HUBUNGAN KUALITAS SANITASI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA KELUARGA DI KELURAHAN KLEDUNG KARANG DALEM KECAMATAN BANYUURIP KABUPATEN PURWOREJO

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIRIWOYO 1 WONOGIRI

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

Analisis Sarana Dasar Kesehatan Lingkungan yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013

HUBUNGAN SANITASI DASAR RUMAH DAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA BENA NUSA TENGGARA TIMUR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN : Tidak Tamat Sekolah.

Riki Nur Pratama. Universitas Diponegoro. Universitas Diponegoro

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB 1 : PENDAHULUAN. memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.

HUBUNGAN KEPADATAN LALAT, PERSONAL HYGIENE

Yulisetyaningrum ABSTRAK

STUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

Alif Nuril Zainiyah, Sri Mardoyo., Marlik

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

PENDAHULUAN. Ridha Hidayat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut :

DAFTAR PUSTAKA. Anonimous, Mengenal Jenis-jenis Restoran. Diakses tanggal 13 Januari jttcugm.wordpress.com/2008/12/16/restoran/

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat

ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS SUMUR GALI

GAMBARAN SANITASI DASAR PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN POHE KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO TAHUN 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

Identitas Responden 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4. Umur : 5. Pendidikan Terakhir : 6. Pekerjaan :

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016

HUBUNGAN TINGKAT KESEHATAN RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA ANAK BALITA DI DESA LABUHAN KECAMATAN LABUHAN BADAS KABUPATEN SUMBAWA

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

The Effect of House Environment on Pneumonia Incidence in Tambakrejo Health Center in Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. pasien dewasa yang disebabkan diare atau gastroenteritis (Hasibuan, 2010).

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA LEYANGAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

HUBUNGAN PELAKSANAAN KLINIK SANITASI DENGAN KEJADIAN DIARE DI KABUPATEN TAKALAR

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KASUS DIARE DI PUSKESMAS ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE DI KELURAHAN GOGAGOMAN KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT TAHUN 2015

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

Lampiran 1. I. Data Responden

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

ABSTRAK GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008

Abstract. Kata Kunci: Environmental sanitation, settlement, clean water supply, diarrhea PENDAHULUAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS DISTRIBUSI PENYAKIT DIARE DAN FAKTOR RESIKO TAHUN 2011 DENGAN PEMETAAN WILAYAH DI PUSKESMAS KAGOK SEMARANG

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

HUBUNGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN CIBABAT KECAMATAN CIMAHI UTARA

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

Faktor Lingkungan Berhubungan dengan Kejadian Diare Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Muaradua Kabupaten Oku Selatan

Manuscript KUKUH UDIARTI NIM : G2A Oleh :

Volume VI Nomor 4, November 2016 ISSN: PENDAHULUAN

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

Kata Kunci : Diare, Anak Balita, Penyediaan Air Bersih, Jamban Keluarga

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

1. Pendahuluan SANITASI LINGKUNGAN RUMAH DAN UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN PADA KAWASAN KUMUH KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

Keywords: Diarrhea, Defecate, Kuningan Village

ANALISIS LETAK SUMBER AIR RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MIJEN, SEMARANG TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI. Abstrak

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Oleh : VIVI MAYA SARI No. BP

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

DELI LILIA Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

Lampiran 1. I. Identitas Kepala Keluarga 1. Nomor : 2. Nama : 3. Umur : Tahun 4. Alamat :

HUBUNGAN KOMPONEN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS NIKI-NIKI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN


FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

KUESIONER GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

Keywords: Attitude of mother, diarrhea, participation mother in posyandu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pendahuluan. Sa'diyah., et al, Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare...

PENGARUH KONSTRUKSI SUMUR TERHADAP KANDUNGAN BAKTERI ESCHERCIA COLI PADA AIR SUMUR GALI DI DESA DOPALAK KECAMATAN PALELEH KABUPATEN BUOL

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara termasuk Indonesia.Diare sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat

KUESIONER FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA KOLAM KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUMUR DENGAN KELUHAN KESEHATAN DAN PEMERIKSAAN KUALITAS AIR SUMUR PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA DUMAI TAHUN

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan tempat umum, air dan udara bersih, teknologi, pendidikan, perilaku terhadap upaya kesehatan (Depkes RI, 2009).

Zainul Ikhwan 1) 1) Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

ABSTRAK PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU IBU TERHADAP TINGGINY A ANGKA KEJADIAN DIARE PADA BALIT A DI PUSKESMAS SALAM KODY A BANDUNG TAHUN 2002

Pengaruh Perilaku Keluarga terhadap Penggunaan Jamban

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

BAB IV HASIL PENELITIAN. Karanganyar terdapat 13 perusahaan tekstil. Salah satu perusahaan di daerah

Transkripsi:

HUBUNGAN KUALITAS SANITASI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA KELUARGA DI KELURAHAN KLEDUNG KARANG DALEM KECAMATAN BANYUURIP KABUPATEN PURWOREJO Anggun Fajar Ramadhani 1, Purwanta 1, Wahyudi Istiono 2 1 Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada 2 Sub bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada ABSTRACT Background: Based on the data from Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo in 2007, diarrhea happen at the age > yers old that is 1083 victims (60%). This condition taking leave of the babies at the age <1 years old with the victims only 9 (7,2%). Whereas based on the data from political district office there are only 17,4 % villagers who have toilet with septic tank, 4% villagers did not have toilet yet and 96% villagers throw their rubbish which not appropriate based on the healty standard yet. It shows that the health getting worse because of the bad sanitation. Objective: To know and to analize the relationship of sanitation and diarrhea at family in the Kledung Karang Dalem Village Banyuurip District Purworejo Regency. Methodology: this research is correlation research with non experimental method by the use of cross sectional approach. The research was done in the December 2009 up to January 2010. There are 2 instruments used in this research that is observation questionaire and Departemen Kesehatan RI interview. The total sampel is 83 respondents in Kledung Karang Dalem village Banyuurip District Purworejo regency by the use of stratified sampling. The data analysis used Chi Square and Regresi Logistik. Result: the result of univariat analysis show that 3 respondents (42%) got diarrhea in 1 year. The diarrhea victims are respondents (34,2%) at the age 41-6 years old. From the clean water facilities observed, facility (14, %) has a high risk of pollution, 32 facility (38,6%) has a low risk of pollution. The toilet family condition which has a high risk is 27 facility (32,%) and low risk 14 facility (16,9%). The condition of recycle bin facility, 1 facility (18,1%) have a high risk and 38 facility (4,8%) have a low risk. The result of chi square (χ 2 ) analysis showed that is a significant relathionship between the condition of clen water, family toilet and recycle bin facilities (p<0,0). The result of regresi logistik analysis showed that the condition of clean water, family toilet and recycle bin facilities give contribution 21 % (p<0,0). Conclusion: There is a relationship between the quality of sanitation and diarrhea at the family in Kledung Karang Dalem Village Banyuurip District Purworejo Regency. Keywords: Diarrhea, Family, Sanitation Quality PENDAHULUAN Sanitasi merupakan upaya pengendalian terhadap semua faktor lingkungan fisik manusia atau upaya pengendalian terhadap semua faktor lingkungan fisik manusia upaya pengendalian terhadap semua faktor lingkungan fisik manusia atau upaya menghilangkan efek negatif yang dapat mengganggu terhadap perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia. 1 Berdasarkan Data Biro Pusat Statistik (BPS, 2004) menyatakan bahwa proporsi rumah tangga di perkotaan yang menggunakan septic tank dan cubluk adalah 80,4% dan di pedesaan sebesar 7,26% (tidak mempertimbangkan kualitas sarana) dengan tingkat kepemilikan jamban keluarga di perkotaan sebesar 73,13% dan di pedesaan 3,1%. Sanitasi di Indonesia pada tahun 200 46

memperlihatkan hanya 69% penduduk perkotaan dan 46% penduduk pedesaan (atau rata-rata,43% secara keseluruhan) terlayani fasilitas yang layak. 2 Berdasarkan data dari Dinas kesehatan Kabupaten Purworejo pada tahun 2007 bahwa penderita diare banyak terjadi pada golongan umur > tahun (60%). Sedangkan diare balita banyak terjadi pada golongan umur 1-4 tahun 33 penderita (32,8%). Keadaan bertolak belakang dengan kejadian diare terendah sebanyak 9 penderita (7,2%) pada bayi usia <1 tahun. 3 Data yang diperoleh dari Kelurahan Kledung karang Dalem Terdapat 11,36% penduduk masih menggunakan sumur gali, 4% sudah menggunakan air PDAM, 17,4% penduduk yang memiliki jamban dengan septik tank, 4% yang belum memiliki jamban. Sedangkan warga kebanyakan masih belum benar cara pembuangan limbah rumah tangganya terdapat 96%. Air limbah yang dibuang di tanah, selokan jalan dan sungai tanpa pengolahan lebih dahulu, jelas mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan masyarakat yang ada di sekitar pemukiman. Hal ini dikarenakan air limbah rumah tangga kemungkinan mengandung bakteri dan bahan toxic. 4 Hasil survei dan wawancara peneliti memperoleh informasi bahwa pembuangan limbah cair dibuang langsung ke sungai, hal ini masih banyak dilakukan oleh warga. Dalam pembuangan limbah domestik di daerah pemukiman tersebut sebaiknya dilakukan pembuatan sistem jaringan pembuangan limbah yang dapat mencegah terjadinya kontak antara kotoran sebagai sumber penyakit dengan cara pembuangan limbah rumah tangga yang sesuai dengan standar kesehatan lingkungan. 4 keadaan-keadaan yang menguntungkan penyebab dan penyebaran penyakit terus berlangsung, maka angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tersebut akan senantiasa meningkat tajam. Hal ini disebabkan oleh kesehatan lingkungan yang memadai di masyarakat, kecuali tindakan pengawasan perumahan yang memadai, penyediaan air bersih terlindung serta penyehatan pembuangan kotoran manusia. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasi korelasional dengan metode penelitian non eksperimental menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Kelurahan Kledung Karang Dalem Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo, pada bulan Desember 2009 Januari 2010 Populasi pada penelitian ini adalah adalah seluruh rumah tangga yang berada di kelurahan Kledung Karang Dalem yang berjumlah 2467 jiwa penduduk terdiri dari 620 KK. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode stratified sampling. Pengambilan sampel secara statified ini didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. 6 Pengukuran sanitasi menggunakan Instrumen yang sudah baku. 9 Instrumen yang digunakan terdiri dari tiga bagian, yaitu: studi observasi, panduan wawancara dan pengambilan sampel air. Pengumpulan data dilakukan secara langsung kepada setiap KK di Kelurahan Kledung Karang Dalem Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo. Adapun teknik dan alat yang dipakai untuk pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti dibantu kader kelurahan 47

dengan mendatangi responden satupersatu, yang sebelumnya menjelaskan dahulu tujuan dan manfaat penelitian serta penjelasan informasi dengan menandatangani lembar persetujuan menjadi responden sebagai persetujuan dan perlidungan terhadap kerahasiaan responden dalam rangka penelitian. Responden yang menyatakan bersedia menjadi peserta penelitian kemudian dilakukan wawancara dengan memakai pedoman wawancara dan dilakukan observasi pada kualitas sanitasi dengan menggunakan pedoman observasi. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur kepala keluarga, jumlah anggota keluarga, pendidikan kepala keluarga dan pekerjaan. Tabel 1.1 Karakteristik kepala keluarga di Kelurahan Kledung Karang Dalem Banyuurip Kabupaten Purworejo (n=83) Desember 2009 - Januari 2010 Karakteristik responden Frekuensi Persentase (f) (%) Umur 20 tahun 21-30 tahun 31-41 tahun 41 Jumlah anggota keluarga 4 >4 Pendidikan SD SMP SMA PT Pekerjaan Swasta Wiraswasta PNS/TNI Petani Pensiunan Buruh 2 8 11 62 9 24 18 20 37 8 16 10 20 17 13 7 Sumber: Analisis Data Karakteristik Responden, 2010 2,4 9,6 13,3 74,7 71,1 28,9 21,7 24,1 44,6 9,6 19,3 24,1 20, 1,7 8,4 Kecamatan Pada tabel 1.1, dapat diketahui bahwa kepala keluarga yang berusia 41 tahun menduduki urutan tertinggi yaitu 62 orang (74,7 %). Anggota keluarga yang jumlahnya kurang dari 4 orang dalam satu rumah berjumlah 9 keluarga (71,1%). Tingkat pendidikan paling banyak tamat SMA sejumlah 37 orang (44,6%), sedang pekerjaan responden yang paling banyak adalah PNS dengan jumlah 20 orang (24,1 %). 2. Kejadian Diare Dari hasil analisis univariat, diketahui bahwa mayoritas responden yang tidak mengalami diare sebanyak responden (7,8%) dan sebanyak 3 responden (42,2%) yang mengalami diare. Hal ini tidak bisa diartikan bahwa kejadian diare tidak hanya diakibatkan oleh kondisi sarana sanitasi lingkungan saja meskipun kondisi sarana sanitasi yang buruk dapat mempengaruhi terjadinya berbagai macam penyakit yang salah satunya adalah diare.

Tabel 1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Kejadian Diare di Kelurahan Kledung Karang Dalem Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo, Desember 2009 - Januari 2010 No. Karakteristik Keterangan Responden 1. Kejadian diare Ya Tidak 2. Tempat dirawat Di rumah Puskesmas kota Puskesmas pembantu Rumah sakit 3. Frekuensi diare 1 kali 2 kali 4. Umur penderita diare 0 1 tahun 2 6 tahun 7 10 tahun 11 20 tahun 21 40 tahun 41 6 tahun >6 tahun Sumber: Analisis Data Karakteristik Responden, 2010. Frekuensi (f) 3 11 7 31 4 6 3 0 4 Persentase (%) 42,2 7,8 31,4 20,0 14,3 34,3 88,6 11,4 17,1 8, 0 14,2 14,2 34,2 11,4 Dari hasil analisis univariat didapatkan bahwa mayoritas responden yang mengalami diare berada pada rentang usia 41-6 tahun sebanyak responden (34,2%). Diare akut pada orang dewasa merupakan tanda dan gejala penyakit yang umum dijumpai dan bila terjadi tanpa komplikasi, secara umum dapat diobati sendiri oleh penderita. 13 3. Hubungan Kondisi Sarana Air Bersih Dengan Kejadian Diare Pada Masyarakat Analisis univariat menunjukkan bahwa jenis sarana air bersih yang digunakan sebagian besar bersumber dari sarana air bersih perpipaan (PDAM) yang digunakan sebanyak sarana (14,%) sedangkan yang menggunakan sarana PDAM dan sumur gali terdapat 30 sarana (36,1%). Berdasarkan hasil wawancara dengan responden penggunaan sarana perpipaan belum dapat menjangkau semua wilayah walaupun sudah lama banyak permintaan dari masyarakat Kelurahan Kledung Karang Dalem ke PDAM tetapi belum ada pelaksanaanya. Sebagai dasar penentuan sarana air bersih yang perlu dilakukan pemeriksaan bakteriologis yaitu sarana air bersih dengan tingkat resiko rendah dan sedang. Sehingga perlu dilakukan pengambilan sampel air untuk mengetahui air yang dihasilkan dari sarana yang digunakan memenuhi syarat kesehatan karena kondisi sarana yang memiliki resiko sedang dan resiko tinggi walaupun persentasenya kecil tetapi memiliki kemungkinan dapat berpengaruh dalam menimbulkan penyakit diare. 7 49

Tabel 1.3 Analisis Bivariat antara Kondisi Sarana Air Bersih dengan Kejadian Diare di Kelurahan Kledung Karang Dalem Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo (n=83) Desember 2009 - Januari 2010 Kondisi Sarana kejadian diare jumlah Air Bersih Diare Tidak diare Resiko amat tinggi 7 (20,0%) (10,4%) (14,%) Resiko tinggi 8 (22,9%) (10,4%) 13 (1,7%) Resiko sedang 14 (40,0%) (2,0%) 26 (31,2%) Resiko rendah 6 26 32 (17,1%) (4,2%) Total 3 Chi Square ( ²) = 11,936 p-value= 0,008 Contingency Coefficient = 0,3 Sumber: Hasil Analisis Data Bivariat, 2010 (38,6%) 83 Dari hasil analisis, diperoleh koefisien ² sebesar 11,936 dengan p- value= 0,008. Ternyata p-value kurang dari taraf signifikansi atau yang ditentukan yaitu 0,0 (p<0,0); maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara faktor risiko kondisi sarana air bersih dengan kejadian diare. Hasil analisis bivariat untuk jenis sarana air bersih berhubungan dengan kejadian diare pada masyarakat ditunjukkan pada tabel 1.3. Untuk tingkat resiko pencemaran rendah dan sedang perlu dilakukan penyuluhan dan bimbingan kepada masyarakat pemakai tentang upaya mempertahankan kondisi sarana air bersih dan memungkinkan meningkatkan lagi kondisinya agar betul-betul memenuhi syarat kesehatan. Upaya penanganan air bersih mulai dari pengambilan air dari sarana air bersih, pengangkutan air ke tandon air di rumah, penyimpanan air di tandon dalam rumah, memasak air sampai mendidih, penyimpanan air masak, dan penyajiannya. Dilakukan juga upaya pemanfaatan dan pemeliharaan sarana air bersih. 7 4. Hubungan Kondisi Sarana Jamban Dengan Kejadian Diare Pada Keluarga Selain sumber air minum, jenis tempat pembuangan tinja yang tidak saniter akan memperpendek rantai penularan penyakit diare. Syarat pembuangan kotoran yang memenuhi aturan kesehatan adalah tidak mengotori air dalam tanah sekitarnya, dan kotoran tidak boleh terbuka sehingga dapat dipakai sebagai tempat lalat bertelur atau perkembangbiakan vektor penyakit lain. Pembuangan tinja yang baik adalah berupa lubang kedap air yang dilengkapi dengan peresapan atau lubang tanah yang tertutup dengan persyaratan tertentu. Namun, pada kenyataanya masyarakat di Kelurahan Kledung Karang Dalem Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo masih banyak yang belum memiliki jamban sehat. 8 Sedangkan dilihat dari kondisi sarana jamban terdapat 29 (34,9%) sarana yang memiliki resiko sedang serta 27 (32,%) sarana yang memiliki resiko tinggi. Kondisi sarana yang memiliki resiko sedang, tinggi dan amat tinggi dapat menyebabkan penyebaran 0

Tabel 1.4 Analisis Bivariat antara Kondisi Sarana Jamban dengan Kejadian Diare di Kelurahan Kledung Karang Dalem Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo (n=83) Desember 2009 - Januari 2010 Kondisi Sarana Kejadian diare Jumlah Jamban dan SPAL diare Tidak diare Resiko amat tinggi 7 (20,0%) 6 (,%) 13 (1,7%) Resiko tinggi 17 (,6%) 10 (20,8%) 27 (32,%) Resiko sedang 6 (17,1%) 23 (47,9%) 29 (34,9%) Resiko rendah 9 14 (14,3%) (18,8%) Total 3 Chi Square ( ²) = 11,240 p-value= 0,010 Contingency Coefficient = 0,34 Sumber: Hasil Analisis Data Bivariat, 2010 (16,9%) 83 penyakit diare. Hal ini dimulai dari tinja yang terinfeksi dihinggapi kecoak atau lalat, kemudian kecoak atau lalat merayap atau hinggap pada makanan atau tempat meletakkan makanan seperti piring atau sendok untuk makan. 10 Dari hasil analisis yang disajikan pada tabel tersebut di atas, diperoleh koefisien ² sebesar 11,240 dengan p- value= 0,010. Ternyata p-value kurang dari taraf signifikansi atau yang ditentukan yaitu 0,0 (p<0,0); maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara faktor risiko kondisi sarana jamban dan SPAL dengan kejadian diare. Hasil analisis bivariat untuk jenis Sarana Jamban dan SPAL berhubungan dengan kejadian diare pada masyarakat ditunjukkan pada tabel 1.4.. Hubungan Kondisi Sarana Pengelolaan Sampah Dengan Kejadian Diare Pada Keluarga Hasil penelitian menunjukkan didapatkan 9 responden (2,7%) yang mengalami penyakit diare dari kondisi sarana pengelolaan sampah beresiko tinggi terhadap kejadian penyakit diare dan 17 responden (,6%) dari kondisi sarana pengelolaan sampah beresiko sedang. Hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor risiko kondisi sarana pengelolaan sampah dengan kejadian diare di Kelurahan Kledung Karang Dalem Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo. Hal ini dibuktikan dengan Chi Square ( ²)= 9,866 dengan p<0,0. Salah satu faktor yang mempengaruhi lingkungan adalah masalah pembuangan dan pegelolaan sampah. Sampah adalah bahan buangan sebagai akibat dari aktivitas manusia yang merupakan bahan yang sudah tidak dapat dipergunakan lagi. Terlebih dengan terus meningkatnya volume kegiatan penduduk perkotaan, lahan tempat pembuangan akhir sampah juga makin terbatas. Sebagai sesuatu yang tidak dipergunakan lagi, yang tidak dapat dipakai lagi, dan yang harus dibuang, maka sampah tentu saja harus dikelola dengan sebaikbaiknya. Suatu pengelolaan sampah dianggap baik jika sampah tersebut tidak menjadi tempat berkembang biaknya bibit penyakit serta sampah tersebut tidak menjadi medium perantara menyebar luasnya suatu. 1

Tabel 1. Analisis Bivariat antara Kondisi Sarana pengelolaan sampah dengan Kejadian Diare di Kelurahan Kledung Karang Dalem Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo (n=83) Desember 2009 - Januari 2010 Kondisi Sarana Kejadian diare Jumlah Pengelolaan sampah diare Tidak diare Resiko tinggi 9 (2,7%) 6 (,%) 1 (18,1%) Resiko sedang 17 (,6%) 13 (27,1%) 30 (36,1%) Resiko rendah 9 29 38 (2,7%) (60,4%) Total 3 Chi square (χ 2 ) = 9,886 p-value= 0,007 Contingency coefficient = 0,326 Sumber: Hasil Analisis Data Bivariat, 2010 (4,8%) 83 Tabel 1.6 Hasil Analisis Regresi Logistik, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penyakit Diare di Kelurahan Kledung Karang Dalem Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo, 2010 No. Variabel B SE Wald df Sig. (p-value) Exp(B) 1. Kondisi sarana air bersih 0,77 0,243,627 1 0,018 1,781 2. Kondisi sarana 0,99 0,277 4,66 1 0,031 1,820 jamban 3. Kondisi sarana 0,843 0,343 6,047 1 0,014 2,324 pengelolaan sampah Constant -4,720 1,347,27 1 0,000 0,009 Sumber: Hasil Analisis Data, 2010-2 likelihood = 93,493 overall percentage correct = 7,8 Cox & Snell R Square = 0,210 penyakit. Syarat lainnya yang harus terpenuhi dalam pengelolaan sampah ialah tidak mencemari udara, air atau tanah, tidak menimbulkan bau dan tidak menimbulkan kebakaran. 11 Hasil penelitian ini sejalan dengan kondisi tempat sampah yang tidak bebas vektor berpeluang meningkatkan diare pada anak balita 2,87 kali (9% CI 1,26-6, 42) dibandingkan dengan kelompok tempat sampah bebas vektor (p=0,009). Berdasarkan hasil uji Chi Square terdapat hubungan bermakna antara kondisi tempat sampah dengan kejadian diare pada anak balita. 6. Hubungan Kondisi Sarana Air Bersih, Kondisi Sarana Jamban, Dan Kondisi Sarana Pengelolaan Sampah Dengan Kejadian Penyakit Diare Hasil ini membuktikan bahwa variabel bebas kondisi sarana air bersih, kondisi sarana jamban, dan kondisi sarana pengelolaan sampah dengan kejadian diare di Kelurahan Kledung Karang Dalem Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo. Model regresi logistik ini menghasilkan Best fit Model atau model terbaik, dimana semua variabel bebas yang dianalisis menunjukkan hasil yang signifikan. 2

Berdasarkan tabel 1.6 dapat dijelaskan bahwa dari seluruh variabel menghasilkan 2 likelihood sebesar 93,493, overall percentage correct sebesar 7,8 dan Cox & Snell R Square sebesar 0,210 atau 21%. Artinya ketiga variabel bebas kondisi sarana tersebut memberikan kontribusi atau sumbangan terhadap kejadian diare di Kelurahan Kledung Karang Dalem Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo sebesar 21% dan sisanya sebesar 79% ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. KESIMPULAN 1. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kondisi sarana air bersih (perpipaan) dengan kejadian diare 2. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kondisi sarana air bersih (sumur gali) dengan kejadian diare 3. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kondisi sarana jamban dan SPAL dengan kejadian diare 4. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kondisi sarana pengelolaan sampah dengan kejadian diare. Terdapat hubungan yang signifikan antara kondisi sarana air bersih (perpipaan), sarana air bersih (sumur gali), sarana jamban dan SPAL; dan kondisi sarana pengelolaan sampah secara bersama-sama dengan kejadian diare di Kelurahan Kledung Karang Dalem Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo. Keempat kondisi kualitas sanitasi tersebut memberikan kontribusi terhadap kejadian diare sebesar 21%. SARAN 1. Bagi instansi terkait (Puskesmas Banyuurip) Diperlukan kerja keras dan pengorbanan dari tenaga kesehatan khususnya dari puskesmas dalam membina masyarakat yang bebas dari penyakit terutama diare yang masih banyak dialami oleh masyarakat. Tidak hanya dengan penyuluhan saja tetapi juga diharapkan ada kerja nyata terutama dari petugas surveylans untuk inspeksi sanitasi lingkungan dan pengelolaan air bersih. 2. Bagi masyarakat a. Perlu mencari informasi tentang pengelolaan air dan kualitas lingkungan yang benar serta saling mengingatkan dengan warga lainnya perlunya kesadaran dalam meminimalkan terjadinya penyakit b. Mengupayakan jamban yang memenuhi syarat sanitasi antara lain dengan model leher angsa dan memelihara kebersihan tempat pembuangan tinja, serta tidak membiasakan buang air besar di sembarang tempat. c. Mengupayakan pembuatan SPAL tertutup untuk meminimalkan tempat berkembang biaknya vektor penular penyakit serta diperhatikan jarak pembuatannya dengan sumber air minum. d. Melakukan upaya pengelolaan sampah meliputi penyimpanan sampah, pengumpulan sampah dan pembuangan sampah termasuk pengangkutan sampah sekaligus pemusnahan sampah. e. Untuk menghindari lalat masuk rumah diupayakan dilakukan program kasanisasi pada setiap rumah dan untuk mengurangi tingkat kepadatan lalat dapat dilakukan penyemprotan insektisida secara berkala 3

3. Bagi peneliti lain a. Penelitian ini dapat ditindak lanjuti dengan menambah faktor-faktor lain di luar penelitian ini dengan menambah faktor-faktor lain di luar penelitian ini seperti faktor sosial ekonomi, faktor perilaku dan status gizi pada keluarga b. Penelitian selanjutnya dapat menambah jumlah sampel yang lebih banyak dan menggunakan metode penelitian yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Azwar A. 1996. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, Jakarta: PT Mutiara Sumber Widya Rudianto, H dan Azizah, R. 2003. Studi Tentang Perbedaan Jarak Perumahan Ke TPA Sampah Open Dumping Dengan Indikator Tingkat Kepadatan Lalat Dan Kejadian Diare (Studi Di Desa Kenep Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan). Jurnal Kesehatan Lingkungan, Januari 200, Vol.1, No.2 Zein, U. 2004. Diare Akut Infeksius Pada Dewasa. e-usu Repository Universitas Sumatera Utara. Akses 17 April 2010. http://library.usu.ac.id/download/fk/penydalamumar4.pdf. WHO. 1992. Penatalaksanaan Dan Pencegahan Diare Akut Edisi Ke-2. Jakarta : EGC Samhadi, S.H. 2008. Indonesia Dan Jamban Terpanjang Di Dunia. Akses 24 Mei 2009. http://www.togarsilaban.com Dinkes kabupaten Purworejo, 2007. Laporan peningkatan sistem kecepatan dan kelengkapan data diare Kabupaten Purworejo. Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo. Sugiharto.1987. Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta: Universitas Indonesia (UI- Press) Dainur, 1992. Materi-Materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Widya medika Sasroasmoro, S. 199. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara Depkes RI, 2002. Penyehatan Air Dalam Program Penyediaan Dan Pengelolaan Air Bersih. Jakarta Notoadmodjo,S. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Atmodjo, M.S. 1996. Laboratorium penelitian kesehatan dan gizi masyarakat. Akses 24 Mei 2009. http://www.togarsilaban.com Gurning, P.D. 2006. Perilaku Dan Inspeksi Sanitasi Dengan Kejadian Diare Di Desa Tablolong Kecamatan Kupang Barat, Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 4