REMEDIASI MISKONSEPSI MEMBACA GRAFIK GERAK LURUS DENGAN PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY

dokumen-dokumen yang mirip
REMEDIASI MISKONSEPSI MEMBACA GRAFIK GERAK LURUS DENGAN PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MELALUI MODEL THINK-PAIR-SHARE BERBANTUAN WORD SQUARE PADA PERPINDAHAN KALOR DI SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL TIPE NHT BERBANTUAN LKS PADA MATERI GLB DI SMP

PENYEDIAAN BACAAN BERBENTUK REFUTATION TEXT UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI FLUIDA DINAMIS MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DI SMA ARTIKEL OLEH CLAUDIA ALFENSIANITA NIM F

PENERAPAN MODEL NHT BERBANTUAN PHET DALAM REMEDIASI MISKONSEPSI FLUIDA DINAMIS SMAN 1 SUNGAI RAYA

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DI SMP

REMEDIASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL GAS IDEAL MELALUI METODE LEARNING TOGETHER DI SMA

REMEDIASI MISKONSEPSI MATERI PEMANTULAN CAHAYA MENGGUNAKAN SIMULASI FLASH PADA SISWA SMP

THE EFFECT OF THE READING REFUTATION TEXT TO STUDENT S MISCONCEPTIONS REMEDIATION OF ACID BASE CONCEPT IN XI SCIENCES CLASS SMA NEGERI 4 PONTIANAK

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON MENGGUNAKAN JIGSAW BERBANTUAN BOOKLET KELAS VIII SMP

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI PADA MATERI GETARAN DI SMP ARTIKEL PENELITIAN

INTEGRASI REMEDIASI MISKONSEPSI DENGAN MODEL GENERATIF DALAM PEMBELAJARAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN DI SMA

PENERAPAN VIRTUAL LABORATORY UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI MAHASISWA TENTANG FLUIDA

REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI GERAK MELINGKAR BERATURAN MELALUI RECIPROCAL TEACHING DI SMA

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA MENGGUNAKAN TEXT TRANSFORMATION BERBENTUK CATATAN TULIS SUSUN DI SMA

PENGARUH REMEDIASI TERHADAP MISKONSEPSI FISIKA SISWA SMA KELAS X

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA MATERI GERAK PARABOLA

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG TUMBUKAN MENGGUNAKAN MODEL LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN MEDIA ANIMASI DI SMA

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG USAHA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSEPTUAL INTERAKTIF BERBANTUAN REFUTATION TEXT DI SMA

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA SMA SEKECAMATAN KAPUAS TENTANG GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON DI SMP

PENERAPAN QUICK FEEDBACK DENGAN RAINBOW CARD UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK MTs MATERI HUKUM ARCHIMEDES

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN KOKAMI PADA MATERI GERAK LURUS BERATURAN DI SMA ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

PENERAPAN GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN LKS UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR DI SMA

REMEDIASI MISKONSEPSI PADA BAHASAN MASSA JENIS MELALUI WAWANCARA KLINIS MENGGUNAKAN TEKNIK DEMONSTRASI DI SMPIT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMK MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA KUMON PADA MATERI HUKUM II NEWTON

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM I NEWTON MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TGT DI SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI RANGKAIAN LISTRIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF BERBANTUAN PhET SIMULATION DI SMA

REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM ARCHIMEDES DENGAN MODEL TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN LEMBAR KERJA BERSTRUKTUR ARTIKEL PENELITIAN.

PENGARUH METODE PRAKTIKUM DENGAN PENDEKATAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN DI SMP

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI CERMIN DI SMP NEGERI 7 SUNGAI RAYA

INTEGRASI REMEDIASI MISKONSEPSI DALAM PEMBELAJARAN MODEL PROBLEM SOLVING MATERI SUHU DAN KALOR DI MAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

PENYEDIAAN BOOKLET UNTUK MEREMEDIASI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GERAK LURUS DI MAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI PADA MATERI GERAK MELINGKAR.

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN FLIP CHART UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG GETARAN DI SMP

BAB III METODE PENELITIAN

REMEDIASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN TEKA-TEKI SILANG TENTANG GETARAN DI SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI PADA FLUIDA STATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN MIND MAPPING DI SMA

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA FLUIDA STATIS UNTUK MEREMEDIASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA

Keywords: Effectiveness, Remediation, Learning Cycle

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN BERBANTUAN TUTOR SEBAYA PADA MATERI CERMIN SMP

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MULTIREPRESENTASI PADA USAHA DAN ENERGI DI SMA

REMEDIASI MISKONSEPSI PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA TIPIS MENGGUNAKAN DIRECT INSTRUCTION BERBANTUAN ANIMASI FLASH SMA

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA TERHADAP KETERAMPILAN KERJA ILMIAH SISWA DI SD

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelasan tentang beberapa

REMEDIASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK DENGAN FEEDBACK MENGGUNAKAN BROSUR PADA MATERI GERAK JATUH BEBAS DI SMA

REMEDIASI KESALAHAN BELAJAR SISWA TENTANG VEKTOR DENGAN PEMBERIAN BOOKLET DISERTAI UMPAN BALIKKELAS X ARTIKEL PENELITIAN. Oleh:

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING PADA GERAK PARABOLA DI SMA

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

BAB III 1 METODE PENELITIAN

O 1 X O 2. Gambar 3.1 One Group Pretest-Posttest Design

Mukti Herdiana, Eko Setyadi Kurniawan, Ashari

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN VIDEO ANIMASI FLASH TENTANG GRAVITASI DI SMA ARTIKEL PENELITIAN OLEH: NUR RIQQAH MUHARRIFA NIM.

PEMBERIAN KOREKSIAN JAWABAN DISERTAI PENJELASAN UNTUK MEREMEDIASI KESALAHAN SISWA PADA PEMANTULAN CAHAYA DI SMP

1. BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN GRAFIK KINEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS. Oleh Surya Gumilar

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

REMEDIASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN ANIMASI FLASH PADA PERPINDAHAN KALOR SMA

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN MINDSCAPINGTENTANG KALOR DI SMP

HUBUNGAN KEMAMPUAN SISWA MENGINTERPRETASIKAN GRAFIK DAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL GERAK LURUS DI SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN TEXT TRANSFORMATION BERBENTUK CATATAN:TS TENTANG IMPULS DAN MOMENTUM DI SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN MTsN 2 PONTIANAK

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN READING INFUSION SQ3R UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA SMK TENTANG GERAK JATUH BEBAS ARTIKEL PENELITIAN OLEH

Pemahaman Konsep Hubungan antara Arah Gaya, Kecepatan dan Percepatan dalam Satu Dimensi pada Mahasiswa Calon Guru Fisika FKIP Universitas Tadulako

I. PENDAHULUAN. Fisika merupakan ilmu fundamental yang menjadi dasar perkembangan ilmu

Kata Kunci: startegi, konflik kognitif, dan perubahan konsep

DESKRIPSI MISKONSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA IKIP PGRI PADA MATERI VEKTOR

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, ISSN:

Christophorus, Edy, Haratua Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Tanjungpura

Desain Sampul dan Tata Letak: Ridwan Efendi. Penerbit: Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA kelas X di Bandarlampung

REMEDIASI MISKONSEPSI PADA PERPINDAHAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL DIRECT INSTRUCTION BERBANTUAN MEDIA ANIMASI DI MAN

INTEGRASI REMEDIASI MISKONSEPSI DALAM PEMBELAJARAN PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 9 PONTIANAK. Adhitya Rahardhian

Tes awal identifikasi miskonsepsi siswa. siswa.

Analisis Konsepsi Siswa Pada Konsep Kinematika Gerak Lurus

REMEDIASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK SMP TENTANG CERMIN DATAR MENGGUNAKAN STRATEGI PREDICTION,OBSERVATION, AND EXPLANATION ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA MATERI HUKUM KIRCHOFF DI SMAN 1 MERANTI

III. METODE PENELITIAN. bulan Januari tahun 2015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian. dilakukan selama 5 minggu pembelajaran (5X pertemuan).

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BOOKLET UNTUKMEREMEDIASI KESALAHAN SISWA PADA MATERI PEMUAIAN ZAT DI KELAS VII SMP NEGERI 1 TANGARAN KABUPATEN SAMBAS

PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG GMB MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN GUIDED NOTE TAKING DI SMA

ANALISIS HUBUNGAN KETERAMPILAN MATEMATIKA DAN KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL FISIKA MATERI KINEMATIKA GERAK LURUS SMA

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG TEKANAN UDARA DI SMP

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK PADA SUB MATERI HUKUM ARCHIMEDES SMP

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MOMENTUM, IMPULS DAN TUMBUKAN MELALUI TES DIAGNOSTIK EMPAT TAHAP PADA SISWA SMA KELAS XII

BAYU ADHY TAMA K

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

RESPONS SISWA TERHADAP SAJIAN SIMBOL, TABEL, GRAFIK DAN DIAGRAM DALAM MATERI LOGARITMA DI SMA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

Penerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu

Pengaruh Model Experiential Learning Berbasis Eksperimen Inquiry Terhadap Pemahaman Konsep Fisika pada Siswa Kelas XI IPA MAN 1 Palu

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E DENGAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP MISKONSEPSI FISIKA SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMK FARMASI JEMBER ARTIKEL

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA DISTRAKTOR BERMAKNA UNTUK MENGIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KONSEPSI FISIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 MALANG

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

1 REMEDIASI MISKONSEPSI MEMBACA GRAFIK GERAK LURUS DENGAN PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY (PhET) Andi Khairul Rizal, Edy Tandililing, Hamdani Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan, Pontianak Email: andikhairulrizal.un.d@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi dalam membaca grafik pada materi gerak lurus setelah diremediasi dengan Physics Education Technology (PhET). Bentuk penelitian berupa pre-experimental design dengan rancangan One Group Pretest-Postest. Subjek penelitian terdiri dari 30 siswa kelas X yang dipilih dengan cara Sampling Purposive. Alat Pengumpul data berupa tes diagnostik berjumlah 9 soal dengan 3 alternatif pilihan ganda disertai alasan terbuka. Skor validitas dan reliabilitas yaitu 4 (= tinggi) dan 0,5 (= sedang). Berdasarkan hasil analisis data untuk seluruh konsep terjadi penurunan jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi sebesar 5,% dengan signifikansi penurunan berdasarkan uji McNemar yaitu χ hitung (10,675) > χ tabel (3,84) sehingga dapat dikatakan terjadi penurunan yang signifikan antara jumlah siswa yang miskonsepsi sebelum dan sesudah diremediasi. PhET efektif dalam meremediasi dengan nilai sebesar 0,673 (= sedang). Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan alternatif oleh guru untuk meremediasi miskonsepsi yang dialami siswa. Kata Kunci: Remediasi, PhET, Grafik, Gerak Lurus Abstract: The aim of this research is to acquire the number of student s misconception about reading graph on straight motion after remediation with Physics Education Technology (PhET). The design of research is preexperimental with one group pretest-postest. The subject consists of 30 students at X grade that chosen by the sampling purposive method. The Instrument consists 9 of diagnostic test with 3 multiple choice and open reasoning. The scores of validity and reliability of the test is 4 (high) and 0.5 (medium). The result shows the number of student s misconception is 5.% with significance of decrease by McNemar test is χ calculate (10,675) > χ tabel (3,84) so that it can be conclude the decrease the number of student s misconception before and after remediation is significant. The effectiveness of remediation using PhET is 0.673 (medium). This research is expected to be an alternative for teachers to remediation about student s misconception. Keywords: Remediation, PhET, Graph, Straight Motion F isika adalah ilmu pengetahuan fundamental yang mempelajari tentang konsep alam semesta dari konsep yang paling sederhana sampai konsep yang lebih kompleks dan dasar dari semua bidang sains yang lain (Tipler, 1998: 1). TIMSS (Trends In International Mathematics And Science Study) (dalam Kemdikbud, 015) menyatakan hasil belajar Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam siswa di Indonesia mengalami penurunan dan masih tergolong rendah. Hasil belajar Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam termasuk fisika yang masih

sangat rendah ini mungkin salah satu penyebabnya adalah miskonsepsi yang dialami siswa. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang materi gerak lurus karena banyak penelitian tentang miskonsepsi dalam fisika khususnya sesuai dengan penelitian ini tentang bahasan kinematika menunjukkan masih tingginya miskonsepsi mengenai materi gerak lurus, seperti hasil penelitian Apriyanti (Dalam Kamaludin, 013) tahun 007 menemukan 74 siswa (100%) mengalami miskonsepsi tentang grafik percepatan pada Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB). Hasil penelitian Pujianto (013) menunjukkan bahwa pemahaman siswa kelas X pada konsep kinematika gerak lurus yang baik hanya sebesar 1,67%. Penelitian tersebut masih belum mendeteksi konsepsi siswa dalam membaca grafik pada materi gerak lurus secara khusus. Padahal, kemampuan membaca grafik merupakan kemampuan pemahaman konsep yang sangat penting dalam disiplin ilmu fisika karena gambaran mengenai gerakan benda merupakan bagian yang penting dalam penggambaran alam semesta secara fisis (Tipler, 1998: ). Salah satu cara remediasi yang efektif untuk membantu perubahan konsep yaitu dengan simulasi komputer (Suparno, 005: 10). Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan Physics Education Technology (PhET) yaitu simulasi pendidikan yang dibuat dan dikembangkan University of Colorado (Dubson, 004: 3). Dalam simulasi itu siswa dapat memanipulasi data, mengumpulkan data, menganalisis data, dan mengambil kesimpulan (Suparno, 005: 10). Masalah yang diteliti yaitu: (1). Bagaimana miskonsepsi siswa dalam membaca grafik pada materi gerak lurus jika dilihat dari pola jawaban dalam pretest dan postest? (). Apakah terjadi penurunan jumlah siswa yang miskonsepsi setelah diberikan PhET? (3). Seberapa besar tingkat efektivitas remediasi menggunakan PhET? METODE Bentuk penelitian berupa pre-experimental design dengan rancangan One Group Pretest-Postest. Paradigma penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: T1 X T (Sugiyono, 014: 68) Keterangan : T1 = Tes awal (Pretest); T = Tes akhir (Postest) X = Treatment (Perlakuan) yaitu remediasi menggunakan simulasi PhET Pengambilan subjek (teknik sampling) yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik nonprobability sampling dengan cara pengambilan sampel yaitu sampling purposive. subjek penelitian adalah kelas X MIA 1 SMA Muhammadiyah 1 Pontianak sejumlah 30 orang. Alat pengumpul data yang digunakan adalah tes diagnostik yang terdiri dari pretest dan postest sebanyak 9 soal berbentuk pilihan ganda dengan alasan terbuka yang mewakili 3 konsep grafik masing-masing 1 bentuk miskonsepsi dengan 3 kisi-kisi soal yang dapat dilihat pada Tabel 1.

3 Bentuk miskonsepsi grafik posisi-waktu (x-t) dengan garis linear horizontal searah waktu itu menunjukkan benda bergerak dengan kecepatan konstan pada grafik kecepatan-waktu (v-t) jika grafik menanjak selalu berarti bertambah kecepatannya Siswa kesulitan dalam menggambarkan grafik percepatanwaktu (a-t) ke dalam grafik kecepatanwaktu (v-t) dan posisi-waktu (x-t) Nomor soal 1 4 7 5 8 3 6 9 Tabel 1 Kisi-kisi Tes Diagnostik Kisi-kisi Soal Menanyakan gerak benda ditunjukkan grafik x-t dengan garis linear horizontal searah waktu di atas nol Menanyakan gerak benda ditunjukkan grafik x-t dengan garis linear horizontal searah waktu di bawah nol Menyuruh siswa memilih grafik x-t, v-t dan a-t dengan bentuk identik yaitu dengan garis linear horizontal searah waktu di atas nol Menanyakan gerak benda ditunjukkan grafik v-t menanjak dari nol Menanyakan gerak benda ditunjukkan grafik v-t menanjak menuju nol Menyuruh siswa memilih garis antara titik A-B dengan garis menanjak menuju 0, B-C dengan garis linear horizontal searah waktu di nol dan C- D dengan garis menanjak dari nol pada grafik v-t yang menunjukkan gerak benda semakin cepat Menanyakan bentuk grafik v-t jika grafik a-t ditunjukkan dengan garis linear horizontal searah waktu diatas nol Menanyakan bentuk grafik x-t jika grafik a-t ditunjukkan dengan garis linear horizontal searah waktu diatas nol Menyuruh siswa menggambarkan grafik v-t jika grafik a-t ditunjukkan dengan garis antara titik A- B linear horizontal searah waktu di atas nol, B-C linear horizontal searah waktu di nol dan C-D linear horizontal searah waktu di bawah nol Validitas instrumen mendapatkan skor rata-rata 4 (tinggi). Ujicoba instrumen termasuk internal consistency (sugiyono, 014: 185). Teknik analisis data ujicoba instrumen menggunakan rumus Kuder-Richardson-0 (Sugiyono, 01: 360). Hasil perhitungan reliabilitas diperoleh sebesar 0,5 (sedang). Prosedur analisis data dalam penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah. Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka akan dianalisis mengenai besar miskonsepsi siswa, signifikansi penurunan dan efektivitas remediasi PhET dengan teknik analisis data yang sesuai. Besar Miskonsepsi Siswa Untuk menganalisis bagaimana miskonsepsi siswa dalam membaca grafik pada materi gerak lurus berdasarkan pola jawaban pretest dan postest dibuat tabel

4 analisis jawaban siswa pada pretest dan postest dengan simbol 1 untuk miskonsepsi dan 0 untuk tidak miskonsepsi. Untuk menentukan siswa miskonsepsi atau tidak miskonsepsi, dibuatlah prediksi pola jawaban siswa yang diadaptasi dan dimodifikasi dari penelitian miskonsepsi Abraham tahun 199 (Salirawati, 011: 37) yang disajikan pada Tabel. Tabel Prediksi Pola Jawaban Siswa Tiap Soal pada Pretest dan Postest Pilihan Jawaban Alasan Kategori Benar Benar Tidak miskonsepsi Benar Salah Miskonsepsi Salah Benar Miskonsepsi Salah Salah Miskonsepsi Benar Kosong Paham sebagian tanpa miskonsepsi Salah Kosong Miskonsepsi Kosong Kosong Miskonsepsi Kosong Tidak ada jawaban Miskonsepsi Signifikansi Penurunan Menghitung signifikansi penurunan jumlah miskonsepsi siswa setelah diberikan simulasi PhET untuk tiap-tiap konsep digunakanlah uji McNemar. Digunakan uji McNemar karena dalam penelitian ini digunakan hipotesis komparatif subjek berpasangan dengan data dalam bentuk nominal. Rancangan penelitian berbentuk before after. Jadi hipotesis penelitian merupakan perbandingan antara nilai sebelum dan sesudah ada perlakuan/treatment (Sugiyono, 014: 1). Efektivitas remediasi PhET Untuk menghitung besar efektivitas remediasi menggunakan PhET pada siswa kelas X yang miskonsepsi dalam membaca grafik pada materi gerak lurus untuk tiap soal dihitung dengan Harga Proporsi (ΔS) penurunan jumlah miskonsepsi pada pretest dan postest dengan tingkat efektivitas digunakan diagram Barometer John Hattie. Jika <0,0 efektivitasnya negatif; jika antara 0,0-0,4 efektivitasnya rendah; jika antara 0,4-1,0 efektivitasnya sedang; dan jika >1,0 efektivitasnya tinggi (Sutrisno, 011: ). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Besar Miskonsepsi Siswa Hasil perhitungan rekapitulasi jawaban siswa saat pretest dan postest untuk masing-masing soal disajikan sesuai konsep grafik pada Tabel 3. Tabel 3 Rekapitulasi Jawaban Siswa Saat Pretest dan Postest Sesuai Konsep Grafik Bentuk miskonsepsi Nomor Soal Ʃpretest Ʃpostest %pretest %postest %reduksi Grafik posisi terhadap waktu (x-t) 1 9 7 96,67 3,33 73,34 4 8 5 93,33 16,67 76,66

10,00% 3,33% 16,67% 16,67% 13,33% Nilai Persentase 6,67% 36,66% 6,67% 50,00% 40,00% 30,00% 40,00% 53,33% 46,66% 63,33% 60,00% 53,34% 73,34% 76.67% 73,33% 66,67% 63,33% 76,66% 96,67% 93,33% 93,33% 93,33% 5 Bentuk miskonsepsi Nomor Soal Ʃpretest Ʃpostest %pretest %postest %reduksi 7 8 73,33 6,67 46,66 Grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) Grafik percepatan terhadap waktu (a-t) Keterangan : Ʃpretest Ʃpostest 10,00% %pretest %postest %reduksi 15 3 50,00 10,00 40,00 5 3 5 76,67 16,67 60,00 8 0 4 66,67 13,33 53,34 3 19 8 63,33 6,67 36,66 6 8 1 93,33 40,00 53,33 9 8 19 93,33 63,33 30,00 : Jumlah siswa yang miskonsepsi persoal saat pretest : Jumlah siswa yang miskonsepsi persoal saat postest : Persentase siswa yang miskonsepsi persoal saat pretest : Persentase siswa yang miskonsepsi persoal saat postest : Persentase penurunan jumlah siswa yang miskonsepsi Persentase perhitungan dapat disajikan melalui diagram pada Gambar 1. 100,00% 80,00% 60,00% Pretest 40,00% Postest 0,00% Reduksi 0,00% 1 3 4 5 6 7 8 9 Nomor Soal Gambar 1 Diagram Persentase Jumlah Siswa yang Miskonsepsi Saat Pretest dan Postest Jawaban beserta alasan siswa yang salah dalam menjawab soal dapat menunjukkan bentuk miskonsepsi yang di alami oleh siswa. Selain itu, hasil analisis jawaban dan alasan siswa dapat mengindikasikan perubahan konseptual yang terjadi pada siswa. Berikut bentuk miskonsepsi dan perubahan konseptual berdasarkan analisis jawaban dan alasan siswa yang disajikan tiap konsep untuk masing-masing soal pada Tabel 4, 5 dan 6.

6 Tabel 4 Bentuk Miskonsepsi dan Perubahan Konseptual Siswa Konsep Grafik x-t No. Bentuk Miskonsepsi Nomor 1 Nomor 4 Nomor 7 Pr Po PK Pr Po PK Pr Po PK grafik posisi-waktu (x-t) 1 dengan garis linear horizontal searah waktu 1 0 +1 0 0 0 3 0 +3 itu menunjukkan benda bergerak maju grafik posisi-waktu (x-t) dengan garis linear menunjukkan benda 7 1 +6 5 0 +5 0 0 0 bergerak dengan kecepatan konstan 3 grafik posisi-waktu (x-t) dengan garis linear horizontal searah waktu 0 0 0 8 0 +8 0 0 0 di bawah nol (negatif) menunjukkan benda bergerak mundur 4 grafik posisi-waktu (x-t) dengan garis linear 0 0 0 0 0 0 4 0 +4 horizontal searah waktu itu adalah grafik GLB 5 Siswa mengartikan bahwa diam sama artinya bergerak konstan 0 0 0 0 0 0 1 4-3 (stabil) 6 siswa beranggapan bahwa percepatan dan kecepatan adalah penyebab suatu benda bergerak 0 0 0 0-0 0 0 Tabel 5 Bentuk Miskonsepsi dan Perubahan Konseptual Siswa Konsep Grafik v-t No. Bentuk Miskonsepsi Nomor Nomor 5 Nomor 8 Pr Po PK Pr Po PK Pr Po PK 1 pada grafik kecepatanwaktu (v-t) jika grafik menanjak selalu berarti 0 0 0 4 0 +4 8 0 +8

7 No. 3 4 Bentuk Miskonsepsi bertambah kecepatannya bahwa garis grafik yang menanjak menggambarkan lintasan benda bahwa benda yang memiliki kecepatan di bawah nol (negatif) berarti benda semakin lambat semakin laju kecepatan, waktu yang dibutuhkan semakin besar Nomor Nomor 5 Nomor 8 Pr Po PK Pr Po PK Pr Po PK 4 0 +4 0 0 0 1 0 +1 1 3-3 4-1 4 0 +4 6 0 +6 0 0 0 0 0 0 5 6 7 Siswa membaca grafik secara terbalik (dari kecepatan akhir ke kecepatan awal) Siswa menyatakan grafik berdasarkan kaidah sudut kecepatan bernilai negatif itu tidak ada, atau menunjukkan benda diam 0 0 0 7 0 +7 0 0 0 1 0 +1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4 0 Tabel 6 Bentuk Miskonsepsi dan Perubahan Konseptual Siswa Konsep Grafik a-t No. Bentuk Miskonsepsi Nomor 3 Nomor 6 Nomor 9 Pr Po PK Pr Po PK Pr Po PK percepatan dan 1 kecepatan serta posisi 13 8 +5 15 0 +15 11 5-6 adalah konsep yang sama grafik v-t yang menanjak dari nol adalah GLB 4 0 +4 0 0 0 1 0 +1

8 No. Bentuk Miskonsepsi Siswa kesulitan 3 memahami konsep GLBB diperlambat Keterangan : Pr Po PK + PK - Nomor 3 Nomor 6 Nomor 9 Pr Po PK Pr Po PK Pr Po PK 0 0 0 0 0 0 3 1-9 : Jumlah siswa yang miskonsepsi saat pretest : Jumlah siswa yang miskonsepsi saat postest : Perubahan konseptual miskonsepsi ke tidak miskonsepsi : Perubahan konseptual tidak miskonsepsi ke miskonsepsi Signifikansi Penurunan Tujuan melakukan uji McNemar adalah untuk membuktikan apakah hipotesis nol (H0) yaitu tidak terdapat penurunan yang signifikan antara jumlah siswa yang miskonsepsi sebelum dan sesudah diberikan simulasi PhET atau Hipotesis alternatif (Ha) yaitu terdapat penurunan yang signifikan antara jumlah siswa yang miskonsepsi sebelum dan sesudah diberikan simulasi PhET yang akan diterima. Hasil uji McNemar menunjukkan penurunan jumlah miskonsepsi siswa yang signifikan (Ha diterima) yang disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Signifikansi Penurunan Jumlah Miskonsepsi Siswa Soal Sel McNemar χ Penurunan jumlah miskonsepsi siswa A B C D Positif Negatif 1 1 1 4 4 19,36 Signifikan - 1 15 1 7,69 Signifikan - 3 3 9 5 13 6,3 Signifikan - 4 1 4 3 18,375 Signifikan - 5 6 4 18 11,5 Signifikan - 6 1 10 17 10,31 Signifikan - 7 7 6 15 8,47 Signifikan - 8 9 17 10,31 Signifikan - 9 1 17 10 4,08 Signifikan - Rata-rata 10,675 Signifikan - Efektivitas remediasi PhET Efektivitas Physics Education Technology (PhET) dalam meremediasi miskonsepsi 30 siswa kelas X MIA 1 dalam membaca grafik pada materi gerak lurus dapat diketahui dengan menghitung harga proporsi penurunan jumlah miskonsepsi baik untuk masing-masing soal maupun keseluruhan soal dengan berpedoman pada diagram Barometer John Hattie. Jika <0,0 efektivitasnya negatif; jika antara 0,0-0,4 efektivitasnya rendah; jika antara 0,4-1,0 efektivitasnya sedang; dan jika >1,0 efektivitasnya tinggi (Sutrisno, 011: ). Hasil perhitungan disajikan pada Tabel 8.

9 Tabel 8 Efektivitas Harga Proporsi Remediasi Menggunakan PhET Nomor Soal S0 St ΔS Tingkat Efektivitas 1 9 7 0,76 Sedang 15 3 0,80 Sedang 3 19 8 0,58 Sedang 4 8 5 0,8 Sedang 5 3 5 0,78 Sedang 6 8 1 0,57 Sedang 7 8 0,63 Sedang 8 0 4 0,80 Sedang 9 8 19 0,3 Rendah Rata-rata 0,673 Sedang Pembahasan Konsep grafik posisi terhadap waktu (x-t) mengalami penurunan sebesar 65,56 %. Namun dari 30 siswa X MIA 1 masih ada yang miskonsepsi dan keliru dalam memberikan alasan sehingga pilihan ganda mereka benar namun alasan mereka masih kurang tepat, seperti Karena garis linear horizontal searah waktu berada di atas nol, Karena posisi garis di bawah nol atau negatif atau Karena berada di posisi nol dari alasan mereka terlihat bahwa mereka tidak paham sama sekali tentang grafik x-t yang menunjukkan benda tidak bergerak (diam) melainkan mereka hanya hafal bahwa bentuk grafik x-t yang menunjukkan benda tidak bergerak (diam) adalah berbentuk garis linear horizontal searah waktu di atas nol, di nol dan di bawah nol. Konsep grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) mengalami penurunan sebesar 51,1 %. Namun dari 30 siswa X MIA 1 masih ada yang sulit dalam memberikan alasan. Sebagai contoh pada soal nomor siswa menjawab bahwa grafik v-t yang menanjak dari nol menunjukkan benda semakin cepat dengan alasan Karena berawal dari nol, dalam hal ini siswa masih mengalami miskonsepsi yang disebabkan reasoning yang tidak lengkap (Suparno, 005: 60). Selain itu masih ada siswa yang belum memahami tentang konsep besaran vektor, sehingga kecepatan bernilai negatif dianggap tidak ada atau benda dianggap diam. Konsep grafik percepatan terhadap waktu (a-t) mengalami penurunan sebesar 40% dan merupakan penurunan yang paling rendah dibandingkan penurunan miskonsepsi pada konsep grafik lain. Terdapat 6 siswa mengalami perubahan konseptual ke arah negatif atau menjadi miskonsepsi karena beranggapan percepatan dan kecepatan serta posisi adalah konsep yang sama. Bentuk miskonsepsi ini hanya terjadi pada soal nomor 9. Signifikansi yang paling besar artinya jumlah siswa yang pada pretest miskonsepsi kemudian pada postest menjadi tidak miskonsepsi (- ke +) jauh lebih besar jika dibandingkan siswa yang pada pretest tidak miskonsepsi kemudian pada postest menjadi miskonsepsi (+ ke -). Berdasarkan hasil, konsep grafik x-t merupakan yang paling signifikan, terlihat signifikansi perubahan jumlah miskonsepsi siswa pada dua soal yang mewakili konsep grafik x-t yaitu nomor 1 dan nomor 4 adalah yang tertinggi. Namun soal lain yang mewakili konsep grafik

x-t yaitu soal nomor 7 signifikansinya tidak terlalu tinggi yaitu pada urutan ke-6. Hal ini membuktikan dengan pembelajaran PhET siswa akan lebih mudah memahami soal grafik x-t jika berbentuk soal yang menanyakan benda diam atau bergerak, namun siswa sedikit sulit memahami jika soal konsep grafik x-t tersebut berbentuk pilihan grafik x-t, v-t dan a-t yang identik. Pada konsep grafik v-t yang diwakili soal nomor, 5 dan 8 terlihat bahwa perubahan miskonsepsi siswa paling signifikan diantara ke-3 soal tersebut adalah soal nomor 5, kemudian nomor 8 dan diikuti nomor. Jika dibandingkan antara soal nomor, 5 dan 8 tingkat kesukaran yang paling tinggi adalah pada soal nomor 8 dan yang tingkat kesukarannya paling rendah atau dianggap soal yang lebih mudah dibandingkan dengan soal lainnya adalah nomor, tetapi signifikansi perubahan jumlah miskonsepsi siswa pada nomor jauh lebih rendah dibandingkan dengan nomor 5 dan 8. Hal ini dikarenakan pada soal nomor siswa yang menjawab benar saat pretest sudah cukup banyak. Sehingga untuk mencari signifikansi perubahan jumlah miskonsepsi siswa, siswa yang menjawab benar saat pretest dan kemudian menjawab benar lagi pada postest tidak diperhitungkan, karena hal tersebut menunjukkan tidak terjadinya perubahan pada konsepsi siswa dan bukan merupakan fokus dalam penelitian ini. Signifikansi perubahan jumlah miskonsepsi siswa paling rendah yaitu pada konsep grafik a-t yang terdiri dari nomor 3, 6 dan 9. Signifikansi perubahan jumlah miskonsepsi siswa paling rendah dibandingkan 8 soal lain nomor 9 adalah yang paling rendah. Jumlah siswa yang miskonsepsi saat pretest dan tidak mikonsepsi saat postest hanya 10 orang. Sedangkan siswa yang miskonsepsi saat pretest dan masih tetap miskonsepsi saat postest adalah 17 orang, sesuai dengan pembahasan pada penurunan jumlah miskonsepsi siswa yaitu PhET mengalami kesulitan dalam meremediasi bentuk miskonsepsi siswa beranggapan percepatan dan kecepatan serta posisi adalah konsep yang sama, dan sulit untuk menciptakan suasana kelas yang lebih kondusif untuk proses pembelajaran metode praktikum serta kemampuan dan minat belajar siswa yang kurang. Hasil analisis menunjukkan PhET paling efektif dalam meremediasi subjek penelitian pada soal nomor 4 yaitu konsep grafik x-t yang menanyakan gerak benda ditunjukkan grafik posisi terhadap waktu (x-t) dengan garis linear horizontal searah waktu di bawah nol. Efektivitas ini terbukti dari kemampuan PhET meremediasi 8 orang subjek penelitian dengan berbagai bentuk miskonsepsi yang terjadi saat mengerjakan soal nomor 4 pada pretest menjadi 5 orang saat postest. Efektivitas PhET paling rendah yaitu remediasi pada soal nomor 9 yaitu konsep grafik a-t yang menyuruh siswa menggambarkan grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) jika grafik percepatan terhadap waktu (a-t) ditunjukkan dengan garis antara titik A-B linear horizontal searah waktu di atas nol, B-C linear horizontal searah waktu di nol dan C-D linear horizontal searah waktu di bawah nol. Pada soal ini, PhET hanya mampu meremediasi 9 orang subjek penelitian dari 8 orang mengalami miskonsepsi saat pretest menjadi 19 orang yang masih mengalami miskonsepsi saat postest. Hasil ini bukan semata-mata efektivitas dari PhET itu sendiri, melainkan kemampuan peneliti dalam menciptakan suatu pembelajaran dengan menggabungkan pendekatan saintifik, metode inkuiri 10

11 terbimbing dan media simulasi Physics Education Technology (PhET) yang bertujuan untuk meremediasi miskonsepsi siswa dalam membaca grafik pada materi gerak lurus. Secara umum bentuk-bentuk miskonsepsi dalam membaca grafik pada materi gerak lurus yang muncul saat pretest berhasil direduksi dengan remediasi menggunakan media simulasi PhET. Menurut Mursalin (013) Simulasi PhET berbantuan lembar kerja dapat digunakan untuk meremediasi dan meminimalkan miskonsepsi, oleh karena itu peneliti membuat Lembar Kerja Siswa yang berisi langkah-langkah dalam menggunakan simulasi PhET dengan tujuan agar siswa mendapatkan hasil yang berlawanan dengan konsep awalnya. Menurut Suparno (005: 105) bila dalam simulasi siswa menemukan data yang sangat berbeda dengan yang mereka pikirkan sebelumnya, maka siswa akan mengalami konflik dalam pikirannya (konflik kognitif) sehingga mengalami perubahan konseptual dalam diri siswa. Contoh perubahan konseptual yang terjadi yaitu siswa yang memiliki konsepsi awal (prakonsepsi) bahwa bentuk grafik x-t dengan bentuk garis linear horizontal sejajar waktu menunjukkan benda bergerak konstan (stabil). Konsepsi awal ini adalah miskonsepsi. Kemudian siswa tersebut melakukan praktikum dengan PhET berbantuan Lembar Kerja Siswa untuk membuktikan konsepsi awal tersebut keliru atau tidak. Setelah melakukan praktikum, siswa mendapatkan data yang membuktikan bahwa grafik x-t dengan bentuk garis linear horizontal sejajar waktu menunjukkan benda diam, konsepsi ini jelas bertentangan dengan konsepsi awal siswa tersebut sehingga muncul konflik kognitif. Peneliti mengajak siswa tersebut melakukan praktikum simulasi PhET lagi namun pada titik-titik posisi yang berbeda-beda, sehingga siswa yang mengalami konflik kognitif tersebut secara perlahan mengganti konsepsi awalnya yang bertentangan dengan menerima konsepsi baru yang dia dapatkan saat melakukan praktikum dan pada proses ini perubahan konseptual terjadi pada siswa tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan Adapun simpulan berdasarkan rumusan masalah yaitu sebagai berikut: (1). Pada pretest persentase jumlah miskonsepsi siswa konsep grafik posisi terhadap waktu (x-t) yaitu 87,78%; untuk persentase konsep grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) yaitu 64,45%; dan untuk persentase konsep grafik percepatan terhadap waktu (a-t) yaitu 83,33%. Pada postest persentase konsep grafik posisi terhadap waktu (x-t) yaitu,%; untuk persentase konsep grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) yaitu 13,33%; dan untuk persentase konsep grafik percepatan terhadap waktu (a-t) yaitu 43,33%; (). Perhitungan uji McNemar menunjukkan terjadi penurunan yang signifikan pada jumlah siswa yang miskonsepsi dalam membaca grafik pada materi gerak lurus setelah diberikan media simulasi Physics Education Technology (PhET) yaitu didapat χ hitung (10,675) > χ tabel (3,84); (3). Tingkat efektivitas remediasi media simulasi Physics Education Technology (PhET) terhadap miskonsepsi dalam membaca grafik pada materi gerak lurus tergolong sedang (0,41-0,70) yaitu sebesar 0,673 atau 67,3%.

1 Saran Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: (1). Remediasi dengan menggunakan fasilitas laptop (komputer) akan lebih baik jika setiap siswa membawa laptop (komputer) dibandingkan praktikum kelompok dengan fasilitas hanya satu laptop (komputer) agar siswa lebih konsentrasi dan mudah dalam mengikuti pembelajaran; (). Remediasi menggunakan media simulasi Physics Education Technology (PhET) dapat menjadi alternatif bagi guru untuk memperbaiki miskonsepsi siswa bukan hanya dalam membaca grafik pada materi gerak lurus, melainkan konsep-konsep fisika yang lain, dengan pertimbangan terdapat ratusan bentuk simulasi konsep fisika di dalamnya; (3). Untuk penelitian selanjutnya, pembuatan Lembar Kerja Siswa berisi panduan menggunakan media simulasi Physics Education Technology (PhET) agar lebih dikembangkan semudah dan seefektif mungkin bagi siswa dalam proses remediasi. DAFTAR RUJUKAN Dubson, Michael. 014, July. PhET Interactive Simulations Effective Classroom Use. NSF Experienced Faculty Workshop. Physics Dept University of Colorado at Boulder. Kamaludin. 013. Remediasi Miskonsepsi Siswa Pada Gerak Lurus Melalui Graphic Organizer Kelas X SMA. Pontianak: FKIP Untan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 015. TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study). (online). (http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei-internasional-timss, diakses Maret 015). Mursalin. 013. Model Remediasi Miskonsepsi Materi Rangkaian Listrik Dengan Pendekatan Simulasi PhET. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. (online). (http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpfi, diakses Maret 015) Pujianto, Agus. 013. Analisis Konsepsi Siswa Pada Konsep Kinematika Gerak Lurus. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT). 1 (1): 16-1. Salirawati, Das. 011. Pengembangan Instrumen Pendeteksi Miskonsepsi Kesetimbangan Kimia Pada Peserta Didik SMA. Jurnal Pendidikan dan Evaluasi Pendidikan. 15 (): 3-49. Sugiyono. 01. Statistika Untuk Penelitian. (Cetakan ke-1). Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 014. Metode Penelitian Pendidikan. (Cetakan ke-0). Bandung: Alfabeta. Suparno, Paul. 005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: GRASINDO. Sutrisno, L. 011. Ukuran Efektivitas. (online). (http://issuu.com/ptkpost/docs/041011, diakses Maret 015). Tipler, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi ke-3 Jilid 1. (alih bahasa: Lea Prasetyo & Rahmad W. Adi). Jakarta: Erlangga.