PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA PESAWAT SEDERHANA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP HASIL BELAJAR

dokumen-dokumen yang mirip
Nia Wati dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI PESERTA DIDIK KELAS XI SMK ISLAM DDI PONIANG MAJENE

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN METODE CERAMAH BERMAKNA MATERI DESAIN GRAFIS SMAN 1 GONDANG TULUNGAGUNG

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, ISSN:

PENGARUH METODE PRAKTIKUM MENGGUNAKAN KIT OPTIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRABUMULIH

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Yang Berorientasi Pada Kurikulum 2013 Dengan Materi Fluida Statis Di Kelas X SMA Negeri 1 Krian Sidoarjo

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DI SD SABBIHISMA 01 PADANG

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 03, September 2016, ISSN:

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI KALOR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA

Pengembangan Alat Praktikum Gelombang Stasioner untuk Melatihkan Keterampilan Proses Siswa SMA Kelas XI

Septi Lilis Suryani dan Eko Hariyono Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya. Key Words : academic skill, guided discovery, learning output, heat

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMP KELAS VII

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

Automotive Science and Education Journal

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU TIPE CONNECTED DALAM RANGKA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK SMP NEGERI 29 SATAP MALAKA KAB.

Implementasi Model Discovery Learning Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe Guided Teaching

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPOSITORY BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 21 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Key words : talking stick, flip chart, system excretion in human

APPLIED BUZZ GROUP METHOD FOR STUDENT ACHIEVMENT LEARNING ON THE SUBJECT COLLOID CLASS XI SMA PGRI PEKANBARU

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

PENGARUH MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI SMA

Kata Kunci: Pendekatan Saintifik, Hasil Belajar, Alat Optik.

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIKKELAS VII SMPN 1 AWANGPONE

Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidosari Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada semester genap Tahun Pelajaran

Model Learning Cycle 5 E dengan Strategi Question Student Have

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

SIMBIOSA, 3 (2) : DESEMBER, 2014 ISSN Cetak

Kata-kata kunci: minat belajar, hasil belajar aspek kognitif, metode konvensional, media video. Abstract

Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.3, No.03. pp. 8-12, September 2014

Afif Yuli Candra Prasetya dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENERAPAN MEDIA BENDA SEBENARNYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI

Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasir Pengaraian ABSTRAK ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN PENILAIAN PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP ARTIKEL

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Vol. 02 No. 03 Tahun 2013, 50 54

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BANGKALAN PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, ISSN:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS V SDN 42 PONTIANAK KOTA

ABSTRAK. Kata Kunci : Pembelajaran Koopertif tipe STAD, Keterampilan Berpikir Kritis, Respon Siswa. ABSTRACT

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 03, September 2016, ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN

Jl. Ketintang, Surabaya 60231, Indonesia

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP

Kata kunci : Model pembelajaran Active Learning dengan Strategi Active Knowledge Sharing (AKS), Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Siswa..

Nova Rina Setia Sari Sinaga dan Sehat Simatupang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI SD

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SD

Harun Nasrudin 1, Choirun Nisa 2.

Santi Helmi et al., Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA (Fisika)...

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH

III METODE PENELITIAN. digunakan adalah eksperimen semu. Eksperimen semu dilakukan karena keadaan

Dewi Puji Astuti*, Rasmiwetti**, Abdullah*** No Hp :

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis pretest-postest, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis dengan

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

III. METODE PENELITIAN. Lampung tahun ajaran 2011/2012 yang tersebar dalam sepuluh kelas yang berjumlah

KELAYAKAN MEDIA ALAT PERAGA AIR MANCUR SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI HUKUM BOYLE

Findri Lusitadewi dan Prabowo Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

Siti Fitriani*, Asmadi M. Noer**, Sri Haryati *** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMAN 5 Bandar

PENGARUH SOFTWARE MIND MAPPING INTERACTIVE TERHADAP MOTIVASI PEMBELAJARAN IPA SD

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN:

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

Keywords: Kooperatif tipe STAD, Hasil Belajar, Menerapkan Material Finishing Bangunan

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN Vol. 8. No.2 Juli 2016 Hal

Penerapan Media Pembelajaran Authoring Tool untuk Meningkatkan Hasil Belajar

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERDASARKAN KURIKULUM 2013 TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 PANTI KABUPATEN PASAMAN

OLEH Emilia Dewiwati Pelipa, MM dan Sawalidah STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, Jl. Pertamina KM.04 Sengkuang

Jurusan Kimia, Jalan Dg. Tata Raya, Makassar

Transkripsi:

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA PESAWAT SEDERHANA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP HASIL BELAJAR Khusnia Kuril Janah 1), Supriyono 2),Martini 3) 1) Program Studi S1 Pendidikan Sains FMIPA Universitas Negeri Surabaya Email: khusniakuriljanah@gmail.com 2) Dosen Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya Email: supriyono@unesa.ac.id 3) Dosen Jurusan IPA FMIPA Universitas Negeri Surabaya Email: martini_fik@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh penggunaan alat peraga pesawat sederhana dalam pembelajaran IPA terhadap hasil belajar. Desain yang digunakan yaitu Pre Experiment Design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas 8 MTsN Pucanglaban Tulungagung yang terdiri dari 4 kelas. Sampel yang digunakan adalah kelas 8A, 8B, dan 8C yang berdistribusi normal dan homogen. Hasil belajar siswa aspek pengetahuan mengalami peningkatan secara signifikan dengan hasil uji t= 2,08 untuk kelas 8C, t=3,09 untuk kelas 8A, t=2,09 untuk kelas 8B yang menunjukkan t hitung >t tabel. Peningkatan <g>=0,71 dengan kriteria tinggi untuk kelas 8C, <g>=0,66 dengan kriteria sedang untuk kelas 8A, <g>=0,61 dengan kriteria sedang untuk kelas 8B, sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga pesawat sederhana pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan. Kata kunci: alat peraga, pesawat sederhana Abstract This research aims to describe the results of the validation props, learning outcomes, and response. This study is a Pre Experiment Design. The study population was all students grade 8 MTsN Pucanglaban Tulungagung consisted of 4 classes. The sample used is a class 8A, 8B, and 8C. The sample used in this study with normal distribution and homogeneous. The results of student learning aspects of knowledge has increased significantly with the results of the t test=2.08 for class 8C, t = 3.09 for the class 8A, t = 2.09 for the class 8B shows thitung> ttabel. Increased <g> = 0.71 with high criteria for class 8C, <g> = 0.66 with the medium criteria for class 8A, <g> = 0.61 with the medium criteria for class 8B, so it can be concluded that the use of props simple machines on science learning can improve student learning outcomes significantly. Key word: props, simple machines PENDAHULUAN IPA merupakan ilmu yang mempelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa kenyataan atau hubungan sebab akibatnya. Pembelajaran IPA, diusahakan mengajak siswa untuk menganalisis kejadian yang ada di alam. Mempelajari materi IPA sangat dibutuhkan kegiatan mengamati ataupun kegiatan eksperimen. Kegiatan tersebut sangat mendukung untuk mempelajari materi IPA. Kegiatan eksperimen akan memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Adanya pengalaman langsung akan membuat pembelajaran tersebut menjadi pembelajaran yang bermakna. Kegiatan eksperimen perlu didukung adanya fasilitas, salah satu fasilitas tersebut berupa media pembelajaran. Sadiman (2010) menyatakan bahwa media merupakan sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima, sehingga dapat menarik perhatian dan merangsang pikiran siswa sedemikian rupa sehingga proses belajarpun terjadi. Berdasarkan pernyataan tersebut maka media sangat diperlukan untuk membantu proses pembelajaran, karena dengan media apa yang ingin disampaikan oleh guru kepada siswa akan disalurkan oleh media tersebut. Kegiatan eksperimen merupakan salah satu tujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah, menyelidiki dan menemukan konsep fisika dari hasil observasinya sendiri. Melakukan kegiatan eksperimen dibutuhkan suatu fasilitas yang mendukung. Fasilitas tersebut bisa berupa alat-alat praktikum dari yang sederhana sampai yang kompleks. Hanya saja kendala yang dihadapi oleh MTsN Pucanglaban Tulungagung yaitu belum memiliki alat dilaboratorium yang lengkap untuk memfasilitasi siswanya dalam melakukan eksperimen, sehingga sering kali siswa tidak dapat melakukan eksperimen. Melihat kondisi tersebut, maka guru harus menciptakan sebuah alat yang dapat memfasilitasi siswanya dalam melakukan percobaan salah satunya yaitu alat peraga. Mujadi (1994) menyatakan bahwa alat peraga merupakan suatu alat yang digunakan untuk membantu siswa dalam memudahkan dan memahami suatu konsep secara tidak langsung. Alat peraga tersebut tidak dapat menjelaskan konsep secara langsung, melainkan siswa harus menggunakan terlebih dahulu dengan memanipulasi variabel-variabel sehingga siswa akan memeroleh konsep yang dipelajari secara langsung. Ketika siswa menggunakan alat peraga, siswa akan melakukan suatu eksperimen, sehingga siswa akan 1

Header halaman genap: Nama Jurnal. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2012, 0-216 mendapatkan pengalaman langsung yang berarti. Adanya pengalaman langsung akan membuat siswa lebih mengerti dan dapat mengaplikasikan konsepkonsep IPA yang dipelajari. Penggunaan alat peraga akan mendatangkan banyak fungsi saat pembelajaran IPA seperti halnya siswa dapat menemukan konsep melalui bantuan alat peraga tersebut, siswa akan mendapatkan pengalaman langsung, serta alat peraga dapat dijadikan sebagai media bagi guru sehingga mempermudah guru untuk menyampaikan materi kepada siswanya. Salah satu fungsi dari alat peraga yaitu dapat digunakan untuk melakukan eksperimen. Adanya kegiatan eksperimen, maka siswa akan lebih banyak berinteraksi dan terlibat aktif dalam berpikir. Ketika melakukan eksperimen tentunya ada masalah yang harus diselesaikan, sehingga dengan tingkat berpikir siswa akan lebih meningkat. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru IPA di MTsN Pucanglaban, maka guru memiliki beberapa kendala dalam proses penyampaian materi kepada siswa yaitu kurangnya alat yang ada di laboratorium yang dapat menunjang pembelajaran seperti halnya media berupa alat peraga. Akibatnya, siswa jarang dilibatkan dalam kegiatan eksperimen saat pembelajaran. Hal ini didukung dengan hasil penyebaran angket pada 30 siswa, bahwa 20% siswa menyatakan pembelajaran pada materi pesawat sederhana disertai dengan eksperimen, dan 80% siswa menyatakan pembelajaran pada materi pesawat sederhana tidak disertai dengan eksperimen. Alasan siswa tidak melakukan eksperimen pada setiap pembelajaran ditunjukkan dengan data 40% siswa menyatakan kurangnya alat eksperimen, 40% siswa menyatakan tidak adanya alat eksperimen, dan sisanya menjawab dengan alasan lain. Adanya penggunaan alat peraga sangat membantu dalam proses pembelajaran fisika terutama pada materi pesawat sederhana, sehingga pembuatan alat peraga sangat cocok untuk dikembangkan mengingat bahwa alat yang tersedia di Laboratorium sekolah masih banyak yang kurang. Hal ini juga didukung dengan data bahwa 93,33% siswa menyatakan setuju penggunaan alat peraga dalam pembelajaran materi pesawat sederhana, dan 6,67% siswa menyatakan tidak setuju penggunaan alat peraga dalam pembelajaran materi pesawat sederhana. Data tersebut menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga sangat dibutuhkan, terutama pada sekolah yang masih memiliki keterbatasan alat eksperimen. Penelitian ini diawali dengan membuat alat peraga yang terdiri dari alat peraga tuas, bidang miring, dan katrol. Sebelum alat peraga diimplementasikan maka alat peraga divalidasi oleh dua validator. Hasil validasi alat peraga pesawat sederhana dinyatakan layak digunakan (Janah, 2016). METODE Penelitian ini merupakan penelitian Pre Experiment Design yang menggunakan satu kelas eksperimen dan dua kelas replikasi. Model desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu One Group Pretest-Posttest Design yang digambarkan pada tabel sebagai berikut: Tabel.1 Skematik One Group Pretest-Posttest Design Pretest Perlakuan Posttest O 1 X O 2 O 3 X O 4 O 5 X O 6 = hasil pretest kelas eksperimen O 1 O 2 = hasil posttest kelas eksperimen O 3 = hasil pretest kelas replikasi 1 O 4 = hasil posttest kelas replikasi 1 O 5 = hasil pretest kelas replikasi 2 O 6 = hasil posttest kelas replikasi 2 X = pembelajaran IPA dengan menggunakan alat peraga pesawat sederhana dengan model kooperatif tipe STAD Pengambilan data penelitian dilaksanakan di MTsN Pucanglaban Tulungagug pada semester genap tahun ajaran 2015/2016. Populasi penelitian adalah seluruh siswa MTsN Pucanglaban Tulungagung kelas 8 yang terdiri dari 4 kelas dengan jumlah 125 siswa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas 8A, 8B, dan 8C diambil berdasarkan normalitas. Menentukan sampel yang digunakan untuk penelitian yaitu menggunakan uji normalitas dengan rumus sebagai berikut: dengan H 0 yaitu sampel berdistribusi normal, dan H 1 yaitu sampel berdistribusi tidak normal. Kriteria pengujian tolak H 0 jika, terima H 0 untuk harga χ 2 lainnya. Selanjutnya, untuk mengetahui apakah varians homogen atau tidak, maka digunakan uji homogenitas dengan rumus sebagai berikut. Dengan H 0 yaitu varians homogen dan H 1 yaitu varians tidak homogen. Kriteria pengujian tolak H 0 jika. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan siswa yaitu dengan Gain Score dengan rumus sebagai berikut: <g> S f S i = peningkatan hasil belajar = rata-rata skor tes akhir (posttest) = rata-rata skor tes awal (pretest) Kemudian hasil tersebut diinterprestasikan sebagai peningkatan hasil belajar siswa sesuai dengan kriteria seperti tabel berikut.

Tabel.2 Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi Nilai <g> Interpretasi (<g>) 0,7 Tinggi 0,7 > (<g>) 0,3 Sedang (<g>) < 0,3 Rendah (Hake,1998:3) Peningkatan hasil belajar aspek pengetahuan dikatakan baik apabila Gain Score lebih besar dari 0,3. Kemudian untuk menentukan apakah ketiga kelas tersebut mengalami peningkatan secara signifikan atau tidak, maka menggunakan tes signifikansi dengan penentuan rumusan hipotesis sebagai berikut: H 0 : µ pretest = µ posttest H 1 : µ pretest µ posttest Selanjutnya, menggunakan rumusan sebagai berikut. (Arikunto, 2010) Md : mean dari perbedaan pretest dengan posttest Σx 2 d : deviasi masing-masing subjek (d-md) N : banyaknya subjek pada sampel Dengan rumusan untuk: dan Kriteria pengujian: Tolak H 0 apabila nilai t hitung > t tabel dengan taraf toleransi sebesar 0,05, maka kelas tersebut memeroleh peningkatan secara signifikan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil penelitian terdiri nilai pretest dan posttest. Nilai pretest digunakan untuk uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya nilai posttest digunakan untuk menentukan Gain Score dan tes signifikansi. A. Uji Normalitas Mentukan kelas yang akan digunakan sebagai sampel penelitian, maka digunakan uji normalitas. Berikut merupakan hasil perhitungan uji normalitas. Tabel 3. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelas χ 2 hitung χ 2 tabel Kriteria 8A 4,57 7,81 Normal 8B 1,46 7,81 Normal 8C 4,99 7,81 Normal 8D 24,72 7,81 Tidak Normal Kelas yang berdistribusi normal digunakan sebagai kelas penelitian. Kelas 8C dijadikan kelas eksperimen, kelas 8A dijadikan sebagai kelas replikasi 1, dan kelas 8B dijadikan sebagai kelas replikasi 2. B. Uji Homogenitas Menentukan apakah varians yang diambil dari populasi homogen atau tidak, maka digunakan uji homogen. Berikut hasil perhitungan uji homogen dari ketiga sampel yang telah dipilih. Tabel 4. Hasil Perhitungan Uji Homogen χ 2 hitung χ 2 tabel 1,15 5,99 Perhitungan uji homogenitas menunjukkan ketiga kelas dengan varians yang homogen. C. Gain Score dan Uji t Peningkatan hasil belajar siswa aspek pengetahuan dihitung menggunakan rumus Gain Score. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan dari nilai pretest ke nilai posttest. Berikut perhitungan Gain Score. Tabel 5. Hasil Perhitungan Gain Score Kelas Gain Score Kriteria 8C 0,71 TINGGI 8A 0,66 SEDANG 8B 0,61 SEDANG Ketiga kelas penelitian mengalami peningkatan dengan kriteria tinggi untuk kelas 8C serta kriteria sedang untuk kelas 8A dan 8B. Selanjutnya, untuk mengetahui apakah ketiga kelas tersebut mengalami peningkatan secara signifikan atau tidak, maka berikut merupakan tabel perhitungan tes signifikansi (uji-t). Tabel 6. Hasil Tes Signifikansi Kelas t hitung t tabel 8C 2,08 1,70 8A 3,09 1,68 8B 2,09 1,68 Hasil tersebut menunjukkan bahwa t hitung >t tabel maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara hasil pretest dan posttest signifikan. Pembahasan Nilai pretest dan posttest digunakan untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa kompetensi pengetahuan. Pada kelas penelitian mengalami peningkatan secara signifikan yang ditunjukkan dengan t hitung >t tabel. Peningkatan hasil belajar ditunjukkan dengan Gain Score kritria tinggi untuk kelas 8C serta kritria sedang untuk kelas 8A dan 8B. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga pesawat sederhana dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mujadi (1994) bahwa alat peraga merupakan alat yang digunakan untuk membantu memudahkan siswa dalam memahami suatu konsep. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka alat peraga pesawat sederhana akan memudahkan siswa dalam memahami suatu konsep, sehingga hasil belajar siswa akan lebih meningkat. Alat peraga dalam pembelajaran akan memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Berdasarkan kerucut pengalaman Dale (Sadiman, 2010), semakin keatas maka semakin sedikit yang bisa diserap oleh siswa. Alat peraga yang memberikan pengalaman langsung berada pada posisi paling bawah pada kerucut pengalaman Dale. Hal ini menunjukkan bahwa siswa akan lebih banyak menyerap ilmu ketika penggunaan alat peraga pesawat sederhana pada pembelajaran IPA, 3

Header halaman genap: Nama Jurnal. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2012, 0-216 sehingga hasil belajar siswa akan meningkat dan banyak siswa yang mencapai nilai minimal kelulusan. Hasil ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rianto (2013) yang mendeskripsikan bahwa alat peraga ipa pesawat sederhana berbasis science in box dapat menuntaskan hasil belajar siswa sebesar 94,79%. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran IPA untuk siswa MTs kelas 8 sangat sesuai, terutama jika dilihat dari karakteristik umur siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Piaget (dalam Nursalim, 2007) yang menyatakan bahwa anak pada tahap operasi formal akan mampu berpikir abstrak dan dapat menganalisis masalah secara ilmiah dan kemudian menyelesaikan masalah. Nilai sikap spiritual siswa pada ketiga kelas sudah mencapai ketuntasan, karena nilai yang diperoleh dengan kriteria sangat baik. Nilai sikap sosial siswa pada ketiga kelas sudah mencapai skor minimal kelulusan, karena nilai ketiga kelas dengan predikat baik. Hal ini sesuai dengan Permendikbud nomor 104 (2014), yang menyatakan bahwa ketuntasan hasil belajar untuk sikap ditetapkan dengan predikat Baik. Pembelajaran dengan model kooperatif akan melatih keterampilan khusus seperti bekerja sama dan bersosialisasi dengan anggota kelompok dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Rusman (2014) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif akan menciptakan sebuah interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru. Pada kompetensi keterampilan memeroleh predikat A- untuk kelas eksperimen dan replikasi 1, sedangkan predikat B+ untuk kelas replikasi 2. Berdasarkan Permendikbud nomor 104 (2014) nilai tersebut sudah mencapai ketuntasan, karena minimal ketuntasan keterampilan siswa dengan predikat B-. Hal ini menunjukkan bahwa adanya penggunaan alat peraga pesawat sederhana dalam pembelajaran IPA tidak hanya meningkatkan hasil belajar aspek pengetahuan saja, melainkan juga dapat melatihkan keterampilan siswa. Respon siswa sangat positif terhadap penggunaan alat peraga pesawat sederhana pada pembelajaran IPA dengan ditunjukkan persentase sebesar 93,4% dengan kriteria sangat kuat. Hal ini sesuai dengan pendapat Susilana dan Riyana (2009) yang menjelaskan bahwa media dapat menimbulkan gairah belajar siswa, interaksi lebih langsung antara siswa dengan sumber belajar. Penggunaan alat peraga pesawat sederhana akan memberikan kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi lebih langsung dengan sumber belajar, sehingga siswa akan lebih bersemangat dalam pembelajaran. PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga pesawat sederhana pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan beberapa saran agar penelitian berikutnya berjalan lancar dan lebih baik, yaitu: 1. Pengelolaan waktu pembelajaran yang dilakukan harus maksimal, karena masih banyak siswa yang kurang memahami metode ilmiah dan tentang percobaan yang akan dilakukan, sehingga peneliti membutuhkan waktu lebih lama untuk menjelaskan kepada siswanya. 2. Selama pembelajaran berlangsung, sebaiknya peneliti selanjutnya harus dapat mengondisikan siswa untuk tetap bisa fokus dengan cara pengelolaan pembelajaran yang baik terutama pada saat pembelajaran pada jam siang hari. DAFTAR PUSTAKA Amri, Sofan.2013.Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta:Prestasi Pustaka. Ibrahim, Muslimin. 2010. Dasar - Dasar Proses Belajar Mengajar. Surabaya : Unesa University Press. Ibrahim, Muslimin. 2012. Seri Pembelajaran Inovatif Konsep, Miskonsepsi dan Cara Pembelajarannya. Surabaya: Unesa University Press. Janah, khusnia kuril. 2016. Kelayakan Alat Peraga Pesawat Sederhana sebagai Media Pembelajaran IPA. Dalam Seminar Nasional Pendidikan IPA ke-vii. Prosiding Science Edupreneurship; Ketintang 26 Maret 2016. Surabaya. Prodi Pendidikan IPA UNESA. Hal 86-89. Permendikbud. 2014. Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Tidak diterbitkan. McLaughlin, Charles W. dan Thompson, Marilyn. 1997. Physical Science. New York: GLENCOE/McGraw-Hill. Mitarlis dan Mulyaningsih, Sri. 2009. Pembelajaran IPA Terpadu. Surabaya: Unesa University Press. Mujadi.1994.Desain dan Pembuatan Alat Peraga IPA.Jakarta:Universitas Terbuka Mulyaningsih, Sri. 2007. Fisika Dasar 1: Mekanika. Surabaya: Unesa University Press. Nursalim, Satiningsih, Hariastuti, Savira, dan Budiani. 2007. Psikologi Pendidikan. Surabaya: Unesa University Press. Rianto. 2013. Produksi Alat Peraga IPA Pesawat Sederhana Berbasis Science In Box. Jurnal Penelitian Pendidikan.

Riduwan.2010. Skala Pengukuran Variabel variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta. Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada Sadiman, Arief S dkk. 2010. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press. Slavin,R. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung:PT.Tarsito Bandung. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Susilana, Rudi dan Riyana, Cepi. 2009. Media Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima Tim Biro Penulisan Skripsi.2014. Pedoman Penulisan Skripsi. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Tippler,P.1998. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta:Erlangga. Wisudawati, A. dan Eka Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: PT Bumi Aksara. 5