BAB I PENDAHULUAN. masjid Quba sebagai wakaf pertama, kemudian beliau membangun masjid Nabawi

dokumen-dokumen yang mirip
PENGELOLAAN WAKAF DI YAYASAN AL-MUSTAQIM. (Studi Kasus wakaf di Yayasan Al-Mustaqim Desa Kaliakah Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana Provinsi Bali)

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. shalat dan puasa. Namun ada juga yang berdampak secara sosial, seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. Sunnah Allah, berarti menurut qudrat dan iradat Allah dalam penciptaan alam ini,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pendapat Imam Al-Sarkhasi (mazhab Hanafiyyah) tentang Istibdal harta

BAB I PENDAHULUAN. bagi umat manusia seperti yang disebutkan dalam Al-Qur an, Sesungguhnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP SENGKETA SERTIFIKAT TANAH WAKAF. A. Analisis terhadap Sengketa Sertifikat Tanah Wakaf

BAB I PENDAHULUAN. manusia disebut sebagai makhluk sosial. Islam mengajarkan kita untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. pengabdian badan, seperti shalat, puasa atau juga melalui bentuk pengabdian berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB I PENDAHULUAN. jangan beredar di antara orang-orang kaya saja diantara kamu. Dan juga Ibn. Abbas r.a dalam Laroche (1996) mengatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Poligami merupakan masalah yang kontroversial dalam Islam. Para ulama ortodoks

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENGAWASAN KUA KECAMATAAN SEDATI TERHADAP PENGELOLA BENDA WAKAF

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( )

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SENGKETA AHLI WARIS DALAM PENGGUNAAN TANAH YAYASAN AL-HIKMAH

BAB II TAHUN 2004 TENTANG WAKAF. A. Dasar pemikiran lahirnya UU No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wakaf merupakan perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN PEMANFAATAN HARTA WAKAF (Studi Kasus di Masjid Al-Ihsan Desa Ruwit Kecamatan Wedung Kabupaten Demak)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum

III. Upaya Strategis Pengembangan Wakaf Salah satu upaya strategis pengembangan wakaf yang dilakukan oleh Pemerintah C.q. Departemen Agama adalah

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 antara lain adalah untuk memajukan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana di ketahui bahwa negara Indonesia mayoritas. kepentingan keagamaan, seperti pembangunan rumah ibadah maupun kegiatan

BAB IV ANALISIS. A. Persamaan dan Perbedaan Pendapat Mazhab Syafi i dan Mazhab Hanbali Tentang Hukum Menjual Reruntuhan Bangunan Masjid

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan rukun Islam ketiga yang menjadi salah satu fondasi penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf sebagai institusi keagamaan, di samping berfungsi ubudiyah. mewujudkan dan memelihara hablun min Allah dan hablun min an-nas.

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2005), hlm. 23. Penerbit Diponegoro, 2008), hlm Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur an, (Jakarta: Bumi

BAB III LANDASAN TEORITIS TENTANG WAKAF

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang berdasarkan kepada firman Allah SWT yang. termaktub didalam Al-Qur an dan sunnah Rasulullah saw.

ANALISIS TERHADAP PROSES PENCATATAN STATUS TANAH WAKAF MASJID USWATUN HASANAH DI DESA SRIWULAN KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW bersabda, apabila manusia meninggal dunia, maka

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)

PROSES PERALIHAN HAK ATAS TANAH WAKAF (Studi kasus di KUA Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang

MANAJEMEN BADAN PENGELOLA WAKAF MASJID AGUNG KAUMAN SEMARANG DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI HARTA WAKAF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibrahim AS dengan didirikannya Ka bah. Namun pada zaman Islam, wakaf

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi komitmen yang sangan

BAB I PENDAHULUAN. bagi umat Islam setelah puasa wajib. Disebut dianjurkan karena orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

PENDAHULUAN. Belakangan ini di Indonesia muncul berita yang mengejutkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya telah ditegaskan dalam al-qur an maupun hadis Nabi. SAW, bahwa Allah SWT mencintai keindahan.

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf merupakan bagian yang sangat penting dalam hukum Islam. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. SWT dengan di beri banyak kelebihan dibandingkan makhluk lainnya, di

BAB I PENDAHULUAN. melepaskan dirinya dari kesempitan dan dapat memenuhi hajat hidupnya. menujukkan jalan dengan bermu amalat.

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

BAB IV PENARIKAN HARTA WAKAF MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ALIH FUNGSI WAKAF PRODUKTIF KEBUN APEL DI DESA ANDONOSARI KECAMATAN TUTUR KABUPATEN PASURUAN

BAB IV PRAKTEK PEMBINAAN NAZHIR DI WILAYAH KECAMATAN KEBONAGUNG KABUPATEN DEMAK MENURUT PP NO 42 TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71.

MASJID JABALUL KHOIR PURWODADI SEBAGAI MASJID MODERN

TATA CARA DAN PENGELOLAAN WAKAF UANG DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dalam agama Islam mempunyai kedudukan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan dimaksud adalah tersebut dalam Pasal 25 ayat (3) Undang -Undang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KOMERSIALISASI DOA DI PEMAKAMAN UMUM JERUK PURUT JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling penting dalam kehidupan dunia ini(mudjiono:1977).

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, maka tuntutan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I. 1. Untuk Mengetahaui Wakaf Produktif Melalui Akad Ijarah Di Masjid Al-Mukhlis Dinoyo Malang. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. B.

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf merupakan salah satu ibadah yang dapat mencakup hablu min Allâh dan

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu ibadah yang paling penting. Dalam Al-Qur an kerap kali

BAB I PENDAHULUAN. barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya pada. ditangguhkan sampai waktu yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan satu sama lain, supaya mereka tolong-menolong, tukarmenukar. demikianlah hubungan kehidupan manusia menjadi teratur.

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997 telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Jembrana. Yayasan ini terletak di jalan Udayana No Yayasan ini

BAB I PENDAHULUAN. martabat, dan hak-haknya sebagai manusia. faktor-faktor lainnya. Banyak pasangan suami isteri yang belum dikaruniai

BAB I PENDAHULUAN. komitmen organisasi dari para anggota dalam upaya meningkatkan kualitas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bukunya Praktikum Qira at adalah Kalam Allah yang mengandung mukjizat

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Munir, 2009, Metode Dakwah, Kencana, Jakarta, hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Zakat merupakan salah satu rukun Islam. Zakat bukanlah sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti zakat, infak, shadaqah, hibah, dan wakaf. Lembaga-lembaga ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Mempunyai anak adalah kebanggaan hidup dalam keluarga supaya kehidupan

BAB IV ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT NAHDLATUL ULAMA DAN PENGELOLAAN DANA TERHADAP KEBERHASILAN PENGELOLAAN LAZISNU KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelolaan wakaf baik benda bergerak maupun benda tidak bergerak telah banyak dilakukan oleh para sahabat. 1 Wakaf zaman Islam dimulai bersamaan dengan dimulainya masa kenabian Muhammad SAW. Di Madinah Rasulullah membangun masjid Quba sebagai wakaf pertama, kemudian beliau membangun masjid Nabawi pada tanah yang dibeli dari anak yatim Bani Najjar dengan harga delapan ratus dirham. 2 Pengelolaan wakaf yang telah terjadi pada masa Nabi dan sahabat hanya fokus pada wakaf tanah dan dibangun khusus untuk masjid. Dalam pengelolaan harta wakaf tidak boleh menyimpang dari apa yang telah diwakafkan. Misalnya, Benda tersebut 1 Athoillah, Hukum Wakaf, h. 1. 2 Mundzir Qohaf, (Al-Waqf Al-Islamy Tathawwuruhu Idaratuhu, Tanmiyyatuh, Terjemahan: Uhyiddin Ms Ridha, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar Group, 2005), h. 6 1

2 telah diwakafkan untuk masjid maka tidak boleh digunakan untuk selain masjid. Konsep wakaf pada periode klasik didominasi oleh wakaf konsumtif (langsung). Wakaf secara langsung yaitu wakaf tanah dalam bentuk masjid dan kuburan. 3 Wakaf yang telah dilakukan oleh para sahabat sesuai dengan tujuan wakif (pemberi wakaf). Wakaf tersebut tidak boleh diperjualbelikan dan tidak boleh digunakan selain untuk tujuan wakaf. Pengelolaan wakaf yang dilakukan pada masa sahabat hanyalah wakaf tanah dan pengelolaan tersebut hanya dibolehkan untuk masjid. Sedangkan penggunaan wakaf selain masjid tidak dilakukan pada masa sahabat. Pengelolaan wakaf yang menyimpang dari tujuannya tidak dilakukan pada masa sahabat. Seperti, wakaf yang telah dilakukan oleh Abu Bakar ra. mewakafkan sebidang tanahnya di Mekkah untuk keturunannya yang datang di Mekkah. 4 Wakaf ini dilaksanakan sesuai dengan tujuannya yaitu membuat tempat tinggal untuk keturunan Abu Bakar. ra. Seiring berjalannya waktu, wakaf memiliki banyak cara dan model dalam pengelolaan wakaf. Wakaf klasik tidak bisa berkembang dan hanya tertuju pada hal tertentu. Pada saat ini kondisi wakaf mempunyai kekuatan ekonomi mulai diperhatikan untuk diberdayakan secara produktif. 5 Wakaf produktif adalah harta benda atau pokok tetapnya wakaf tidak secara langsung digunakan untuk mencapai tujuannya, tapi dikembangkan terlebih dahulu untuk menghasilkan sesuatu 3 Muhyar Fanani, Berwakaf Tak Harus Kaya (Dinamika Pengelolaan Wakaf Uang Di Indonesia), (Semarang: Walisongo Press, 2010), h. 26. 4 M. Athoillah, Hukum Wakaf, (Bandung: Yrama Widya, 2014), h. 32. 5 Wadjdy, Wakaf Dan Kesejahteraan Umat, h. 64.

3 (produktif) dan hasilnya disalurkan sesuai dengan tujuan wakaf. Seperti wakaf tanah untuk digunakan bercocok tanam atau wakaf mata air untuk dijual airnya. 6 Wakaf produktif ini dikembangkan dan dikelola untuk mendapatkan hasil yang disalurkan kepada ummat atau lembaga wakaf. Pengelolaan wakaf yang dilakukan tersebut tidak diberikan secara sia-sia yang langsung diterima hasilnya saja tetapi diberikan untuk dikelola dan menghasilkan sesuatu dari benda tersebut. Dalam pelaksanaan pengelolaan wakaf secara produktif memiliki dimensi ibadah dan dimensi sosial ekonomi. Wakaf dalam dimensi ibadah mengenai pengelolaan harta benda adalah anjuran melakukan pengelolaan wakaf. Tujuannya adalah untuk memanfaatkan harta benda dalam waktu jangka panjang yang telah dipraktikkan oleh Rasul dan para sahabat dan juga membangun hubungan antara manusia dengan Allah (hablu min Allah). Sedangkan dalam dimensi sosial ekonomi yang berinteraksi membangun hubungan harmonis antar sesama manusia (hablu min al-nas) dan harta wakaf yang telah dikelola bisa membantu kesejahteraan sesama manusia. 7 Salah satu fungsi sosial pengelolaan wakaf bahwa penggunaan harta wakaf memiliki manfaat kepada orang lain secara langsung maupun secara tidak langsung. 6 Mundzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produktif, (jakarta: PT. Khalifa, 2005), h. 5. 7 Abdur Rahman Ghozaly, Ghufron Ihsan Dan Safiudin Sidiq, Fiqih Muamalat Edisi Pertama, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 181.

4 Dalam ajaran Islam kepemilikan harta benda seseorang terdapat hak orang lain terhadap harta tersebut. Seperti firman Allah SWT. dalam surat adz-dzariyat 19: 8 Artinya: dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian. Kepemilikan harta benda (tanah) yang tidak menyertakan kepada kemanfaatan terhadap orang lain merupakan sikap egoisme kehidupan yang salah. Hidup sendiri dan mandiri dalam ketunggalan yang mutlak, dan dalam keesaan yang tidak mengenal ketergantungan apa pun, hanyalah sifat bagi Allah semata. Manusia yang mencapai kesadaran batin yang tinggi memandang alam semesta di sekitarnya sebagai suatu kesatuan, dimana kehadiran yang satu terkait, tergantung dan berkepentingan dengan kehadiran yang lain. Dalam hubungan ini, Al- Quran memberikan petunjuk untuk selalu memelihara kebersamaan sebagai makhluk social dan menempatkan nilai-nilainya ke dalam pola hubungan kemanusiaan dengan tetap saling menghormati, menjaga, melindungi, mengasihi dan menyantuni sebagaimana diatur dalam sistem ajarannya, seperti perwakafan tanah. 9 8 QS. Al-Hajj (51): 19. 9 Kementerian Agama Republik Indonesia, Panduan Pemberdayaan Tanah Wakaf produktif Strategis, (Jakarta: Departemen RI, 2013), h. 15-16.

5 Banyak contoh pengelolaan wakaf secara produktif yang berhasil di daerahdaerah yang mayoritas penduduknya Islam. Namun, tidak banyak wakaf di masyarakat minoritas masyarakat Islam. Salah satu contoh pengelolaan wakaf di daerah minoritas Islam ialah pengelolaan wakaf di Yayasan Al-Mustaqim. Yayasan ini terletak di Desa Kaliakah. Desa Kaliakah adalah desa yang berada di Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana Provinsi Bali. 10 Di Indonesia provinsi ini merupakan minoritas Islam karena penduduk di provinsi ini mayoritas umat Hindu. Desa Kaliakah mayoritas umatnya beragama Hindu dibandingkan agama Islam. Meskipun demikian, yayasan ini mampu mengelola wakaf yang baik. Tanah wakaf di Yayasan Al-Mustaqim sebanyak 2 hektar. Wakaf di Yayasan Al-Mustaqim digunakan untuk lembaga pendidikan dan sosial. Wakaf Yayasan Al- Mustaqim memiliki lembaga pendidikan yang cukup lengkap mulai dari pendidikan anak di bawah umur hingga sekolah menengah. Lembaga ini tidak memiliki tingkat sekolah dasar. Siswi yang belajar di lembaga ini dari berbagai kalangan dan semua agama belajar di sekolah ini. Sekolah ini tidak membatasi agama yang menmpuh pendidikan di lembaga tersebut. Sebagai umat yang beragama, sekolah ini menerapkan kerukunan dalam umat beragama. Dari itu, khusus Sekolah Menengah Atas (SMA) menerima siswa non-muslim. Yayasan ini juga memiliki pondok pesantren. Santri yang menetap di pondok pesantren yaitu santri yang berasal dari berbagai daerah dalam daerah maupun luar daerah Kota Negara diantaranya, 10 http://id.wikipedia.org/wiki/kaliakah,_negara,_jembrana diakses tanggal 18 Maret 2014.

6 Singaraja, Denpasar dan Banyuwangi. Santri Pondok Pesantren Al-Mustaqim dikenakan biaya yang relatif murah karena tujuan pondok untuk memberikan pengetahuan untuk santri-santri mereka. Pengelolaan wakaf di Yayasan Al-Mustaqim ini terletak di daerah mayoritas agama Hindu. Yayasan ini mempunyai lembaga pendidikan umum dan agama meskipun yayasan ini terletak di daerah mayoritas agama Hindu. Yayasan ini juga mengelola lembaga sosial yaitu panti asuhan Yatama Al-Mustaqim. Anak didik dari panti asuhan Yatama Al-Mustaqim menetap di pondok pesantren Al-Mustaqim dan mengikuti kegiatan yang ditentukan oleh pihak pesantren. Meskipun Yayasan Al- Mustaqim berada di tengah penduduk Hindu yayasan ini masih bisa mengembangkan yayasan dengan baik. Sejak berdirinya Yayasan Al-Mustaqim mengalami pasang surut dalam pengelolaannya. Lembaga yang didirikan Yayasan Al-Mustaqim masih berstatus swasta sehingga banyak yang tidak minat untuk melanjutkan pendidikan ke lembaga ini. Lambat laun sekolah ini memiliki banyak peminat karena metode yang digunakan oleh pengajar dan pihak yayasan dalam memajukan lembaganya sangat menarik. Yayasan Al-Mustaqim bertatus swasta dengan itu banyak guru yang menjadikan swasta itu menjadi kelebihan bagi mereka. Lembaga ini juga memiliki organisasi intra dan ekstrakulikuler.

7 Fasilitas yang terdapat di yayasan ini sangat lengkap pihak yayasan sengaja melengkapi yayasan ini agar pelajar bisa menggunakan hak tersebut selain belajar mereka juga bisa mendapatkan ilmu baru dari organisasi dan ekstrakulikuler. 11 Fenomena wakaf yang terjadi di Indonesia sangat jarang yang diketahui oleh khalayak umum karena wakaf kurang penting bagi mereka. Pengetahuan yang masih kurang membuat mereka tidak mengetahui tujuan dan manfaat wakaf. Banyak tanah wakaf yang masih kosong tidak digunakan untuk apapun karena kurangnya pemahaman tentang pengelolaan dalam wakaf. Salah satu lokasi tanah wakaf yang masih terbengkalai di Bandung dari 74.156 lokasi wakaf, sekitar 21. 809 lokasi belum termanfaatkan. Disebutkan oleh salah satu sumber bahwa banyak juga yang menggugat tanah wakaf oleh ahli waris. Ahli waris yang menggugat tanah wakaf dan diajukan ke pengadilan bisa memenangkan perkara wakaf ini karena pihak mauquf alaih (pihak yang menerima wakaf) tidak bisa membuktikan tanah tersebut karena tidak ada AIW (Akta Ikrar Wakaf). 12 Permasalahan yang telah dipaparkan tersebut hampir sama dengan yang terjadi di Bandung. Permasalahan tanah wakaf tersebut diambil oleh ahli warisnya. Tanah wakaf Yayasan Al-Mustaqim juga di milik seseorang akan tetapi ahli warisnya tidak mengambil hak tersebut mereka yang mengelola wakaf tersebut dengan baik hal 11 Observasi, 25 Maret 2015 12 http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/01/02/mfzbmg-21-809. Diakses 01 Juli 2015.

8 ini yang membuat Yayasan Al-Mustaqim menjadi yayasan yang beerkembang dengan baik. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti tentang pengelolaan wakaf di Yayasan Al-Mustaqim karena kondisi masyarakat Desa Kaliakah mayoritas Hindu dan yayasan ini mampu mengelola wakaf dengan baik. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengelolaan wakaf Di Yayasan Al-Mustaqim? 2. Bagaimana pengembangan wakaf Yayasan Al-Mustaqim? C. Tujuan Penelitian 1. Agar dapat mendeskripsikan dan memahami pengelolaan wakaf Di Yayasan Al-Mustaqim. 2. Agar dapat mengetahui pengembangan wakaf Yayasan Al-Mustaqim. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini terdapat dua jenis manfaat. Yaitu dilihat dari manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis, adalah: 1. Secara teoritis, dengan penelitian ini diharapkan untuk menambah wawasan, pengetahuan dan keilmuan wakaf terutama wakaf menurut Ulama Fiqh dan sesuai dengan aturan perundang-undangan.

9 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para praktisi hukum, masyarakat umum dan peneliti lain dalam mengkaji tentang wakaf. Mereka bisa menerapkan wakaf tanah yang sesuai dengan hukum Islam. E. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika penulisan pada skripsi terdiri dari 5 (lima) bab sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN terdiri dari latar belakang masalah menguraikan tentang gambaran dasar penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika pembahasan mulai bab satu sampai bab lima. Pada bab I menjelaskan tentang pendahuluan karena pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah atau alasan penelitian ini dibahas serta mengemukakan tentang masalah yang akan dibahas dalam penelitian. Pada bab I menjelaskan tujuan dan manfaat dalam penelitian. Tujuan dari penelitian ini dibahas serta manfaat dari penelitian tersebut. pada bab I menjelaskan tentang gambaran umum yang akan dibahas oleh penulis yang dituangkan dalam latar belakang masalah. BAB II TINJAUAN PUSTAKA menguraikan tentang penelitian terdahulu penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya untuk mendapatkan perbedaan penelitian dan kerangka teori menguraikan tentang teori-teori fiqh yang mengemukakan pendapat tentang wakaf dan teori tentang

10 pengelolaan wakaf. Pada bab II menjelaskan tentang penelitian terdahulu dan kajian teori karena penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya dan terdapat perbedaan pembahasan yang telah dikemukakan oleh peneliti sebelumnya dan yang akan dibahas oleh penulis. Dalam bab II memaparkan tentang teori yang berkaitan dengan fokus penelitian karena teori yang telah dipaparkan dalam bab II akan digunakan sebagai analisis pada bab pembahasan. BAB III METODE PENELITIAN terdiri dari lokasi penelitian, jenis penelitian, pendekatan, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan teknik analisis data wawancara yang didapatkan dari informan. Penulis menguraikan tentang tahap-tahap penelitian mulai dari menentukan lokasi penelitian, memilih jenis, pendekatan serta teknik penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bab III penulis menjelaskan tentang metode penelitian karena metode yang akan digunakan dalam penelitian yang bertujuan untuk memudahkan dalam pengumpulan data serta analisis data. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan ketentuan penelitian empiris. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN terdiri dari paparan data penelitian dan pembahasan dalam penelitian serta analisis penelitian. Penulis memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti serta menganalisa pengelolaan wakaf di Yayasan Al-Mustaqim. Pada bab IV

11 menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan karena penulis akan memaparkan tentang penelitian yang telah dilakukan serta temuan yang telah didapatkan dari penelitian serta analisa data yang telah dikumpulkan kemudian disesuaikan dengan teori yang sesuai dengan penelitian. BAB V PENUTUP terdiri dari kesimpulan dan saran. Pada bab ini menguraikan kesimpulan dari isi dalam pembahasan dan hasil penelitian serta saran penulis. Bab V menjelaskan tentang kesimpulan dan saran karena pada bab ini bab akhir dari pembahasan dan menjawab dari rumusan masalah yang telah disebutkan serta saran penulis kepada lokasi penelitian atau lembaga yang berkaitan dengan penelitian.