BAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema.

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN CONTEXTUAL ARCHITECTURE

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi bertambah banyaknya kebutuhan akan sarana dan prasarana

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III: DATA DAN ANALISA

KAWASAN TERPADU STASIUN PASAR SENEN

BAB II. Analisa yang Mewujudkan Art Deco. Kegiatan survey lapangan yang telah penulis alami dan perolehan akan data

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Tapak perancangan merupakan area yang berada jauh dari kota. Lokasi ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. :Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan konseptual. -pengembangan.

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang

Gambar 5.30 Peta Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai Gambar 5.31 Peta rencana Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. kota yang diminati oleh seluruh lapisan masyarakat. Dengan semakin banyaknya

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

BAB IV PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I KONDISI PINGGIRAN SUNGAI DELI

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. : Kelurahan Pulo Brayan Lama (Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Barat dan Kecamatan Medan Deli)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

BAB V KESIMPULAN. BAB V Kesimpulan dan Saran 126

International Fash on Institute di Jakarta

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

LOKASI Lokasi berada di Jl. Stasiun Kota 9, dan di Jl. Semut Kali, Bongkaran, Pabean Cantikan.

BAB VI DATA DAN ANALISIS

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

LINGKUNGAN DAN UKURAN JL. YOS SUDARSO SITUASI LOKASI SITE. 173,5 m. 180 m. 165 m. 173 m

BAB II FIRST IMPRESSION. perancang melakukan survey lokasi ke Istana Maimun, kesan pertama ketika perancang


BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha,

STASIUN DAN BALAI YASA MANGGARAI

TINJAUAN PULO CANGKIR

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Rancangan Tata Letak Jalur Stasiun Lahat

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

2015 STASIUN TRANSIT MONORELBERBASIS SISTEMTRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT

BAB VI PENUTUP 6.1 KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan I.1. Pergub DI Yogyakarta No. 62 Tahun 2013 Tentang Pelestarian Cagar Budaya 2. Kamus Besar Bahasa Indonesia

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

SUDIMARA STATION INTERCHANGE DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

BAB VI HASIL RANCANGAN

DAFTAR ISI. PROYEK AKHIR SARJANA... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii PENDAHULUAN Data Ukuran Lahan...

PENGEMBANGAN KAWASAN STASIUN TERPADU PASAR SENEN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB III DESKRIPSI PROYEK

REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI BAB I PENDAHULUAN BAB I. Universitas Sumatera Utara 4. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KRITIK ARSITEKTUR SIMPUL KEMACETAN DI JALAN MARGONDA RAYA, DEPOK JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Re-Desain Stasiun Besar Lempuyangan Dengan Penekanan Konsep pada Sirkulasi, Tata ruang dan Pengaturan Fasilitas Komersial,

機車標誌 標線 號誌選擇題 印尼文 第 1 頁 / 共 12 頁 題號答案題目圖示題目. (1) Tikungan ke kanan (2) Tikungan ke kiri (3) Tikungan beruntun, ke kanan dahulu

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR: TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KAWASAN BERORIENTASI TRANSIT

BAB IV ANALISA TAPAK

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II FIRST LINE Sesuai dengan proses perancangan, pengetahuan dan pengalaman ruang sangat dibutuhkan untuk melengkapi dan mendapatkan data-data yang berkaitan dengan kasus yang ditangani. Karena itu dilakukan survey ke lokasi stasiun Kereta Api Labuhan. Hal pertama yang dirasakan ketika sampai di lokasi yaitu atmosfer yang sepi. Sepi bukan karena tidak adanya aktifitas manusia dan kendaraan, karena sebenarnya di tempat ini sangat ramai dengan adanya sekolah, pasar tradisional dan jalur kendaraan serta truk-truk barang. Namun perasaan sepi karena seolah-olah kawasan ini kehilangan jiwa dan rohnya yang sudah bertahuntahun ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. Tapak yang berada di Jl. Yos Sudarso KM.12 Kec. Medan Labuhan, sesuai dengan RTW Kota Medan pada tahun 2010-2030 dan RDTR Kota Medan pada tahun 2009-2029 yang berisi pengembangan Transit Oriented Development (TOD) di kawasan Labuhan Deli yang berpusat pada stasiun, Masjid Osmani dan juga Kota Cina. Menempati lahan seluas ± 1.5 Ha, dengan batas-batas sebagai berikut: Utara Rumah Penduduk; Selatan: Rumah penduduk; Timur : jalan besar Yos Sudarso; dan Barat: berbatasan dengan rel kereta api (Gambar 2.1). 22

Gambar 2.1 lokasi Stasiun Labuhan Jika kita melihat kembali ke belakang, Stasiun Kereta Api Labuhan yang berada di Jl. Yos Sudarso ini mulai dibangun pada tahun 1885 oleh perusahaan perkebunan Deli Spoorweg Maatschappij (DSM) dan juga mulai melakukan pembangunan rel, kantor serta perumahan (gambar 2.2). Stasiun ini ditujukan untuk mengangkut hasil perkebunan dari Labuhan ke Medan mengingat pada saat itu pelabuhan utama berada di Sungai Deli yang lokasinya pun berada sangat dekat dengan site Stasiun Kereta Api yang ada. Gambar 2.2 - Stasiun Labuhan (Sumber: tembakaudeli.blogspot.co.id) 23

Gambar 2.3 - Stasiun Kereta Api Deli Spoorweg di Medan (Sumber: tembakaudeli.blogspot.co.id) Stasiun pusat dibangun di sebelah kanan dari Hotel de Vink. Di depan lapangan yang luas yaitu lapangan Esplanade (lapangan Merdeka). Perencanaan Stasiun Medan menjadi cikal bakal pusat kota Medan berada dikawasan ini. Gambar 2.3 adalah stasiun kereta api Medan yang baru siap. Banyak kuli-kuli diperkerjakan untuk membangun landasan rel-rel kereta api ini. Jalur pertama yang direncanakan adalah jalur Medan - Labuhan. Karena pada saat itu, Labuhan masih menjadi pusat pemerintahan Sultan Deli. Jalur ini dibuat dalam perencanaan awal adalah untuk mempermudah dan mempercepat perpindahan kota. Dengan dikeluarkannya surat no.17 tanggal 23 Januari 1886 pembangunan jalur Medan - Labuhan sejauh 16,743 Km segera terealisasi. Lokomotif yang akan dipergunakan untuk kebutuhan transportasi di Deli adalah Lokomotif B 2t 1067 "Sumatra" yang dibuat oleh perusahaan Belanda Hohenzollern untuk Deli Spoorweg Mij (Gambar 2.4). 24

Gambar 2.4 Lokomotif oleh perusahaan Belanda (Sumber: tembakaudeli.blogspot.co.id) Sekarang, stasiun pertama di Kota medan ini seperti terlupakan, bahkan eksisting bangunannya pun tertutupi oleh rumah-rumah warga sehingga tidak terlihat lagi dari jalan besar Yos Sudarso (Gambar 2.5). Pada awalnya penulis merasa kesulitan untuk menemukan bangunan stasiun yang tersembunyi ini karena kurangnya informasi dan penunjuk lokasi. Gambar 2.5 Bangunan stasiun yang tertutupi rumah warga Pencapaian dan akses ke lokasi dapat dilihat pada gambar 2.6. Permasalahan sirkulasi di sekitar site kendaraan yang berhenti sembarangan, tidak adanya lahan parkir, kemacetan lalu lintas kendaraan dan truk pengangkut barang, pedestrian dan zebra cross yang tidak jelas dan tidak memadai. 25

Gambar 2.6 pencapaian ke lokasi Akses menuju stasiun dapat melalui jalan kecil yang tepat berada di seberang simpang Jl. Marginda Siregar. Jalan kecil di antara rumah warga ini memiliki kondisi yang jorok dan becek, hanya setengah jalan yang menuju bangunan stasiun yang diaspal, setengah jalan lagi yang menuju Jl.Yos Sudarso merupakan jalan tanah (Gambar 2.7). Gambar 2.7 Kondisi akses menuju Stasiun Labuhan Kondisi fisik bangunannya sendiri masih mempertahankan bentuk bangunan lama tanpa ada penambahan dan pengurangan yang permanen. Gaya arsitektur yang terdapat pada bangunan ini adalah gaya arsitektur kolonial yang sudah beradaptasi dengan iklim Indonesia, gaya kolonial dapat dilihat dengan 26

jelas dari pengulangan dan irama ornament geometri pada bentuk dan fasad bangunan, gaya arsitektur yang sudah beradaptasi dengan iklim di Indonesia dilihat dari pemakaian atap perisai dan adanya teras atau selasar didepan bangunan sebagai transisi antara ruang luar dan ruang dalam (Gambar 2.8). Gambar 2.8 Arsitektur Kolonial-indonesia (Sumber: dzak-irah.blogspot.co.id) Bangunan bergaya arsitektur kolonial adaptasi ini memiliki luas 4m x 28 m dengan ketinggian sekitar 5m. Bangunan menggunakan material bata dan beton dengan rangka kayu pada atap yang ditutupi dengan genteng tanah liat. Bangunan satsiun ini memiliki selasar atau teras di depan bangunan dan peron selebar 4 m pada bagian belakang bangunan yang berbatasan dengan rel kereta api. Stasiun ini memiliki 2 lintasan rel kereta api dengan status Stasiun Pembantu. Walaupun masih berfungsi sebagai stasiun pembantu, namun kondisinya saat ini cukup terbengkalai. Cat yang sudah pudar dan beberapa material kayu pada plafon bangunan yang sudah lapuk dibiarkan begitu saja (Gambar 2.9). 27

Gambar 2.9 Kondisi Fisik Stasiun Labuhan Para pengguna stasiun kereta api ini yang merupakan pertugas KA tidak lagi menggunakan pintu entrance utama untuk memasuki bangunan, tetapi menggunakan pintu yang berdekatan dengan rel. Hal ini menyebabkan bagian fasad bangunan terabaikan karena tidak digunakan lagi. Lingkungan sekitar dan pemandangan dari bangunan stasiun ini kurang baik, yaitu bagian belakang rumah warga, ladang, dan tambak warga yang langsung berbatasan dengan dua rel kereta api. Bangunan stasiun yang juga berada dekat dengan pemukiman penduduk ini tidak diberi palang atau buffer pada rel kereta apinya, walaupun ada jarak lahan kosong antara pemukiman dan 28

rel kereta api. Penulis menilai hal ini sangat berbahaya bagi keselamatan warga terutama bagi anak-anak penduduk sekitar (Gambar 2.10). Gambar 2.10 Kondisi rel kereta api Kondisi fasilitas dan keadaan lingkungan sekitar setasiun ini akan dirangkumkan dalam Tabel analisa lingkungan (Tabel 2.1). Tabel 2.1 Analisa lingkungan, Sumber: olahan data pribadi Kondisi Streetscape area pemukiman Foto eksisting Keamanan Belum tercapai Kenyamanan Belum tercapai Elemen Pejalan kaki/pedestrian Pohon Jalan Tersedia Letak dan jarak belum tertata dengan rapi Tidak tersedianya batas zona untuk vegetasi dan juga pedestrian dan juga lampu jalan 29

Lampu Jalan Tersedia hanya saja kualitas penerangannya masih sangat minim Letak lampu jalan masih belum mempertimbangkan skala pencahayaan Lampu jalan belum memiliki cirri khas labuhan deli Perabot Jalan Tersedia Kondisi: tidak memadai Halte bus Tersedia Kondisi: buruk Penyebra ngan Jalan tersedia Kondisi: tidak memadai Signage Tidak tersedia Tidak adanya perhatian khusus pada bangunan yang mengandung nilai sejarah tinggi di Kota Medan ini dinilai penulis terjadi karena saat ini Stasiun 30

Labuhan hanya dipergunakan sebagai stasiun dipo untuk pengecekan pengangkutan BBM yang menyebabkan pengunjung yang mendatangi bangunan ini hanya sekitar 5-8 orang perhari, yaitu para petugas Kereta Api saja. Sebenarnya minimnya aktifitas inilah yang membuat eksisting dan kondisi bangunan ini menjadi kurang dihargai oleh masyarakat. 31