I. PENDAHULUAN. Era Globalisasi membuat jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan. dimasyarakatkan luas pada khususnya. Agar bangsa Indonesia tidak

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi atau alat interaksi yang digunakan oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

I. PENDAHULUAN. Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

I. PENDAHULUAN. Tentunya siswa banyak mengalami interaksi yang cukup leluasa dengan. yang dihuni oleh beberapa suku dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. dilandasi nilai-nilai agama, moral, dan budaya luhur bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

ETIKA DALAM BERKOMONIKASI

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. ini. Akan tetapi, perkembangan teknologi dan industri yang menghasilkan budaya teknokrasi

Bahasa Indonesia. Ragam Bahasa. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia. Hal ini akan terus berubah seiring dengan perubahan yang

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN

I. PENDAHULUAN. butuhkan, baik dalam bidang pendidikan, sosial, budaya dan ekonomi. Semua

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting keberadaanya.

BAB I PENDAHULUAN. masalah dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian ini

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

I. PENDAHULUAN. Allah Swt menurunkan kitab-kitab kepada para Rasul-Nya yang wajib diketahui dan

I. PENDAHULUAN. norma yang berlaku di masyarakat ataukah tidak. faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Sebagai pengajar dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi, bersifat arbitrer, digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, isi pikiran, maksud, realitas dan sebagainya. mengingat jumlah bahasa atau variabel bahasa yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya yang menjadikan kita sebagai makhluk yang unik Uno, H.B &

arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

I. PENDAHULUAN. ketuntasan belajar siswa. Moral merupakan nilai yang berlaku dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Digugu artinya

ASEP HIDAYATULLAH, 2016 PENGARUH SIKAP BERBAHASA INDONESIA TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA AKADEMIK

BAB I PENDAHULUAN. Jawa memiliki berbagai karya yang mencerminkan pemikiran, perilaku, aturan

BAB I PENDAHULUAN. kenegaraan, bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, dan alat

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

Telaah Budi Pekerti dalam Pembelajaran di Sekolah (Implementasi Konsep dan Prinsip Tatakrama dalam Kehidupan Berbasis Akademis) Oleh: Yaya S.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat pertukaran informasi. Namun, kadang-kadang

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang dapat disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat merupakan suatu perwujudan kehidupan bersama manusia sebagai makhluk

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN. fenomena ini muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang pendidikan. Untuk menghadapi tantangan berat ini

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh dengan cara orang tua mendidik anak dalam keluarganya. Maka

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengguna bahasa itu sendiri. saling memahami apa yang mereka bicarakan. Fenomena ini terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi di bidang komunikasi semakin maju pada era globalisasi

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang multi culture yang berarti didalamnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nurlaila Djamali (2005) mengkaji tentang Variasi Bahasa Bolaang Mongondow

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa banyaknya siswa di beberapa instansi yang berupa sekolah melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru bahasa Sunda memiliki cara tersendiri dalam berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PELESTARIAN BAHASA DAN BUDAYA JAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peserta didik merupakan aset suatu negara yang nantinya akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

I. PENDAHULUAN. sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai tugas dalam memenuhi harapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena kurangnya minat dan motivasi belajar bahasa Jawa. lingkungan sekolah maupun luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ahli psikologi. Karena permasalahan remaja merupakan masalah yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa menunjukkan cermin pribadi seseorang. Karakter, watak, atau pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

I. PENDAHULUAN. suku bangsa yang secara bersama-sama mewujudkan diri sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berbagai segi kehidupan. Kenyataan menunjukkan bahwa pemakaian bahasa. dalam suatu pembelajaran di lembaga pendidikan.

I. PENDAHULUAN. karakter bangsa (National and Character Building). Konsekuensinya dalam

BAB I PENDAHULUAN. lain. Penggunaan suatu kode tergantung pada partisipan, situasi, topik, dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja lainnya yang menyebabkan terhambatnya kreatifitas siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi

NASKAH PUBLIKASI. PENGELOLAAN PENDIDIKAN BAHASA JAWA DALAM MENINGKATKAN KESANTUNAN BERBAHASA SISWA DI SEKOLAH (Studi Kasus di MI Muhammadiyah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. di kenal dengan pendidikan civic. Demikian pula masa Presiden Soeharto,

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era Globalisasi membuat jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan luas pada khususnya. Agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dari budaya asing yang jelas-jelas tidak sesuai dengan bahasa dan budaya Indonesia, ditambah dengan adanya pengaruh alat komunikasi yang begitu canggih harus dapat mempertahankan jati diri bangsa, termasuk jati diri bahasa Indonesia. Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat untuk menunjukkan identitas masyarakat pemakai bahasa. Bahasa Indonesia yang berdisiplin adalah pemakai bahasa Indonesia yang patuh terhadap semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi dan kondisinya. Dalam UUD Bab XV Pasal 36 dan penjelasannya dinyatakan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa negara yang dipergunakan sebagai alat perhubungan dan dipelihara oleh masyarakat pemakainya. Bahasa Indonesia sebagai bahasa perhubungan, secara otomatis diimplikasikan bahwa manusia yang merupakan mahluk sosial yang tak bisa hidup sendirian termasuk dalam kegiatan bertutur kata. Oleh karena

2 itu kegiatan bertutur yang santun sangat perlu diperhatikan bukan hanya pada masyarakat/sesama tetapi tutur bahasa antara siswa dengan guru. Kesantunan berbahasa tercermin dalam tata cara berkomunikasi lewat tata cara berbahasa. Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat untuk menunjukkan identitas. Sebagai bahasa nasional bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, lambang identitas nasional, alat pemersatu, dan alat komunikasi antar daerah dan antarkebudayaan, sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, pasal 36, selain sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia juga berkedudukan sebagai bahasa negara, dilihat dari penjelasan tersebut sebagai bahasa perhubungan maka dapat diimplikasikan bahwa manusia mahluk sosial yang tak bisa hidup sendirian termasuk dalam berkomunikasi, oleh karena itu kegiatan berkomunikasi secara lisan yang mengandung nilai sopan santun perlu diperhatikan bukan hanya pada masyarakat atau sesama tetapi tutur Bahasa antara murid dengan guru baik pada saat proses pembelajaran ataupun di luar proses pembelajaran yang masih mencakup dalam lingkungan sekolah ataupun tidak, harus mampu bertutur kata yang sopan dan tunduk pada norma-norma budaya yang sesuai serta mampu menempatkan diri. Komunikasi adalah manifestasi kontrol sosial dalam masyarakat berbagai nilai, norma, peran, cara, kebiasaan, tata kelakuan dan adat dalam masyarakat yang mengalami penyimpangan akan dikontrol dengan komunikasi, baik melalui bahasa lisan, sikap apatis atau perilaku nonverbal individu tanpa bisa di ingkari komunikasi berperan dalam

3 sosialisasi nilai kemasyarakat, bagaimana sebuah norma kesopanan disosialisasikan kepada generasi muda dengan contoh: Prilaku guru (Nonverbal) atau dengan pernyataan nasihat langsung (Verbal), juga bisa dilihat ketika seorang siswa dimarahi guru karena berkata kotor di depan gurunya. Penggunaan bahasa dari kalangan bawah dengan kalangan Ningrat akan berbeda. Dalam peribahasa sering dikenal bahasa menunjukkan bangsa. Bahasa sebagai alat komunikasi menunjukkan jati diri individu yang bersangkutan. Fakta dilapangan kesantunan berbahasa dalam berkomunikasi baik itu siswa dengan siswa, siswa dengan guru, guru dengan siswa masih sangat memprihatinkan dan perlu dibina kembali. Banyak orang selalu berkata dan menggembor-gemborkan Gunakan lah Bahasa yang baik dan benar tetapi itu hanya sekedar selogan. Karena banyaknya pengaruh Globalisasi yang sangat pesat sehingga jati diri bahasa Indonesia yang baik dan benar pun masih sangat perlu dilestarikan. Banyak siswa menggunakan bahasa yang tidak selayak nya ia gunakan dengan seorang guru bahkan menggunakan bahasa tidak tunduk lagi terhadap nilai-nilai dan norma kesopanan dimana bahwa pada jaman dulu ketika seseorang berbicara dengan orang yang lebih tua dari pada orang tersebut maka berbicara dengan penuh rasa hormat dan menggunakan bahasa yang baku atau sopan. Tetapi sekarang nila-nilai dan norma kesopanan telah luntur seiring perkembangan jaman yang terus merubah sudut pandang seseorang sehingga ragam bahasa santai pun dianggap lumrah apabila

4 menggunakannya dengan orang yang lebih dewasa bahkan dengan orang tua. Kesantunan berbahasa jika dikuasai dengan baik menjadikan manusia beradab,dihargai,dan hidup menjadi tentram. Banyak hal dalam kehidupan manusia yang membuatnya dihargai dan disanjung hanya karena tindak tuturnya yang santun, sebaliknya seseorang akan tidak dihargai oleh masyarakat hanya karena tindak tuturnya yang tidak santun. Sekalipun ia seorang yang berkecekupan dan terpelajar. Masalah yang lainnya yang dapat terjadi sebagai dampak dari ketidak santunan adalah perselisihan atau perpecahan yang dapat mengakibatkan jatuhnya korban materi dan jiwa seseorang baru dapat disebut pandai berbahasa jika seseorang dapat menguasai tata cara atau kesantunan berbahasa. Demikian halnya di dalam lingkungan sekolah, siswa diajari dan dituntut mampu menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah-kaidah atau norma kebahasaan. Oleh karena itu pendidikan menjadi salah satu wadah terbentuknya kesantunan berbahasa. Kemampuan menggunakan bahasa secara lisan sesuai dengan kaidah atau norma kebahasaan akan menjalin hubungan komunikasi yang baik dan menyenangkan. Hubungan komunikasi yang baik diharapkan terjadi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru dan semua pemakai bahasa dalam lingkungan sekolah.

5 Salah satu lingkungan siswa yang ditemukan adanya tindak tutur yang menyimpang yang dilakukan siswa, yakni pada siswa kelas XI Pemasaran di SMK PGRI 1 Punggur Lampung Tengah. Tabel I. Jenis-jenis penyimpangan penggunaan bahasa dan tindak tutur siswa kelas XI pemasaran di SMK PGRI 1 Punggur No Jenis-jenis penyimpangan Contoh 1 Kata Sapaan Halloo, bos 2 Intonasi Berbicara Menggunakan nada sedikit keras 3 Penggunaan gerak tubuh atau Mimik 4 Penggunaan bahasa dalam berkomunikasi pada saat proses pembelajaran saat perbincangan belum selesai sudah pergi dan ketika di tegor memasang sikap tubuh dan mimik wajah yang melawan Ciyuus pak miapa Sumber: Hasil observasi lingkungan dan Wawancara dengan Waka Kurikulum dan beberapa guru di SMK PGRI 1 Punggur Lampung Tengah Tahun 2012 Kata sapaan yang seharusnya mampu diungkapkan dengan rasa hormat dan segan ketika kita menyapa guru atau orang yang lebih tua kini sudah dianggap kuno bagi anak-anak jaman sekarang dan buruknya itu pun digunakan oleh anak-anak terpelajar sekalipun, ketika seorang anak menyapa guru nya disekolah dengan kalimat Halloo, bos itu merupakan contoh dari ketidaksantunan bahasa yang digunakan siswa saat berkomunikasi dengan guru nya, karena dengan penggunaan kalimat yang

6 seperti itu jelas-jelas tidak ada lagi jarak antara siswa dengan guru tetapi seolah-olah sedang menghadapi teman sebaya. Intonasi berbicara merupakan salah satu pemegang kontribusi besar sebagai tolak ukur diterima atau tidaknya ucapan kita oleh partner bicara. Penggunaan intonasi yang digunkan siswa kini sudah tidak tunduk lagi terhadap nilai-nilai kesopanan, siswa berani menggunakan intonasi negatif apabila merasa apa yang diperintahkan guru tidak sesuai dengan kehendak siswa misal pada saat proses pembelajaran siswa diminta guru untuk maju kedepan menyelesaikan soal yang diperintahankan tetapi karena siswa merasa tidak mampu untuk mengerjakannya maka siswa pun dengan rasa tidak berdosa melontarkan jawaban Aku raiso ngerja ke pak!! (dengan intonasi keras seperti melawan).seberapa baik/positifnya kata-kata yang diucapkan jika mengucapkannya menggunakan intonasi yang negatif, niat atau pikiran yang keluar lewat perkataan tersebut menjadi tidak berarti apapun. Pengunaan gerak tubuh atau mimik, secara sederhana bahasa tubuh dapat diartikan, penyampaian pesan nonlisan yang menggunakan kemampuan seluruh anggota badan untuk menyampaikan pesan, seperti menggunakan gerak tubuh, mimik wajah, isyarat tangan dan jarak tubuh. Pease (1987:117) menyebut bahasa tubuh itu mencakup mulai dari isyarat tangan, isyarat mata, posisi tubuh hingga jarak yang dibangun antara dua orang yang berbicara. Kini sikap tubuh seorang siswa pun berani menunjukan sikap tubuh yang menggambarkan kesan menantang dengan guru dan mampu menatap guru dengan mata lebar. Sikap seperti itu sangat

7 terlihat jelas bahwa tak ada lagi kesantunan ketika berhadapan dengan guru, dimana seharusnya ketika sedang ditegur oleh guru kita bisa menempatkan posisi tubuh yang baik dan menundukan kepala agar terlihat penyesalan dalam diri siswa. Penggunaan bahasa dalam berkomunikasi, berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan bahasa yang baku.namun kenyataan yang terjadi adalah siswa lebih sering menggunakan bahasa gaul yang seharusnya hanya menjadi bahasa pergaulan dan kini telah masuk ke ruang praktis pendidikan dan ini cukup memprihatinkan. bagi mereka bahasa gaul lebih efektif digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misal pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung, seorang siswa menggunakan bahasa gaul untuk meyakinkan guru nya bahwa jawaban dia betul contoh Ini Ciyuuuzz lhoo pak. Penggunaan bahasa yang seperti itu sangat memprihatinkan karna tidak ada lagi nilai moral yang membatasi komunikasi antara siswa dengan guru. Penggunaan bentuk-bentuk sapaan, penggunaan intonasi, kapan giliran berbicara, serta bagaimana gerakan tubuh/mimik bukanlah sesuatu yang dapat digunakan secara bebas. Oleh karena itu kegiatan bertutur yang sopan sangat perlu diperhatikan bukan hanya pada masyarakat/sesama tetapi tutur bahasa antara siswa dengan guru, guru dengan siswa pada saat

8 proses pembelajaran terjadi sangat diperlukan mengingat bahwa guru adalah orang yang patut dihormati, sehingga siswa harus mampu bertutur sopan. Penyimpangan kesantunan berbahasa dalam berkomunikasi siswa dalam proses pembelajaran diduga ditentukan oleh banyak faktor, seperti lingkungan masyarakat, teman sepermainan, lingkungan keluarga dan proses pendidikan. Lingkungan masyarakat memberikan pengaruh besar bagi perkembangan daya pikir dan mental siswa. Situasi dan kondisi masyarakat yang selalu mengikuti perkembangan jaman dimana menggunakan bahasa tidak tunduk lagi pada nilai-nilai norma yang ada dapat memperkuat kesantunan berbahasa siswa, terutama sekali oleh kultur masyarakat tersebut. Selain lingkungan masyarakat penyimpangan kesantunan berbahasa juga disebabkan oleh partisipasinya ditengah-tengah teman sepermainan, dimana pada jaman sekarang banyak bahasa-bahasa santai bahkan dianggap gaul oleh anak yang bahkan sering digunakan dalam interaksi berkomunikasi dengan orang yang lebih tua atau guru dan dianggap lumrah/biasa apabila menggunakan bahasa gaul dengan guru. Semakin lama anak menggunakan bahasa santai dan semakin intensif penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai norma dengan teman yang menyimpang dalam tindak tuturnya sehari-hari, maka akan semakin sulit menerapkan bahasa yang santun kepada siswa.

9 Lingkungan keluarga pun tidak kalah penting sebagai faktor penyebab penyimpangan tindak tutur siswa, kondisi keluarga yang menggunakan bahasa dalam berkomunikasi akan menjadi pembentuk watak anak karena penggunaan atau penyimpangan bahasa bukan peristiwa herediter atau bawaan sejak lahir, tetapi tingkah laku termasuk tindak tutur orang tua serta anggota keluarga lainnya memberikan dampak menular pada tindak tutur siswa. Faktor lain yang tidak kalah penting yang diduga sebagai faktor penyebab adab kesantunan berbahasa dalam berkomunikasi siswa adalah proses pendidikan. Proses pendidikan merupakan salah satu wadah berlangsungnya kebudayaan, proses pendidikan sebagai alat kebudayaan dimungkinkan karena fasilitas bahasa. Fasilitas yang baik membantu pencapaian tujuan, artinya tujuan pendidikan hanya akan tercapai apabila bahasa sebagai fasilitasnya terpelihara dengan baik, difungsikan dengan tepat, dan dikembangkan dengan cermat, baik dalam pendidikan formal maupun non formal. Komunikasi dapat berlangsung dengan menggunakan ragam santai dan ragam resmi. Ragam santai merupakan variasi bahasa yang digunakan dalam interaksi sehari-hari bersama anggota keluarga dan teman karib pada situasi tidak resmi, misalnya pada saat beristirahat dan berrekreasi. Ragam resmi merupakan variasi bahasa yang digunakan dalam situasi resmi, misalnya dalam rapat dinas, ceramah keagaman dan pidato kenegaraan. Peristiwa tutur yang didalamnya menggunakan ragam resmi dapat dijumpai dalam proses pembelajaran di sekolah dalam proses

10 pembelajaran. Siswa dituntut berkomunikasi mengeluarkan pikiran dan gagasanya dengan bahasa yang sesuai dengan standar yang berlaku dan disertai aturan-aturan yang berlaku di dalam budaya tersebut. Serangkaian tata tertib atau aturan-aturan tentang bagaimana seharusnya seseorang berbahasa inilah yang kemudian disebut Kesantunan Berbahasa. Atas dasar hal inilah penulis tertarik untuk mengkaji dan meneliti tentang persepsi siswa terhadap adab kesantunan berbahasa dalam berkomunikasi pada proses pembelajaran PKn kelas XI Pemasaran di SMK PGRI 1 Punggur Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013 B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka fokus penelitian ini adalah mengkaji persepsi siswa terhadap adab kesantunan berbahasa dalam berkomunikasi pada proses pembelajaran PKn kelas XI Pemasaran. C. Rumusan Masalah Berdasarkan fokus penelitian yang dibahas dalam penelitian ini, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah persepsi siswa terhadap adab kesantunan berbahasa dalam berkomunikasi siswa dengan guru pada saat proses pembelajaran. 2. Bagaimanakah persepsi siswa terhadap adab kesantunan berbahasa dalam berkomunikasi siswa dengan siswa pada saat proses pembelajaran.

11 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang: a. Persepsi siswa terhadap adab kesantunan berbahasa dalam berkomunikasi siswa dengan guru pada saat proses pembelajaran. b. Persepsi siswa terhadap adab kesantunan berbahasa dalam berkomunikasi siswa dengan siswa pada saat proses pembelajaran. 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis Secara teoritis penelitian ini berguna untuk memberikan kontribusi terhadap penggunaan bahasa yang sopan, baik dan benar agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat mengembangkan konsep-konsep Ilmu Pendidikan Kewarganegaraan khusunya di bidang kajian Pendidikan Nilai Moral dan Pembinaan Generasi Muda. b. Kegunaan Praktis Secara praktis penelitian ini berguna untuk pedoman siswa dan guru agar dapat menggunakan tutur kata atau kesantunan dalam penggunaan bahasa ketika berkomunikasi dengan lawan berbicara sesuai dengan kaidah-kaidah dan nilai norma yang berlaku secara baik dan benar.

12 E. Ruang Lingkup 1. Ruang Lingkup Ilmu Penelitian Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu pendidikan, khususnya pendidikan kewarganegaraan karena membahas lebih mendalam mengenai adab kesantunan berbahasa yang di gunakan oleh siswa. 2.Ruang Lingkup Subjek Penelitian Ruang lingkup subjek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI Pemasaran SMK PGRI 1 Punggur Lampung Tengah. 3. Ruang Lingkup objek Penelitian Ruang lingkup objek dari penelitian ini adalah adab kesantunan berbahasa dalam berkomunikasi. 4.Ruang Lingkup Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan sejak dikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan pada tanggal 2 November 2012 oleh dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 5. Ruang Lingkup Wilayah Penelitian Wilayah penelitian ini adalah SMK PGRI 1 Punggur, Lampung Tengah TP 2012/2013.