Idea Nursing Journal Vol. IV No ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI USIA 6-9 BULAN DI DESA PODOSOKO KECAMATAN SAWANGAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013

PERBEDAAN. NASKAH an. Diajukan oleh : J FAKULTAS

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

STUDI KOMPARATIF PENAMBAHAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-6 BULAN YANG DIBERI MP-ASI DAN TANPA DIBERI MP-ASI

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa)

BAB I PENDAHULUAN. 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

HUBUNGAN ANTARA ASI EKSKLUSIF DENGAN PERTUMBUHAN BAYI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Kedokteran

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN ASI NON EKSKLUSIF DENGAN PERTUMBUHAN BERAT BADAN BAYI 0-6 BULAN DI DESA GIRIPURWO, WONOGIRI

PERBEDAAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 6 BULAN YANG DIBERIKAN ASI DENGAN YANG DIBERIKAN MP-ASI DI KECAMATAN GUNUNGPATI

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan empat sasaran pembangunan kesehatan, satu diantaranya menurunkan prevalensi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Kesehatan RI, World Health Organization (WHO) dan

225 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014,

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP BERAT BADAN BAYI UMUR 4 6 BULAN (Di Wilayah Kerja Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban)

TUMBUH KEMBANG BAYI 0-6 BULAN MENURUT STATUS ASI DI PUSKESMAS TELAGA BIRU PONTIANAK

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

HUBUNGAN PERSEPSI DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-6 BULAN DI KABUPATEN KAMPAR RIAU

HUBUNGAN KEBIASAAN MENYUSUI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

PENGARUH KONSELING MENYUSUI TERHADAP PRAKTEK MENYUSUI IBU DI KECAMATAN ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH TAHUN 2010

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2013

PERBEDAAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN YANG ASI EKSLUSIF DAN NON EKSLUSIF

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Status Gizi pada Anak Usia Bawah Dua Tahun yang Diberi Susu Formula Di Daerah Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir 2015

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Fund (UNICEF) dan

PENDAHULUAN. dalam kandungan disertai dengan pemberian Air susu ibu (ASI) sejak usia

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Perbedaan Kenaikan Berat Badan pada Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif dengan ASI Parsial di Puskesmas Jetis Kota

Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditangani dengan serius. Ditinjau dari masalah kesehatan dan gizi, terhadap kekurangan gizi (Hanum, 2014).

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

PERBEDAAN PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI USIA 6 BULAN ANTARA BAYI YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DAN SUSU FORMULA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN Millennium Develepment Goals (MDG s) Indonesia menargetkan

Citra Puspitaningrum * Yuni Sapto Edhy Rahayu** Rusana** Abstract

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

JoH Volume 4 Nomor 1 Januari 2017

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

BAB 1 PENDAHULUAN. bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012). diberikan sampai usia bayi 2 tahun atau lebih (Wiji, 2013).

PERBEDAAN PERTUMBUHAN BAYI USIA 0-6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG DIBERI SUSU FORMULA DI KECAMATAN NGAWI NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI USIA 2-6 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DAN ASI NON EKSKLUSIF DI DESA MULYO AGUNG MALANG ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

PERBEDAAN PERTUMBUHAN BAYI USIA 0-6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG DIBERI SUSU FORMULA DI KECAMATAN NGAWI SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU PENCATATAN DAN PELAPORAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

KARYA ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA BARATAN KECAMATAN BINAKAL KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2014

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

ABSTRACT. Keyword : Pemberian ASI ekslusif, Asupan energi, Produksi ASI

GAMBARAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KABUPATEN BULUKUMBA; STUDI ANALISIS DATA SURVEI KADARZI DAN PSG SULSEL 2009

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP IBU DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 6-12 BULAN. Ayundha Rizky F.

Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Status gizi merupakan indikator dalam menentukan derajat kesehatan bayi dan

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TENTANG MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA BAWEN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI ABSTRAK

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

KARAKTERISTIK IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Transkripsi:

Idea Nursing Journal Vol. IV No. 2 2013 ISSN : 2087-2879 PERBEDAAN PERTUMBUHAN BERAT BADAN BAYI ASI EKSLUSIF DAN NON EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEUKAN BADA KABUPATEN ACEH BESAR Eka Andriany 1, Aripin Ahmad 2, Cut Yuniwati 3 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Politeknik Kesehatan Aceh Prodi Keperawatan Banda Aceh Poltekkes Kemenkes Aceh ABSTRACT Gangguan pertumbuhan dan gizi kurang pada anak masih sangat tinggi di Indonesia khususnya di Aceh. Data Riskesdas 2010 didapatkan 38,9 % anak balita di Aceh mengalami sunting. Hasil laporan SKDN tahun 2012 didapatkan 15,9% anak balita di Aceh berat badannya tidak naik, kondisi ini menunjukkan masih adanya gangguan pertumbuhan. Disamping itu prevalensi pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan hanya 33,2%. Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan berat badan bayi yang diberi ASI dengan non di wilayah kerja Puskesmas Peukan Bada Aceh Besar Tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain crossectional study. Penelitian dilakukan di Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar dengan jumlah sampel 70 bayi usia 6 bulan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok ASI eksklusif 35 orang dan kelompok tidak eksklusif 35. Data berat badan dikumpulkan dari buku catatan penimbangan dan Kartu Menuju Sehat, sedangkan ASI eksklusif dikumpulkan dengan metode wawancara menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan uji beda rata-rata (independent T-test) pada derajat kepercayaan 95%. Hasil penelitian didapatkan rata-rata pertumbuhan berat badan dari usia 0 bulan ke usia pada bayi yang diberi ASI eksklusif adalah 3.47 ± 0.76 g sedangkan pada bayi non ASI eklusih lebioh rendah, yaitu 2.52 ± 0.66 g. Selisih perbedaan berat badan pada kedua kelompok adalah 1.24 g. Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan yang bermakna pertumbuhan berat badan bayi ASI eksklusif dengan non (p=0.001, p <0,05). Kesimpulan dan saran: Ada perbedaan yang bermakna pertumbuhan berat badan bayi ASI eksklusif dan bayi Non. Untuk itu perlu dilakukan upaya untuk peningkatan cakupan pemberian ASI eklusif pada bayi melalui peningkatan kegiatan konseling menyusui pada ibu oleh tenaga kesehatan Kata Kunci: ASI, Pertumbuhan berat badan, Bayi 0-6 bulan ABSTRACT Background: Growth disorders and malnutrition in children is still high in Indonesia especially in Aceh. Data from Riskesdas (2010) prevalence of stunting in Aceh 38.9%. Data form SKDN (2012) found 15.9% of under five children are not riding weight, besides of that the percentage of exclusively breastfed infants is still low, in 2010 only 33.2%. Obejective: This study aimed to analysis the difference of weight gain betwen exclusive breastfeeding and non exclusive breastfeeding in infants 0-6 months at Peukan Bada Health Center Aceh Besar sub district. Design: This study used crossectional desain, the population were all infants 0-6 months were divided into 2 groups, there are 35 infant with exclusive breatfeeding and 35 infant not exclusive breatfeeding. Weigth was collect by antropometric methode and exclusive breastfeeding data were collected by interview. To analysis of weigt gain between group using independent t-test at 95% confidence level. Result: The average weight gain from age 1 month to 6 months in infants with exclusive breastfeeding was 3.47 ± 0.76 g whereas in non breastfed babies exclusively lower, namely 2.52 ± 0.66 grams. The average difference in weight gain between group are 1.24 gram. Statistical test results with independent t-test found a significant difference (p = 0.001, p < 0.05). Conclusion: There is a mean difference in weight gain between the groups. Average weight gain in infants who are exclusively breastfed was higher than non-exclusively breastfed. It is necessary for efforts to increase the scope of exclusive breastfeeding in infants up to 6 months through improved breastfeeding counseling by officers to the caregiver. Keywords: exclusive breastfeeding, weight gain PENDAHULUAN Berat badan merupakan salah satu parameter antropometri yang dapat digunakan untuk mengetahui pertumbuhan anak. Anak dikatakan tumbuh baik bila setiap bulannya mengalami kenaikan berat badan sesuai dengan standart kenaikan berat badan minimal. Data hasil penimbangan tahun 2012 di Aceh menunjukkan masih banyak ditemukan anak-anak yang mengalami gangguan pertumbuhan, hal ini dapat dilihat 47

Idea Nursing Journal Eka Andriany, dkk dari persentase balita dengan barat badan tidak naik (T), yaitu mencapai 15,9%, selain itu masih ditemukan balita yang mengalami berat badan di bawah garis merah (BGM), yaitu 1,96%. Permasalahan gangguan pertumbuhan lain dapat dilihat masih tingginya angka prevalensi anak balita yang pendek (stunting), hasil Riskesdas 2010 didapatkan 38,9% anak balita di Aceh mengalami stunting. Stunting dan gangguan pertumbuhan lainnya sangat erat kaitannya dengan pola pemberian makanan pada anak. Air susu ibu dan pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) merupakan faktor penting dalam pemberian makanan pada anak balita. Banyak penelitian yang telah membuktikan kelebihan ASI yang diduga memiliki kandungan gizi dan antibodi yang lengkap. Salah satu penelitian yang di lakukan di 6 negara berkembang membuktikan, bayi usia 0-2 bulan yang tidak mendapatkan ASI ekslusif lebih rentan terkena infeksi pencernaan hingga 40%. Menyusui bayi berlama-lama sering dilakukan para ibu dengan maksud dan tujuan beragam. Seperti dilaporkan dalam jurnal Archives of Disease in Childhood, metode short breastfeed di nilai lebih bermanfaat dari pada menyusui hanya menuruti bayi. Kesimpulan ini diambil peneliti asal Bradford yang memantau aktivitas 36 ibu yang memberi ASI ekslusif. Peneliti menemukan, pemberian ASI secara teratur hingga maksimal 10 menit untuk setiap sesi menghasilkan peningkatan berat badan signifikan serta rata-rata menyusui yang lebih tinggi (Tim RBBP, 2008). Bayi yang mendapat ASI eksklusif adalah bayi yang hanya mendapat ASI saja sejak lahir sampai 6 bulan. ASI merupakan makanan khusus bayi supaya kebutuhan nutrisinya akan kalori, asam lemak, laktosa dan asam amino dapat terpenuhi dalam proporsi yang tepat. ASI juga memberikan perlindungan pada bayi baru lahir karena kaya akan immunoglobulin (antibodi yang diperlukan untuk kekebalan tubuhnya). Persentase bayi yang diberikan ASI eksklusif DI Aceh masih sangat rendah, tahun 2010 hanya 33,2%. Rendahnya cakupan ini banyak dipengaruhi oleh budaya memberikan makanan dan minuman terlalu dini kepada bayi baru lahir, akibat dari pengetahuan keluarga tentang ASI yang sangat minim. Di samping itu gencarnya propaganda susu formula terutama di perkotaan dan prilaku ibu terhadap pemberian ASI (Profil Kesehatan Aceh, 2010). ASI ekslusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air the dan air putih, serta tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru mulai diberikan makanan pendamping ASI (MPASI). ASI dapat diberikan sampai anak berusia 2 tahun atau lebih (Ambarawati dkk, 2008). ASI adalah makanan paling ideal bagi bayi. Oleh karena itu, pada tahun 2000 pemerintah Indonesia menetapkan target sekurangnya 80% ibu menyusui bayinya secara eksklusif, yaitu ASI tanpa makanan ataupun minuman lainnya sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan. Semula pemerintah Indonesia menganjurkan para ibu menyusui bayinya hingga usia 4 bulan, kemudian pemerintah mengeluarkan kebijakan baru melalui Menteri Kesehatan RI No. 450/Menkes/SK/IV/2004 mengenai pemberian ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan dan dianjurkan untuk dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai (Untoro, 2004). Berdasarkan data UNICEF hanya 3% ibu yang memberikan ASI eksklusif dan menurut SDKI 2002 cakupan ASI ekslusif di Indonesia baru mencapai 55%, sedangkan jumlah bayi yang didapatkan di Provinsi Aceh melalui profil Dinkes Aceh pada tahun 2010 tercatat 103.667 jiwa. Pemberian ASI 48

Idea Nursing Journal Vol. IV No. 2 2013 ekslusif pada bayi di bawah umur 0-6 bulan mencapai 4,3%. Sedangkan di Aceh Besar pemberian ASI pada bayi umur 0-6 bulan baru mencapai 0,92%. Hal ini menunjukkan bahwa bayi di Indonesia masih kurang mendapatkan ASI eksklusif (Profil Kesehatan Aceh, 2010). Berdasarkan data yang diperoleh di Puskesmas Peukan Bada Aceh Besar, dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 jumlah bayi yang berusia 6 bulan sebanyak 89 orang, jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 35 orang dan yang tidak diberikan ASI eksklusif sebanyak 54 orang. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan crossectional dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Peukan Bada Aceh Besar, pada Bulan Agustus 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi yang berusia 6 bulan dengan jumlah sampel 70 bayi (35 ASI Ekslusif dan 35 Tidak ASI Ekslusif) diambil secara Simple random sampling. Data berat badan dikumpulkan dari data catatan pertumbuhan Kartu Menuju Sehat (KMS)/catatan buku penimbangan dari kader desa. Pengolahan data dilakukan dengan menganalisis rata-rata berat badan menurut umur dan penambahan berat badan dengan menghitung selisih berat badan setiap bulannya. Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan berat badan antara bayi yang diberi ASI ekslusif dan non ekslusif dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji independent t-test pada derajat kepercayaan 95%. HASIL Hasil penelitian (tabel 1) didapatkan terdapat perbedaan rata-rata berat badan menurut umur bayi, dimana pada semua umur rata-rata berat badan lebih tinggi pada bayi yang diberi ASI ekslusif, terutama pada saat bayi berusia 4 bulan (p = 0,01), usia 5 bulan (p = 0,001) dan usia 6 bulan (p = 0,001). Tabel 1. Rata-Rata Pertumbuhan Berat Badan Menurut Umur Pada Bayi dan Tidak di Puskesmas Peukan Bada Aceh Besar Umur Tidak p value 1 bulan 4,16 ± 0,50 4,10 ± 0,49 0,61 2 bulan 5,17 ± 0,61 4,88 ± 0,70 0,07 3 bulan 6,01 ± 0,72 5,68 ± 0,84 0,08 4 bulan 6,54 ± 0,72 6,09 ± 0,85 0,01* 5 bulan 7,02 ± 0,73 6,35 ± 0,87 0,00* 6 bulan 7,63 ± 0,76 6,62 ± 0,92 0,00* *) signifikan p<0.05 Tabel 2 Selisih Berat Badan Pada Bayi dan Tidak di Puskesmas Peukan Bada Aceh Besar Rata-Rata Peningkatan Berat Badan Umur p value Tidak 1 ke 2 1,01 ± 0,37 0,78 ± 0,35 0,01* 2 ke 3 0,84 ± 0,35 0,80 ± 0,41 0,68 3 ke 4 0,53 ± 0,25 0,40 ± 0,21 0,02* 4 ke 5 0,47 ± 0,30 0,26 ± 0,21 0,00* 5 ke 6 0,60 ± 0,43 0,27 ± 0,26 0,00* 1 ke 6 3,47 ± 0,76 2,52 ± 0,66 0,00* *) signifikan p<0.05 Hasil penelitian (Tabel 2) setelah dilakukan analisis rata-rata pertumbuhan berat badan dari umur 1 ke 2 bulan, 2 ke 3 bulan, 3 ke 4 bulan, 4 ke 5 bulan dan 5 ke 6 bulan didapat selisih berat badan (penambahan berat badan) bayi rata-rata lebih tinggi pada bayi yang diberi ASI ekslusif. Selanjutnya rata-rata penambahan berat badan dari usia 1 bulan ke 6 bulan pada bayi dengan ASI ekslusif adalah 3,47 ± 0,76 gr sedangkan pada bayi non ASI ekslusif lebih rendah, yaitu 2,52 ± 0,66 gram, artinya terdapat perbedaan pertumbuhan berat badan sebesar 1,24 gram lebih tinggi pada bayi dengan ASI ekslusif dibandingkan dengan bayi Non ASI ekslusif. Hasil uji statistik dengan independent t-test didapatkan perbedaan yang signifikan (p = 0,001, p < 0,05). 49

Idea Nursing Journal Eka Andriany, dkk Gambar 1 Trend Pertumbuhan Berat Badan Bayi 0-6 Bulan Antara ASI Eklusif Dengan Non Ekslusif Hasil penelitian (Gambar 1) juga menunjukkan trend rata-rata pertumbuhan berat badan pada bayi lebih tinggi pada umur 1-3 bulan, namun pada usia ini tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksklusif dan tidak eksklusif. Sedangkan pada usia 4-6 bulan menunjukkan trend rata-rata pertumbuhan berat badan bayi yang diberi ASI ekslusif lebih tinggi dibandingkan bayi non ASI Ekslusif. Artinya pertambahan rata-rata berat badan pada 3 bulan pertama setelah lahir tidak jauh berbeda, sedangkan mulai usia 4 bulan lebih tinggi pada bayi yang di beri ASI Ekslusif. DISKUSI didapatkan bayi dengan kelompok ASI eksklusif pada usia 1 bulan didapatkan ratarata pertumbuhan berat badan sebesar 4,16. Sedangkan bayi pada kelompok tidak sebesar 4,10. Dari data tersebut setelah di uji dengan uji T independen diperoleh nilai probabilitas p value 0,61. Sehingga tidak memiliki perbedaan yang signifikan antara kelompok eksklusif dan tidak eksklusif. Dari hasil analisis data didapat juga selisih berat badan bayi pada usia 1 bulan ke 2 bulan dengan pemberian ASI eksklusif sebesar 1,01. Sedangkan bayi pada rata-rata berat badan sebesar 0,78. Dari data value 0,01. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti asal Bradford yang memantau aktivitas 36 ibu yang memberi ASI ekslusif. Peneliti menemukan, pemberian ASI secara teratur hingga maksimal 10 menit untuk setiap sesi menghasilkan peningkatan berat badan signifikan serta rata-rata menyusui yang lebih tinggi. pada usia 2 bulan dengan pemberian ASI sebesar 5,17. Sedangkan bayi pada berat badan sebesar 4,88. Dari data value 0,07. Dari hasil analisis data didapat juga selisih berat badan bayi pada usia 2 bulan ke 3 bulan dengan pemberian ASI eksklusif sebesar 0,84. Sedangkan bayi pada rata-rata berat badan sebesar 0,80. Dari data value 0,68. Menurut hasil penelitian Budhihartani (2003), dinyatakan bahwa tidak ada perbedaan kecepatan pertumbuhan usia 3-12 bulan antara anak yang disusui sedikitnya 2-3 bulan dan anak yang mendapat formula. pada usia 3 bulan dengan pemberian ASI sebesar 6,01. Sedangkan bayi pada berat badan sebesar 5,68. Dari data value 0,08. Menurut Roesli (2008) di beberapa hari pertama bayi akan kehilangan berat badan sekitar 10% dari keseluruhan berat badannya,terutama kehilangan cairan. Berat badan mulai meningkat kembali pada saat hari ke 5 dan umumnya akan kembali ke berat setelah lahir saat hari ke 10 sampai hari ke 14, tetapi tidak memiliki perubahan 50

Idea Nursing Journal Vol. IV No. 2 2013 berat badan yang signifikan pada usia 2-3 bulan ini. Dari uji analisis didapatkan selisih berat badan bayi pada usia 3 bulan ke 4 bulan dengan pemberian ASI eksklusif sebesar 0,53. Sedangkan bayi pada rata-rata berat badan sebesar 0,40. Dari data value 0,02. pada usia 4 bulan dengan pemberian ASI sebesar 6,54. Sedangkan bayi pada berat badan sebesar 6,09. Dari data value 0,01. Sehingga mulai ada perbadaan signifikan antara kelompok eksklusif dengan tidak eksklusif. Dari hasil analisis didapatkan selisih berat badan bayi pada usia 4 bulan ke 5 bulan dengan pemberian ASI eksklusif sebesar 0,47. Sedangkan bayi pada rata-rata berat badan sebesar 0,26. Dari data Menurut Roesli (2008) ASI merupakan cairan biologis kompleks yang mengandung semua nutrien yang diperlukan tubuh anak. Sifatnya yang sangat mudah diserap tubuh bayi, menjadikan ASI nutrisi utama dan tidak tergantikan yang paling memenuhi persyaratan untuk tumbuh kembang bayi. Pada usia 4 bulan berat badan bayi bisa mencapai 2 kali lipat dan kemudian mereka tumbuh dengan pesat. Hal ini didukung juga dengan pemberian ASI. pada usia 5 bulan dengan pemberian ASI sebesar 7,02. Sedangkan bayi pada berat badan sebesar 6,35. Dari data Dari hasil analisis didapatkan selisih berat badan bayi pada usia 5 bulan ke 6 bulan dengan pemberian ASI eksklusif sebesar 0,60. Sedangkan bayi pada rata-rata berat badan sebesar 0,27. Dari data pada usia 6 bulan dengan pemberian ASI sebesar 7,63. Sedangkan bayi pada berat badan sebesar 6,62. Dari data Berdasarkan hasil analisis didapatkan selisih berat badan bayi pada usia 1 bulan ke 6 bulan dengan pemberian ASI eksklusif sebesar 3,47. Sedangkan bayi pada rata-rata berat badan sebesar 2,52. Dari data Berdasarkan asumsi peneliti dari hasil penelitian, bahwa pada bulan pertama tidak memiliki perbedaan yang signifikan antara kelompok yang eksklusif dan tidak eksklusif. Menurut peneliti hal yang terpenting adalah jangan terburu-buru menganggap ASI kurang atau menambahkan susu formula pada bulan pertama menyusui, sebelum masalah utamanya terdeteksi dan tertangani dengan baik. Asumsi peneliti dari hasil penelitian adalah bahwa pada bayi yang memiliki kelompok ASI eksklusif tidak memiliki perbedaan yang signifikan seperti pada bulan pertama. Hal ini bisa saja berpengaruh pada saat ibu-ibu menyusui dengan tekhnik yang kurang benar, sehingga kebutuhan ASI yang diperlukan oleh bayi terbatas. Menurut peneliti, pada usia 1-3 bulan ini ASI dapat diberikan sebanyak mungkin yaitu setiap 2-4 jam, agar menghasilkan berat badan yang optimal. Menurut peneliti pada usia 4-6 bulan terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara kelompok ASI eksklusif dan 51

Idea Nursing Journal Eka Andriany, dkk kelompok tidak eksklusif. Sehingga pada usia 6 bulan sangat terlihat perbedaannya. ASI juga mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh dalam kadar yang seimbang, beda dengan susu formula yang lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. Kadar lemak didalam susu formula lebih tinggi dibandingkan dengan susu ASI. Hal ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat semasa bayi. KESIMPULAN Ada perbedaan rata-rata berat badan antara kelompok eksklusif dengan kelompok tidak eksklusif. Rata-rata pertumbuhan berat badan pada bayi yang diberi ASI ekslusif lebih tinggi dibandingkan bayi Non ASI eklusif. Untuk itu perlu dilakukan upaya peningkatan cakupan pemberian ASI Ekslusif pada bayi sampai 6 bulan melalui peningkatan kegiatan konseling menyusui oleh petugas kepada pengasuh/ibu bayi. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk rata-rata pertumbuhan panjang badan dan pertumbuhan berat badan setelah diberi makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP- ASI). KEPUSTAKAAN Ambarwati, dkk, (2008). Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cedikia Press. Budiarto, (2003). Biostatistik Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. EGC : Danuatmaja (2004). 40 Hari Pasca Persalinan Masalah dan Solusinya. Penerbit Puspa Swara. Depkes (2009). Manajemen Laktasi Buku Panduan bagi Bidan dan Petugas Kesehatan di Puskesmas. Depkes, Dinni, Saraswati (2007). Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Pemberian ASI Berdasarkan Karakteristik Ibu di Puskesmas Sukawarna Kota Bandung. Dinkes Aceh (2012), Laporan Rekapitulasi Hasil Pemantauan Pertumbuhan balita Tahun 2012. Dinkes Aceh, Banda Aceh. Hidayat. A. A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Salemba Medika : IDAI (2002). Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Edisi 1. Sagung Seto : Michael. J. Gibney (2008). Gizi Kesehatan Masyarakat. EGC : Notoatmodjo (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta : Profil Dinkes NAD (2010). Purwanti (2004). Konsep Penerapan ASI. Buku Kedokteran. EGC : Roesli (2008). Mengenal ASI. Trubus Agriwidya. Soetjiningsih (2004). Tumbuh Kembang Anak. EGC : Susanto. J. C. (2007). Masa Penyapihan, Masa Kritis Bagi Masa depan Anak. IDAI : Jawa Tengah. Surrinah (2009). Buku Pintar Merawat Bayi Usia 0-12 Bulan. Gramedia Pustaka Utama : Tim RBBP Wihdah ummah (2008). Archives of Disease In Childhood Jurnal. Untoro (2004). Buku Saku Kebidanan. EGC : WHO (2003). Mastitis Penyebab dan Penatalaksanaannya. Widya Medika : 52