BAB I PENDAHULUAN. Menurut beberapa situs di internet, naskah-naskah teater Molière

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Drama hadir atas proses yang panjang dan tidak hanya terhenti sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesenian pada dasarnya adalah salah satu cara seseorang memasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya sering kali berhasil memukau banyak orang, baik dari negara

BAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan

DE TEXTES LITTÉRAIRES PR 414

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Metode dan teknik penelitian yang tepat sangat mempengaruhi hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

ARTIKEL KARYA SENI. Oleh : NI WAYAN PHIA WIDIARI EKA TANA

BAB I PENDAHULUAN. Drama merupakan gambaran kehidupan sosial dan budaya masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang dipentaskan dihadapan

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni

BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES. Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari sekian banyaknya kesenian di Pulau Jawa adalah kesenian wayang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembagian tersebut. Sastra pada hakikatnya memberikan banyak pengajaran,

BAB I PENDAHULUAN. pikiran sastrawan tentang kehidupan yang diungkapkan lewat bahasa (Sayuti,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seniman melalui berbagai bentuk media yang digunakannya. Melalui karya seni inilah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa asing merupakan kegiatan yang secara korelatif

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan utama

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan berasal dari kata susastra. Su dan Sastra, dan kemudian kata

BAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. terbatas oleh usia, ruang, dan waktu. Dalam situasi dan kondisi apapun apabila

BAB I PENDAHULUAN. Wanita merupakan topik pembicaraan yang terus dikupas di media masa

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, pengalaman, kreatifitas imajinasi manusia, sampai pada penelaahan

BAB I PENDAHULUAN. sistem konvensi sastra tertentu yang cukup ketat. Geguritan dibentuk oleh pupuh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

Bab 1. Pendahuluan. elektronik. Media hiburan ini yang sering disebut dengan dorama atau serial televisi

BAB II PERKEMBANGAN TEATER CASSANOVA DAN MEDIA PERSENTASI

BAB I PENDAHULUAN. pukul 09:00 WIB untuk menanyakan kendala atau hambatan pada saat. pembelajaran Mendengarkan Pementasan Drama di dalam kelas.

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMPN 1 UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia lekat dengan cerita rakyat. Salah satu cerita rakyat yang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa menjadi media sastra. Karya sastra muncul dalam bentuk ungkapan

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Littérature Française II PR 403

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. drama dapat digolongkan menjadi dua, yaitu part text, artinya yang ditulis dalam teks

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

2015 TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR ii. DAFTAR ISI iv. DAFTAR LAMPIRAN xv Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah.

2014 ANALISIS STRUKTURAL-SEMIOTIK PADA KUMPULAN KARYA SASTRA PUISI LES CONTEMPLATIONS

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah sistem yang menghubungkan suatu karya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan

Bab 1. Pendahuluan. Tidak bisa dipungkiri bahwa bangsa Jepang telah banyak memberikan inspirasi

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

I. PENDAHULUAN. Warna lokal adalah kelokalitasan yang menggambarkan ciri khas dari suatu

BAB IV KESIMPULAN. memang tidak dijadikan tema utama. Tetapi unsur-unsur kekerasan tersebut seolah

LUDRUK LENONG Ludruk adalah pertunjukan seni theater tradisional yang berasal dari Jawa timur. Ludruk ini biasanya dipentaskan oleh satu grup kesenian

Soal UTS Bahasa Indonesia Kelas VI Semester 2

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa yang baik. Bentuk bahasa dapat dibagi dua macam, yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Selain berfungsi untuk menyusun landasan atau kerangka teori, kajian pustaka

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu program pemerintah

MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. imaginasi, pengamatan, dan perenungannya dalam bentuk karya sastra. Karya-karya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi. Bahasa Indonesia berperan sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cintya Iftinan, 2014 Manfaat Hasil Belajar Costume Performing Art Sebagai Kesiapan Menjadi Costume D esigner

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kata lain, seorang aktor harus menampilkan atau. mempertunjukan tingkah laku yang bukan dirinya sendiri.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut beberapa situs di internet, naskah-naskah teater Molière khususnya naskah Dom Juan masih sering dipentaskan hingga saat sekarang, padahal teater tersebut bercerita tentang kehidupan abad XV dan ditulis pada tahun 1664. Teater Dom Juan sangat populer karena alur cerita dan karisma sang penulisnya. Kepopulerannya tercatat di dalam http://www.billetreduc.com yang menjadwalkan pementasan teater Dom Juan yang biasanya diadakan setiap bulan di teater (panggung) seperti Théâtre Fontaine di Paris atau Théâtre Gérard Philipe di Saint-Denis. Dari realita tersebut dapat kita lihat betapa teater masih sangat akrab dengan kehidupan masyarakat Prancis. Di Indonesia, teater Dom Juan juga telah menjadi salah satu pilihan para penikmat seni sastra karena telah terdapat banyak pertunjukan Dom Juan yang dipentaskan oleh berbagai kalangan, baik pelajar, mahasiswa maupun suatu organisasi yang memang menaruh perhatian dalam bidang teater itu sendiri. Teater Dom Juan juga sering dipentaskan, baik dalam bentuk cerita yang masih asli dengan tokohnya yang sangat menarik dan kontroversial maupun yang telah dimodifikasi dengan menambahkan hal-hal ringan yang berhubungan dengan budaya Indonesia misalnya lelucon atau naskah dengan sindiran-sindiran dalam bahasa setempat. Dalam blog http://fredy-wowor.blogspot.com, Fredy (seorang

2 sastrawan asal Minahasa yang karyanya telah banyak diterbitkan dalam bentuk buku maupun artikel di media) mengapresiasi secara positif pertunjukan Dom Juan yang diberi bumbu-bumbu khas Indonesia khususnya Minahasa, yang disadur oleh Rudolf Puspa. Pertunjukan tersebut dihadiri 150-an orang lebih di Gedung Kesenian Pingkan Matindas di Manado. Di dalam kehidupan masyarakat sekarang, nama Dom Juan masih sangat melegenda. Walaupun tokoh fiktif tersebut diciptakan pada tahun 1664 oleh Molière. Hal ini disebabkan oleh tokoh Dom Juan memiliki karakter (penokohan) yang menarik. Penokohan yang paling menonjol dam menarik perhatian tersebut adalah keahliannya dalam menaklukan hati banyak wanita (pengarayu). Sehingga, nama Dom Juan menjadi sebutan untuk laki-laki yang memiliki sifat atau karakter yang sama seperti dirinya. Selain perayu, Dom Juan juga seorang yang suka bersenang-senang. Namun, tidak semua penokohan atau karakter Dom Juan yang terdapat di dalam cerita teater Dom Juan ou le Festin de Pierre tersebut negatif, melainkan juga bernilai positif (baik). Sehingga, penokohan yang bernilai positif tersebut dapat dijadikan pembelajaran. Penokohan yang tidak konsisten pada Dom Juan menunjukan penokohan yang kompleks yaitu tokoh yang tidak memiliki satu sisi penokohan saja namun berubah-ubah. Molière sebagai pencipta tokoh Dom Juan adalah seorang penulis naskah teater, drama dan komedi tetapi juga seorang aktor sekaligus kepala rombongan teater Prancis pada awal pemerintahan Louis XIV. Molière pernah bermain dalam farce karyanya sendiri dan juga pada pementasan teater Dom Juan sebagai Sganarelle. Kemudian bermain dalam sebuah drama klasik karya Pierre Corneille.

3 Ia diperbolehkan untuk menggunakan ruang Salle du Petit-Bourbon di Louvre, sebuah aula yang diperuntukkan bagi beragam pertunjukan teater. Molière juga diijinkan untuk menggunakan Palais-Royal. Di kedua tempat tersebut dia mendapat sambutan hangat dari para warga Paris dengan drama-drama seperti Les Précieuses Ridicules, L'École des Maris dan L'École des Femmes. Analisis sebuah karya sastra dapat memberikan informasi kepada pembacanya tentang unsur-unsur yang ada di dalam karya sastra. Salah satunya adalah unsur tokoh dan penokohan. Analisis tokoh dan penokohan karya sastra bertujuan untuk untuk menggambarkan secara jelas tokoh dan penokohan yang terdapat di dalam karya sastra. Tokoh merupakan orang-orang atau pelaku yang melakukan action di dalam karya sastra. Sedangkan penokohan adalah gambaran watak atau karakteristik dari setiap tokoh tersebut. Dalam hal ini, tokoh dan penokohan yang terdapat dalam naskah teater Dom Juan ou le Festin de Pierre memiliki keunikan dan kemenarikan tersendiri untuk dibaca dan dipahami. Berkaitan dengan keunikan dan kepopuleran naskah teater Dom Juan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang tokoh dan penokohan bersifat analisis deskriptif dengan judul: Analisis Aspek Tokoh dan Penokohan dalam Naskah Teater Dom Juan ou le Festin de Pierre Karya Molière. 1.2 Rumusan Masalah berikut: Didalam penelitian ini penulis menjabarkan rumusan masalah sebagai

4 1) Bagaimana penokohan Dom Juan dalam teater Dom Juan ou le Festin de Pierre karya Molière? 2) Nilai pendidikan apa yang dapat diambil dari teater Dom Juan ou le Festin de Pierre karya Molière? I.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi, menganalisis dan mendeskipsikan: 1) penokohan dalam teater Dom Juan ou le Festin de Pierre karya Molière berdasarkan dialog/percakapannya, 2) nilai pendidikan yang terdapat dalam teater Dom Juan ou le Festin de Pierre karya Molière. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1) Bagi peneliti, mendapatkan gambaran tentang tokoh dan penokohan dalam teater Dom Juan ou le Festin de Pierre karya Molière, 2) Bagi dosen, dapat dijadikan referensi pengajaran bahasa Prancis khususnya dalam pengajaran Littérature Française, 3) Bagi mahasiswa, memberi motivasi dan pengetahuan tentang penokohan dalam sebuah karya sastra terutama naskah teater, 4) Bagi jurusan, memberikan informasi tentang analisis penokohan sebuah karya sastra,

5 5) Bagi peneliti lain, dapat memberikan masukan bagi peneliti lain yang sedang meneliti dalam bidang yang sama. 1.5 Anggapan Dasar Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dijadikan tempat berpijak bagi peneliti dalam melaksanakan penelitiannya (Arikunto, 1989: 17). Anggapan dasar pada penelitian ini adalah: 1) teater Dom Juan ou le Festin de Pierre karya Molière merupakan sebuah karya sastra, 2) analisis penokohan merupakan salah satu cara memahami karya sastra, 3) dialog/percakapan dapat dijadikan bahan analisis untuk mengetahui penokohan seorang tokoh dalam teater. 1.6 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan (Sugiyono, 2007: 64). Hipotesis dalam penelitian ini yaitu: 1) penokohan Dom Juan dalam naskah teater Dom Juan ou le Festin de Pierre adalah seseorang yang memiliki bermacam-macam sifat dan karakter seperti perayu, tidak setia, licik, suka berfoya-foya dan penggoda wanita; 2) nilai pendidikan yang dapat diambil dari teater Dom Juan ou le Festin de Pierre adalah nilai agama, moral dan sosial.

6 1.7 Metode Penelitian Menurut Arikunto (1998: 51) metode penelitian adalah: cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Untuk mencapai hasil penelitian yang maksimal, peneliti harus menggunakan metode yang tepat sehingga tujuan penelitiannya tercapai. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode analisis deskriptif yaitu memecahkan masalah aktual dengan jalan mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan, menganalisis data dan menginterpretasikannya. Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua teknik penelitian yaitu: studi pustaka dan dokumentasi. 1.8 Populasi dan Sampel Penelitian 1.8.1 Populasi Menurut Arikunto (2006: 130): Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Berdasarkan definisi tersebut populasi pada penelitian ini adalah naskah teater Dom Juan ou le Festin de Pierre secara keseluruhan. 1.8.2 Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 131). Berdasarkan definisi atas, maka peneliti menentukan sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah dialog yang menggambarkan penokohan para tokoh dalam cerita.