HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sedang ada 37 perusahaan (5,65%). Industri berskala kecil ada 144 perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali...

Gambar 16 Pohon angsana di Kota Yogyakarta (a) dan di Kota Solo (b).

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1. Autotrof. Parasit. Saprofit

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

BAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Angsana ( Pterocarpus indicus Willd.) 2.2. Morfologi Daun

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Sebagai pusat kota wisata, perindustrian dan perdagangan, kota Bandung

PERTEMUAN IV: FOTOSINTESIS. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur

Peta Konsep. Kata Kunci. fotosintesis. klorofil autothrof. 126 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Proses fotosintesis. Reaksi terang. Reaksi gelap.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengelompokan tanaman

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang berkembang pesat, khususnya dalam bidang teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. Jalur hijau di sepanjang jalan selain memberikan aspek estetik juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pemanasan global yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini menyebabkan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Nitratit (NaNO3) mempunyai struktur kristal yang mirip dengan kalsit dan mudah larut dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabe (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan bermotor telah lama menjadi salah satu sumber pencemar

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat

II. TINJAUAN PUSTAKA

AGUSTA CHANDRA NIRWANA

FOTOSINTESIS. Fotosintesis 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Polusi atau pencemaran lingkungan adalah suatu peristiwa masuknya atau

Dengan Judul PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI BIOINDIKATOR DALAM PEMANTAUAN PENCEMARAN UDARA

MEKANISME AIR PADA TUMBUHAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

STUDI PERBANDINGAN STRUKTUR MORFOLOGI DAN ANATOMI DAUN MAHONI

TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Pupuk dan Pemupukan

DENGAN JUDUL PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI BIOINDIKATOR DALAM PEMANTAUAN PENCEMARAN UDARA

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN HUBUNGAN ANTARA JUMLAH STOMATA DENGAN KECEPATAN TRANSPIRASI

RESPON PERTUMBUHAN SERTA ANATOMI DAUN KENARI (Canarium commune L) DAN AKASIA (Acacia mangium Willd) TERHADAP EMISI GAS KENDARAAN BERMOTOR

FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

KULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perhatikan skema penampang melintang batang dikotil muda berikut! Yang berlabel nomor 3 dan 5 berturut-turut adalah.

luar yang mempengaruhi laju fotosintesis dan peranannya masing-masing 2. Mahasiswa mengetahui dan dapat menjelaskan faktorfaktor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses Membuka dan Menutupnya Stomata pada Tumbuhan

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5

METABOLISME 2. Respirasi Sel Fotosintesis

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Udara merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh makhluk hidup yang disebut dengan metabolisme

PENCEMARAN UDARA LELY RIAWATI, ST., MT.

FOTOSINTESIS. Pengertian Fotosintesis

masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat. lingkungan tidak memenuhi syarat penghidupan bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi negara-negara di dunia semakin meningkat. Hal

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

Tabel Perbedan Reaksi terang dan Reaksi gelap secara mendasar: Tempat membran tilakoid kloroplas stroma kloroplas

BAB 4 SIKLUS BIOGEOKIMIA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 169 TAHUN 2003

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.2. Stroma. Grana. Membran luar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angsana (Pteracorpus Indicus Will) merupakan jenis tanaman

STUDI PENYEBARAN Pb, debu dan CO KEBISINGAN DI KOTA JAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN

TEORI PEMBENTUKAN ATP, KAITANNYA DENGAN PERALIHAN ASAM-BASA. Laurencius Sihotang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sempurna. Kegiatan tersebut mengakibatkan adanya unsur-unsur gas, baik itu karbon

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari

Perbedaan Transpirasi dengan. Evaporasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. dikota-kota besar yang banyak terdapat pengguna kendaraan bermotor. Menurut

LAPORAN EKSPERIMEN FOTO SISTESIS

PENYERAPAN UNSUR HARA OLEH AKAR DAN DAUN

kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu

DAUR BIOGEOKIMIA 1. DAUR/SIKLUS KARBON (C)

CARA TUMBUHAN MEMPERTAHANKAN DIRI DARI SERANGAN PATOGEN. Mofit Eko Poerwanto

BAB III FOTOSINTESIS. Buku Pelajaran Sains SMP Kelas VIII 38. Fotosintesis

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungan dengan proses. infra merah diserap oleh udara dan permukaan bumi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai varietas Grobogan memiliki umur polong berkisar 76 hari, bobot biji

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rumput gajah berasal dari afrika tropis, memiliki ciri-ciri umum berumur

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI ANATOMI AKAR BATANG DAN DAUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kandungan Klorofil dan Udara Ambien Berdasarkan Tabel 1, terdapat kecenderungan peningkatan kandungan klorofil seiring dengan jauhnya stasiun dari pabrik. Semakin jauh lokasi pengambilan contoh dari pabrik nilai kandungan klorofil total cenderung meningkat. Tabel 1. Pengukuran kandungan klorofil dan kualitas udara ambien dari pabrik PUSRI Palembang Penguku ran Klorofil Kontrol (Hutan Ulangan Stasiun A Stasiun B Stasiun C Wisata Punti (sub stasiun) (100 m) (500 m) (1000 m) Kayu) 1 38,1 44 54,47 57,47 2 49,267 53 54,83 54,1 3 51,3 49,13 54,1 52,9 Nilai kisaran 38,1-51,3 44-53 54,1-54,83 52,9-57,47 Udara ambien Parameter : CO SO x 1 1267,7 1146,3 184,6 2 1231,1 1158,9 78,6 3 1157,8 1158,9 139,77 1 216,8 244,4 166,5 2 237,4 178,4 156,8 3 248,9 154,3 140,8 1 113,4 233,5 123,8 NO x 2 123,9 102,8 118,2 3 136,3 121,7 103,6 30.000 (1) 900 (1) 400 (1) NH 3 1 142,18 184,6 187,4 2 107,49 78,6 10,7 3 130,65 139,77 121,8 1390 (2) 27

Keterangan : (1) Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. 17 Tahun 2005 Tanggal 13 Mei 2005 tentang Baku Mutu Udara Ambient Dan Baku Tingkat Kebisingan Udara Ambien (dalam waktu pengukuran 1 jam). (2) KEPMENLH No. 50/MENLH/11/1996 Tentang Baku Mutu Tingkat Kebauan (dalam waktu pengukuran 1 jam). Terdapat perbedaan nilai klorofil pada masing masing stasiun pengamatan. Pada Zona 1, nilai klorofil daun Angsana (Petrocarpus indicus Willd.) pada Stasiun A lebih rendah dibandingkan dengan Stasiun B, Stasiun C dan Hutan Wisata Punti Kayu Palembang. Untuk Stasiun B dan C nilai kandungan klorofil daun Angsana lebih tinggi dibandingkan Stasiun A. Dimana pada lokasi tersebut berjarak sekitar radius 500 m 1000 m dari pabrik. Begitu pula dengan nilai kandungan klorofil kontrol di Hutan Wisata Punti Kayu yang berada jauh dari sumber emisi memiliki kandungan klorofil yang lebih besar. Pada Zona 2, kandungan klorofil pada Stasiun A lebih rendah jika dibandingkan dengan Stasiun B dan C serta kontrol. Tetapi nilai kandungan klorofil di Stasiun A pada Zona 2 lebih tinggi jika dibandingkan dengan Zona 1 (Tabel 1). Pada Zona 3, secara berurutan nilai klorofil yang paling rendah terdapat pada Stasiun B kemudian Stasiun A dan Stasiun C serta kontrol (Tabel 1). Berdasarkan atas hasil pengambilan sampel udara untuk menentukan mutu udara di kawasan PT. PUSRI didapatkan hasil bahwa untuk seluruh parameter yang diujikan yaitu NH 3, NO x, SO 2, dan CO masih berada di bawah Standar Baku Mutu Udara Ambien yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. 17 Tahun 2005 Tanggal 13 Mei 2005 tentang Baku Mutu Udara Ambien Dan Baku Tingkat Kebisingan Udara Ambien. Mutu udara Ambien adalah kadar zat, energi dan/atau komponen lain yang ada di udara bebas. Baku Mutu Udara Ambien adalah ukuran batas atau kadar zat, energi dan/atau komponen yang ada atau yang seharusnya ada dan/atau unsur pencemar udara yang ditenggang keberadaannya dalam udara ambien. Udara ambien adalah udara yang bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfir yang berada di dalam 28

wilayah yurisdiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, mahluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya (Bapedalda 2005). Anatomi Daun Hasil pengamatan sayatan melintang daun Angsana menunjukkan respons yang berbeda pada tiap tanaman. Perbedaan ini merupakan reaksi tanaman dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis tanaman terhadap tekanan yang diberikan oleh lingkungan. Akan tetapi tidak terdapat kelainan struktur anatomi antara daun dibandingkan dengan kontrol. Pada Gambar 7 terlihat bahwa terdapat kerusakan yang cukup parah secara anatomis pada daun yang terletak pada Stasiun A di Jalan H. Umar, Zona 1. Terutama pada jaringan epidermis yang terputus. Jaringan palisade terlihat tidak tersusun rapat jika dibandingkan dengan seluruh jaringan palisade di semua stasiun. Jaringan bunga karang juga tidak serapat seperti kontrol. Pada Stasiun B, khususnya pada jaringan bunga karang terlihat agak jarang jika dibandingkan dengan kontrol. Secara keseluruhan epidermis bawah tidak mengalami kerusakan. Gambar 7. Sayatan melintang daun Angsana (Pterocarpus indicus Willd.) di Stasiun A, Stasiun B, Stasiun C dan Kontrol pada Zona 1. Epidermis atas (Ep a); Palisade (Pa); Bunga karang (Bk); Epidermis bawah (Ep b). Perbesaran 200 kali. 29

Pada Gambar 8, khususnya Stasiun A, B dan C memperlihatkan bahwa jaringan epidermis atas dan bawah relatif belum mengalami kerusakan. Hanya pada epidermis bawah Stasiun B terdapat stomata sehingga tampak seperti mengalami putus jaringan. Jaringan palisade pada Stasiun C lebih tipis jika dibandingkan dengan keseluruhan stasiun pengamatan di Zona 2. Jaringan bunga karang pada Stasiun A, B, dan C terutama pada Stasiun B mengalami kerusakan jika dibandingkan dengan tanaman kontrol. Gambar 8. Sayatan melintang daun Angsana (Pterocarpus indicus Willd.) di Stasiun A, Stasiun B, Stasiun C dan Kontrol pada Zona 2. Epidermis atas (Ep a); Palisade (Pa); Bunga karang (Bk); Epidermis bawah (Ep b). Perbesaran 200 kali. Gambar 9 secara umum menunjukkan bahwa secara anatomis jaringan jaringan daun di Stasiun A, B, dan C jika dibandingkan dengan kontrol sudah lebih baik. Secara umum kerusakan jaringan tanaman tidak terdapat seperti pada Gambar 7 dan Gambar 8. Pada Gambar 9, jaringan epidermis atas dan epidermis bawah tidak menunjukkan perbedaan antara seluruh stasiun pengamatan dengan kontrol. Jaringan palisade dan bunga karang di semua stasiun sudah menunjukkan kecenderungan lebih baik dibandingkan dengan zona pengamatan sebelumnya yaitu Zona 1 dan Zona 2. 30

Gambar 9. Sayatan melintang daun Angsana (Pterocarpus indicus Willd.) di Stasiun A, Stasiun B, Stasiun C dan Kontrol pada Zona 3. Epidermis atas (Ep a); Palisade (Pa); Bunga karang (Bk); Epidermis bawah (Ep b). Perbesaran 200 kali. Pembahasan Kandungan Klorofil dan Udara Ambien Pada Stasiun yang berjarak radius 100 m dari pabrik PUSRI memiliki nilai klorofil paling rendah. Hal ini disebabkan karena Stasiun A merupakan daerah yang paling dekat dengan sumber emisi. Lokasi pengambilan contoh pada zona 1 terletak di batas luar pagar Green Barier pabrik PUSRI. Ini adalah lokasi yang khusus digunakan untuk pembuangan limbah gas dan kebisingan dari operasional pabrik. Selain itu arah angin yang bertiup ke arah Green Barier (arah barat daya PT. PUSRI) merupakan arah angin dominan per tahun. Sehingga tanaman tanaman yang terletak di kawasan tersebut secara langsung terpapar oleh polutan emisi dari pabrik. Pada Zona 2, kandungan klorofil pada Stasiun B lebih kecil dari pada Stasiun A dan C serta kontrol. Hal ini diduga daun yang diambil berumur lebih muda sehingga walaupun sudah menggunakan Bagan Warna Daun untuk mengendalikan sampel tetapi tidak menjamin bahwa umur daun seragam. 31

Diantara ketiga zona penelitian, nilai kandungan klorofil pada Zona 1 paling rendah, hal ini diduga karena secara umum pada zona inilah arah angin dominan sepanjang tahun. Pabrik PUSRI adalah pabrik pupuk yang memproduksi urea. Emisi spesifik dari pabrik PUSRI adalah amonia sehingga kandungan amonia secara kuantitatif lebih mendominasi di kawasan tersebut dibandingkan dengan polutan gas lainnya. Walaupun menurut aturan Pemerintah mengenai Baku Mutu kandungan amonia di udara ambien masih berada di bawah standar yang telah ditetapkan. Kebanyakan polutan mengurangi pertumbuhan tanaman melalui efek negatif yang ditimbulkan pada peristiwa fotosintesis. Efek negatif dari polutan adalah pada laju asimilasi karbondioksida. Efek terbesar akibat polutan gas adalah perlukaan daun (nekrosis dan gugur daun). Klorofil sangat sensitif dan mudah terpengaruh pada saat terpapar oleh kondisi lingkungan dalam waktu tertentu pada kadar tertentu (Karliansyah 1999). Hubungan kadar klorofil dengan polutan gas berbanding terbalik dengan kandungan klorofil tanaman. Disamping itu, masuknya polutan secara bersama sama seiring membukanya stomata pada siang hari saat terjadinya fotosintesis diduga menyebabkan menurunnya laju reaksi fotosintesis. Ketika terjadi pembuangan gas gas dari pabrik pada siang hari ketika reaksi fotosintesis maksimal maka stomata akan membuka maksimal sehingga memungkinkan masuknya gas gas buangan ke dalam jaringan mesofil. Konsentrasi polutan di dalam jaringan daun terpengaruh langsung dari zat zat buangan pabrik akibat pergerakan membuka dan menutupnya stomata. Hal ini berakibat terhadap proses pemasukan zat lain, yang dapat terakumulasi di dalam kloroplas (Koziol & Whatley 1984). Daun Angsana mempunyai kapasitas asimilasi yang lebih tinggi dibanding tanaman jenis lainnya, sehingga mampu mengasimilasikan amonia yang masuk lebih banyak menjadi komponen N organik. Berdasarkan Lukman (2006) beberapa tanaman yang berada di kawasan pabrik pupuk PT. PUSRI, Angsana memiliki kemampuan dalam menyerap amonia relatif lebih tinggi dibandingkan jenis tanaman lainnya seperti Ketapang, Bungur, Glodokan tiang, Mahoni dan Tanjung. 32

Lebih lanjut Lukman (2006) mengemukakan bahwa kadar N yang tinggi dalam tanaman disamping dapat meningkatkan pertumbuhan (pada kondisi tempat tumbuh yang normal) juga sebaliknya mengganggu keseimbangan fisiologis dalam tanaman, yaitu menurunkan viabilitas pohon, meningkatkan kepekaan terhadap cekaman lingkungan. Cekaman lingkungan berupa kekeringan, suhu rendah, dan serangan hama dan penyakit. Di atmosfer, pencemaran dapat merugikan tumbuhan dalam beberapa cara. Kerusakan akibat pencemaran seringkali diklasifikasikan ke dalam akut, kronis atau tersembunyi. Pada kerusakan akut, kerusakan terjadi di bagian pinggir atau antar tulang dain yang dicirikan mula mula oleh penampakan berkurangnya air, kemudian mengering dan memutih sampai berwarna gading pada kebanyakan spesies, tetapi pada beberapa spesies menjadi coklat atau merah kecoklatan. Kerusakan ini disebabkan oleh penyerapan gas pencemar udara cukup untuk membunuh jaringan dalam waktu yang relatif cepat. Kerusakan kronik ditunjukkan dengan menguningnya daun yang berlanjut hingga memutih karena kebanyakan dari klorofil mengalami kerusakan. Kerusakan kronis disebabkan oleh penjerapan sejumlah gas penceemar yang tidak cukup untuk menyebabkan kerusakan akut atau dapat disebabkan oleh penyerapan sejumlah gas dalam konsentrasi subletal dalam periode waktu yang lama (Siregar 2005). Metabolisme dan mekanisme penyerapan polutan gas oleh dimulai dari polutan gas yang memasuki tanaman melalui stomata, secara langsung merusak sel sel fotosintetik pada daun. Khususnya amonia setelah masuk melalui stomata, akan larut dalam lapisan air permukaan sel mesofil membentuk ion amonium. Ion amonium ini selanjutnya dibawa ke dalam kloroplas yang kemudian akan diasimilasikan dalam sistem enzim glutamat sintetase/glutamat (GS/GOGAT). Asimilasi amonia akan diikuti oleh meningkatnya kandungan nitrogen organik. Nitrogen organik yang terbentuk dapat disimpan maupun langsung digunakan untuk membentuk biomassa tanaman. Sejumlah asam amino yang mempunyai perbandingan C/N yang rendah, seperti arginin dan juga komponen komponen seluler lainnya yang mengandung nitrogen menjadi meningkat. Demikian juga enzim GS/GOGAT yang bertanggung jawab dalam 33

asimilasi amonia menjadi meningkat. Proses ini akan berlangsung optimal pada saat peristiwa fotosintesis (Lambers et al 2000). Gas NH 3 yang merupakan komponen utama yang diemisikan ke udara oleh pabrik pupuk PUSRI. Dalam kadar tertentu senyawa N dapat menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. Tetapi jika kadarnya sudah mendominasi dapat menyebabkan rusaknya proton proton yang terdapat pada stroma kloroplas yang akan menyebabkan proses protonisasi pada peristiwa fotosistem terhambat. Hal ini mempengaruhi pembentukan klorofil. Pengaruh polutan terhadap tanaman ketika terpapar gas gas buangan dari pabrik umumnya mengakibatkan perubahan baik secara fisik dan biokimia dalam struktur stroma kloroplas. Perubahan secara fisik seperti terjadinya pengentalan stroma (crystaline stroma), pembengkakkan kompartemen grana (swelling grana) hingga terjadi pecahnya struktur kloroplas (Koziol & Whatley 1984). Selain itu, gas NO x merupakan salah satu komponen senyawa toksik yang dihasilkan oleh pabrik pupuk yang keberadaannya dalam kuantitas tinggi akan mengurangi laju pertumbuhan tanaman. Dikarenakan Nitrogen Oksida yang berasal dari pabrik dalam bentuk Peroksi Asetil Nitrat (PAN) bila berhubungan dengan bahan bahan seluler akan menyebabkan rendahnya jumlah gugus sulfidril. Sedangkan sulfidril sangat berperan dalam proses metabolisme tanaman, misalnya sintesis klorofil (Koziol & Whatley 1984). Dinamika atmosfer merupakan faktor utama yang menyebabkan tersebarnya pencemar udara setelah diemisikan dari sumbernya (Soedomo 2001). Dikatakan pula bahwa organ dalam daun yang paling peka terhadap SO 2 adalah jaringan mesofil tempat terdapatnya kloroplas dalam jumlah besar akan terganggu. Harrison (1992) melaporkan bahwa ketika tanaman terpapar SO 2, membran tilakoid kloroplas menjadi lebih sensitif terhadap keberadaan senyawa tersebut berupa pembengkakkan pada struktur thilakoid ini sehingga menyebabkan penangkapan cahaya oleh membran thilakoid menjadi terganggu. Sulfur Dioksida (SO 2 ) dan nitrogen oksida (NO x ) keduanya dihasilkan melalui pembakaran. Akan tetapi sekitar 50% SO 2 yang ada di atmosfer diseluruh dunia terjadi secara alami, misalnya dari letusan gunung berapi maupun kebakaran hutan secara alami. Sedangkan 50% lainnya berasal dari kegiatan manusia, 34

misalnya akibat pembakaran (Bahan Bakar Fosil) BBF, peleburan logam dan pembangkit listrik. Waktu BBF di bakar, belerang tersebut beroksidasi menjadi belerang dioksida (SO 2 ) dan lepas di udara. Oksida belerang itu selanjutnya berubah menjadi asam sulfat. Komposisi oksida belerang di atmosfer dapat menyebabkan kerusakan akut dan atau kerusakan kronis. Kerusakan akut terjadi jika konsentrasi SO 2 tinggi di udara ambien terjadi dalam waktu yang lama, menimbulkan beberapa gejala pada beberapa bagian daun menjadi kering dan mati biasanya daun memucat. Jika kontak dengan SO 2 dengan konsentrasi rendah dalam waktu yang lama akan menyebabkan kerusakan kronis tanaman ditandai dengan menguningnya warna daun karena terhambatnya mekanisme pembentukan klorofil (Siregar 2005). Efek yang membahayakan dari CO umumnya lebih ditekankan kepada manusia. Hingga saat ini pengaruh CO terhadap tanaman dan material belum terbukti (Soedomo 2001). Anatomi Daun Pada bagian anatomis daun yang diamati adalah jaringan epidermis atas dan bawah dan jaringan mesofil. Jaringan epidermis adalah jaringan yang dilapisi oleh lapisan kutikula atau lapisan lilin terdapat stomata, klorofil seringkali dijumpai hanya saja jumlahnya sangat sedikit atau bahkan tidak ada. Sel epidermis yang normal tampak lebih kompak dan padat jika dibandingkan dengan jaringan epidermis daun yang berada di daerah yang terpolusi. Jaringan mesofil banyak mengandung kloroplas dan ruang antar sel. Jaringan mesofil terbagi menjadi jaringan tiang (palisade) dan jaringan spons (bunga karang). Jaringan tiang pada tanaman normal lebih kompak dari pada jaringan spons yang memiliki ruang antar sel yang luas. Secara alami jaringan tiang yang memiliki karakteristik tegak lurus terhadap permukaan helai daun keberadaannya lebih rapat dengan sisi panjang sel yang saling terpisah sehingga memungkinkan udara di dalam ruang antar sel tetap mencapai sisi panjang. Kloroplas pada sitoplasma melekat di tepi dinding sel. Hal itu mengakibatkan proses fotosintesis dapat berlangsung efisien. 35

Jaringan spons terdiri dari sel bercabang yang tidak teratur bentuknya. Hubungan antara sel terbatas pada ujung cabang itu. Struktur mesofil yang renggang itu mengakibatkan luas permukaan yang amat besar antar sel dan udara internal. Diantara kedua jaringan tersebut jaringan tiang memiliki luas permukaan internal bebas yang lebih besar dibandingkan dengan jaringan bunga karang sehingga secara kuantitatif proses fotosintesis lebih banyak terjadi pada sel sel klorofil di jaringan tiang (Hidayat 1995). Tanaman Angsana adalah jenis tanaman keras dengan dinding sel yang tebal yang mengelilingi jaringan pembuluh. Dinding sel yang tebal ini tersusun atas suberin, tetapi ini tampaknya tidak mampu mengurangi difusi gas antara dinding sel dengan jaringan dan jaringan mesofil. Angsana adalah tanaman dengan jaringan yang mengandung kloroplas yang berukuran besar. Polutan memasuki jaringan mesofil dan berikatan dengan sel sel dalam jaringan mesofil dimana di dalamnya kloroplas berada. Kerusakan yang terjadi disebabkan karena bahan bahan pencemar yang masuk ke dalam daun melalui stomata dengan proses difusi molekuler terutama bahan pencemar yang berupa gas (Siregar 2005). Hasil pengamatan sayatan melintang daun Angsana menunjukkan respons yang berbeda pada tiap tanaman. Perbedaan ini merupakan reaksi tanaman dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis tanaman terhadap tekanan yang diberikan oleh lingkungan. Secara umum daun tanaman Angsana yang ditanam di sekitar kawasan pabrik pupuk PT. PUSRI menunjukkan respons yang berbeda. Perbedaan yang cukup mencolok secara umum terjadi pada jaringan epidermis dan jaringan bunga karang yang rusak di beberapa lokasi yang relatif dekat dengan sumber emisi. Sehingga pada keseluruhan daun Angsana yang diamati di sekitar kawasan pabrik pupuk PT. PUSRI diduga masih toleran terhadap polutan yang diemisikan oleh pabrik. Kerusakan yang terjadi pada bagian mesofil daun (daging daun) merupakan daerah utama fotosintesis terutama pada jaringan palisade akibat pencemaran udara akan memberikan dampak yang paling besar terhadap kegiatan fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan. 36

Siregar (2005) mengemukakan bahwa kerusakan tanaman memang umumnya terjadi pada jaringan mesofil. Daun menjadi bagian yang paling menderita akibat pencemaran udara karena bahan bahan pencemar udara mempengaruhi tanaman melalui daun dengan masuk melalui stomata dengan proses difusi molekuler terutama bahan pencemar yang berupa gas. Pada waktu waktu tertentu dampak dari beberapa pencemar terhadap tumbuhan dapat dibedakan tetapi pada waktu yang lain tidak bisa. Kerusakan daun yang umum terjadi akibat pencemaran udara adalah plasmolisis, granulasi atau disorganisasi penyusun sel, rusaknya sel atau disintegrasi, dan pigmentasi jaringan. Bahan pencemar dapat menyebabkan terjadinya kerusakan fisiologis di dalam tanaman jauh sebelum terjadinya kerusakan fisik. Para ahli lainnya ada yang mengatakan kerusakan yang tersembunyi dapat berupa penurunan kemampuan tanaman dalam menyerap air, pertumbuhan sel yang lambat atau pembukaan stomata yang tidak sempurna (Kozlowski & Kramer 1979). Kerusakan tersembunyi dapat terjadi pada tumbuhan seperti Angsana yang berhubungan dengan epidermis kemudian diikuti oleh kerusakan kloroplas dan merusak jaringan palisade. Jaringan jaringan vaskuler akan mengalami kerusakan kemudian. 37