BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Sebagaimana tujuan dari negara Indonesia juga dapat sama-sama kita

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan suatu negara. Pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. juga di Indonesia. Dengan berkembangnya teknologi dan informasi, segala hal dapat. memanfaatkan internet dalam melakukan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang telah berkembang dan menerapkannya dalam pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan Indonesia dan bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan

PENDAHULUAN BAB I. terus berupaya dalam memaksimalkan potensi pajak untuk memenuhi APBN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. ini pemungutnya dilaksakan oleh Pemerintah Pusat khususnya Depertemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pajak merupakan sumber penerimaan yang paling potensial di Indonesia.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perpajakan, disebutkan bahwa: WajibPajak adalah orang pribadi atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tugas Akhir. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling potensial. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. langsung berhubungan dengan teori keahlian yang diterima diperkuliahan. Praktik

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH definisi pajak yaitu iuran rakyat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Dalam hal ini peran masyarakat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya. Guna

BAB I PENDAHULUAN. paling populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjadi negara maju. Memiliki penduduk yang termasuk padat tidak

BAB I PENDAHULUAN. adalah Self Assessment System yang berarti wajib pajak diberi kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan nasional sangat ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) langsung dapat membimbing kita kedalam dunia kerja nyata guna memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memperhatikan masalah pembiayaan dan pembangunan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri, menurut Rochmat Soemitro dalam bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. anggaran dana yang besar. Dana tersebut diperoleh dari penerimaan dalam negeri dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia sedang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak dipungut melalui pemerintah daerah maupun pemerintah pusat

kesadaran masyarakatnya dalam mematuhi aturan-aturan yang ditentukan oleh pelayanan dan fasilitas umum maupun penyediaan biaya bagi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan terhadap Wajib Pajak dalam melakukan kewajiban perpajakannya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan berbagai terobosan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. disebabkan masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) (APBN) terbesar. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) untuk mewujudkannya. Untuk menanggulangi dana yang cukup besar itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi. Pajak mempunyai definisi yang berbeda-beda menurut sudut pandang yang

BAB I PENDAHULUAN. yang diperjualbelikan, telah dikenai biaya pajak selain dari pada harga pokoknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Penggalian potensi penerimaan dalam negeri akan terus ditingkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber penerimaan terbesar dari APBN negara Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Politik Universitas Sumatera Utara. Karena sifatnya untuk memberikan dan belajar keahlian

BAB I PENDAHULUAN. kepada negara, maka negara menetapkan perpajakan sebagai salah satu sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. kualitas tersebut. Salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan Praktik Kerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) tengah menggalakkan pembangunan disegala aspek kehidupan masyarakat,

BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan (daya pikul) masing-masing yang dapat dipaksakan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. rakyat pada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) PKLM adalah suatu kegiatan yang dilakukan mahasiswa secara mandiri yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang masih terus

BAB I PENDAHULUAN. negara yaitu baik dari segi pembangunan masyarakat, kesejahteraan, keamanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) tujuan pembangunan tersebut. Untuk mencapai pembangunan itu maka pemerintah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembangunan nasional yang berlangsung terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pada pembangunan di masing-masing daerah. Terutama kota Medan yang

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) dilewati dan harus dilaksanakan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan sumber pendapatan terbesar bagi Anggaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) untuk menjembatani antara dunia pendidikan dengan dunia kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Berdasarkan UU No 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari hasil Pajak Daerah. Pajak

Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh. untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya. Dari berbagai alasan pengenaan pajak, kebijakan pajak di Indonesia akhir-akhir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. berbagai faktor pendukung terutama stabilitas ekonomi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui,peranan pajak semakin besar dan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak saat ini berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan yang dilakukan mahasiswa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Theory of Reasoned Action atau Teori Aksi Rencana (TRA)

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan dan pembangunan di negara kita ini, tentu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pemerintahan karena jumlahnya relatif stabil. Dari sektor pajak diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Dimana setiap warga negara yang memenuhi syarat secara hukum, wajib untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) Pembangun Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ).

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun diubah/disempurnakan dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, pajak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) salah satu kota terbesar di Indonesia, tidak luput dari keikutsertaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran. ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

BAB II LANDASAN TEORI. bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sistem pemungutan pajak yaitu Official Assessment System dan Self assessment

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. selalu melakukan pembangunan guna kemajuan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. volume dan dinamika pembangunan itu sendiri. Berdasarkan Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) yang mampu berperan sebagai tenaga yang terampil, kritis dan siap untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pajak dan pandangan para ahli dalam bidang tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pengalaman praktis di lapangan yang secara langsung. berhubungan dengan teori teori keahlian yang diterima di bangku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri. mahasiswa secara mandiri yang bertujuan memberikan pengalaman praktis di

BAB I PENDAHULUAN. H. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Utara, oleh sebab itu mahasiswa/i diwajibkan untuk melakukan riset dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri. yang semula dilakukan Cuma-Cuma dan sifatnya memaksa tersebut.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tugas Akhir Pajak memegang peranan penting terhadap penerimaan negara dan bertujuan untuk pembangunan nasional serta kemakmuran rakyat. Dengan adanya pajak maka pemerintah bisa menjadikan negara ini menjadi negara yang maju, negara yang bisa terbebas dari utang, dan negara yang memiliki tingkat perekonomian yang tinggi. Sebagaimana tujuan dari negara Indonesia juga dapat sama-sama kita lihat dalam pembukaan UUD 1945 yakni memajukan kesejahteraan umum Pajak juga bersifat dinamik dan mengikuti perkembangan kehidupan sosial dan ekonomi negara serta masyarakatnya. Tuntutan akan peningkatan penerimaan, perbaikan dan perubahan mendasar dalam segala aspek perpajakan menjadi alasan dilakukannya reformasi perpajakan dari waktu ke waktu, yang berupa penyempurnaan terhadap kebijakan perpajakan dan sistem administrasi perpajakan, agar basis pajak dapat semakin diperluas, sehingga potensi penerimaan pajak yang tersedia dapat dipungut secara optimal dengan menjunjung asas keadilan sosial dan memberikan pelayanan prima kepada wajib pajak. Pajak memiliki beberapa fungsi yang sangatlah penting untuk sama-sama kita pahami. Fungsi pajak yang pertama yakni fungsi budgetair (sumber keuangan negara) artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. Yang kedua yakni 1

2 fungsi regularend (pengatur) artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan. Menurut Siti Resmi (2011) Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap Subjek Pajak atau penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam satu tahun pajak. Peraturan perundangan yang mengatur Pajak Penghasilan di Indonesia adalah UU No.7 Tahun 1983 yang telah disempurnakan dengan UU No.7 Tahun 1991, UU No.10 Tahun 1994, UU No.17 Tahun 2000, UU No.36 Tahun 2008, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri Keuangan, Keputusan Direktur Jenderal Pajak maupun Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Undang-undang Pajak Penghasilan menyatakan bahwa penghasilan merupakan setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun. Dalam konteks orang pribadi, penghasilan dapat berasal kegiatan usaha, pekerjaan bebas ataupun penghasilanpenghasilan lainnya. Dalam hal orang pribadi menjalankan kegiatan usaha dan melaksanakan pembukuan, penghasilan neto dihitung dengan mengurangkan peredaran usaha dengan harga pokok penjualan dan biaya usaha. Penghasilan neto dari kegiatan usaha selanjutnya akan dilakukan beberapa penyesuaian fiskal baik positif maupun negatif. Penyesuaian ini adalah penyesuaian penghasilan neto komersial dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak berdasarkan Undang Undang

3 Pajak Penghasilan beserta peraturan pelaksanaannya, yang dapat bersifat menambah maupun mengurangi penghasilan kena pajak. Dalam hal wajib pajak yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas namun peredaran usahanya atau peredaran brutonya kurang dari Rp4,8 miliar setahun maka Wajib Pajak dapat menggunakan Norma penghitungan penghasilan Neto Selain itu Wajib Pajak yang memiliki pekerjaan bebas seperti dokter pengacara, notaris, akuntan, konsultan, penilai, aktuaris dan arsitek juga wajib melaporkan penghasilan brutonya dan Pajak Penghasilannya. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok Direktorat Jenderal Pajak dalam meningkatkan penerimaan Negara, salah satu upaya yang telah dilakukan pihak Direktorat Jenderal Pajak dengan menerapkan teknologi informasi dalam pelayanan perpajakan kepada Wajib Pajak. Perubahan mendasar yang berkaitan dengan modernisasi pajak terjadi di awal tahun 2005 yaitu dilaksanakannya pelayanan kepada Wajib Pajak yang baru untuk menfasilitasi penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) menggunakan elektronik (e-filing). Electronic Filing System (e-filing) yaitu sistem pelaporan/penyampaian pajak dengan Surat Pemberitahuan (SPT) yang dilakukan secara elektronik melalui sistem online yang real time. Fasilitas e-filing ini merupakan terobosan yang dilakukan DJP untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada Wajib Pajak dalam hal kemudahan melaporkan jumlah pajak yang harus dibayarkan. Dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-88/PJ./2004 tentang

4 Penyampaian SPT secara elektronik dilakukan melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (Application Service Provider) yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak. Untuk pengaturannya lebih lanjut maka dikeluarkanlah Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-05/PJ./2005 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan secara Elektronik (efiling) melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Penyampaian SPT yang dilakukan Wajib Pajak juga tidak lepas dari berbagai masalah teknis yang dihadapi Wajib Pajak seperti dibutuhkan waktu yang lama untuk merekam data SPT di Kantor Pelayanan Pajak khususnya data lampiran SPT, input data sangat banyak sehingga proses pembuatan SPT lama, pemborosan kertas, dan bila terjadi kehilangan data misalnya kebakaran tidak ada backup data. Masalah-masalah diatas dapat memperlambat pelayanan. Maka dari itu Direktorat Jenderal Pajak memberi kemudahan untuk mengatasi masalahmasalah tersebut dengan penggunaan e-filing sebagai fasilitas pendukung. Tujuan e-filing ini bagi Aparat pajak yaitu memudahkan mereka dalam pengelolaan database karena penyimpanan dokumen-dokumen Wajib Pajak telah dilakukan dalam bentuk digital. Selain itu mengurangi beban administrasi yang besar bagi DJP dalam melakukan penerimaan, pengolahan, dan pengarsipan SPT di sepanjang tahun. iii Kantor Pelayanan Pajak Pratama merupakan unit kerja dari Direktorat Jendral Pajak yang melaksanakan pelayanan di bidang perpajakan kepada masyarakat baik yang telah terdaftar sebagai Wajib Pajak maupun belum, di dalam lingkup wilayah kerja Direktorat Jendral Pajak (Wikipedia, 2015). Dari sekian banyak Kantor Pelayanan Pajak,

5 Dengan adanya sistem ini, para Wajib Pajak diharapkaan lebih mudah melaksanakan kewajibannya terutama dalam pelaporan SPT tanpa harus mengantri di Kantor Pelayanan Pajak sehingga dirasa lebih efektif dan efisien. Selain itu, pengiriman data Surat Pemberitahuan (SPT) dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja selama (24 jam dalam 7 hari), dimana data akan dikirim langsung ke database Direktorat Jenderal Pajak dengan fasilitas internet yang disalurkan melalui website DJP. Namun pada kenyataannya proses untuk melakukan efisiensi kewajiban pajak melalui fasilitas e-filing ini tidak semudah yang dibayangkan, misalnya kesulitan yang dialami WP untuk entry data dokumen perpajakannya karena belum memahami sepenuhnya mengenai mekanisme penyampaian SPT pajak secara elektronik tersebut. Untuk mengetahui gambaran lebih jelas mengenai permasalahan tersebut maka Penulis bermaksud untuk membuat sebuah tulisan dari hasil penelitian yang dilakukan dalam bentuk Tugas Akhir dengan judul PEMENUHAN KEWAJIBAN PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI MELALUI SISTEM E-FILING DAN MANUAL DI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN POLONIA

6 1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan Tugas Akhir Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah : a) Untuk melihat perkembangan dan perbandingan SPT melalui E-filing dan manual yang dilaporkan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia b) Untuk mengetahui Kendala yang dihadapi dalam pemenuhan kewajiban pelaporan SPT orang pribadi Melalui sistem E-filing Adapun manfaat penulisan Tugas Akhir adalah sebagai berikut : 1.Bagi Mahasiswa a. Menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan mengenai sistem penyampaian pajak melalui sistem E-filing dan Manual 2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia a. Sebagai sarana menciptakan hubungan yang baik dengan khususnya program studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP USU). b. Sebagai bahan masukan atau bahan pembelajaran mengenai tingkat kepatuhan wajib pajak terhadap sistem pelayanan pajak modern c. Sebagai sarana untuk mempromosikan citra Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

7 3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP USU) a. Dapat menambah informasi praktis bagi lembaga pendidikan mengenai sistem penyampaian e-filing dan manual khususnya penyampaian/pelaporan SPT. b. Merupakan tambahan informasi bagi mahasiswa yang akan menyusun Tugas Akhir yang ada kaitanya dengan penulisan ini. c. Untuk Menjalin Kerjasama FISIP USU dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia untuk mempromosikan sumber daya 1.3 Uraian Teoritis A Pengertian Pajak Menurut Soemitro, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Menurut Djajadiningrat yang ditulis oleh Siti Resmi (2007:1), Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas Negara yang disebabkan suatu keadilan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari Negara secara langsung untuk memelihara kesejahteraan secara umum.

8 Menurut Adriani, Pajak adalah iuran masyarakat kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum dalam menyelenggarakan pemerintahan. Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Dari beberapa defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa : 1. Pajak dipungut berdasarkan Undang-Undang 2. Sifatnya dapat dipaksakan 3. Tidak ada kontraprestasi secara langsung yang dirasakan pembayar pajak 4. Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah 5. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah (rutin dan pembangunan) bagi kepentingan masyarakat umum.

9 B Fungsi Pajak 1. Fungsi Budgetair (Anggaran), suatu fungsi dimana pajak dipergunakan sebagai alat untuk memasukkan dana secara optimal ke kas Negara berdasarkan Undang-Undang perpajakan yang berlaku. 2. Fungsi Regulerend (Pengatur), Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang social dan ekonomi. C Jenis Pajak Terdapat beberapa jenis pajak yang dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu menurut golongannya, menurut sifatnya, menurut lembaga pemungutannya. 1. Menurut golongannya pajak dikelompokan menjadi dua yaitu : A. Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain atau pihak lain. B. Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan kepada pihak lain. 2. Menurut sifatnya pajak dikelompokan menjadi dua yaitu : A. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya dan selanjutnya dicari syarat objektifnya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. B. Pajak Objektif, yaitu pajak yang berdasarkan objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak.

10 3. Menurut lembaga pemungutannya pajak dikelompokan menjadi dua yaitu: A. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara. B. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. D. Pajak Penghasilan Menurut Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak 1 Subjek Pajak Penghasilan A. Orang Pribadi Orang Pribadi sebagai subjek dapat bertempat tinggal atau berada di Indonesia ataupun diluar Indonesia B. Warisan yang belum terbagi Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan merupakan subjek pajak pengganti,menggantikan mereka yang berhak yaitu ahli waris,penunjukan warisan yang belum terbagi sebagai subjek pajak pengganti dimaksudkan agar pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal dari warisan tersebut tetap dapat dilaksanakan C. Badan Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas,perseroan komanditer,perseroan

11 lainnya,badan usaha milik Negara atau daerah dengan nama dan dalam bentukapapun,firmakongsi,koperasi,danapensiun,persekutuan,perkump ulan,yayasan,organisasi massa,organisasi politik,atau organisasi lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan Bentuk Usaha Tetap. D. Bentuk Usaha Tetap Bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinngal di Indonesia,orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangkan waktu dua belas bulan dan badan yang tidak didirikan yang tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan usaha di Indonesia.Untuk menetapkan perhitungan wajib pajak orang pribadi maka diperlukan sebuah wadan untuk melaporkan pajak yang terutang tersebut yaitu Surat Pemberitahuan Pajak (SPT). E. Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak,objek pajak dan/atau bukan objek pajak,dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. F. Fungsi SPT Fungsi Surat Pemberitahuan bagi wajib pajak pajak penghasilan adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang.

12 1. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan/atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu tahun pajak atau bagian tahun pajak 2. Penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan objek pajak 3. Harta dan kewajiban 4. Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam satu masa tahun pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. G. Jenis SPT Jenis SPT meliputi : 1.SPT Tahunan Pajak Penghasialan yang terdiri atas: A. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan (1771- Rupiah) B. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan yang diizinkan menyelenggarakan pembukuan dalam Bahasa Inggris dan mata uang Dollar Amerika (1771-US) C. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai penghasilan dari usaha/pekerjaan bebas yang menyelenggarakan pembukuan atau norma penghitungan penghasilan neto dari satu atau lebih pemberi kerja yang dikenakan Pph final dan/atau bersifat final dari prenghasilan lain (1770)

13 D. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai penghasilan dari satu atau lebih pemberi kerja dalam negeri lainnya dikenakan Pph final dan/atau bersifat final (1770S) E. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai penghasilan dari satu atau lebih pemberi kerja dengan penghasilan bruto yang tidak melebihi Rp.60.000.000 (1770SS) 1.SPT Masa yakni: A. SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) B. SPT Masa PPh Pasal 15 C. SPT Masa PPh Pasal 21dan Pasal 26 D. SPT Masa PPh Pasal 22 E. SPT Masa PPh Pasal 23 dan Pasal 26 F. SPT Masa PPN dan PPnBM G. SPT Masa PPN dan PPnBM bagi pemungut

14 H. e-filing e-filing adalah suatu cara penyampaian Surat Pemberitahuan tahunan secaraelektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui internet pada website Direktorat Jenderal Pajak atau penyedia layanan SPT elektronik atau application service provider (ASP) Latar Belakang dari peluncuran e-filing 1. Banyaknya antrian Wajib Pajak dilokasi Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) 2. Beban pengarsipan dan pengolahan Surat Pemberitahuan (SPT) yang semakin meningkat 3. Semakin mudahnya dalam mengakses internet saat ini serta semakin banyak penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari 4. Wajib Pajak yang semakin terbuka dalam kemajuan teknologi sehingga memudahkan dalam penggunaannya 5. Program pemerintah yang telah dikeluarkan tentang Go Green dapat diterapkan dalam bidang perpajakan ini. 6. Penghematan waktu dan biaya dalam menggunakan sistem online yang dapat dilaporkan setiap waktu maupun tempat 7. Pegawai Pajak yang melayani Wajib Pajak tidak sebanyak dalam melakukan pelaporan manual.

15 I. Jenis-jenis layanan e-filing 1. Melalui Application Service Provider (ASP) e-filing melalui ASP dapat digunakan untuk semua jenis pajak saat ini dapat digunakan melalui 4 ASP yaitu : A. www.pajakku.com B. C. D. www.laporpajak.com www.spt.co.id www.online-pajak.com 2. Melalui situs pajak.go.id Yaitu dengan cara mengisi SPT melalui website http://efilling.pajak.go.id namun saat ini baru digunakan pada formulir 1770S dan formulir 1770SS J. Dasar Hukum Menurut Undang-Undang Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Nomor.6 tahun 1983 dalam hal penyampaian atau pelaoran SPT dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-03/PJ/2015 tentang penyampaian Surat Pemberitahuan melalui e-filing,pmk -152/ PMK.03/2009 tentang bentuk dan isi Surat Pemberitahuan,sertatata cara pengembalian,pengisian,penandatanganan dan penyampaian Surat Pemberitahuan.

16 1.4 RUANG LINGKUP TUGAS AKHIR Adapun yang menjadi ruang lingkup dari Tugas Akhir ini antara lain : a. perkembangan serta perbandingan SPT melalui sistem E-filing dan manual b. Kendala yang dihadapi dengan diberlakukannya sistem E-filing dan manual 1.5 METODE TUGAS AKHIR Dalam melakukan Tugas Akhir ini dilakukan secara berikut : 1Persiapan Dalam tahap ini penulis melakukan tahapan berikut : A. Memilih jenis pajak yang akan dijadikan judul yang akan dibahas B. Mengajukan judul kepada ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik C. Persetujuan penentuan judul tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri oleh ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan D. Penyusunan Proposal Praktik Kerja Lapangan Mandiri E. Seminar Proposal Praktik Kerja Lapangan Mandiri F. Memohon surat pengantar Praktik Kerja Lapangan Mandiri dari pihak Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

17 2 Studi Literatur Merupakan dasar teori yang mendukung laporan ini menyangkut masalah yang dibahas yang berasal dari buku-buku, peraturan perundang-undangan perpajakan, artikel ilmiah, catatan-catatan maupun bahasa tertulis yang berhubungan dengan Laporan Tugas akhir. 3 Observasi Lapangan Pada tahapan ini penulis telah melakukan pengamatan secara langsung dan pencatatan sesuai sistematis terhadap data yang ada pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota 4 Pengumpulan Data Yaitu kegiatan mengumpulkan data-data yang diperlukan oleh penulis untuk menyusun laporan akhir, baik data-data yang diperoleh dari tempat objek PKLM maupun data yang diperoleh melalui studi literatur. 5 Analisis Data dan Evaluasi Yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengelompokan data-data yang diperoleh selama pelaksanaan Riset untuk dianalisa dan dievaluasi sehingga memudahkan dalam penarikan kesimpulan secara jelas dan sistematis.

18 1.6 METODE PENGUMPULAN DATA Dalam melakukan pengumpulan data digunakan 3 metode: a. Dokumentasi Yaitu menggunakan dokumen-dokumen resmi atau arsip-arsip yang dianggap penting bukti otentik yang berhubungan dengan pelaksanaan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) terhadap wajib pajak orang pribadi b. Wawancara (Interview) Dalam metode ini penulis melakukan tanya jawab kepada para pegawai kantor setempat yang mengetahui hal-hal yang diperlukan dalam penulisan laporan Tugas Akhir. c. Metode Observasi Dalam metode ini penulis langsung ke lapangan untuk melakukan pengamatan terhadap data-data di Kantor Pelayanan Pajak Binjai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai dan data lain yang berhubungan dengan objek pembahasan.

19 1.7.SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN TUGAS AKHIR Adapun yang menjadi sistematis dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir adalah sebagai berikut : BAB I :PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas mengenai Latar Belakang, Tujuan dan Manfaat, Uraian Teoritis, Ruang Lingkup, Metode Pengumpulan Data dan Sistematika Penulisan Laporan. BAB II :GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI RISET Pada bab ini penulis menguraikan tentang gambaran umum lokasi penelitian, seperti sejarah singkat berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota, struktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi dari tiap-tiap bagian dalam instansi tersebut. BAB III :GAMBARAN DATA TUGAS AKHIR Dalam bab ini menjelaskan secara rinci pengertian pengertian secara teoritis dan teori teori yang berkaitan dengan Sistem pajak secara e-filing dan manual BAB IV :ANALISA DAN EVALUASI Pada bab ini penulis mengemukakan tentang analisa dan evaluasi terhadap data-data yang berhubungan dengan judul laporan.

20 BAB V :KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini penulis menguraikan kesimpulan mengenai hal-hal yang telah dikemukakan dan beberapa saran yang merupakan inti pokok permasalahan yang dibahas dalam laporan ini.