BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ELEKTRONIKA DASAR 105J

KAPASITOR (KONDENSATOR)


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dielektrik.gambar 2.1 merupakan gambar sederhana struktur kapasitor. Bahan-bahan

. A KAPASIT OR. Struktur Kapasitor 2008/11/19. Dosen: Suharyanto Asisten: Andhang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Materi ajar. Kapasitor

Kalibrasi Sistem Tomografi Komputer Dengan Metode Perbandingan Jumlah Cacah Puncak Spektrum Berbasis Detektor Photodioda CsI(Tl)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ditulis pada Senin, 18 Mei :12 WIB oleh fatima dalam katergori Elektronika tag

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MAKALAH KAPASITOR. Oleh: : Jheny Neriza Amanda. Nim : JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

Kapasitor. prinsip dasar kapasitor Q = CV.(1) C = (8.85 x ) (k A/t)...(2)

BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL

KAJIAN KETEBALAN TANAH LIAT SEBAGAI BAHAN DIELEKTRIK KAPASITOR PLAT SEJAJAR. Jumingin 1, Susi Setiawati 2

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian secarageografisterletakpada107 o o BT

I. Tujuan Praktikum. kapasitor. muatan listrik pada kapasitor. 1. Mengetahui bentuk dan jenis Kapasitor.

PELATIHAN ROBOTIKA TINGKAT BEGINNER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2. KOMPONEN PASIF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

RESUM MATERI ELEKTRONIKA TENTANG KAPASITOR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MUATAN, MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK DEPARTEMEN FISIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Komponen Elka 1 : Kapasitor 1. Kapasitor. Gambar 1 : prinsip dasar kapasitor

Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN DAN PABRIKASI

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Karakterisasi XRD. Pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga listrik adalah unsur yang paling penting dalam kehidupan modern

DETEKTOR RADIASI. NANIK DWI NURHAYATI, S.Si, M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id

Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

penanganan limbah, yaitu dengan menampung limbah laboratorium tersebut,

BAHAN DIELEKTRIK. Misal:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

listrik Gaya fundamental Berkas Elektron Sinar - X Hukum Coloumb Induksi Tabung Katoda Tabung Televisi Isolator dan konduktor Sistem Syaraf

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebuah konstruksi didirikan diatasnya. Hal ini disebabkan karena tingginya kadar

BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG. Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga

BAB II KOMPONEN MULTIVIBRATOR MONOSTABIL. Didalam membuat suatu perangkat elektronik dibutuhkan beberapa jenis

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

I. PENDAHULUAN. Perkembangan jaman, populasi dan teknologi yang pesat, mengakibatkan permintaan

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI ASAM OKSALAT TERHADAP KETEBALAN LAPISAN OKSIDA PADA ALUMINIUM FOIL HASIL PROSES ANODISASI SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

DETEKSI SISI CITRA TOMOGRAFI SINAR X MENGGUNAKAN OPERATOR LAPLACE. Supurwoko, Sarwanto Pendidikan Fisika FKIP UNS Surakarta ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Jenis kopi yang dihasilkan di Lampung cukup beragam. Contohnya seperti kopi

MAKALAH BAHAN ELEKTRIK KAPASITOR

PERTEMUAN KE 1 (50 MENIT)

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumen yang letaknya saling berjauhan. Karena dengan menaikkan tegangan maka

Materi Listrik. LISTRIK STATIS Hukum Coulomb Medan Listrik Potensial Listrik Kapasitor Contoh Soal

EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD

BAB I PENDAHULUAN. fenomena partial discharge tersebut. Namun baru sedikit penelitian tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga

Eksperimen HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data

BAB IV HASIL PENELITIAN

PENGUKURAN LEVEL PERMUKAAN CAIRAN DENGAN PRINSIP KAPASITANSI MENGGUNAKAN PLAT SEJAJAR

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X

GEOFISIKA EKSPLORASI. [Metode Geolistrik] Anggota kelompok : Maya Vergentina Budi Atmadhi Andi Sutriawan Wiranata

Gambar 4.2 Larutan magnesium klorida hasil reaksi antara bubuk hidromagnesit dengan larutan HCl

Fisika EBTANAS Tahun 1996

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak

CATU DAYA DC TETAP +5V DAN +12V / 10A UNTUK LABORATORIUM ELEKTRONIKA

TENTANG : PENGUASAAN KONSEP-KONSEP FISIKA

Transducer merupakan suatu perangkat / alat yang dapat merobah suatu besaran menjadi besaran lain, atau sebaliknya.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Conductor dan Dielektrik

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

Sinar x memiliki daya tembus dan biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Untuk mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem tenaga listrik terdiri atas tiga bagian utama, yaitu pusat pembangkit,

BABI PENDAHULUAN. semakin meningkat, maka perlu dilakukan suatu perencanaan dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN TERHADAP LAJU PELEPASAN MATERIAL, OVERCUT, DAN TAPERING PADA PROSES ELECTROCHEMICAL

Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. ditribusi impedansi yang berbeda pada setiap jaringan (Vauhkonen, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. di bidang industri mekanik dan elektronik untuk membuat produk dengan

PROTOTIPE UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN REAKTOR ELEKTROKIMIA (UPAL-RE) UNTUK MELAYANI HOME INDUSTRY BATIK (259L) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. manufacturing dan automotive, maka banyak sekali inovasi-inovasi maupun

BAB I PENDAHULUAN. Radiodiagnostik merupakan tindakan medis yang memanfaatkan radiasi

METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan. 3.2 Alat dan Bahan Bahan Alat

KAJIAN JURNAL : PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL BATA MERAH PEJAL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kapasitor atau kondensator merupakan salah satu komponen penting dalam rangkaian elektronika karena berfungsi untuk menyimpan muatan listrik. Secara umum, kapasitor digambarkan sebagai dua buah pelat elektroda sejajar dengan luas tertentu yang dibatasi oleh bahan dielektrik dalam ruang vakum. Saat kedua elektroda diberi muatan listrik, maka muatan positif akan berkumpul pada permukaan salah satu elektroda dan muatan negatif akan berkumpul pada permukaan elektroda lainnya (Muslim, 2001). Perpindahan muatan pada masingmasing elektroda tidak mungkin terjadi karena adanya bahan dielektrik yang bersifat isolator diantara kedua pelat elektroda. Salah satu jenis kapasitor yang umum digunakan dalam rangkaian elektronika adalah kapasitor elektrolit (Electrolytic Capacitor, Elco) aluminium. Kapasitor elektrolit terdiri dari pelat aluminium, kertas berisi larutan elektrolit dan lapisan aluminium oksida yang saling melekat dan tergulung. Lapisan aluminium oksida, yang merupakan dielektrik dari kapasitor elektrolit, dihasilkan ketika elektrolit mengoksidasi pelat aluminium melalui proses elektrolisis. Dengan ukuran yang relatif kecil, kapasitor elektrolit aluminium memiliki kemampuan penyimpanan muatan listrik yang cukup tinggi. Kapasitor elektrolit aluminium dapat beroperasi jika dialiri arus listrik dengan tegangan yang tidak melebihi batas maksimal tegangan operasional. Tegangan yang diberikan pada kapasitor akan mempengaruhi ketebalan dari lapisan aluminium oksida. Jika tegangan yang diberikan pada kapasitor melebihi batas tegangan operasional akan menyebabkan peningkatan tekanan yang cukup tinggi pada bagian internal kapasitor (Nichicon, 2014). Kesalahan lain dalam operasional kapasitor adalah pemberian muatan listrik yang terbalik. Kondisi ini terjadi pada kapasitor polar. Pada kapasitor polar, bagian anoda diberi muatan positif sedangkan bagian katoda diberi muatan negatif. Jika muatan yang 1

2 diberikan terbalik akan menyebabkan meningkatnya tekanan pada internal kapasitor. Peningkatan tekanan menyebabkan terjadinya perubahan struktur kapasitor seperti adanya kebocoran, perubahan dimensi baik pada bagian tabung pembungkus maupun bagian internal dari kapasitor hingga ledakan (Platt, 2013). Proses pembuatan kapasitor elektrolit aluminium membutuhkan ketelitian tinggi. Kesalahan kecil dari struktur kapasitor dalam proses pembuatan akan sangat berpengaruh pada kinerja kapasitor. Kesalahan struktur pada kapasitor umumnya berupa kebocoran tabung dan kesalahan dimensi dari struktur kapasitor. Kebocoran tersebut dapat terjadi pada bagian tabung aluminium ataupun pada karet penutup. Jika terjadi kebocoran, larutan elektrolit yang terdapat pada kapasitor akan menguap sehingga mempengaruhi kinerja dari kapasitor. Kebocoran yang terjadi juga menyebabkan kapasitor tidak dalam kondisi kedap udara. Kesalahan dimensi dapat terjadi akibat kesalahan operasional ataupun kesalahan pada proses produksi. Kesalahan operasional pada pemberian muatan atau tegangan menyebabkan terjadinya perubahan dimensi tabung dan diameter inti kapasitor akibat peningkatan tekanan pada bagian internal kapasitor. Kesalahan pada proses produksi dapat berupa perbedaan luasan pelat aluminium. Perbedaan luasan dari pelat yang digunakan akan mempengaruhi nilai kapasitansi dari kapasitor. Informasi mengenai struktur kapasitor menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa kapasitor yang dihasilkan memiliki kinerja yang baik. Kebutuhan akan penggunaan kapasitor yang tinggi mengharuskan proses produksi dilakukan secara cepat. Proses produksi kapasitor dalam jumlah besar sangat memungkinkan dihasilkan kapasitor yang tidak sesuai standar. Pengujian akhir mengenai fisik dan kualitas sangat dibutuhkan agar kapasitor yang dihasilkan telah memenuhi standar. Proses kendali mutu (quality control) kapasitor khususnya pada bagian dalam dari kapasitor tentu tidak dapat dilakukan tanpa bantuan teknologi. Selama proses kendali mutu, pembungkus kapasitor tidak boleh dibuka atau dirusak. Dibutuhkan metode pengujian yang tidak merusak (Non-Destructive Testing and Inspection, NDT & I) untuk memastikan fisik dan kualitas kapasitor yang diproduksi telah memenuhi standar tertentu.

3 Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk menganalisis bagian internal dari suatu objek adalah tomografi. Tomografi merupakan teknik pencitraan untuk menganalisis struktur dan komposisi internal dari objek pengamatan. Pengujian dilakukan dengan memancarkan gelombang elektromagnetik terhadap objek. Gelombang elektromagnetik yang melewati objek kemudian divisualisasikan (Grangeat, 2009). Tomografi berasal dari bahasa Yunani yang merupakan penggalan dua buah kata, yakni tomos yang berarti potongan dan gramma yang berarti tulisan (Romans, 2011). Dapat dikatakan bahwa tomografi merupakan teknik pencitraan atau pemindaian yang mempresentasikan tampang lintang dari suatu objek 3D tanpa pembedahan (Kusminarto dkk., 1991). Tomografi sangat tepat digunakan untuk melakukan pengujian atau diagnosis internal dari objek karena sifatnya berupa teknik analisis tak merusak (Non- Destructive Testing, NDT; Non-Invasive Testing, NIT) (Suparta, 1989). Pada awal penemuan, tomografi digunakan untuk bidang kesehatan. Tanggal 1 Oktober 1971, tomografi pertama kali digunakan untuk mendiagnosis seorang wanita yang menderita tumor otak (Ciernak, 2011). Saat ini tomografi telah digunakan dibeberapa bidang termasuk bidang industri. Perkembangan ilmu komputer, sistem deteksi dan kamera CCD menjadikan tomografi 3D sebagai teknologi penting untuk pengujian internal material, kerusakan dari suatu komposit hingga aliran fluida dalam batuan (Grangeat, 2009). Salah satu sistem dari tomografi adalah Computed Tomography (CT) atau Tomografi Komputer (TK). Sistem TK dioperasikan menggunakan perangkat komputer, baik dalam proses pengambilan data hingga proses rekonstruksi yang menghasilkan citra tampang lintang dari objek. Sumber radiasi yang digunakan pada sistem TK adalah sinar-x atau sinar gamma. Tahapan dari sistem TK adalah dengan melakukan rotasi pada objek selama proses pemindaian sehingga dihasilkan proyeksi objek dari berbagai sudut. Kumpulan proyeksi yang diperoleh kemudian disusun menjadi sinogram dan direkonstruksi menggunakan perangkat lunak pada komputer sehingga dihasilkan citra tampang lintang dari objek. Jika proses pemindaian menghasilkan banyak sinogram, maka akan dihasilkan kumpulan citra tampang lintang objek. Kumpulan citra tampang lintang objek

4 kemudian disusun sehingga menghasilkan citra 3D (Petit dkk., 2013). Keunggulan dari sistem TK adalah objek tidak perlu persiapan khusus (material dapat berupa padatan, cairan, bubuk hingga pasta), tidak melibatkan zat kimia, pengujian dapat diulang dan secara kolektif, dapat dipresentasikan secara visual. Pengujian dapat dilakukan untuk skala makroskopik dan mikroskopik (Mikro-Tomografi Komputer) (Handayani, 2006). Laboratorium Fisika Citra Jurusan Fisika FMIPA UGM telah memiliki sistem Mikro-Tomografi Komputer Sinar-X (Mikro-TK sinar-x) yang mampu menghasilkan citra tomografi 3D. Pada pembangkit sinar-x, Molibdenum digunakan sebagai anoda, sedangkan bagian detektor digunakan sungkup fluoroskopi dan kamera CCD. Sungkup fluoroskopi memberikan efek pendaran yang sebanding dengan intensitas sinar-x setelah melewati objek. Pendaran yang dihasilkan kemudian direkam menggunakan kamera CCD, lalu didigitisasi dan ditampilkan menggunakan unit komputer dalam bentuk citra negatif. Sistem Mikro-TK sinar-x tersebut dirancang untuk pengamatan objek berukuran kecil sehingga sangat tepat digunakan untuk pengamatan kapasitor. Pada penelitian ini akan dilakukan pengamatan terhadap kapasitor elektrolit aluminium dengan nilai kapasitansi 1000 µf menggunakan sistem Mikro-TK sinar-x. Pengujian dilakukan dengan beberapa kapasitor yang diberi perlakuan berbeda. Profil dan citra tomografi yang dihasilkan diamati dan dibandingkan untuk masing-masing kapasitor. Ketelitian citra tomografi yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan struktur dari objek kapasitor. 1.2 Rumusan Masalah Proses kendali mutu menggunakan sistem Mikro-TK sinar-x bukan merupakan hal baru dalam dunia industri. Kualitas dari sistem Mikro-TK sinar-x yang digunakan sangat mempengaruhi keakuratan hasil. Proses kendali mutu merupakan proses pengujian tanpa toleransi. Kapasitor yang mengalami kerusakan sekecil apapun akan dinyatakan tidak lolos dari proses kendali mutu. Sifat dari proses kendali mutu yang sangat ketat, menjadikan Mikro-TK sinar-x yang digunakan harus memberikan kualitas pengujian yang akurat. Dengan

5 pertimbangan tersebut, maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah perangkat Mikro-TK sinar-x di Laboratorium Fisika Citra Jurusan Fisika FMIPA UGM dapat digunakan untuk melakukan uji inspeksi kapasitor? 2. Bagaimana detail citra dan ukuran dimensional yang diperoleh berdasarkan citra tomografi yang dihasilkan? 3. Bagaimana hasil pengamatan mengenai kerapatan, profil citra tomografi dan koefisien atenuasi linear (µ) dari kapasitor yang diuji? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menguji perangkat Mikro-TK sinar-x di Laboratorium Fisika Citra Jurusan Fisika FMIPA UGM untuk melakukan uji inspeksi kapasitor. 2. Menganalisis detail citra dan ukuran dimensional yang diperoleh berdasarkan citra tomografi yang dihasilkan. 3. Menganalisis kerapatan, profil citra tomografi dan koefisien atenuasi linear (µ) dari kapasitor yang diuji. 1.4 Batasan Masalah Batasan-batasan yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini menggunakan perangkat Mikro-TK sinar-x generasi pertama yang masih terus dikembangkan di Laboratorium Fisika Citra Jurusan Fisika FMIPA UGM. 2. Objek kapasitor yang digunakan adalah kapasitor elektrolit aluminium dengan nilai kapasitansi 1000 µf dan tegangan operasional maksimal 16 V karena dimensinya sesuai dengan ukuran objek yang dimungkinkan oleh alat Mikro-TK sinar-x.

6 3. Pengujian dilakukan terhadap kapasitor dalam kondisi baik (C1) yang dibandingkan dengan kapasitor yang mengalami kerusakan akibat kebocoran (C2) dan kesalahan pemberian muatan listrik (C3). 4. Analisis hanya meliputi kerapatan, profil citra dan koefisien atenuasi linear (µ) pada bagian inti kapasitor. 1.5 Hipotesis Penelitian Hipotesis dari penelitian ini adalah: 1. Kapasitor elektrolit aluminium dapat dianalisis dengan menggunakan perangkat Mikro-TK sinar-x di Laboratorium Fisika Citra FMIPA UGM. 2. Perbedaan kondisi antara kapasitor dalam kondisi baik akan berbeda dengan kapasitor dalam kondisi tidak baik karena kebocoran ataupun kesalahan operasional yang dikaji berdasarkan informasi perbedaan profil citra serta nilai koefisien atenuasi linear (µ). 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Diperoleh bukti rekam jejak penerapan Mikro-TK 3D sinar-x yang telah dibuat di Jurusan Fisika FMIPA UGM untuk uji inspeksi produk industri. 2. Diperolehnya pemahaman tentang bukti manfaat sistem Mikro-TK untuk mengamati struktur internal dari objek tertentu, seperti kapasitor elektrolit. 3. Diperolehnya analisis detail objek berdasarkan citra tomografi yang dihasilkan menggunakan sistem Mikro-TK 3D sinar-x. 4. Diperolehnya cara menganalisis kerapatan, profil citra tomografi, koefisien atenuasi linear (µ) dan dimensi atas suatu objek yang diuji inspeksi menggunakan sistem Mikro-TK sinar-x.