BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sadar. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh peran

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bernegara seperti organisasi pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Runtunuwu (2015)

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. organisasi disamping modal, material, mesin, dan sumber daya lainnya. Oleh

PENDAHULUAN. Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan modal penting yang

BAB I PENDAHULUAN. kepadanya dengan baik dan benar sesuai peraturan yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari tingkat pusat hingga tingkat daerah. memberikan sumbangan yang optimal bagi perusahaan. Dan salah satu faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dan. bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang menimbulkan persaingan diantara pelaku-pelaku ekonomi akan

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya untuk bereaksi secara sukarela dan positif terhadap sasaransasaran

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang dapat menunjukan kelebihan atau keunggulan yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan sumber daya manusia merupakan modal dasar dalam menentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu organisasi. Dalam setiap perusahan maupun dalam sebuah instansi pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Terkait dengan penilaian kinerja, dalam pasal 75 UU ASN disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan sesuai tuntutan perkembangan masyarakat. digunakan untuk mempromosikan dirinya dalam mengembangkan karirnya.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan maupun kebudayaan menuntut setiap individu untuk mempunyai daya. pendidikan, pekerjaan maupun kebudayaan tersebut.

2015 PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, dan persaingan, tetapi juga perlu menganalisis faktor internal

BAB I PENDAHULUAN. atau instansi sering mengalami kendala yang meliputi perubahan informasi,

BAB I PENDAHULUAN. mampu beroperasi dengan baik tanpa bantuan manusia. kegiatannya membutuhkan pegawai yang ahli pada bidangnya.

BAB I PENDAHULUAN. semakin modern, jaringan fisik serta pelayanan sarana dan prasarana nasional

BAB I PENDAHULUAN. aset utama dari suatu instansi maupun perusahaan. Setiap sistem organisasi baik

BAB I PENDAHULUAN. orang yang terbagi menjadi karyawan direktorat, non- direktorat, proyek dan

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur Negara

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, untuk

2015 PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dalam perusahaan untuk mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012

BAB I PENDAHULUAN. penggerak seluruh aktivitas perusahaan (Larasati, 2014). Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang muncul. Organisasi dalam era persaingan haruslah memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat erat kaitannya dengan

I. PENDAHULUAN. (SDM) lah yang dapat mendayagunakan sumber-sumber daya organisasi lainnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN. Pos Indonesia merupakan sebuah badan usaha milik negara (BUMN)

BAB I PENDAHULUAN. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. cabang Purbaleunyi adalah Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean

BAB 1 PENDAHULUAN. akan berkurang. Menciptakan kepuasan kerja karyawan tidaklah mudah karena

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pengembangan organisasi tersebut antara lain, finansial,

BAB I PENDAHULUAN. menuntut adanya profesionalisme dalam bekerja.

BAB 1 PENDAHULUAN. pekerjaan dengan menggunakan seluruh sumber daya manusia. Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan profesionalisme. Pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. (Hariandja, 2002). Menurut Sumarsono (2003), Sumber Daya Manusia atau human

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Madrasah Tsanawiyah Kifayatul Achyar

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas suatu perusahaan dalam menapai tujuan tersebut diperlukan pengelolaan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan keterbatasan di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan maka akan dapat diketahui kesalahan-kesalahan dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. berbagai faktor produksi dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang dikenal

BAB 1 PENDAHULUAN. dukungan dari pegawai yang kompeten dan terampil. maka kemungkinan untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola

BAB I PENDAHULUAN. sehingga proses pencapaian tujuan pun terhambat. Tingkat kepedulian

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan bersama. Setiap organisasi memerlukan sumber daya manusia, karena sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. manusia secara profesional, di harapkan pegawai bekerja secara produktif.

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era globalisasi yang akan membawa dampak terhadap perubahan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan sistem manajamen yang dapat mendorong organisasi agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Banyak negara menerapkan prinsip good governance dengan mengadopsi

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. banyak memberikan perhatian pada kontribusi dari fungsi masing-masing individu

BAB I PENDAHULUAN. penting yaitu untuk mendapatkan laba semaksimal mungkin dan mempertahankan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. PT. Kereta Api (Persero) DAOP II Bandung dituntut agar selalu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau organisasi mempunyai alat-alat teknologi yang canggih, namun

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan, organisasi maupun dalam sebuah instansi pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. PN Taspen memperoleh kantor sendiri di Jl. Merdeka no 64 Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia yang baik merupakan kunci sukses tercapainya tujuan instansi.

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan yang sangat dominan dalam aktifitas organisasi, karena

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Karyawan atau tenaga kerja merupakan asset utama dan sangat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap organisasi sangat dipengaruhi oleh lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal. Khusus lingkungan internal yang secara langsung mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan internal mempengaruhi langsung setiap pelaksanaan program kebijakan organisasi. Elemen utama yang mempengaruhi lingkungan internal adalah sumber daya manusia organisasi karena semua yang ada di dalam organisasi, dilaksanakan dan dikendalikan oleh sumber daya manusia. Dengan demikian, sumber daya manusia sangat menentukan kesuksesan organisasi mencapai tujuannya. Menurut Hasibuan (2013), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efesien, membantu terwujudnya tujuan perusahaan,karyawan dan masyarakat. Dalam era globalisasi, masalah sumber daya manusia harus dikelola dengan baik karena peranan utama sumber daya manusia yang dikelola dengan baik dapat menentukan eksistensi, efektivitas, dan efisiensi organisasi termasuk organisasi di pemerintahan. Eksistensi dimaksud adalah mengacu dan merujuk kepada kemampuan organisasi untuk dapat tetap memberikan pelayanan berupa jasa kepada semua pemangku kepentingan. Efektivitas merupakan kemampuan organisasi untuk dapat mencapai tujuan serta melaksanakan tugas dan fungsi serta 1

2 peranan organisasi sesuai ketentuan sedangkan efisiensi kemampuan organisasi mencapai tujuan serta melaksanakan fungsi dan peranan dengan menggunakan sumber daya seoptimal mungkin. Jadi, tanpa sumber daya manusia tidak mungkin instansi atau organisasi pemerintah dapat untuk tetap eksis dan dapat melaksanakan tugas dan fungsi serta peranannya Sumber Daya Manusia mempunyai peranan utama dalam setiap kegiatan organisasi sekalipun organisasi mampu menyediakan sarana dan prasarana memadai tetapi tanpa dukungan sumber daya manusia yang mumpuni dan berkompetensi serta memiliki etos kerja, sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas pelaksanaan tugas dan pekerjaan dengan upaya optimal maka semua kegiatan instansi organisasi Pemerintah tidak akan dapat beroperasi dengan efektif dan efisien. Dalam menyelenggarakan kegiatan di setiap organisasi pemerintahan selalu bertujuan untuk melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan. Dengan demikian tugas, fungsi dan peran pegawai negeri sebagai sumber daya manusia sangatlah penting karena pegawai negeri merupakan unsur aparatur negara yang melaksanakan pemerintahan dan pembangunan dalam usaha mencapai tujuan nasional. Jadi unsur manusia merupakan salah satu unsur yang penting karena manusia selalu berperan aktif dan menentukan dalam suatu organisasi. Menyadari pentingnya peranan pegawai negeri tersebut pemerintah melalui pimpinan organisasi pemerintahan telah banyak melakukan kegiatan untuk memberdayakan pegawai negeri untuk menjadi sumber daya manusia yang

3 handal, sehingga memiliki kemampuan kerja dan intelektual yang bermuara kepada memiliki produktivitas optimal di dalam setiap pelaksanaan pekerjaan dan tugas dalam upaya pencapaian organisasi dan tujuan nasional. Hal tersebut sesuai dengan isi dan penjelasan pada Undang-undang Nomor 43 tahun 1999 tentang Pokok-pokok kepegawaian yang dalam satu penjelasannya menyatakan bahwa kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan nasional sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya pegawai negeri. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti berkeyakinan bahwa dengan sumber daya manusia yang handal maka kegiatan pemerintahan dan pembangunan akan berjalan dengan lancar. Karena itu semua pimpinan organisasi pemerintahan berupaya keras dan sekuat tenaga serta pikiran untuk dapat dan mampu membentuk sumber daya manusia handal di dalam organisasi. Pada umumnya, pimpinan organisasi melakukan kebijakan untuk meningkatkan sumber daya manusia organisasi melalui motivasi, promosi jabatan, kepemimpinan dan keteladanan, peningkatan disiplin, pembentukan budaya organisasi dan kerja, lingkungan kerja kondusif, pendidikan dan pelatihan (DIKLAT), baik pendidikan fungsional, teknis dan maupun kepemimpinan. Kebijakan pendidikan dan pelatihan terus didukung oleh pemerintah pusat dengan secara berkelanjutan dan terukur meningkatkan tunjangan dan penghasilan (kompensasi) bagi seluruh pegawai negeri. Di samping itu, penegakan hukum secara berkelanjutan diterapkan oleh pimpinan organisasi terhadap para pegawai yang melanggar disiplin dan peraturan yang berlaku.

4 Semua upaya tersebut dilaksanakan oleh pimpinan organisasi dalam rangka untuk menciptakan tenaga kerja (SDM) dengan tingkat produktivitas optimal. Menurut Widodo Eko Suparno (2015), produktivitas merupakan masalah penting bagi organisasi atau perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Ditambahkan oleh beliau bahwa keberhasilan suatu organisasi dalam meningkatkan produktivitas akan sangat mendukung kemampuan mencapai tujuan karena dengan lebih produktif maka organisasi dapat mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Di samping itu menurut peneliti, masalah produktivitas semakin penting bagi organisasi karena lingkungan perusahaan berubah dengan sangat cepat termasuk perubahan kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman. Berdasarkan pengamatan yang telah dilaksanakan oleh peneliti terhadap indikator tingkat produktivitas pekerja di tempat penelitian dalam hal ini Biro Hukum Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan RI seperti kemampuan peningkatan hasil yang dicapai, semangat kerja, pengembangan diri, mutu kerja dan efisiensi masih belum profesional dan terjadi pelanggaran terhadap peraturan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai unsur aparatur negara dan abdi masyarakat, sehingga produktivitas pekerja masih belum memuaskan dan perlu ditingkatkan. Untuk meningkatkan produktivitas pekerja banyak faktor yang berpengaruh dan menentukan. Faktor tersebut sudah menjadi perhatian para pakar manajemen sumber daya manusia. Menurut kesimpulan peneliti faktor dimaksud terdiri: faktor mental dan faktor non mental. Adapun faktor mental adalah: motivasi, disiplin, etika kerja, kepemimpinan sedangkan faktor non mental antara

5 lain keterampilan, kompensasi, lingkungan kerja, teknologi dan manajemen. Pada penelitian ini peneliti fokus pada tiga faktor atau variabel bebas yang menentukan produktivitas atau variabel terikat, yaitu: budaya organisasi, disiplin dan lingkungan kerja. Budaya organisasi menurut Stephen Robbin. P dan Judge A. Timothy (2015) budaya organisasi mengacu kepada sebuah sistem yang memberikan nilai utama dan penting yang dipegang dan dilaksanakan serta dipertahankan oleh semua anggota organisasi yang membedakan organisasi dengan organisasi lain. Disini jelas bahwa budaya organisasi merupakan nilai utama yang dipertahankan dan dilaksanakan oleh para anggota karena sudah terbukti menyebabkan organisasi eksis dan berbeda dengan organisasi lain. Selain variabel bebas budaya organisasi yang menentukan produktivitas adalah disiplin kerja menurut Hasibuan yang dikutip oleh Barnawi (2012), disiplin kerja yaitu kemampuan kerja seseorang untuk secara teratur, tekun, terusmenerus, dan bekerja sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dengan tidak melanggar aturan-aturan yang sudah ditetapkan. Disiplin kerja pada dasarnya selalu diharapkan menjadi ciri setiap sumber daya manusia dalam organisasi, karena dengan kedisiplinan, diharapkan organisasi akan lebih berjalan dengan baik. Disiplin mempunyai pengaruh positif terhadap produktivitas pegawai, Disiplin Pegawai Negeri Sipil telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 bahwa Pegawai Negeri Sipil sebagai aparatur negara harus bekerja dengan jujur, tertib, cermat,

6 dan bersemangat untuk kepentingan negara sesuai dengan Pasal 8 ayat 7 serta mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang dan golongan,memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan serta masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 11. Variabel bebas yang menentukan produktivitas kerja adalah lingkungan kerja menurut Sedarmayanti (2009) lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok. Rumusan lain tentang lingkungan kerja oleh Suyotno (2012) mendefinisikan, lingkungan kerja merupakan bagian komponen yang sangat penting di dalam karyawan melakukan aktivitas bekerjanya. Berdasarkan pendapat tesebut di atas, dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan pada saat bekerja, baik yang berbentuk fisik maupun berbentuk non fisik, langsung maupun tidak langsung yang dapat mempengaruhi dirinya dan pekerjaannya saat bekerja. Lingkungan kerja yang baik dapat mendukung pelaksanaan produktivitas sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawan. Semakin baik lingkungan kerjanya, maka semakin meningkat pula produktivitas para karyawan. Dengan demikian, organisasi seharusnya menyediakan lingkungan kerja yang baik, seperti lingkungan fisik maupun non fisik dan untuk menciptakan produktivitas yang tinggi, sumber daya manusia perlu diperhatikan agar dapat bekerja secara efisien

7 sehingga dapat mencapai tujuan organisasi dan memberikan kontribusi positif bagi organisasi. Tempat dan objek penelitian ini adalah budaya organisasi, disiplin dan lingkungan kerja pada Pegawai Negeri Sipil di Biro Hukum Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan RI yang berlokasi di Jl. Merdeka Barat No. 13-14 Jakarta Pusat. Setelah penulis melakukan observasi kepada pada Pegawai Negeri Sipil di Biro Hukum Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan, fenomena yang terjadi di Biro Hukum tidak sesuai dengan teori yang telah dipaparkan di atas. Berikut adalah gambaran secara umum dari data hasil survey (prariset) terhadap 24 pegawai tetap di Biro Hukum Sekjen Kemhan. TABEL 1.1 HASIL PRARISET DI BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTAHANAN No Pernyataan Jawaban Ya Tidak 1 Pegawai sering tidak melaksanakan apel pagi 14 10 dan siang untuk mengecek kelengkapan personil 2 Pegawai banyak yang tidak menggunakan 13 11 atribut seragam sesuai aturan yang telah ditentukan 3 Pegawai banyak yang pulang kantor tidak sesuai 15 9 jam kerja dan tidak masuk kerja dengan alasan yang diragukan 4 Keadaan lingkungan kerja saya nyaman (bersih 14 10 dan rapi) sehingga membuat saya bekerja dengan baik TOTAL 56 40 PRESENTASE 58 % 42% Sumber : Kuesioner Pribadi Pegawai (2016)

8 Berdasarkan hasil pra survey yang penulis lakukan terhadap 24 orang responden di Biro Hukum Sekjen Kemhan, terdapat 14 responden Pegawai sering tidak melaksanakan apel pagi dan siang dengan alasan tertentu hal ini berhubungan dengan fenomena terkait yaitu budaya organisasi yang terjadi pada pegawai. Kementerian Pertahanan memiliki budaya organisasi yaitu melakukan kegiatan apel pagi dan siang untuk mengecek kelengkapan dari personil tetapi masih terdapat sebagian pegawai yang terlambat datang dalam bekerja sehingga tidak mengikuti apel pagi yang menjadi rutinitas tiap hari, seharusnya bisa selalu diikuti oleh para pegawai dikarenakan apel pagi merupakan kegiatan untuk mengecek kekuatan personil dan berhubungan dengan produktivitas kerja yang akan dicapai. Tidak hanya itu saja, permasalahan yang sering terjadi pada pegawai yaitu masih terdapat pegawai yang datang ke kantor tidak tepat waktu dan masih terdapat pegawai yang tidak mengenakan seragam sesuai aturan yang telah ditentukan. Dengan demikian, disiplin kerja yang ditunjukkan oleh pegawai dalam prariset ini tergolong masih belum maksimal. Rendahnya disiplin kerja dipengaruhi oleh kurangnya perhatian dan pengawasan dari pemimpin terhadap terhadap pegawai dalam meningkatkan profesionalisme bekerja. Mengenai lingkungan kerja terdapat 10 responden yang tidak nyaman dengan kebersihan dan kerapihan ruang kerja. Hal ini mungkin dikarenakan ruangan yang tidak memadai menyebabkan terjadinya penyimpanan serta penumpukan arsip yang tidak tertata dengan rapi sehingga mengganggu kebersihan lingkungan kerja dengan adanya bau yang tidak sedap.

9 Sebenarnya ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkah laku para pegawai, namun secara nyata sesuatu yang ada di sekelilingnya yang secara langsung dapat mempengaruhi proses ia bekerja dan menghasilkan produktivitas tinggi. Dilihat dari data yang diperoleh tentang laporan absensi pegawai yang berjumlah 60 orang selama periode selama periode Oktober 2015 September 2016 ditunjukkan pada tabel 1.2 TABEL 1.2 REKAPITULASI DATA ABSENSI PERSONIL BIRO HUKUM SETJEN KEMHAN PERIODE BULAN OKTOBER 2015 SEPTEMBER 2016 Bulan Jumlah Pegawai Alasan Ketidakhadiran Pegawai Dinas Sakit Izin Luar Oktober 2015 60 2 1 3 November 2015 60-3 - Desember 2015 60 1 2 - Januari 2016 60 2 1 3 Februari 2016 60 3 - - Maret 2016 60-1 - April 2016 60-1 - Mei 2016 60-2 3 Juni 2016 60 3 1 1 Juli 2016 60 2 1 - Agustus 2016 60 3 1 3 September 2016 60 2 - - Sumber : Diolah dari data Primer Rekapitulasi Absensi Pegawai Biro Hukum Setjen Kemhan (2016) Dari data diatas, dapat dilihat bahwa masih ada pegawai Biro Hukum Setjen Kemhan yang tidak hadir dengan alasan yang tidak tepat. Hal ini apabila dibiarkan terus menerus nantinya akan memberikan permasalahan yang serius bagi organisasi secara keseluruhan karena ketidakhadiran pegawai dalam bekerja dapat menyebabkan produktivitas kerja pegawai menurun. Hal ini dapat

10 dijelaskan bahwa jika pegawai tidak hadir dalam bekerja maka tugas yang dibebankan kepadanya akan terbengkalai dan tidak selesai sesuai dengan yang diharapkan dan hal ini dapat menimbulkan ketidakefektifan dan ketidakefisienan seseorang dalam bekerja, lebih jauh lagi terjadi penurunan produktivitas pegawai. Berdasarkan beberapa fenomena yang terjadi, penegakan disiplin kerja sangat penting dikaitkan dengan upaya peningkatan produktivitas kerja pegawai Dengan adanya permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui apakah budaya organisasi, disiplin dan Lingkungan Kerja ada pengaruhnya terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Biro Hukum Setjen Kemhan. Sehingga peneliti memberikan judul skripsi ini dengan judul : PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, DISIPLIN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTAHANAN. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan permasalahan tersebut maka dirumuskan suatu pertanyaan penelitian sebagai berikut : a. Apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai di Biro Hukum Sekretariat Jendral Kementerian Pertahanan RI. b. Apakah disiplin kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai di Biro Hukum Sekretariat Jendral Kementerian Pertahanan RI. c. Apakah lingkungan kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai di Biro Hukum Sekretariat Jendral Kementerian Pertahanan RI.

11 C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menjelaskan tentang hubungan antara budaya organisasi, disiplin kerja dan lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja pegawai di Biro Hukum Sekretariat Jendral Kementerian Pertahanan RI. Adapun tujuan penelitian adalah: a. Menganalisis konstribusi (sumbangan) antara Budaya organisasi, disiplin kerja dan lingkungan kerja terhadap tingkat produktivitas kerja pegawai. b. Menemukan formula korelasi antara Budaya organisasi, disiplin kerja dan lingkungan kerja terhadap tingkat produktivitas kerja pegawai. 2. Konstribusi Penelitian a. Manfaat teoritis penelitian ini adalah untuk dapat berguna bagi pengembangan ilmu manajemen Sumber Daya Manusia secara multi dimensi terutama yang berkaitan dengan produktivitas pegawai dikaitkan dengan fungsi budaya organisasi, disiplin kerja dan lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja pegawai. b. Manfaat praktis penelitian ini adalah Kementerian Pertahanan RI, dalam hal ini Biro Hukum Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan RI, dengan harapan hasil penelitian dapat memberikan rekomendasi yang dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mengoptimalkan budaya oraganisasi, disiplin kerja dan lingkungan kerja guna dapat memperbaiki produktivitas kerja pegawainya.

12 c. Manfaat bagi peneliti adalah menjadi sarana untuk memperluas dan menganalisis masalah-masalah yang berhubungan dengan ilmu manajemen, khususnya manajemen Sumber Daya Manusia.