PROGO. Oleh AN PENDIDIKAN

dokumen-dokumen yang mirip
PROYEKSI KEBUTUHAN GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI KABUPATEN KULON PROGO TAHUN

PROYEKSI KEBUTUHAN GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DI KABUPATEN SLEMAN


IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMENUHAN JAM MENGAJAR GURU SERTIFIKASI DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

ANALISIS KEBUTUHAN DAN PEMENUHAN BEBAN KERJA GURU IPA BERDASAR KURIKULUM 2013 DI SMPN SE-SLEMAN

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

EVALUASI PROGRAM REGROUPING SD NEGERI TUKANG 01 DAN SD NEGERI TUKANG O2 KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TESIS

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MPANAU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME DANA TRANSFER DAERAH

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME TRANSFER KE DAERAH

PROSEDUR SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 89 TAHUN 2012

REFLEKSI RESPON GURU TERHADAP PENERAPAN KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 1 NGAGLIK E-JOURNAL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PELAKSANAAN PENGAJARAN REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS II SD N 1 SEDAYU

WALIKOTA BANJARMASIN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA

Pedoman Pelaksanaan Seleksi Calon Pengawas Sekolah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul

PENGARUH BIMBINGAN KARIR TERHADAP MOTIVASI PENGENALAN DUNIA KERJA PADA SISWA SMA NEGERI COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Oleh: Vica Aji Ayu Wardani

PERAN SMK NEGERI 2 SEWON SEBAGAI SMK PUSAT LAYANAN TIK SE KABUPATEN BANTUL JURNAL SKRIPSI. Oleh Oka Deva Yunianto NIM

ANALISIS KEBUTUHAN GURU KELAS BERSTATUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN PALANG KABUPATEN TUBAN TAHUN

Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada SMA Negeri 5 Banda aceh

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 58 TAHUN 2012

PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) DI SMA SE-KABUPATEN SLEMAN

Unnes Physics Education Journal

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI. (Studi Situs SMAN 2 Karanganyar) TESIS

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

PERAN KEPALA DESA SEBAGAI ADMINISTRATOR PEMBANGUNAN DI DESA MONCONGLOE KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PENCAPAIAN STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK GURU SEKOLAH DASAR NEGERI NGRUKEMAN KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL

PEMERINTAH KOTA MANADO BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT Jalan Balai Kota Nomor 1 Manado Website :

IMPLEMENTASI PROGRAM PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) PADA GURU SMP DI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA KABUPATEN SLEMAN ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

PEMBELAJARAN GEOGRAFI DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SMA NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG (JURNAL) Oleh : WILDA NURAIDA

PENGELOLAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) DI SMK NEGERI I TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TESIS

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENUGASAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

Pelaksanaan Public Relations... (Tusri Suharyadi)

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

IMPLEMENTASI KOMPETENSI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DI SD N 5 WATES

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO

PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI MURUNG RAYA PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

LIBRARY MANAGEMENT AT SD N 2 SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SD NEGERI 2 GEMEKSEKTI KEBUMEN

MASALAH MUTU PENDIDIKAN DI ERA OTONOMI DAERAH Oleh: M.Hidayat. Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan

BAB I PENDAHULUAN. masuh belum cukupnya kualitas SDM yang menangani pembangunan. Disamping kualitas SDM, kualitas jenjang pendidikan di Dinas-dinas

PEDOMAN PELAKSANAAN SELEKSI PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH DASAR TAHUN 2015

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU KIMIA DALAM PEMBELAJARAN MELALUI LESSON STUDY DI SMA NEGERI 2 METRO

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

BAB III METODE PENELITIAN

Dosen Pembimbing PPL. Mada Sutapa, M.Si. Disusun Oleh : Christian Hosky Marak

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Yunita 56, Sunardi 57, Dafik 58

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

BUPATI KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEDIRI,

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

Sistem Administrasi PPDB Online di Dinas Pendidikan Kota Denpasar (Studi Kasus: SMP Negeri 3 Denpasar)

Oleh: ANYTA FAJAR TRISETYANINGSIH A

Informasi Manajemen Kepegawaian di Lingkungan Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum;

BUPATI POLEWALI MANDAR

SURAT EDARAN NOMOR : DM.01.03/I/V.3/4382/2013

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN INDIVIDU KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KULON PROGO

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM.

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

TINGKAT KREATIVITAS GURU DALAM MENYIKAPI KETERBATASAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI

MANAJEMEN SERTIFIKASI JALUR PORTOFOLIO BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI KOTA SEMARANG. Indarti

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN SUMBAWA

Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENGHADAPI TRANSISI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN KE KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 3 YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL

MINAT SISWA KELAS XI SMA N 1 PUNDONG KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TAHUN AJARAN 2015/2016

ANALISIS KESULITAN ANAK TUNAGRAHITA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI PENJUMLAHAN DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) HARAPAN IBU METRO

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 18 TAHUN 2007 TENTANG

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

Konseling Individu Dengan Teknik Trait & Factor untuk Mengatasi Dampak. Overprotektif terhadap Kemandirian Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Nogosari

MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SD MARSUDIRINI SURAKARTA

BPKP. Auditor. Jabatan fungsional. Perpindahan Jabatan. Perlakukan Khusus. Pengangkatan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KESIAPAN SISWA TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 PAYAKUMBUH SEBELUM PRAKTEK KERJA INDUSTRI ABSTRACT

PELAKSANAAN PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR OLEH PENGAWAS DI GUGUS I BALECATUR KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

Diajukan oleh : Anida Fathur Rochmah A

MANAJEMEN PENGETAHUAN PADA KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DUMBO KUNCORO NGEMPLAK SLEMAN YOGAKARTA

KENDALA PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 1 PESISIR TENGAH KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

IMPLEMENTASI PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 37 TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PADA JENJANG SMA NEGERI DI KABUPATEN KULON PROGO ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh M. Prawiasad Halwani NIM 09110244030 PROGRAM STUDI KEBIJAKA AN PENDIDIKAN JURUSAN FILSAFAT DAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SEPTEMBER 2015

Penataan dan pemerataan guru... (M. Prawiasad Halwani) 1 IMPLEMENTASI PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PADA JENJANG SMA NEGERI DI KABUPATEN KULON PROGO THE IMPLEMENTATION OF CIVIL SERVANT TEACHER MANAGEMENT AND DENSITY IN STATE SENIOR HIGH SCHOOL LEVEL IN KULON PROGO Oleh : m. prawiasad halwani, universitas negeri yogyakarta sinarbintang540@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi penataan dan pemerataan guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) jenjang SMA Negeri di Kabupaten Kulon Progo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah guru, kepala sekolah, dan staf dinas Kabupaten Kulon Progo. Penelitian dilakukan di Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo, SMA Negeri 1 Galur Kulon Progo, SMA Negeri 1 Lendah Kulon Progo, dan SMA Negeri 1 Kokap Kulon Progo. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data yang dilakukan dengan cara triangulasi sumber dan trianggulasi teknik. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Proses pelaksanaan penataan dan pemerataan guru pegawai negeri sipil (PNS) pada jenjang SMA Negeri di Kabupaten Kulon Progo terdapat beberapa kekurangan. Mulai dari kurangnya sosialisasi kebijakan penataan dan pemerataan guru PNS, sehingga pelaksanaan pemindahan guru yang kurang tepat sasaran; 2) Dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan penataan dan pemerataan guru PNS bagi sekolah yaitu terpenuhinya kebutuhan guru di setiap mapel walaupun sedikit menimbulkan konflik internal di sekolah. Adapun dampak bagi guru yaitu bertambahnya jarak tempuh ke sekolah, guru kesulitan dalam beradaptasi, guru jadi merasa kurang sejahtera; 3) Faktor-faktor yang dirasa akan menjadi penghambat dalam pelaksanaan kebijakan penataan dan pemerataan guru PNS dapat diatasi oleh Dinas Pendidikan Kulon Progo, sehingga dapat dikatakan tidak ada hambatan dalam pelaksanaan kebijakan penataan dan pemerataan guru PNS. Kata kunci: Implementasi, Kebijakan Penataan dan Pemerataan Guru PNS, jenjang SMA Negeri Abstract This research was aimed to describe the implementation of civil servant (PNS) teacher management and density of Senior High School (SMA) level in Kulon Progo regency. This was a descriptive qualitative research. The research subject was teacher, headmaster and staff of Kulon Progo Regency office. This research was conducted in

Penataan dan pemerataan guru... (M. Prawiasad Halwani) 2 Education Office of Kulon Progo Regency, State Senior High School 1 of Galur Kulon Progo, State Senior High School 1 of Lendah Kulon Progo, State Senior High School 1 of Kokap Kulon Progo. Data gethering method used interview and documentation. Data validity was conducted by source and technique triangulations. Data analysis technique used data reduction, data presentation and conclusion drawing. The reseacrh result showed that: 1) there were some disadvantages in the implementation process of civil servant teacher management and density in State Senior High School level in Kulon Progo Regency raged from lack of socialization of civil servant teacher management and density so that the implementation of teacher transfer was less achieved; 2) the effect caused by the implementation of civil servant teacher management and density for school i.e. the fulfilment of teacher needs in every lesson although little caused school internal conflict. The effect for teacher i.e. the addition of distance to school, teacher hard to adapt, teacher less welfare; 3) factors conceived would be obstacles in the implementation of civil servant teacher management and density policy could be overcome by Educational Office of Kulon Progo Regency so that it could be said that there were no obstacles in the omplementation of civil servant teacher management and density policy. Keywords : implementation, civil servant teacher management and density policy, state senior high school PENDAHULUAN Manusia tidak akan dapat lepas dari yang namanya pendidikan. Dimanapun ada kehidupan manusia, di situ pasti ada pendidikan, karena pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia. Pendidikan sendiri secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri setiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Melalui pendidikan manusia dapat membuka pikiran dan juga membuat berwawasan luas. Dengan pendidikan, diharapkan manusia dapat meningkatkan dan mengembangkan seluruh potensi dan bakat yang ada pada diri manusia ke arah yang positif sehingga menjadi manusia yang relatif lebih baik. Pemerintah terus berusaha agar seluruh rakyat Indonesia dapat mengenyam pendidikan. Sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Dasar Pasal 31 ayat (1) dinyatakan Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan. (DPR, 2009-2014: 23). Dalam Undangundang Sisdiknas Bab IV Pasal 5 ayat

Penataan dan pemerataan guru... (M. Prawiasad Halwani) 2 (1) menyatakan Setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. (Kemendiknas, 2010 : 5). Hak warga Negara Indonesia bukan hanya mendapatkan pendidikan yang asal-asalan atau seadanya saja, akan tetapi seluruh warga Indonesia berhak untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu. Pastinya untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu suatu pendidikan harus dilengkapi dengan sarana prasarana yang menunjang pendidikan tersebut. Dalam suatu studi yang dilakukan Heyneman & Loxley pada tahu 1983 di 29 negara menemukan bahwa diantara berbagai masukan (input) yang menentukan mutu pendidikan (yang ditunjukkan oleh prestasi belajar siswa) sepertiganya ditentukan oleh guru (Dedi Supriadi, 1999: 178). Dalam Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa: Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. (Kemendiknas, 2005) Guru adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik dalam mencapai kedewasaan peserta didik, sehingga menjadi manusia yang lebih berguna. Menjadi hal yang wajib jika seorang guru haruslah memiliki kualitas yang baik demi tercapainya keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Pemerintah juga terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidik atau guru. Salah satu upanya yang

Penataan dan pemerataan guru... (M. Prawiasad Halwani) 3 dicanangkan oleh pemerintah yaitu, seseorang yang ingin menjadi guru haruslah memiliki ijazah kelulusan perguruan tinggi minimal S1. Sebagaimana diamanatkan Undang- Undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Dengan adanya persyaratan menjadi seorang guru harus memiliki ijazah minimal S1, maka diharapkan mutu pendidik atau seorang guru akan lebih berkualitas. Bukan hanya itu, pemerintah juga melakukan pelatihan atau semacam diklat kepada guru-guru untuk meningkatkan kualitas dan profisonalisme guru. Jika seorang guru tersebut berkualitas maka akan berdampak positif terhadap peserta didiknya. Peserta didik akan lebih gampang menyerap materi yang disampaikan oleh guru, secara otomatis pendidikan yang berkualitas akan tercapai. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah yang favorit memiliki guru yang lebih berkualitas/bermutu dari pada dengan sekolah yang kurang favorit. Faktor keberadaan sekolah dapat mempengaruhi kualitas sekolah tersebut. Misalnya sekolah yang berada di kota akan berbeda kualitasnya dengan sekolah yang berada di perdesaan. Guru-guru lebih memilih mengajar di daerah perkotaan. Hal tersebut terlihat dari begitu banyaknya guru di sekolah kota. Sekolah yang berada di perdesaan masih banyak yang kekurangan guru. Sudah jelas hal tersebut menjadikan suatu ketimpangan dalam dunia pendidikan. Masalah tersebut langsung direspon oleh pemerintah dengan

Penataan dan pemerataan guru... (M. Prawiasad Halwani) 4 adanya SK bersama 5 menteri. Peraturan tersebut disusun bersama oleh 5 menteri yaitu Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Agama. Nomor 05/X/PB/2011, Nomor SPB/03/M.PANRB/10/2011, Nomor 48 Tahun 2011, Nomor 158/PMK.01/2011, Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Penataan dan Pemerataan Guru Pegawai Negeri Sipil (PNS). Tujuan dirumuskannya Peraturan Bersama 5 Menteri tersebut adalah untuk menjamin pemerataan guru antar satuan pendidikan, antar jenjang dan antar jenis pendidikan, antar kabupaten, antar kota, dan antar provinsi serta dalam upaya pemerataan mutu pendidikan formal secara nasional dan pencapaian tujuan pendidikan nasional (Kemendikbud, 2011: 4). Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu daerah yang sudah menjalankan kebijakan penataan dan pemerataan guru pegawai negeri sipil. Guru-guru yang terkena dampak dari kebijakan tersebut harus dimutasi ke sekolah lain demi berjalannya kebijakan tersebut. Sudah pasti sekolah juga terkena dampak dari kebijakan tersebut karena ada guru yang pergi dan ada guru baru yang datang ke sekolah tersebut. Seperti yang terjadi di sekolah SMA Negeri 1 Kokap, SMA Negeri 1 Lendah, dan SMA Negeri 1 Galur. Dengan adanya mutasi guru dikawatirkan akan mengganggu mewujudkan peningkatan dan

Penataan dan pemerataan guru... (M. Prawiasad Halwani) 5 kestabilan proses belajar mengajar di sekolah tersebut. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari s.d. Februari di Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo yang beralamat di Jl. Sutijab Wates Kulon Progo. Peneliti juga melakukan penelitian dibeberapa sekolah di kabupaten Kulon Progo, yaitu : 1) SMA Negeri 1 Galur; 2) SMA Negeri 1 Kokap; 3) SMA Negeri 1 Lendah. Subyek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah : 1)Kepala dan staf Dinas yang menangani secara langsung tentang kebijakan penataan dan pemerataan guru PNS di kabupaten Kulon Progo; 2) Guru yang dimutasi atau yang terkena langsung dampak dari kebijakan penataan dan pemerataan guru PNS; 3) Kepala sekolah yang ditinggal dan yang ditempati guru baru. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif dan berkelanjutan dari Matthew B. Miles dan Michael A. Huberman. Adapun tahap-tahap dalam analisis data tersebut adalah reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penataan dan pemerataan guru... (M. Prawiasad Halwani) 6 Pelaksanaan penataan dan pemerataan guru PNS di Kabupaten Kulon Progo merupakan implementasi dari peraturan bersama lima menteri tentang pentaan dan pemerataan guru PNS. Pemerintah kabuaten Kulon Progo menetapkan bahwa pelaksanaan penataan dan pemerataan guru PNS menjadi tugas Dinas Pendidikan. Dalam pelaksanaan penataan dan pemerataan guru PNS, Dinas Pendidikan mengacu pada petunjuk teknis peraturan bersama lima menteri yang diterbitkan oleh Kemendikbud. Mekanisme pelaksanaan penataan dan pemerataan guru PNS di tingkat Satuan Pendidikan adalah mengumpulkan data tentang kebutuhan, kekurangan dan kelebihan guru. Setelah data tersebut terkumpul, kemudian pihak sekolah melaporkan data tersebut ke Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo, kemudian di Dinas Pendidikan data tersebut akan diolah untuk selanjutnya ditindaklanjuti dalam bentuk penataan guru. Mekanisme pelaksanaan penataan dan pemerataan guru PNS di tingkat Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo dimulai setelah data tentang kekurangan dan kelebihan guru dari sekolah terkumpul. Setelah data kekurangan dan kelebihan guru terkumpul selanjutnya Dinas Pendidikan akan merekapitulasi data tersebut mengecek tentang kebenarannya dan tidak ada perubahan lagi. Pengecekan tentang kebenaran data sangat penting untuk dilakukan untuk agar hasil dari penataan guru sesuai dengan kebetuhan real guru di sekolah. Setelah data tersebut dianggap valid Dinas Pendidikan akan mendata nama, usia, masa kerja, dan alamat rumah untuk selanjutnya data tersebut akan dibahas di internal Dinas Pendidikan untuk ditata. Kemudian hasilnya akan diusulkan ke Bupati untuk penerbitan SK pemindahan dan penempatan yang dibantu BKD. Penyampaian informasi tentang penataan dan pemerataan guru PNS di Kabupaten Kulon Progo dilakukan melalui sosialisasi. Untuk tingkat Dinas Pendidikan, Dinas pendidikan kabupaten Kulon Progo mendapatkan sosialisasi langsung dari Kemendikbud yang merupakan salah satu policy makers dari kebijakan tersebut. Untuk sosialisasi tingkat Kabupaten Kulon Progo dilakukan Dinas Pendidikan Kulon Progo dengan sasaran sosialisasi adalah kepala sekoalah dan guru. Sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kulon Progo dirasa tidak maksimal. Hal ini terlihat dari pernyataan para kepala sekolah bahwa mereka mengikuti sosialisasi mengenai penataan dan pemerataan guru hanya sebanyak sekali saja. Bahkan menurut pernyataan para guru yang diwawancarai, mereka tidak

Penataan dan pemerataan guru... (M. Prawiasad Halwani) 7 pernah sekalipun mendapatkan sosialisasi mengenai penataan dan pemerataan guru dari Dinas Pendidikan Kulon Progo.Kurangnya sosialisasi dari Dinas Pendidikan Kulon Progo dapat menyebabkan ketidakpahaman bagi para kepala sekolah dan guru. Hal tersebut juga mengakibatkan kebingungan bagi para guru yang tiba-tiba mendapatkan SK untuk dimutasi ke sekolah lain. Hal yang tak kalah penting dalam implementasi suatu kebijakan adalah sumber daya. Dalam pelaksanaan kebijakan penataan dan pemerataan guru, Dinas Pendidikan Kulon Progo memiliki staf yang kompeten dan profesional dalam menangani pelaksanaan kebijakan penataan dan pemerataan guru PNS. Kualitas, kuantitas, dan kemampuan para staf sangat diperhitungkan dalam pelaksanaan penataan dan pemerataan guru karena keberhasilan dan kegagalan dalam pengimplementasian suatu kebijakan ditentukan oleh SDM di dalamnya. Anggaran juga merupakan faktor penting dalam pelaksanaan pentaan dan pemerataan guru. Sesuai dengan juknis Pelaksanaan Perber 5 Menteri tentang Penataan dan Pemerataan Guru PNS disebutkan bahwa pendanaan penataan dan pemerataan guru PNS antar satuan pendidikan, antar jenjang, atau antar jenis pendidikan antar kabupaten/kota antar provinsi pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten/kota dibebankan pada APBD kabupaten/kota sesuai dengan mekanisme yang berlaku. Pengalokasian dana tetap harus dilakukan agar dana yang diberikan oleh pemerintah tersalurkan dengan benar. Dana tersebut dialokasikan untuk keperluan pelaksanaan penataan dan pemerataan guru seperti rapat persiapan, evaluasi, dan perjalanan Dinas.Besaran dana yang diberikan oleh pemerintah juga sudah mencukupi untuk keperluan pelaksanaan penataan dan pemerataan guru. Hal tersebut membawa suatu yang positif, karena tidak dapat dihindari jika dana yang diberikan oleh pemerintah kurang akan menimbulkan hambatan dalam pelaksanaan penataan dan pemerataan guru. Selain anggaran, fasilitas juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi

Penataan dan pemerataan guru... (M. Prawiasad Halwani) 8 keberhasilan implementasi kebijakan penataan dan pemerataan guru PNS di Kabupaten Kulon Progo. Fasilitas untuk pelaksanaan kebijakan tersebut sudah tersedia di Dinas Pendidikan dengan jumlah yang cukup dan masih layak digunakan. Fasilitas tersebut terdiri dari komputer, jaringan internet untuk akses informasi dan juga papan pengumuman. Pelaksanaan penataan dan pemerataan guru PNS tentu saja akan menimbulkan dampak dan guru yang paling merasakan dampak dari pelaksanaan kebijakan tersebut. Guru yang dipindahkan ke sekolah lain akibat pelaksanaan penataan dan penataan guru merasa bingung. Karena mereka di sekolah yang lama sudah terpenuhi jam mengajarnya. Jarak rumah mereka ke sekolah yang lama juga lebih dekat dibandingkan dengan sekolah mereka yang baru. Mereka juga harus menyesuaiakan diri dengan sekolah baru, dan dapat dikatakan mereka menjadi kurang sejahtera jika dibandingkan dengan sebelumnya. Selain guru, sekolah juga merasakan dampak dari pelaksanaan penataan dan pemerataan guru tersebut. pelaksanaan penataan dan pemerataan guru menimbulkan beberapa dampak bagi sekolah. Ada dampak positif dan ada juga dampak negatif bagi sekolah dari pelaksanaan penataan dan pemerataan guru PNS. Guru yang memang wajib mengajar 24 jam dapat terpenuhi akibat pelaksanaan penataan dan pemerataan guru PNS tersebut, dan dampak yang paling terasa oleh sekolah kebutuhan guru di sekolah dapat terpenuhi. Untuk hambatan dalam implementasi penataan dan pemerataan guru PNS, di Kabupaten Kulon Progo hambatan dalam pelaksanaan penataan dan pemerataan guru dirasa tidak ada. Pelaksanaan penataan dan pemerataan guru dirasa sudah berjalan dengan lacar. Mulai dari sosialisasi, pengumpulan data, pengolahan data, penataan, sehingga

Penataan dan pemerataan guru... (M. Prawiasad Halwani) 9 pemindahan dan penempatan guru sudah dilakukan dengan lancar. SIMPULAN DAN SARAN Dapat diambil kesimpulan bahwa Mekanisme pelaksanaan kebijakan penataan dan pemerataan guru PNS pada jenjang SMA Negeri dimulai dari koordinasi oleh Dinas Pendidikan, pembuatan laporan tetang database guru yang dilakukan oleh pihak sekolah, mengirimkan laporan tersebut ke Dinas Pendidikan untuk rekapitulasi data, validasi data, pengolahan data, dan perencanaan penataan dan pemerataan guru yang kemudianbagi guru yang beban jam mengajar masih kurang dari 24 jam akan dilakukan pemindahan. Proses komunikasi dalam implementasi kebijakan penataan dan pemerataan guru PNS di Kabupaten Kulon Progo dirasa kurang baik. Hal ini terlihat dari penyampaian informasi tentang penataan dan pemerataan guru PNS di Kabupaten Kulon Progo tidak maksimal. Seperti pernyataan para kepala sekolah bahwa mereka mengikuti sosialisasi mengenai penataan dan pemerataan guru hanya sebanyak sekali saja. Bahkan menurut pernyataan para guru yang diwawancarai, mereka tidak pernah sekalipun mendapatkan sosialisasi mengenai penataan dan pemerataan guru dari Dinas Pendidikan Kulon Progo.Kurangnya sosialisasi dari Dinas Pendidikan Kulon Progo dapat menyebabkan ketidakpahaman bagi para kepala sekolah dan guru. Hal tersebut juga mengakibatkan kebingungan bagi para guru yang tiba-tiba mendapatkan SK untuk dimutasi ke sekolah lain. Dalam pelaksanaan kebijakan penataan dan pemerataan guru PNS pada jenjang SMA Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo didukung dengan sumber daya yang cukup. Sumber daya manusia yang dimiliki Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo sebagai pelaksana kebijakan penataan dan pemerataan guru cukup kompeten. Sumber daya dana dalam pelaksanaan penataan dan pemerataan guru juga mencukupi. Sumber daya

Penataan dan pemerataan guru... (M. Prawiasad Halwani) 10 fasilitas sebagai penunjang kelancaran proses pelaksanaan penataan dan pemerataan guru juga sudah tersedia.dengan ketersediaan sumber daya yang cukup tersebut diharapkan dapat menjadikan pelaksanaan kebijakan penataan dan pemerataan guru PNS pada jenjang SMA di Kabupaten Kulon progo dapat berjalan maksimal dan memnuhi kebutuhan guru di setiap sekolah. Implementasi kebijakan penataan dan pemerataan guru PNS pada jenjang SMA Negeri di Kabupaten Kulon Progo menimbulkan dampak bagi guru. Adapun beberapa dampak bagi guru dalam pelaksanaan penataan dan pemerataan guru PNS pada jenjang SMA yaitu bertambahnya jarak ke sekolah, kesulitan dalam beradaptasi, guru juga jadi merasa kurang sejahtera. Sementara itu, sekolah juga terkena dampak dari pelaksanaan penataan dan pemerataan guru. Dampak bagi sekolah yaitu terpenuhinya kebutuhan guru di setiap mapel walaupun sedikit menimbulkan masalah salah satunya terjadi konflik internal di sekolah. Faktor-faktor yang dirasa akan menjadi penghambat dalam pelaksanaan kebijakan penataan dan pemerataan guru PNS pada jenjang SMA Negeri di Kabupaten Kulon Progo dapat diatasi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo, maka dari itu, dapat dikatakan tidak ada hambatan dalam pelaksanaan kebijakan penataan dan pemerataan guru PNS pada jenjang SMA Negeri di Kabupaten Kulon Progo. Dari hasil kajian penelitian mengenai analisis implementasi kebijakan penataan dan pemerataan guru PNS pada jenjang SMA dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut: Pemerintah sebaiknya tetap melakukan penataan guru, demi terpenuhinya kebutuhan guru di setiap sekolah dan meratanya kualitas pendidikan dan Pemerintah sebaiknya memonitoring dalam pelaksanaan penataan guru, agar kebijakan tersebut tepat sasaran dan tidak dimanfaatkan

Penataan dan pemerataan guru... (M. Prawiasad Halwani) 11 oleh oknum yang memiliki kepentingan sendiri. Dinas Pendidikan sebaiknya lebih banyak dalam melakukan sosialisasi mengenai kebijakan penataan guru, agar tidak terjadi miscommunication dalam pelaksanaan kebijakan tersebut. Dalam pemindahan guru, Dinas Pendidikan sebaiknya memindah guru yang beban mengajarnya kurang dari 24 jam. Percuma jika memindah guru yang beban mengajarnya sudah mencukupi 24 jam sementara masih banyak guru lain yang beban mengajarnya masih kurang dari 24 jam. Kepala sekolah sebiaknya melakukan pengarahan kepada guru, agar tidak terjadi konflik internal di sekolah. Kepala sekolah sebaiknya menyampaikan informasi kepada guru setelah mendapatkan sosialisasi dari Dinas Pendidikan. Guru sebaiknya menerima dengan lapang dada dipindahkan ke sekolah lain, demi pelayanan dan kelancaran proses belajar siswa. Guru sebaiknya memanage diri sendiri, agar mampu beradaptasi serta mengatur waktu dengan sebaik mungkin. DAFTAR PUSTAKA DPR. (2009). Undang undang dasar 1945. Jakarta. DPR Dedi Supriadi. (1999). Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa Kemendikbud. (2011). Surat Keputusan Bersama 5 Menteri tentang Penataan dan Pemerataan Guru Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Kemendikbud. Kemendiknas. (2005). Undangundang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: kemendiknas Miles, B. Matthew & Huberman, Michael A. (2009). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.