BAB I PENDAHULUAN. 326 jiwa. Penyebaran penduduk menurut pulau-pulau besar adalah: pulau

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan perilaku konsumen, kebijakan pemerintah, persaingan bisnis, hanya mengikuti perkembangan penduduk namun juga mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, teknologi dan informasi, maka semakin luas alur keluar dan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sebagai tujuan akhir integrasi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Agama Islam sebagai raḥmatallil ālamīn sesungguhnya telah

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. dilirik pengusaha karena potensinya cukup besar. Ketatnya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Populasi umat Muslim di seluruh dunia saat ini semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Negara Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan nasional telah

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. informasi tentang produk yang akan digunakan, informasi dapat didefenisikan

BAB I. Semakin maraknya persaingan bisnis global, pasar menjadi semakin ramai. dengan barang-barang produksi yang dihasilkan. Bangsa Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. hukum syara yang saling berseberangan. Setiap muslim diperintahkan hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakkan jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang dengan pesatnya. Pertumbuhan internet yang dimulai

BAB I PENDAHULUAN. energi. Makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia haruslah makanan. dalam Al-Qur an surat Al-Baqarah ayat 172:

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar dalam membantu perekonomian rakyat. UKM Menurut UU No. 20 tahun 2008 Usaha Kecil dan Menengah adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELABELAN. informasi verbal tentang produk atau penjualnya. 17

Lex Administratum, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik Oleh Mahasiswi Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Airlangga, Jurnal EKonomi, 2016, hal. 1.

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri serta turut aktif dalam membina kemitraan dengan Usaha Kecil dan

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal

BAB 1 PENDAHULUAN. pada adanya pertambahan penduduk (Smith Adam, 1776). Dengan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah internet. Internet (interconnection networking) sendiri

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 5/PUU-XV/2017 Produk Halal

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketentraman. emosional, karena hal itu merupakan pengalaman subyektif.

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan

I. METODE PENELITIAN. normatif empiris (applied normative law) adalah perilaku nyata (in action) setiap

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dibidang perindustrian dan perdagangan nasional telah. Mayoritas konsumen Indonesia sendiri adalah konsumen makanan, jadi

BAB I: PENDAHULUAN BAB I. Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, LATAR BELAKANG. rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang beragama muslim, ada hal yang menjadi aturan-aturan dan

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Sebagai kebutuhan primer, maka

MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM OLEH : SAEPUL ANWAR

BAB I PENDAHULUAN. manusia saja hewan serta tumbuhanpun juga memerlukan makanan, sebab makanan

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan hukum antara konsumen dengan produsen. 1 Hal ini dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. tangganya sendiri. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, pemerintah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut dipergunakan dalam upaya memperoleh data yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. penduduk, sementara disisi lain luas tanah tidak bertambah. 1 Tanah dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Konstitusi yang selanjutnya disebut MK adalah lembaga tinggi negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia pada umumnya sudah mengenal siapa itu konsumen. 2

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ketentuan Pasal 1 Angka (1) Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara yang mendapat perhatian yang lebih besar. Pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) MEA

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena dengan makanan itulah manusia akan dapat melakukan

Kendala dan Upaya Pemerintah dalam Penerapan Undang - Undang Nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal di Kota Magelang

BAB I PENDAHULUAN. aktifitasnya yang berupa tanah. Tanah dapat berfungsi tidak saja sebagai lahan

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas beragama Islam terbesar di dunia. Sebanyak 87,18 % dari

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk yang kemudian dapat dikonsumsi oleh masyarakat setelah

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak diundangkannya UUPA maka pengertian jual-beli tanah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta dan sekitar 87%

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup lainnya, seperti kebutuhan sandang dan papan. Secara etimologi

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN PELAKU USAHA

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) ialah rangkaian peraturan-peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian dalam berbagai hal terhadap perkembangan kondisi dan aspirasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK TANPA LABEL HALAL DI ANEKA JAYA NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya seperti pendidikan, kesehatan, keagamaan dan kegiatan sosial lainnya

III. METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan Yuridis Normatif (library Research)

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pengadilan. Karena dalam hal ini nilai kebersamaan dan kekeluargaan

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. BBM merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa. maupun Kota baik sebagai rumah tangga maupun sebagai pengusaha,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

Pendidikan Agama Islam. Bab 10 Makanan dan Minuman dalam Islam

SERTIFIKASI HALAL DALAM PRODUK KULINER UMKM

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2009 tentang Kesehatan pada Pasal 1 angka 1 menyebutkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. produk daging. Di Indonesia sendiri, daging yang paling banyak digemari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KIAT MEMILIH PRODUK HALAL

PERANAN LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENJUALAN OBAT-OBATAN MELALUI INTERNET

BAB I PENDAHULUAN. muncul dalam memperlancar arus barang dan lalu lintas orang yang timbul sejalan

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke

Sertifikasi dan Sistem Jaminan Halal

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah sebanyak 237.641. 326 jiwa. Penyebaran penduduk menurut pulau-pulau besar adalah: pulau Sumatera yang luasnya 25,2 persen dari luas seluruh wilayah Indonesia dihuni oleh 21,3 persen penduduk, Jawa yang luasnya 6,8 persen dihuni oleh 57,5 persen penduduk, Kalimantan yang luasnya 28,5 persen dihuni oleh 5,8 persen penduduk, Sulawesi yang luasnya 9,9 persen dihuni oleh 7,3 persen penduduk, Maluku yang luasnya 4,1 persen dihuni oleh 1,1 persen penduduk, dan Papua yang luasnya 21,8 persen dihuni oleh 1,5 persen penduduk. 1 Jumlah penduduk yang terdata berdasarkan data di atas menempatkan Islam sebagai Agama yang paling banyak dianut dengan jumlah pemeluk 207,2 juta jiwa atau 87,18 persen. 2 Dengan jumlah umat Islam yang mayoritas tersebut, maka sangatlah perlu untuk memperoleh produk halal atas setiap produksi pelaku usaha di Indonesia. Pada dasarnya pelaku usaha memproduksi barang dan menyediakan jasa. Kedua hal ini secara umum pengaturan halalnya diatur dalam bentuk barang. Bentuk barang ini dapat berbentuk makanan dan minuman. Makanan ataupun minuman tersebut tidak terbatas pada bentuk makanan biasa ataupun obat, namun 1 Anonim, Jumlah dan Distribusi Penduduk, http:// pstatic.eshopcomp. com/ nwp / v0_0_544/release/store.html (diakses pada tanggal 15 Maret 2015). 2 Anonim, Islam Indonesia, http://www.republikapenerbit.com/artikel/detail info/292 (diakses pada tanggal 16 April 2015).

2 yang pasti setiap muslim diwajibkan untuk mengkonsumsi makanan atau minuman yang halal. Mengkonsumsi makanan yang halal dan baik (thayib) merupakan perintah Allah Subhanahu wata ala (selanjutnya disebut Allah SWT) yang wajib dilaksanakan oleh setiap orang yang beriman. Perintah ini dapat disejajarkan dengan bertaqwa kepada Allah. Dengan demikian, mengkonsumsi makanan halal dengan dilandasi iman dan taqwa karena mengikuti perintah Allah SWT merupakan ibadah yang mendatangkan pahala dan memberikan kebaikan dunia dan akhirat. Sebaliknya, mengkonsumsi yang haram merupakan perbuatan maksiat yang mendatangkan dosa dan keburukan baik dunia maupun akhirat. 3 Di dalam Al-Qur an telah ditegaskan bahwa makanan dan minuman yang diharamkan adalah bangkai; darah; babi; binatang yang disembelih dengan nama selain Allah SWT; khamr atau minuman yang memabukkan. Sebenarnya apa yang diharamkan Allah SWT untuk dimakan jumlahnya sangat sedikit. Selebihnya, apa yang ada di muka bumi ini pada dasarnya adalah halal, kecuali yang dilarang secara tegas dalam Al Qur an dan Hadits. Maka, sangat logis jika kaidah pertama dan utama dari hukum fiqh menyatakan bahwa apapun yang bisa dikonsumsi adalah halal kecuali yang diharamkan. Perkembangan teknologi telah menciptakan aneka produk olahan yang kehalalannya diragukan. Banyak dari bahan-bahan haram tersebut yang dimanfaatkan sebagai bahan baku, bahan tambahan atau bahan penolong pada 4 3 Anonim Kewajiban Mengkonsumi Makanan Halal, http ://www.halalmui.org/ newmui/index.php/main/go_to_section/14/39/page (diakses pada tanggal 17 April 2015). 4 Nura Mayasari, Mom s Guide: Memilih Makanan Halal (Jakarta: Qultum Media, 2007), hlm. 2-3.

3 berbagai produk olahan, karena dianggap lebih ekonomis. Akibatnya kehalalan dan keharaman sebuah produk seringkali tidak jelas karena bercampur aduk dengan bahan yang diragukan kehalalannya. Hal ini menyebabkan berbagai macam produk olahan menjadi syubhat dalam arti meragukan dan tidak jelas status kehalalannya. 5 Berdasarkan hal tersebut, maka Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia menyimpulkan bahwa semua produk olahan pada dasarnya adalah syubhat. Oleh karena itu diperlukan kajian dan penelaahan sebelum menetapkan status halalharamnya suatu produk. Hal ini dilakukan untuk menenteramkan batin umat Islam dalam mengkonsumsi suatu produk. 6 Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana pernyataan halal yang dicantumkan dalam label. Pada Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan, pasal 10 ayat 1 menyatakan bahwa setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas ke dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan dan menyatakan bahwa pangan tersebut halal bagi umat Islam, bertanggung jawab atas kebenaran pernyataan tersebut dan wajib mencantumkan keterangan atau tulisan halal pada label. Terkait dengan hal tersebut, untuk menjamin produk halal di Indonesia, maka pemerintah pada akhirnya menerbitkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal. Di dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal disebutkan bahwa penyelenggaraan 5 Anonim, Kewajiban Mengkonsumi Makanan Halal, Op.Cit. 6 Ibid.

4 jaminan produk halal bertujuan untuk memberikan kenyamanan, keamanan, keselamatan, dan kepastian ketersediaan Produk Halal bagi masyarakat dalam mengonsumsi dan menggunakan produk, dan meningkatkan nilai tambah bagi pelaku usaha untuk memproduksi dan menjual produk halal. Oleh karena itu, untuk menjamin dikonsumsinya produk halal bagi masyarakat muslim di Indonesia, maka Pada Pasal 4 disebutkan bahwa produk yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib bersertifikat halal. Sertifikasi halal suatu produk berkaitan dengan agama, oleh karenanya Agama Islam sangat concern dengan hal ini sebab menyangkut kaidah-kaidah dan ajaran Agama Islam itu sendiri. Seringkali LPPOM-MUI mengeluarkan fatwa berdasarkan hasil pengkajian tentang beberapa produk obat dan makanan. Fatwa yang dikeluarkan tentu berkaitan dengan obat dan makanan serta kosmetik yang perlu diperhatikan dan meyakini kehalalannya. 7 Sertifikasi halal atas produk yang dimaksudkan di atas tentu saja akan mengalami perubahan dalam hal pihak mana yang berwenang untuk mengeluarkannya. Di dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal telah menyebutkan bahwa sertifikat halal tidak hanya dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) saja namun juga melalui Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Berdasarkan penjelasan singkat di atas, akan sangat menarik untuk dilakukan penelitian yang berjudul Pemberian Jaminan Produk Halal Terhadap Konsumen Muslim Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 33 Tahu 2014 tentang 7 A. Yudi Setianto, L. Jehani, dkk, Panduan Lengkap Mengurus Segala Dokumen: Perizinan, Pribadi, Keluarga, Bisnis & Kependidikan (Jakarta: Forum Sahabat, 2008), hlm. 162.

5 Jaminan Produk Halal, yang mana untuk melihat lebih jauh aturan-aturan terkait dengan jaminan produk halal dan juga hal-hal yang lainnya seperti sertifikasi halal suatu produk untuk melegalisasi suatu produk tersebut benar-benar halal, dan juga untuk melihat lebih jauh hal-hal mengenai penyelesaian sengketa terkait dengan adanya perselisihan yang terjadi atas jaminan produk halal tersebut. B. Perumusan Masalah Sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang, maka permasalahan yang akan diangkat yaitu: 1. Bagaimana pengaturan pemberian jaminan produk halal berdasarkan Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal? 2. Bagaimana tanggung jawab pelaku usaha atas kehalalan produk yang telah disertifikasi? 3. Bagaimana penyelesaian sengketa atas produk tidak halal yang dikonsumsi Muslim akibat kelalaian yang dilakukan oleh pelaku usaha? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Berdasarkan pokok permasalahan diatas,ada beberapa tujuan yang melandasi penelitian ini,yaitu: a. Untuk mengetahui pengaturan pemberian jaminan produk halal berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.

6 b. Untuk mengetahui tanggung jawab pelaku usaha atas kehalalan produk yang telah disertifikasi. c. Untuk mengetahui penyelesaian sengketa atas produk tidak halal yang dikonsumsi Muslim akibat kelalaian yang dilakukan oleh pelaku usaha. 2. Manfaat penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini,yaitu sebagai berikut: a. Manfaat teoritis Memberikan pengetahuan yang besar bagi penulis sendiri mengenai pemberian jaminan produk halal terhadap konsumen Muslim ditinjau dari Undang-Undang Nomor 33 Tahu 2014 tentang Jaminan Produk Halal, di Indonesia dalam pembangunan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu hukum ekonomi, khususnya yang berkaitan dengan peralihan hukum perlindungan konsumen b. Manfaat praktis 1) Memberikan kontribusi terhadap masyarakat untuk dapat mengetahui pemberian jaminan produk halal terhadap konsumen Muslim ditinjau dari Undang-Undang Nomor 33 Tahu 2014 tentang Jaminan Produk Halal di Indonesia. 2) Memberikan masukan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya hukum perusahaan dan juga memberikan pemahaman pada pihak terkait seperti; praktisi hukum, praktisi legal corporate, dan juga mahasiswa diharapkan memberikan manfaat yang cukup luas.

7 D. Keaslian Penulisan Berdasarkan pemeriksaan dan hasil penelitian yang ada, penelitian mengenai Pemberian Jaminan Produk Halal Terhadap Konsumen Muslim Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 33 Tahu 2014 tentang Jaminan Produk Halal, belum pernah di bahas oleh mahasiswa lain di lingkungan Universitas Sumatera Utara dan Penulisan ini asli disusun oleh penulis sendiri dan bukan plagiat atau diambil dari penelitian orang lain.penulisan skripsi ini merupakan ide, gagasan pemikiran dan usaha penulis sendiri bukan merupakan hasil ciptaan atau hasil penggandaan dari karya tulis orang lain yang dapat merugikan pihak-pihak tertentu. Sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah dan terbuka atas segala kritikan dan masukan yang sifatnya membangun guna penyempurnaan hasil penelitian. Di dalam hal mendukung penulisan ini dipakai pendapat para sarjana yang diambil atau dikutip berdasarkan daftar referensi dari buku para sarjana yang ada hubungannya dengan masalah dan pembahasan yang disajikan, baik berupa karya ilmiah maupun pasal-pasal dalam peraturan perundang-undangan. E. Tinjauan Pustaka 1. Produk Produk adalah segala seuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Produk mencakup objek fisik, jasa, orang, tempat,

8 organisasi dan gagasan. 8 David W mengartikan, produk adalah Produk adalah segala sesuatu yang memilki nilai disuatu pasar sasaran dimana kemempuannya memberikan manfaat dan kepuasan termasuk benda, jasa, organisasi, tempat, orang, ide. 9 Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal, menyebutkan bahwa produk adalah barang dan/atau jasa yang terkait dengan makanan, minuman, obat, kosmetik, produk kimiawi, produk biologi, produk rekayasa genetik, serta barang gunaan yang dipakai, digunakan, atau dimanfaatkan oleh masyarakat. Selanjutnya pada Pasal 1 angka 2 dalam undang-undang yang sama menyebutkan bahwa produk halal adalah produk yang telah dinyatakan halal sesuai dengan syariat Islam. Klasifikasi produk menurut Fandy Tjiptono kedalam dua kelompok: a. Barang Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bias dilihat, diraba, disentuh, dipegang, dan perlakuan fisik lainnya. 1) Barang yang terpakai habis atau tidak tahan lama adalah barang berwujud biasanya habis dikonsumsi dalm satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain umur ekonomusnya dalm kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. 2) Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang tidak bias bertahan sesusai umur ekonomisnya. Umumnya barang seperti ini membutuhkan 10 8 Kotler, Philip dan Gary Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 2 Edisi Kedelapan (Jakarta: Erlangga, 2001), hlm. 11. 9 David W. Cravens, Pemasaran Strategis (Jakarta: Erlangga, 2001), hlm. 3. 10 Fandy Tjiptono, Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: Andi, 2002), hlm. 98.

9 pelayanan yang lebih banyak, membutuhkan jaminan /garansi tertentu dari penjualnya. b. Jasa (service) Jasa merupakan aktivitas, manfaat, atas kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Contohnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan lain-lain. Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyatakan bahwa, barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat untuk diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen. Sedangkan yang dimaksud dengan jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen. 2. Konsumen Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen diartikan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,baik bagi kepentingan diri sendiri, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.dalam mengonsumsi suatu barang,terdapat dua macam prilaku konsumen,yaitu: a. Prilaku konsumen rasional Suatu konsumsi dapat dikatakan rasional jika memerhatikan hal-hal berikut: 1) Barang tersebut dapat memberikan kegunaan optimal bagi konsumen. 2) Barang tersebut benar-benar diperlukan konsumen. 3) Mutu barang terjamin.

10 4) Harga sesuai dengan kemampuan konsumen. b. Prilaku konsumen irasional Suatu prilaku dalam mengonsumsi dapat dikatakan tidak rasional jika konsumen tersebut membeli barang tanpa dipikirkan kegunaanya terlebih dahulu Jasa adalah adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Konsumen yang dibahas dalam penelitian ini terfokus pada konsumen muslin.konsumen muslim yang dimaksud adalah para konsumen yang beragama Islam dimana mengonsumsi barang yang dihasilkan oleh pelaku usaha. Badan penyelesaian sengketa konsumen adalah badan yang bertugas menangani dan menyelesaikan sengketa antara pelaku usaha dan konsumen. F. Metode Penelitian 1. Spesifikasi penelitian Penulisan ini menggunakan metode penelitian hukum normatif.. Penelitian normatif merupakan penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder. 11 Menurut H. Zainuddin Ali, penelitian yuridis normatif mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan 11 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003), hlm. 13.

11 perundang-undangan dan putusan-putusan pengadilan serta norma-norma hukum yang ada dalam masyarakat. 12 Penelitian hukum normatif disebut juga penelitian hukum doktrinal. Pada penelitian hukum jenis ini, seringkali hukum dikonsepkan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan (law in books) atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berperilaku manusia yang dianggap pantas. 13 Penelitian ini merupakan: a. Penelitian menarik asas hukum, dimana dilakukan terhadap hukum positif tertulis maupun tidak tertulis. Penelitian ini dapat digunakan untuk menarik asas-asas hukum dalam menafsirkan peraturan perundang-undangan. Selain itu, penelitian ini juga dapat digunakan untuk mencari asas hukum yang dirumuskan baik secara tersirat maupun tersurat. b. Penelitian sistematik hukum, dimana dilakukan terhadap pengertian dasar sistematik hukum yang meliputi subyek hukum, hak dan kewajiban, peristiwa hukum, hubungan hukum, maupun obyek hukum. c. Penelitian taraf sinkronisasi peraturan perundang-undangan yang dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1) Secara vertikal, disini yang dianalisa adalah peraturan perundangundangan yang derajatnya berbeda yang mengatur bidang yang sama. 2) Secara horizontal, dimana yang dianalisa adalah peraturan perundangundangan yang sama derajat dan mengatur bidang yang sama. d. Penelitian perbandingan hukum, di mana dilakukan terhadap berbagai sistem hukum yang berlaku di masyarakat. 12 H. Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm.105. 13 Amiruddin dan H. Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum (Jakarta: PT. RajaGarafindo Persada, 2006), hlm. 118.

12 e. Penelitian sejarah hukum, di mana dilakukan dengan menganalisa peristiwa hukum secara kronologis dan melihat hubungannya dengan gejala sosial yang ada. 2. Data penelitian Pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini,menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) atau studi dokumen (documnent study).metode penelitian kepustakaan dilakukan terhadap data yang bersifat sekunder yang ada di perpustakaan.data sekunder terdiri atas tiga bahan hokum yaitu: a. Bahan hukum primer, berupa peraturan perundang- undangan yang bersifat mengikat dan disahkan oleh pihak yang berwenang, yaitu Undang-Undang Dasar 1945, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal. b. Bahan hukum sekunder, bahan hukum yang menunjang bahan hukum primer seperti pendapat para ahli hukum. c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder atau dengan kata lain bahan hukum tambahan. 3.Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian kepustakaan (library research) yaitu mempelajari dan menganalisa secara sistematika buku-buku, peraturan perundang-undangan dan

13 sumber lainnya yang berhubungan dengan materi skripsi yang dibahas dalam skripsi ini. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melakukan studi dokumen adalah dengan melakukan analisa isi (content analysis). Content analysis adalah teknik untuk menganalisa tulisan atau dokumen dengan cara mengidentifikasi secara sistematik ciri atau karakter dan pesan atau maksud yang terkandung dalam tulisan atau dokumen suatu dokumen. 4.Analisis data Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif, yaitu dari data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis kemudian dianalisis secara normative kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah yang dibahas.penegertian analisis disini dimaksudkan sebagai suatu penjelasan dan penginterpretasikan secara logis,sistematis logis sistematis menunjukan cara berfikir deduktif-induktif dan mengikuti tata tertib dalam penulisan laporan-laporan penelitian ilmiah. Setelah analisi data selesai maka hasilnya akan disajikan secara deskriptif, yaitu dengan menuturkan dan menggambarkan apa adanya sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Dari hasil tersebut kemudian ditarik suatu kesimpulan yang merupakan jawaban atas permasalahan ini. G. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini diawali dengan latar belakang penelitian, yang berisi alasan-alasan penulis mengambil judul sebagaimana tercantum diatas. Uraian-uraian dalam bab ini ditujukan sebagai penjelasan

14 awal mengenai terminologi-terminologi yang digunakan untuk mengemukakan permasalahan dalam mengidentifikasi masalah sebagai proses signifikasi pembahasan. Disamping itu untuk mempertegas pembahasan dicantum pula maksud dan tujuan serta kegunaan penelitian. BAB II PENGATURAN PEMBERIAN JAMINAN PRODUK HALAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL Bab ini menjelaskan bagaimana pengaturan pemberian jaminan produk halal berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal. Dalam bab ini akan membahas secara normatif kewajiban Muslim untuk mengkonsumsi produk halal berdasarkan Al-Quran dan Hadist, pengertian jaminan produk halal, para pihak dalam penyelenggaraan jaminan produk halal, bahan dan proses produk halal dan prosedu memperoleh sertifikat halal. BAB III TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA ATAS KEHALALAN PRODUK YANG TELAH DISERTIFIKASI Bab ini berisi tanggung jawab pelaku usaha atas kehalalan produk yang telah diserttifikasi, kedudukan pelaku usaha dalam hukum perlindungan konsumen, kewajiban pelaku usaha terkait kehalalan produk yang telah disertifikasi dan tanggung jawab pelaku usaha atas kehalalan produk yang telah disertifikasi.

15 BAB IV PENYELESAIAN SENGKETA ATAS PRODUK TIDAK HALAL YANG DIKONSUMSI KONSUMEN MUSLIM AKIBAT KELALAIAN OLEH PELAKU USAHA Bab ini berisi penyelesaian sengketa atas produk tidak halal yang dikonsumsi konsumen muslim akibat kelalaian yang dilakukan oleh pelaku usaha, bentuk-bentuk sengketa konsumen, badang penyelesaian sengketa konsumen sebagai media penyelesaian sengketa dan pengadilan negeri sebagai media penyelesaian sengketa dalam dasar gugatan perbuatan melawan hukum BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bagian terakhir dari penulisan skripsi ini. Bab ini berisi kesimpulan dari permasalahan pokok dari keseluruhan isi. Kesimpulan bukan merupakan rangkuman ataupun ikhtisar. Saran merupakan upaya yang diusulkan agar hal-hal yang dikemukakan dalam pembahasan permasalahan dapat lebih berhasil berdaya guna.