ANALISIS KURIKULUM DAN MODEL PEMBELAJARAN GEOGRAFI PERTEMUAN PERTAMA

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL KURIKULUM MASA DEPAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PROGRAM AKSELERASI DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus di SMP Negeri 9 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat. Salah satu bentuk perkembangan ilmu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. semuannya dirumuskan oleh Pemerintah. perencana tentang keberadaan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN BERBASIS POTENSI LOKAL MELALUI KEBIJAKAN LEADER CLASS DI DAERAH CILACAP. Oleh : Ma rifani Fitri Arisa

1. Kurikulum Subjek Akademis 2. Kurikulum Humanistik 3. Kurikulum Rekonstruksi Sosial 4. Kurikulum Teknologis

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia dapat ditingkatkan. Melalui pendidikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN BAB I

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

Drs. Asep Herry Hernawan, M.Pd. KURTEK FIP - UPI BEBERAPA CATATAN TENTANG KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mubarak Ahmad, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan atau Kurikulum Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lutma Ranta Allolinggi, 2013

BAB I PENDAHULUAN . Latar Belakang

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

memberikan jaminan mutu pendidikan dengan standar yang lebih tinggi dari Standar Nasional Pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

KONSEP DASAR KURIKULUM 2004

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

RENCANA STRATEGIS

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

IV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Umum Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Metro

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan di. meningkatkan produktivitas kreativitas, kualitas, dan efisiensi kerja.

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Strategi Pengembangan Sekolah Efektif untuk Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi

KONSEP DASAR MANAJEMEN PENDIDIKAN. Rahmania Utari, M. Pd.

BAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SLTP ALTERNATIF QARYAH THAYYIBAH KALIBENING SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

BAB I PENDAHULUAN. pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 memaparkan beberapa cakupan yang dibahas dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STANDAR ISI PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

dan nyaman untuk kegiatan belajar mengajar di sekolah. Karim (2012:5) menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. terkecuali, Pemerintah Indonesia dalam Undang-undang Dasar Republik. Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan dasar hukum

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah yakni: input, proses, dan out put (Rivai dan Murni, 2009).

ISU-ISU PENDIDIKAN DIY Oleh Dr. Rochmat Wahab, MA

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH. OLEH: ASEP SURYANA,M.Pd.

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

BAB I PENDAHULUAN. didik untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

A. Desentralisasi Memengaruhi Profesionalisme Guru

BAB I PENDAHULUAN. hampir semua aspek kehidupan manusia. Selain manfaat bagi kehidupan manusia di satu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI (PENDIDIKAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT)

KATA PENGANTAR ±±. DAFTAR ISI vii ^

PENGEMBANGAN KURIKULUM SBI Oleh: Dr. Cepi Safruddin Abdul Jabar 1

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Desain Kurikulum dan Materi Pembelajaran

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam dunia pendidikan, perubahan kurikulum bukanlah suatu hal

MEMBENTUK SUMDER DAYA MANUSIA BERKUALITAS MELALUI LEADER CLASS

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan guna menghadapi tantangan dunia pada era globalisasi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

Oleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda tergantung pada usia

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

BAB I PENDAHULUAN. sangat banyak. Tuntutan tersebut diantaranya adalah anak membutuhkan

(Bandung: RosdaKarya, cet. 7, 2002), h Mulyasa, Manajemen Berbasis Madrasah: Konsep, Strategi dan Implementasi

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian RESTU NURPUSPA, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PADA SMA NEGERI 1 SRAGEN DAN SMA NEGERI 1 GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN TESIS. Disusun oleh : AGUS SUHONO

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

I PENDAHULUAN. pendidikan. Bahkan sistem pendidikan di Indonesia saat ini juga telah banyak. mengubah pola pikir terutama dalam dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara untuk menjadi negara maju, bermartabat, dan sejahtera. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berkreasi, semakin dirasakan urgensinya. Otonomi dibidang

Transkripsi:

ANALISIS KURIKULUM DAN MODEL PEMBELAJARAN GEOGRAFI PERTEMUAN PERTAMA

DESKRIPSI Mata kuliah ini mengkaji tentang kurikulum dan model pembelajaran Geografi yang berkaitan dengan analisis terhadap pengembangan dan implementasi kurikulum yang sedang berlaku saat ini juga sebelumnya. Perbandingan kurikulum Geografi dikaji baik antar kurikulum dari waktu ke waktu maupun antar-negara. Selain itu, mata kuliah ini juga menganalisis model-model pembelajaran Geografi yang efektif dapat dilaksanakan dalam menyampaikan konsep, prinsip, generalisasi maupun keterampilan Geografi. Inovasi kurikulum dan pembelajaran Geografi menjadi kajian dalam perkuliahan ini untuk membangun innovativeness mahasiswa berkaitan dengan relevansi kebutuhan masyarakat lokal, nasional maupun dengan kehidupan global dan kemajuan teknologi yang memberikan konsekuensi terhadap kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki tidak hanya kompetensi-kompetensi yang berorientasi kepada kehidupan masyarakat sekitarnya saja tetapi juga dengan kehidupan yang lebih luas.

TUJUAN Melalui mata kuliah analisis kurikulum dan model pembelajaran diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk: (1) menganalisis dan mengevaluasi secara kritis berkaitan dengan pengembangan serta implementasi kurikulum Geografi (2) mengembangkan model-model pembelajaran yang sesuai untuk Geografi (3) melakukan inovasi kurikulum dan pembelajaran Geografi.

MATERI YANG DIKAJI konsep dan prinsip-prinsip Geografi model, inovasi, dan evaluasi kurikulum perbandingan kurikulum Geografi implementasi kurikulum Geografi pemahaman dan prinsip pembelajaran pendekatan dan model pembelajaran Geografi inovasi pembelajaran Geografi

REFERENSI Miller and Seller, (1985), Curriculum perspectives and practice. N. Y.: Longman. Gredler, Margaret E. (1992). Learning and Instruction: Theory Into Practice, N.Y.: Macmillan Pub. Co. Marsden, W.E. (1976). Evaluating Geography Curriculum, N.Y.: Longman Inc.

ANALISIS KURIKULUM Analisis merupakan suatu proses kajian untuk memberikan dukungan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan seperti orang, benda, kegiatan, keadaan atau sesuatu kesatuan tertentu Analisis merupakan suatu proses atau tindakanuntuk memberi makna atau nilai sesuatu Analisis berhubungan pula dengan pemberian nilai atau arti untuk menunjukkan jalan pemecahan atau memberikan kualitas yang dinilai

RUANG LINGKUP Analisis terhadap kurikulum sebagai suatu program atau dokumen 1. Analisis tujuan dan kompetensi yang diharapkan 2. Analisis terhadap pengalaman belajar yang direncanakan 3. Analisis terhadap strategi belajar mengajar 4. Analisis terhadap program penilaian

RUANG LINGKUP Analisis terhadap kurikulum sebagai implementasi 1. Apakah implementasi kurikulum yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan program yang direncanakan? 2. Apakah setiap program yang direncanakan dapat dilaksanakan oleh guru? 3. Sejauh mana siswa dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai? 4. Apakah secara keseluruhan implementasi kurikulum dianggap efektif dam efisien?

PENGEMBANGAN KURIKULUM: ISI, IMPLEMENTASI, MONITORING, DAN EVALUASI

LATAR BELAKANG 1. Reformasi Bidang Kurikulum 2. Permasalahan Mutu Pendidikan 3. Permasalahan Relevansi Perlu Dilakukan Perubahan Kurikulum

REFORMASI BIDANG KURIKULUM Perkembangan dan perubahan dunia secara struktural. Desentralisasi dalam sektor pendidikan. (Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999) Pengembangan kompetensi.

PERMASALAHAN MUTU PENDIDIKAN Prestasi belajar yang dicapai siswa lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain. Anak-anak Indonesia hanya mampu menguasai 30% materi bacaan. Dibandingkan dengan 38 negara peserta loma, siswa kelas 2 SLTP berada pada urutan ke-32 untuk IPA dan ke-34 untuk Matematika.

PERMASALAHAN RELEVANSI Pengangguran terbuka, meskipun kesempatan kerja tinggi. Proporsi siswa yang melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi kecil.

ACUAN PERUBAHAN KURIKULUM 1. Keberadaan Kurikulum 2. Pendidikan Nasional 3. Pendidikan dalam Era Globalisasi 4. Kurikulum dalam Era Globalisasi 5. Desentralisasi Pendidikan

KEBERADAAN KURIKULUM Bersifat subyek akademik dan sentralistik; tujuan: siswa menguasai materi pelajaran Isi kurikulum kurang menyentuh kebutuhan kehidupan siswa Kurang mampu mengantarkan siswa ke arah tujuan pendidikan nasional. Kurang memberdayakan peran sekolah dan partisipasi masyarakat setempat.

PENDIDIKAN NASIONAL Landasan filosofis: Pancasila. Landasan yuridis: Undang-undang Dasar 1945. Landasan sosiologis: Pendidikan sebagai suatu pranata sosial. Visi pendidikan nasional: Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia.

PENDIDIKAN DALAM ERA GLOBALISASI Pemahaman mengenai budaya silang dan belajar melihat dunia dari perspektif yang berbeda, Pembelajaran holistik Pelibatan potensi masyarakat untuk pemberdayaan sekolah.

KURIKULUM DALAM ERA GLOBALISASI Pendekatan studi dengan cara integratif untuk memahami dunia. Fokus terhadap performance yang menyerap perspektif dunia secara komprehensif. Pendidikan sebagai komponen utama dari daya saing ekonomi. Fokus terhadap pendekatan interdisipliner. Pelaksanaan cooperative learning untuk memahami peningkatan pluralistik dalam masyarakat.

DESENTRALISASI PENDIDIKAN Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Pasal 11; pendidikan termasuk bidang kewenangan yang diberikan kepada daerah. Masalah desentralisasi pendidikan: pembiayaan, kesenjangan mutu, efisiensi pengelolaan pendidikan, pemerataan, dan pelibatan masyarakat dalam pendidikan. School Based Management (SBM): kreativitas kepala sekolah, kepedulian masyarakat, dan berkurangnya beban pemerintah.

KONTEKS PERUBAHAN KURIKULUM 1. Wajib Belajar 9 Tahun 2. Standar Pelayanan Minimal 3. Kurikulum Berdiversifikasi 4. Kurikulum Berbasis Kompetensi 5. Bentuk Kurikulum

WAJIB BELAJAR 9 TAHUN Kendala utama: Kesadaran masyarakat masih rendah. Angka putus sekolah tinggi dan angka melanjutkan sekolah rendah. Angka partisipasi kasar dan murni di SLTP rendah. Perlu pendekatan komprehensif yang persuasif berlandaskan sosio-kultural.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor 053/U/2001 tanggal 19 April 2001. Spesifikasi teknis yang dijadikan patokan minimal oleh daerah kabupaten dan kota. Acuan bagi propinsi berkenaan dengan pelayanan minimal oleh daerah kabupaten dan kota sesuai dengan indikator yang ditentukan Kewenangan untuk melaksanakan kurikulum yang sesuai dengan standar minimal, sehingga jaminan mutu minimal dicapai

KURIKULUM BERDIVERSIFIKASI Memberi kesempatan kepada setiap sekolah untuk memiliki ciri khas dan pusat keunggulan. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan bakat dan kemampuan tertentu secara optimal. Jalan keluar yang efektif untuk mengatasi mutu dan relevansi pendidikan, karena potensi daerah dan peserta didik diakomodasi. Mengembangkan kemampuan yang bersifat kopetitif dalam skala global.

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Kompetensi merupakan standar kemampuan minimal yang harus dimiliki oleh setiap keluaran sekolah. Meliputi keberhasilan yang terkait dengan: (1) apa yang diketahui dan dapat dilakukan oleh siswa (2) pembelajaran yang mengembangkan cara-cara belajar (3) program pengajaran ilmu-ilmu dasar dan budi pekerti, dan (4) acuan pokok penilaian atau indikator penilaian. Adanya kemampuan minimal yang sama dan pengembangan yang optimal sesuai kebutuhan dan minat siswa. Adanya kemampuan atas bahan dan lingkup ajar secara maju dan berkelanjutan untuk menjadi mahir dalam bahan dan lingkup ajar yang bersangkutan.

BENTUK KURIKULUM Kurikulum yang dikembangkan bergerak dari humanistik menuju ke subyek akademis yang bertumpu kehidupan sehari-hari. Pada awal jenjang sekolah dasar, kurikulum diorientasikan kepada kurikulum humanistik melalui konsep learning how to learn yang merupakan dasar untuk belajar pada tahap-tahap berikutnya. Menjelang akhir pendidikan dasar, kurikulum ideal mulai bergeser dari kurikulum humanistik kepada kurikulum subyek akademis yang bertumpu kepada kehidupan masyarakat daerah di mana siswa tinggal. Kurikulum aktual memberikan peluang untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa.

STRATEGI PERUBAHAN KURIKULUM 1. Isi Kurikulum 2. Implementasi 3. Monitoring dan Evaluasi

ISI KURIKULUM Pada kurikulum aktual, perubahan diarahkan pada model pembelajaran mencari dan menemukan pengetahuan. Perubahan isi kurikulum masih dalam kerangka subyek akademik dan dikembangkan berbasis pada kompetensi: 1. dapat membentuk kepribadian nasional dengan berorientasi kepada karakter khas masing-masing daerah 2. memberikan kontribusi pada nilai-nilai demokrasi yang berkembang di masyarakat 3. relevan dengan kebutuhan masyarakat baik lokal maupun global 4. berorientasi ke masa depan 5. dapat memenuhi kompetensi yang memuat dengan jelas pencapaian tiap jenjang.

IMPLEMENTASI Implementasi kurikulum dikembangkan dengan berorientasi kepada kurikulum humanistik menuju rekonstruksi sosial dan teknologi. Pada awal pendidikan dasar dikembangkan kurikulum humanistik untuk pengembangan pribadi, seperti kemampuan membaca, menulis, dan berpikir kritis, serta keberanian mengeluarkan ide atau gagasan, dan bekerja sama perlu ditonjolkan. Pada pertengahan dan akhir pendidikan dasar dikembangkan kurikulum berorientasi pada alam kehidupan dan alam pekerjaan dipadukan dengan kurikulum subyek akademik. Pada jenjang menengah dikembangkan kurikulum disiplin ilmu dengan tetap bersandar pada kehidupan dan lingkungan masyarakat sebagai sumber kurikulum.

MONITORING DAN EVALUASI (1) Evaluasi dilakukan terhadap komponen kurikulum (materi, sarana dan prasarana, dan guru). Evaluasi komponen materi : 1. kesesuaian dengan kompetensi yang dituntut. 2. pengakomodasian akan tuntutan relevansi dengan kebutuhan masyarakat (skala lokal maupun global). 3. pemenuhan akan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 4. pembentukan kepribadian siswa yang utuh dan berakhlak mulia.

MONITORING DAN EVALUASI (2) Evaluasi sarana dan prasarana berkaitan dengan fasilitas yang dapat menunjang pemenuhan kompetensi yang dituntut. Evaluasi guru berkaitan dengan implementasi kurikulum dalam pembelajaran di kelas. Evaluasi terhadap program kurikulum dilakukan setiap 5 tahun dan secara parsial evaluasi dilakukan setiap 3 tahun. Evaluasi tahunan dilakukan guna mengetahui kemajuan program secara makro dan masukan bagi program kurikulum berikutnya. Evaluasi mikro, dilakukan sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi dan berdiversifikasi, dan diserahkan kepada masingmasing sekolah.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan 2. Rekomendasi

KESIMPULAN (1) Mutu dan relevansi pendidikan masih menghadapi masalah. Pengembangan kurikulum mengacu berbagai peraturan dan kebijakan yang terkait Sisdkinas, perkembangan iptek, dan dampak globalisasi. Perubahan kurikulum dilaksanakan dalam konteks Wajar 9 tahun, SPM, kurikulum berdiversifikasi, dan kurikulum berbasis kompetensi.

KESIMPULAN (2) Isi kurikulum: sejumlah kompetensi yang terkait dengan mata pelajaran dengan mempertimbangkan aspek humanistik, rekonstruksi sosial, dan teknologi. Implementasi kurikulum subyek akademis berbasis kompetensi dimulai dari pengembangan pribadi menuju kehidupan dan alam pekerjaan. Evaluasi kurikulum dilakukan untuk menilai program (efektivitas dan efisiensi) di tingkat pusat dan daerah dan masyarakat.

REKOMENDASI Pengembangan isi kurikulum tetap berdasarkan subyek akademik tetapi didasarkan pada kompetensi. Implementasi kurikulum berbasis kompetensi direkomendasikan bergerak dari kurikulum kurikulum humanistik menuju kurikulum rekonstruksi sosial dan teknologi. Fokus evaluasi kurikulum adalah komponen kurikulum yang berkenaan dengan materi, sarana dan prasarana, dan guru. Evaluasi program secara menyeluruh tiap 5 tahun, evaluasi program parsial tiap 3 tahun, evaluasi program makro tiap tahun, dan evaluasi program mikro disesuaikan dengan kondisi sekolah.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH