Kunir dan MTsN Langkapan Blitar. b)

BAB I PENDAHULUAN. PT Rineka Cipta, 2000), hlm S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

BAB I PENDAHULUAN. CV.Pustaka Setia. Bandung, hlm

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. biometrik fingerprint akan mengurangi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2

BAB I PENDAHULUAN. Tatang, Ilmu Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung, 2012, hlm.13. Ibid., hlm.15.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Keutamaan Puasa

BAB I PENDAHULUAN. Algensindo, 2005, hlm Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung, Sinar Baru

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Hadist di atas menunjukkan bahwa peran keluarga khususnya orang tua sangat penting dalam membentuk karakter

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam

BAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

lalui, tapi semua itu sama sekali tidak memberikan bekas apa pun pada diri kita.

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

BAB I PENDAHULUAN. Dan bacalah Al-Qur an dengan tartil (baik tajwid dan makhrojnya). (QS.Al-Muzammil 73 : 4)

PROPOSAL KEGIATAN PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW SMP NEGERI 14 DEPOK H / 2007 M

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

DOA KALA SUSAH GELISAH RESAH DAN GUNDAH

Qana ah dan Tasamuh. Aspek Akhlak

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Abdurrahmabn Mas ud.et.al, Paradigma Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Disebarluaskan melalui: Website: November, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku mulia. Begitulah kutipan filsuf Yunani, Plato, SM (dalam

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

BAB I PENDAHULUAN. Shalat telah diwajibkan pada malam Isra sebanyak lima puluh kali dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata. mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang ia miliki, baik secara vertikal (hablumminallah) maupun secara horisontal

Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Urgensi Menjaga Lisan

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an dan al-hadits yang di dalamnya

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

Allah berfirman. Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang bergejolak di dalam dada.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi, pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia. 1 Keluarga merupakan lingkungan pertama yang menanamkan nilai-nilai moral dan agama dalam diri anak yang nantinya akan membentuk kepribadian anak ketika mereka beranjak dewasa. Keluarga adalah sel hidup utama yang membentuk organ tubuh masyarakat. Jika keluarga baik, masyarakat secara keseluruhan akan ikut baik dan jika keluarga rusak, masyarakatpun rusak. Bahkan keluarga adalah miniatur umat yang menjadi sekolah pertama bagi manusia dalam mempelajari etika sosial yang terbaik. 2 Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat mempunyai peranan yang sangat besar dalam mempengaruhi kehidupan dan perilaku anak. Kedudukan dan fungsi keluarga dalam kehidupan manusia bersifat fundamental 2010), hlm. 57. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2 Mahmud Muhammad Al-Jauhari dan Muhammad Abdul Hakim Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3 1

karena pada hakekatnya keluarga merupakan wadah pembentukan watak dan akhlak. Keluarga merupakan awal bersosialisasi sebelum anak tahu apa yang ada di lingkungannya. Dari keluarga anak akan belajar apa yang harus dilakukannya dan juga meniru apa yang dilakukan oleh anggota keluarganya. Maka tidak mengherankan ketika suatu keluarga yang memberikan pendidikan shalat yang baik dalam keluarganya akan menghasilkan anak-anak yang shalatnya baik pula, sedangkan keluarga yang tidak pernah memperhatikan atau memberikan pendidikan shalat kepada anakanaknya, sulit untuk bisa mengharapkan generasi yang baik pula. Dengan demikian keluarga merupakan lingkungan pertama yang menanamkan nilai-nilai moral dan agama dalam diri anak yang nantinya akan membentuk kepribadian anak ketika mereka beranjak dewasa. Oleh karena itu, hendaknya orang tua yang berperan penting dalam pendidikan keluarga harus menerapkan pendidikan agama sejak dini agar anak-anaknya terbiasa melakukan ritualritual keagamaan sejak kecil terutama ibadah shalat. Sehingga nanti ketika beranjak dewasa mereka sudah terbiasa melakukan hal-hal keagamaan karena kegiatan keagamaan dan akhlak yang baik anak di masa mendatang berawal dari pendidikan agama dalam keluarga sejak dini. Rasulullah SAW memerintahkan orang tua mengajarkan shalat lima waktu kepada anak-anaknya sejak usia tujuh tahun. 2

akhlak. 4 Moralitas terbentuk dengan meniru, bukan dengan nasihat Abu Dawud telah berkata : dan dia adalah Sawwar bin Dawud Abu Hamzah al-muzani ash-shairafi, dari Amr bin Syuaib dari ayahnya, dari kakeknya: Abu Dawud telah berkata : dan dia adalah Sawwar bin Dawud Abu Hamzah al-muzani ash-shairafi, dari Amr bin Syuaib dari ayahnya, dari kakeknya, dia berkata: Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat saat mereka mencapai usia tujuh tahun dan pukullah mereka jika meninggalkannya saat berusia sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka. (HR. Abu Dawud). 3 Diperintahkannya shalat agar anak-anak belajar shalat sejak masa pertumbuhan mereka dan terbiasa menunaikan dan menjalankannya sejak dini. Kemudian anak terdidik dan memperoleh kesucian ruh dalam menjalani ibadah dan kelurusan atau petunjuk, yang lemah meniru yang kuat. Anak-anak dengan fitrahnya merasa kagum dengan orang tuanya. Oleh karena itu, mereka selalu menganggap bahwa sikap dan tingkah laku orang 3 Abu Dawud Sulaiman bin Al-Asy as, Sunan Abu Dawud (Beirut: Darul Kutub al Ilmiyyah, 1996), hlm. 173. 4 Mushthafa Abul Mu athi, Mengajari Anak Shalat, (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm. 51 3

tuanya adalah yang paling sempurna dan utama. Keluarga atau orang tua hendaknya menyadari bahwa mereka selalu diawasi oleh anak yang hatinya masih suci yang merekam setiap tingkah laku orang tuanya, membangunnya dalam dirinya dan menirunya. 5 Agar anak mempunyai akhlak yang mulia, anak-anak diharapkan memperhatikan ataupun meniru yang diajarkan orang tua, salah satunya adalah pendidikan shalat yang diberikan orang tua kepada anak dalam keluarga. Menurut pendapat Zakiyah Darajat dalam bukunya Ilmu Jiwa Agama mengatakan : Apabila latihan-latihan dilalaikan pada waktu kecil atau diberikan dengan cara yang kaku, salah atau tidak cocok dengan anak, maka waktu dewasa nanti ia akan cenderung kepada atheis atau kurang peduli terhadap agama, atau kurang merasa pentingnya agama bagi dirinya, dan sebaliknya semakin banyak anak mendapat latihan-latihan keagamaan waktu kecil, maka waktu dewasanya nanti akan semakin terasa kebutuhannya kepada agama. 6 Shalat sebagai salah satu bagian penting ibadah dalam Islam sebagaimana bangunan ibadah yang lain juga memiliki banyak keistimewaan. Ia tidak hanya memiliki hikmah dalam setiap gerakan dan rukunnya, namun secara umum shalat juga memiliki pengaruh drastis terhadap perkembangan kepribadian seorang anak. Tentu saja hal itu tidak serta merta dan langsung di 5 Khalid Ahmad Asy-Syantut, Rumah Pilar Utama Pendidikan Anak, (Jakarta : Robbani Press, 2005), hlm. 59. 1988), hlm. 41 6 Zakiyah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 4

dapatkan dengan instan dalam pelaksanaan shalat. Orang tua hendaknya memberikan pendidikan shalat sedini mungkin. Manfaatnya tanpa terasa akan masuk dalam diri anak yang taat melaksanakannya. Pendidikan shalat yang diberikan orang tua disini sangat berperan sekali. Ibadah shalat yang dilakukan dengan baik, berpengaruh bagi orang yang melakukannya. Ibadah yang dilakukannya membawa ketenangan, ketentraman dan kedamaian dalam hidup manusia. Manusia yang tenang hatinya tidak akan goncang dan sedih hatinya ketika ditimpa musibah. Melalui pelaksanaan ibadah shalat secara kontinue dari waktu ke waktu yang telah di tentukan batasnya di harapkan akan selalu ingat kepada Allah, sehingga dalam melakukan segala aktivitas akan terasa diawasi dan di perhatikan oleh Dzat yang Maha Mengetahui, Maha Melihat, dan Maha Mendengar. Konsekuensinya adalah terhindar dari melakukan segala perbuatan yang bertentangan dengan Islam. Shalat dapat memurnikan akhlak kita, sesuai dengan firman Allah: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah 5

mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Ankabut/29: 45) 7 Shalat yang di kehendaki Islam bukanlah semata-mata sejumlah bacaan yang diucapkan oleh lisan, sejumlah gerakan yang dilakukan oleh anggota badan tanpa disertai kesadaran akan kekhusyu an hati. Tetapi shalat yang diterima adalah shalat yang terpenuhi ketentuan-ketentuannya berupa perhatian fikirannya, kedudukan hatinya dan kehadiran keagungan seakan-akan berada di hadapan-nya. Shalat merupakan ibadah yang memiliki nilai edukatif yang tinggi dan luas. Dalam hal ini shalat mempunyai daya penunjang bagi pembentukan akhlak anak dan manusia untuk berbuat kebaikan dan meninggalkan kejahatan, menjauhi fakhsa dan munkar, mengurangi kelesuan di saat menderita, kesulitan dan keangkuhan di saat memperoleh nikmat. Shalat akan menanamkan dalam hati kesadaran adanya kontrol Ilahi, memelihara aturannya, menjaga kedisiplinan waktu, takut akan siksaan dan ancamannya. Berdasarkan pengalaman penulis pada waktu melaksanakan PPL (praktek pengalaman lapangan) di salah satu sekolah menengah tingkat pertama di Semarang banyak siswa yang akhlaknya baik karena mereka menjalankan shalat lima waktu yang diajarkan oleh keluarganya. Banyak sekali alasan yang bisa didapatkan dari mereka. Salah satu alasan yang paling 7 KEMENAG, Al-Qur an dan Tafsirannya Jilid VII, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), hlm. 411 6

mendasar dari semuanya adalah karena di lingkungan keluarga mereka terutama orang tuanya selalu mengajarkan dan memberikan pendidikan shalat kepada mereka dan selalu mengajarkan berakhlak yang baik. Anak menganggap shalat itu tidak penting karena tidak adanya dukungan dari orang tua walaupun di sekolah sudah diberikan materi dan motivasi untuk melaksanakan kewajiban shalat. Dapat dilihat disini bahwa perhatian dan pendidikan orang tua sangat penting dalam pembentukan akhlak. Barangsiapa yang belum di cegah oleh shalatnya dari perbuatan keji dan munkar, maka shalatnya hanyalah gerakan semata. Walaupun dia telah melaksanakan shalat, tetapi akhlaknya belum dikatakan baik. Jika shalat belum menjadikan diri kita sebagai seorang yang penyayang terhadap sesama, berarti shalat kita belum membuahkan hasil yang sempurna. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti menyadari betapa pentingnya pendidikan shalat dalam keluarga, terlebih di era yang modern sekarang ini yang banyak memberikan pengaruh negatif kepada anak. Berdasarkan hal itu peneliti bermaksud meneliti seberapa besar pengaruh pendidikan shalat dalam keluarga terhadap akhlak siswa dengan judul skripsi PENGARUH PENDIDIKAN SHALAT DALAM KELUARGA TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VIII DI MTs FATAHILLAH SEMARANG. 7

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut 1. Bagaimana pendidikan shalat dalam keluarga pada siswa kelas VIII di MTs Fatahillah Semarang? 2. Bagaimana akhlak siswa kelas VIII di MTs Fatahillah Semarang? 3. Adakah pengaruh pendidikan shalat dalam keluarga terhadap akhlak siswa kelas VIII di MTs Fatahillah Semarang? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui pendidikan shalat dalam keluarga pada siswa kelas VIII di MTs Fatahillah Semarang. b. Untuk mengetahui akhlak siswa kelas VIII di MTs Fatahillah Semarang. c. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara pendidikan shalat dalam keluarga terhadap akhlak siswa kelas VIII di MTs Fatahillah Semarang. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Praktis, terdiri dari : 1) Manfaat untuk Penulis a) Penulis dapat mengetahui pendidikan shalat dalam keluarga. b) Penulis dapat mengetahui kebiasaan (akhlak) siswa kelas VIII di MTs Fatahillah Semarang. 8

c) Penulis dapat mengetahui seberapa besar pengaruh pendidikan shalat dalam keluarga terhadap akhlak siswa kelas VIII di MTs Fatahillah Semarang. 2) Manfaat untuk Siswa a) Siswa lebih mudah memahami materi tentang shalat. b) Siswa lebih mudah memahami pendidikan shalat dalam keluarga. c) Siswa lebih baik perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. d) Memotivasi siswa untuk berperilaku yang lebih baik. e) Siswa dapat membedakan perilaku yang baik dan yang tidak baik. f) Membiasakan diri untuk berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari. 3) Manfaat untuk Guru a) Menambah wawasan guru dalam meningkatkan pembelajaran tentang akhlak yang baik pada siswa. b) Penanaman perilaku dengan akhlak yang baik benar-benar dapat tertanam kuat pada perilaku keseharian siswa. 9

c) Memberikan nilai perilaku terhadap siswa bukan hanya aspek kognitif dan afektif tapi juga aspek psikomotor. d) Memudahkan dalam melakukan identifikasi dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan akhlak siswa. 4) Manfaat untuk Keluarga a) Sebagai bahan koreksi diri orang tua dalam berperilaku. b) Kesadaran orang tua bahwa perilaku kesehariannya sebagai tauladan anak-anaknya. c) Memberikan kesadaran kepada keluarga khususnya orang tua untuk memberikan pendidikan shalat sedini mungkin. b. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam kajian ilmiah di dunia pendidikan, dalam rangka meningkatkan pembelajaran yang berkualitas dan menghasilkan lulusan yang berprestasi. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan semoga dapat menambah khasanah nilai-nilai pengetahuan dan lebih meningkatkan kemampuan dalam memberikan teladan terhadap generasi di masa mendatang. 10