BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan agar siswa terampil menyimak, terampil berbicara, terampil

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanti Agustina, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai alat komunikasi manusia yang paling efektif, bahasa memegang. penanan yang sangat penting. Dengan berbahasa, manusia mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. melainkan harus melalui proses pembelajaran dengan waktu yang lama untuk

2015 PENERAPAN METODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dwi Sukmalanita, 2013 Keefektifan Teknik Kelompok Investigasi Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan latihan berkelanjutan. Sependapat dengan yang dikemukakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. eksternal diantaranya adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sekolah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Stella Talitha, 2013

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan insan yang produksi, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

BAB I PENDAHULUAN. mengarungi kehidupannya di dunia. Pendidikan bahasa Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Liestia Lestari, 2013

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan yang erat dengan ketrerampilan-keterampilan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Swie Indarti, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Shinta Rizki N, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Pembelajaran dan pendidikan merupakan sarana yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi dalam era globalisasi ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berperan dalam. menumbuhkembangkan kemampuan berfikir kritis dan logis pada peserta didik.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. buruk pula perilakunya. Belajar berbahasa dengan baik dan benar sama halnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arin Rukniyati Anas, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam proses pembelajaran ditentukan oleh bagaimana seorang

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk berkomunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan keterampilan berbahasa siswa. Keterampilan berbahasa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia menurut Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN. karangan terutama karangan narasi. Data yang diperoleh juga menunjukkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Annisa Octavia Koswara, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya berlangsung dalam suatu proses yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sarana komunikasi dalam kehidupan manusia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang bersifat konvensional dan arbitreir.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dan saling mengisi (Tarigan, 2013:1). Setiap keterampilan, erat. semakin cerah dan jelas pula jalan pemikiranya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Yulia, 2014 EFEKTIVITAS TEKNIK CLUSTERING (PENGELOMPOKAN) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang turut menentukan pencapaian tujuan pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa mencakup empat aspek keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis di

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Dalam konteks pembelajaran, pembelajaran keterampilan berbahasa memiliki tujuan agar siswa terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca, dan terampil menulis. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1986: 22) yang menyatakan bahwa pengajaran keterampilan berbahasa, sesuai dengan namanya, bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kerampilan berbahasa. Terampil berbahasa berarti terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca, dan terampil menulis. Di antara keempat keterampilan berbahasa tersebut peneliti memilih keterampilan menulis sebagai aspek yang akan diteliti dalam penelitian ini. Aspek keterampilan berbahasa tersebut difokuskan pada keterampilan menulis teks berita. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh setiap siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Jalil (dalam Hartati, 2009: 47) yang menyatakan sebagai berikut. Kemahiran menulis penting yang harus dikuasai oleh semua pelajar sejak dari bangku sekolah karena kemahiran ini merupakan sebagian besar dari pada pendidikan formal yang memerlukan kecakapan mental dan kemahiran personal dalam menyampaian informasi, ide, perasaan, dan pendapat.

2 Raimes (dalam Hartati 2009: 48) menyatakan bahwa para siswa berkomunikasi bukan hanya secara lisan tetapi juga secara tulisan. Keperluan ini bukan hanya untuk memenuhi kurikulum tetapi menulis juga dapat membantu siswa berbicara untuk menghasilkan tulisan yang sangat mengesankan. Sehubungan dengan hal itu, guru harus bisa menyeimbangkan pembelajaran isi dan bahasa sebagai hasil kognitif siswa. Menurut Tarigan (1994: 8) menulis seperti juga halnya ketiga keterampilan berbahasa merupakan suatu proses perkembangan. Menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, latihan keterampilan-keterampilan khusus, dan pengajaran. Hal ini menuntut adanya ide yang logis, penggambaran yang jelas, dan menarik. Kelemahan siswa dalam keterampilan menulis merupakan suatu perkara yang sangat serius. Kesulitan atau ketidakmampuan dalam menulis termasuk mengungkapkan gagasan secara sistematik terjadi secara konsisten pada semua tingkatan pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi (Hartati, 2009). Guru sebagai ujung tombak pembelajaran memberikan pengaruh yang besar dalam keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran tersebut bergantung pada kemampuan dan perilaku guru dalam mengelola kelas. Dengan alasan tersebut, guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran harus menggunakan model, metode atau teknik yang tepat untuk merangsang minat dan kemampuan siswa dalam menungkan ide khususnya dalam pembelajaran menulis

3 teks berita. Sekait dengan hal tersebut, penulis memilih model proyek respons kreatif sebagai aspek yang akan diteliti. Model proyek respons kreatif ini merupakan salah satu model yang dikembangkan untuk meningkatkan kreativitas siswa. Dalam proses pembelajaran, model ini merangsang kreativitas siswa dengan menggunakan stimulus-stimulus. Stimulus-stimulus tersebut digunakan untuk memotivasi dan merangsang kreativitas siswa dalam menuangkan sebuah ide atau gagasan melalui sebuah media gambar. Penelitian mengenai model proyek respons kreatif ini sebelumnya telah dilakukan oleh Mardiah (2011). Mardiah (2011) melakukan penelitian yang berjudul Penerapan Model Respons Kreatif sebagai Upaya Meningkatkan Pembelajaran Menulis Poster: Penelitian Tindakan Kelas terhadap Kelas VIII A SMP Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan menulis poster siswa setelah menggunakan model proyek respons kreatif. Model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran tidak hanya model proyek respons kreatif. Salah satunya adalah model examples non examples. Model examples non examples merupakan model pembelajaran yang lebih menekankan pada konsep analisis siswa melalui media gambar atau kasus. Media gambar ini disusun agar siswa dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk deskripsi singkat. Berdasarkan studi pustaka yang dilakukan penulis penelitian mengenai model examples non examples pernah dilakukan oleh Marnia (2008) dan Malarensis (2010). Marnia (2008) melakukan penelitian yang berjudul Penerapan

4 Model Examples Non Examples Dalam Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa model examples non examples dapat digunakan dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan deskripsi. Adapun Malarencis yang melakukan penelitian yang berjudul Penerapan Model Examples Non Examples Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita (Kuasi eksperimen pada kelas VIII SMP Negeri 5 Kota Sukabumi Tahun Ajaran 2010/2011). Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa model examples non examples efektif digunakan dalam pembelajaran keterampilan menulis teks berita. Peneliti memilih menulis teks berita sebagai aspek yang akan diteliti karena dalam menulis teks berita sangat dekat dengan kebutuhan masyarakat akan sebuah informasi. Bukan hanya itu, dengan memiliki kemampuan menulis khususnya menulis teks berita dapat dijadikan sebagai salah satu lahan lapangan pekerjaan. Hal ini sangat berkaitan dengan pendapat Sriasih (Hartati, 2009: 47) yang menyatakan bahwa dalam menulis terkandung potensi, seperti menceritakan pengalaman, mengungkapkan perasaan dan gagasan. Selain itu, keterampilan menulis juga memungkinkan seseorang mencapai kesuksesan dengan mudah dalam lapangan pekerjaan (Hartati, 2009). Penelitian mengenai kemampuan menulis teks berita sebelumnya pernah dilakukan oleh Maemunah (2008), Rahman (2010), Agustina (2011), dan Maesyaroh (2011). Maemunah (2008) melakukan penelitian yang berjudul Pengembangan Teknik Masyarakat Belajar (Learning Community) dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita: Penelitian Tindakan Kelas terhadap Kelas

5 VIII SMP Bastanul Ulum Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2007/2008. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan menulis teks berita siswa dalam setiap siklusnya setelah menggunakan teknik masyatakat belajar (learning community). Rahman (2010) melakukan penelitian yang berjudul Upaya Meningkatkan Pembelajaran Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Media Film Dokumenter (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VIII - C SMP Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010). Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa ada peningkatan nilai pelajaran menulis teks berita setelah menggunakan media film dokumenter. Adapun Agustina melakukan penelitian yang berjudul Pembelajaran Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Model Learning Cycle (Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VIII 1 SMP Negeri 16 Bandung). Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa ada peningkataan kemampuan menulis teks berita setelah menggunakan model learning cycle. Selain itu, Maesyaroh (2011) juga melakukan peneltian yang berjudul Pengunaan Media Audio Visual Rekaman Peristiwa Aktual dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011). Dalam peneltian tersebut diperoleh hasil bahwa ada peningkatan nilai menulis teks berita siswa setelah mendapat perlakuan dengan media audio visual rekaman peristiwa aktual. Berdasarkan tinjauan pustaka tersebut, penelitian model proyek respons kreatif terhadap pembelajaran menulis teks berita belum pernah dilakukan

6 sebelumnya. Oleh sebab itu, peneliti merumuskan sebuah penelitian yang berjudul Keefektifan Model Proyek Respons Kreatif dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012). B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut. 1. Keterampilan menulis memerlukan banyak praktik dan latihan. 2. Adanya kelemahan atau ketidakmampuan siswa dalam menuangkan gagasan atau ide ke dalam bentuk tulisan. 3. Model proyek respons kreatif dimungkinkan dapat menjadi alternatif model pembelajaran menulis teks berita C. Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung dalam pembelajaran menulis teks berita di kelas eksperimen sebelum dan setelah diberikan model proyek respons kreatif? 2. Bagaimana kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung dalam pembelajaran menulis teks berita di kelas pembanding sebelum dan setelah diberikan model pembelajaran kooperatif?

7 3. Apakah model proyek respons kreatif efektif digunakan dalam pembelajaran menulis teks berita? 4. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks berita menggunakan model proyek respons kreatif dengan kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran menulis teks berita menggunakan model pembelajaran kooperatif pada siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung? D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut: 1. kemampuan menulis siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung dalam pembelajaran menulis teks berita di kelas eksperimen sebelum dan setelah diberikan model proyek respons kreatif; 2. kemampuan menulis siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung dalam pembelajaran menulis teks berita di kelas pembanding sebelum dan setelah diberikan model pembelajaran kooperatif; 3. efektif atau tidak efektifnya model proyek respons kreatif dalam pembelajran menulis teks berita. 4. tingkat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks berita menggunakan model proyek respons kreatif dengan kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran menulis

8 teks berita menggunakan model pembelajaran kooperatif pada siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung. E. Manfaat Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan manfaat setelah melakukan penelitian ini. Penjelasan mengenai manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pembelajaran menulis khususnya dalam menulis sebuah teks berita sebagai upaya meningkatkan keterampulan menulis teks siswa usia sekolah dengan menggunakan model proyek respons kreatif. 2. Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain sebagai berikut. a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat memberikan alternatif pemilihan model dalam pembelajaran menulis teks berita. b. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan menulis dan memberikan pengetahuan khususnya dalam menulis teks berita. c. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dengan menggunakan model proyek respons kreatif.