II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Benih Pengertian 2.2. Klasifikasi Umum Tanaman Padi

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PENANGKAR BENIH PADI (Kasus Kemitraan Petani Penangkar PT Sang Hyang Seri)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Potensi Hasil : 5-8,5 ton/ha Ketahanan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Terhadap Hama. Ketahanan. Terhadap Penyakit

Deskripsi Padi Varietas Cigeulis Informasi Ringkas Bank Pengetahuan Padi Indonesia Sumber: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

LAMPIRAN U1 U2 U3 T2 T3 T1 T3 T1 T2 T1 T2 T3 U4 U5 U6 T1 T3 T2 T1 T3 T2 T2 T3 T1 U7 U8 U9 T3 T1 T2 T2 T1 T3 T3 T1 T2

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 1012/Kpts/SR.120/7/2008

Lampiran 1. BaganPenelitian U I U II U III S1 S2 S3 V1 V2 V3 V2 V1 V cm V3 V3 V1 S2 S3 S1 V cm. 50 cm V1. 18,5 m S3 S1 S2.

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi dan Konsumsi Beras Nasional, Tahun

V4A2(3) V3A1(1) V2A1(2) V3A1(2) V1A1(1) V5A2(1) V3A2(3) V4A1(3) V1A2(2)

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 119/Kpts/TP.240/2/2003 TENTANG PELEPASAN GALUR PADI HIBRIDA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA HIBRINDO R-2

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

: Kasar pada sebelah bawah daun

Lampiran 1. Deskripsi padi varietas Ciherang (Supriatno et al., 2007)

LAMPIRAN B 1 C 4 F 4 A 4 D 1 E 2 G 1 C 1 C 3 G 2 A 1 B 4 G 3 C 2 F 2 G 4 E 4 D 2 D 3 A 2 A 3 B 3 F 3 E 1 F 1 D 4 E 3 B 2

KOLEKSI VARIETAS UNGGULAN PROVINSI SUMATERA BARAT

Lampiran 1. Deksripsi Varietas Padi CISADANE

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 377/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 533/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN GALUR PADI HIBRIDA ZY-64 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA ADIRASA-64

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

: tahan terhadap wereng coklat biotipe 1, 2, 3 dan Sumatera Utara Ketahanan terhadap penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Padi merupakan tanaman pangan pokok penduduk Indonesia. Di samping

II.TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi tanaman padi menurut Tjitrosoepomo (2004) adalah sebagai

LAMPIRAN. Lampiran 1 Deskripsi dan gambar varietas tanaman padi. 1. Deskripsi Varietas Padi Ciherang (Suprihatno et al. 2009)

PENDAHULUAN. sub tropis. Bukti sejarah menunjukkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina)

KK : 2.4% Ket: ** ( sangat nyata) tn (tidak nyata) Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 517/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 163/Kpts/LB.240/3/2004 TENTANG

Lampiran 2. Analisis ragam tinggi tanaman umur 40 HST setelah aplikasi pupuk organik padat

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 572/Kpts/SR.120/10/2004 TENTANG PELEPASAN GALUR PADI HIBRIDA MCL-5 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA MANIS 5

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 531/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang

II. LANDASAN TEORI A.

Lampiran 1. Hasil Analisis Tanah

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 71/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG PELEPASAN GALUR PADI HIBRIDA H 34 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA HIPA 5 CEVA

Lampiran I. Lay Out Peneltian

I. PENDAHULUAN. merupakan makanan pokok lebih dari separuh penduduk dunia. Berdasarkan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 132/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Konsep formal

II. TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 519/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 131/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG

Analisa Ekonomi Usaha Penangkar Benih Padi Ciherang (di Kelurahan Tamanan Kec. Tulungagung Kab. Tulungagung) Oleh : Yuniar Hajar Prasekti

I. PENDAHULUAN. sektor-sektor yang berpotensi besar bagi kelangsungan perekonomian

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 133/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 72/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG PELEPASAN GALUR PADI HIBRIDA H 36 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA HIPA 6 JETE

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi (Oryza sativa L.) ialah tanaman penghasil beras yang menjadi sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 130/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG

J3V3 J1V3 J3V2 J1V2 J3V4 J1V5 J2V3 J2V5

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Padi. L.) merupakan tanaman pangan golongan Cerealia

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi

Sumber : Deskripsi Varietas Padi, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG

Tabel Lampiran 1. Komposisi Kimia Blast Furnace Slag dan Electric Furnace Slag

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

SISTEM PENGOLAHAN BENIH PADI (Oryza sativa L) PADA DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN MERAUKE

Tanaman pangan terutama padi/beras menjadi komoditas yang sangat strategis karena merupakan bahan makanan pokok bagi bangsa Indonesia.

Varietas Padi Unggulan. Badan Litbang Pertanian. Gambar 1. Varietas Inpari 19 di areal persawahan KP. Sukamandi, Jawa Barat.

5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Padi Varietas Cibogo. Asal Persilangan :S487B-75/IR //IR I///IR 64////IR64

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. padi merupakan komoditas utama dalam menyokong pangan masyarakat.

TINJAUAN PUSTAKA. padi adalah tersedianya air irigasi di sawah-sawah sesuai dengan kebutuhan.jika

BAB 1 PENDAHULUAN. pokok sebagian besar penduduk di Indonesia. karbohidrat lainnya, antara lain: (1) memiliki sifat produktivitas tinggi, (2) dapat

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kemitraan

Penampilan dan Produktivitas Padi Hibrida Sl-8-SHS di Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 73/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG

IX. KESIMPULAN DAN SARAN

menghasilkan limbah yang berupa jerami sebanyak 3,0 3,7 ton/ha.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Lampiran 1. Bagan Penelitian di Rumah Kasa FP USU

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penggunaan varietas unggul baru padi ditentukan oleh potensi hasil,

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 376/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. karena pangan menempati urutan terbesar pengeluaran rumah tangga. Tanaman

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uji perbandingan. Komparasi juga merupakan salah satu metode penelitian yang

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

Lampiran 1 Deskripsi varietas Inpari 6 Jete

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan

PENGEMBANGAN VARIETAS PADI KARAKTERISTIK KHUSUS DI LAHAN SAWAH IRIGASI

III KERANGKA PEMIKIRAN

Transkripsi:

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Benih 2.1.1. Pengertian Benih adalah biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan pengembangan di dalam usaha tani, yang mana memiliki fungsi secara agronomis atau merupakan suatu komponen agronomi (Sadjad et al, 1975 dalam Kartasapoetra, 1986). BPSB VI Maros (1988), mengatakan bahwa varietas adalah merupakan bagian dari suatu jenis tanaman yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan, bunga, buah, biji, dan sifat-sifat lain yang dapat membedakan dengan golongannya di dalam jenis yang sama. 2.2. Klasifikasi Umum Tanaman Padi Padi merupakan salah satu tanaman pangan yang memiliki bentuk rumput berumpun. Tanaman padi termasuk ke dalam pertanian kuno yang berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai berikut : Divisi Sub divisi Kelas Keluarga Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Monotyledonae : Gramineae (Poaceae) : Oryza : Oryza spp. Terdapat 25 spesies padi yang dikenal adalah Oryza sativa dengan dua subspecies yaitu Indica (padi bulu) yang ditanam di Indonesia dan Sinica (padi cere). Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu padi kering (gogo) yang ditanam di dataran tinggi dan padi sawah di dataran rendah yang memerlukan penggenangan air 8. 8 Smk.2010. Mengenal Tanaman Padi Lebih Dekat. http://smk.nuruljadid.net/admin/files/mengenal TANAMAN PADI LEBIH DEKAT.doc. Rabu, Desember 15, 2010 10

2.3. Karakteristik Tanaman Padi Varietas Ciherang Tanaman padi varietas ciherang termasuk ke dalam golongan padi cere, yang memiliki umur tanaman 116-125 hari setelah tanam dan memiliki anakan produktif sebanyak 14-17 batang dan memiliki potensi hasil panen sebanyak 8,5 Ton/Ha. Adapun mengenai karakteristik Tanaman padi varietas ciherang dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Karakteristik Tanaman Padi Varietas Ciherang Uraian Keterangan Golongan Padi Cere Umur tanaman 116-125 hari setelah tanam Bentuk tanaman Tegak Tinggi tanaman 107-115 cm Anakan produktif 14-17 batang Bentuk gabah Panjang ramping Warna gabah Kuning bersih Kerontokan Sedang Kerebahan Sedang Tekstur nasi Pulen Kadar amilosa 23% Indeks Glikemik 54 Bobot 1000 butir 28 g Rata-rata hasil 6,0 Ton/Ha Potensi hasil 8,5 Ton/Ha Ketahanan terhadap Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan agak tahan biotipe 3 Tahan terhadap hawar daun bakteri strain III dan IV Anjuran tanam Baik ditanam di lahan sawah irigasi dataran rendah sampai 500 m dpl Dilepas tahun 2000 Sumber : Balitpa, 2009 2.4. Kerjasama Kemitraan Dasar kerjasama kemitraan adalah kebutuhan bersama/yang bermitra, persoalan usaha, dan manfaat usaha. Pentingnya didalam membentuk suatu kemitraan adalah agar usaha kecil berorientasi pasar dan komersial, kendalakendala usaha terpecahkan, serta adanya kepedulian usaha menengah dan besar. Adapun peranan pelaku kemitraan yaitu dimana 1) pengusaha besar melakukan pembinaan, pengembangan, dan bimbingan sumber daya manusia, penyandang dana/penjamin kredit, bimbingan teknologi, saprodi, menjamin pembelian hasil produksi, dan promosi hasil produksi; 2) Pengusaha kecil menerapkan teknologi dan kesepakatan dengan pengusaha besar, kerjasama antar pengusaha kecil untuk mendukung pasokan produksi kepada pengusaha besar, dan pengembangan profesionalisme sumber daya manusia. 11

Pola kemitraan dapat dikatakan dengan pola kemitraan langsung dan tidak langsung. Pola kemitraan langsung merupakan pembinaan dimana terdapat kaitan yang secara langsung dengan kegiatan usahanya, sedangkan pola kemitraan tidak langsung merupakan pembinaan dimana tanpa ada kaitan dengan kegiatan usahanya. Pola kemitraan dapat dilihat sebagai vertikal dan horizontal. Pola kemitraan vertikal yaitu membagi risiko kepada unit dibawahnya. Adapun beberapa pola kemitraan vertical yaitu : a) Pola Inti Plasma Yaitu merupakan hubungan kerjasama kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra, dimana perusahaan mitra bertindak sebagai inti dan kelompok mitra sebagai plasma. b) Pola Sub Kontrak Yaitu dimana dua kelompok mitra memproduksi kebutuhan pasar perusahaan besar (adanya kontrak bersama). c) Pola Dagang Umum Yaitu kontrak antar pedagang d) Pola Waralaba/keagenan Yaitu merupakan suatu hubungan kemitraan yang terjalin antara dua pihak atau lebih dimana kelompok mitra diberikan hak secara khusus untuk dapat memasarkan suatu barang/jasa usaha yang dimiliki oleh perusahaan mitra. Pola kemitraan horizontal merupakan pola kemitraan yang secara bersama-sama menghadapi persaingan dari luar walaupun mereka sendiri melakukan persaingan sehat 9. 2.4.1. Kemitraan Petani Penangkar Benih Lestari (2009), mengatakan kemitraan adalah jalinan kerjasama di dalam menjalankan usaha yang merupakan strategi bisnis yang dilakukan oleh kedua belah pihak atau lebih dengan mengandung prinsip saling menguntungkan. Alasannya adalah pada dasarnya kedua belah pihak atau lebih memiliki 9 http://www.scribd.com/doc/52115631/kemitraan-usaha -pertanian. Senin, Juni 06, 2011 12

kelemahan dan kelebihan, sehingga dengan adanya kemitraan yang terjalin tentunya akan saling melengkapi. Melihat definisi dasar tersebut, maka didapatkan bahwa Kemitraan petani penangkar benih adalah suatu ikatan perjanjian kerjasama antara petani sebagai penangkar benih dengan perusahaan benih milik pemerintah ataupun swasta lokal dan luar negeri di dalam memproduksi benih, dimana terkandung makna saling menguntungkan dan saling membutuhkan terkait keterbatasan lahan dan sumberdaya manusia. 2.5. Produksi Benih Padi Rahim dan Hastuti (2008), mengatakan bahwa produksi komoditas pertanian dapat dinyatakan sebagai suatu perangkat prosedur dan kegiatan yang terjadi di dalam menghasilkan komoditas berupa suatu kegiatan usahatani maupun usaha lainnya. Proses produksi komoditas pertanian atau disebut juga budidaya tanaman merupakan proses usaha bercocok tanam / budidaya di lahan untuk menghasilkan bahan segar (raw material), dimana bahan segar tersebut nantinya akan dijadikan bahan baku setengah jadi (work in process) atau barang jadi (finished product). Di dalam proses produksi di lahan, dapat menggunakan faktorfaktor produksi seperti lahan, tenaga kerja, modal, pupuk, pestisida, teknologi, dan manajemen. Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa produksi benih padi adalah seperangkat proses kegiatan budidaya tanaman padi dengan menggunakan berbagai kombinasi input dan teknologi yang tersedia dengan menggunakan benih indukan (parent seed) berkualitas dan bermutu tinggi untuk menghasilkan output berupa benih padi bersertifikat sesuai dengan ketentuan standar mutu yang telah ditetapkan oleh BPSB. 2.6. Penelitian Terdahulu Lestari (2009), melakukan penelitian yang berkaitan terhadap pendapatan dan kepuasan peternak plasma didalam bermitra. Berdasarkan hasil mengenai karakteristik responden, didapatkan bahwa didapatkan mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki (94 persen), berusia 25-35 tahun (54 persen), menempuh pendidikan SMA (52 persen), jumlah tanggungan keluarga 1-2 orang 13

(42 persen), jumlah ternak yang dipelihara antara 2.000-10.000 ekor (84 persen), peternak memiliki pekerjaan diluar usaha ternak ayam (52 persen), pengalaman beternak kurang dari lima tahun (62 persen), status kepemilikan lahan milik sendiri (96 persen), alasan beternak ayam karena sebagai pekerjaan utama (44 persen), alasan bermitra dengan PT. X adalah untuk meningkatkan keuntungan (58 persen), lama bermitra dengan perusahaan PT. X selama satu tahun (36 persen), sumber informasi mengenai PT. X didapatkan langsung dari pihak perusahaan (48 persen), dan manfaat yang diperoleh dengan kemitraan adalah resiko usaha rendah (30 persen). Peternak yang memproduksi skala besar mendapatkan R/C rasio sebesar 1,066, sedangkan peternak yang memproduksi dalam skala sedang memperoleh nilai R/C rasio 1,069, maka didapatkan bahwa skala usaha tidak menjadi jaminan akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Femina (2006), melakukan penelitian yang berkaitan dengan dampak kebijakan harga gabah terhadap produksi padi di pulau jawa. Penelitian tersebut menggunakan persamaan simultan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi di pulau jawa. Hasil penelitian yang dilakukan, maka didapatkanlah faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi dimana memiliki variabel independen seperti harga dasar gabah, harga dasar pupuk urea, dan luas areal padi. Respon mengenai luas areal panen padi dalam jangka pendek inelastis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya. Disti (2006), melakukan penelitian dengan judul Analisa pendapatan dan efisiensi produksi usahatani program pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT). Hasil yang didapatkan bahwa berdasarkan evaluasi program PTT, maka teknologi yang masih digunakan oleh petani adalah penggunaan organic padat dan efisiensi penggunaan urea, SP36, dan phonska berdasarkan pupuk berimbang. Berdasarkan hasil perbandingan tingkat pendapatan, bahwa penggunaan faktor produksi usahatani masih dapat ditingkatkan, alasannya adalah ditunjukkan oleh nilai R/C rasio atas biaya tunai lebih besar dibandingkan dengan biaya aktual. Rohela (2008), melakukan penelitian yang berjudul Dampak program peningkatan produksi beras nasional (P2BN) terhadap pendapatan petani. Hasil 14

penelitian yang dilakukan adalah apabila dilihat dari bilai R/C rasio yang didapatkan bahwa nilai R/C rasio petani program lebih tinggi apabila dibandingkan dengan petani non program. Berdasarjan hasil analisis pendapatan usahatani bahwa petani padi program P2BN lebih tinggi yaitu sebesar 5.757 kg/ha. Dalam pengujian efektif tidaknya program P2BN dalam meningkatkan pendapatan petani maka dilakukan analsisi regresi berganda dalam mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani dengan variabel independen yang dimiliki antara lain adalah biaya tenaga kerja, biaya saprodi, hasil produksi. Harga jual. Variabel dependennya adalah pendapatan petani, dengan dummy D 1 untuk petani yang berpendidikan SMP, D 2 utnuk petani yang berpendidikan SMA, D 3 untuk petani lahan sendiri, dan D 4 untuk petani peserta program P2BN. Penelitian berjudul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Benih Padi Varietas Ciherang (Studi Kasus : Petani Penangkar Benih PT. Sang Hyang Seri (Persero) Regional Manager (RM) I Unit Bisnis Daerah (UBD) Khusus Sukamandi, Subang Jawa Barat memiliki persamaan dan perbedaan Persamaan dengan Lestari, Disti, dan Rohela adalah didalam menganalisa pendapatan yang didapatkan oleh petani, sedangkan persamaan dengan femina adalah didalam menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi. Persamaannya secara umum adalah terdapat beberapa kesamaan komoditi yang digunakan, menganalisis gambaran umum kemitraan, karakteristik responden, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi. Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya adalah lebih spesifik terhadap produksi benih dengan spesifik penggunaan varietas ciherang dan masalah yang diteliti berbeda. 15